Tugas Pak Tohardi Raskin.docx

  • Uploaded by: WindiSafitriNur
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Pak Tohardi Raskin.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,821
  • Pages: 4
Seorang warga Desa Korek penerima raskin dari bulog, H. Rofiq merasa lega dengan adanya penggantian beras raskin oleh bulog. Sebelumnya pembagian beras raskin sangat usang sehingga tak layak untuk dikonsumsi. "Memang kemarin itu sangat jelek berasnya. Warnanya coklat, ada yang hitam dan hancur. Intinya tak bisa kalau dimasak. Kita beritahu ke RT, bulog langsung menggantinya," kata bapak dari dua anak. Menyandang predikat haji, dirinya sempat sebagai TKI ke Arab Saudi, namun setelah pulang ia harus menjadi petani. Sehingga memiliki perekonomian cukup kurang mampu. Bersama keluarganya, tinggal satu rumah semi permanen, berjumlah 4 orang anggota keluarga. Raskin sangat membantunya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. "Ya kita sangat terbantu sekali dengan beras raskin ini. Makanya kita selalu berharap raskin bisa kita terima terus. Cuma kemarin kita sempat kecewa dengan beras raskin yang kita terima. Saat mau dimasak, jelek sekali kita tak berani memasaknya," ungkapnya. Tapi setelah mendapat penggantian dari bulog. Berasnya sudah lumayan bagus. Sekarang sudah bisa dimasak dan makan sekeluarga. "Beras pengganti dari bulog ini ( raskin ) sudah kita masak dan kita makan. Berasnya lumayan bagus bisa kita makan," pungkasnya. Kepala Desa Korek H. Munari mengatakan persoalan beras raskin di warganya sudah selesai. Setelah pihak bulog melakukan penggantian beras ke masyarakat. Pihak bulog sendiri, telah meminta maaf terhadap masyarakat dengan menggantinya yang lebih baik. "Jadi pengganti berasnya, layak sekali untuk dikonsumsi. Masyarakat sudah memasaknya. Dan masyarakat sendiri sudah sepakat bahwa tak ada masalah," ujarnya. Meskipun memang saat penerimaan beras raskin sebelumnya. Warga sempat kesal dengan kondisi beras yang tak layak tersebut. Karena memang tak bisa dimasak dari kondisinya yang sangat jelek. "Bulog sudah mengganti berasnya. Jadi tak ada masalah. Sempatnya juga petugas kepolisian datang mencari keterangan. Mungkin maksudnya untuk memanggil pihak bulog. Namun berasnya sudah diganti jadi tak ada masalah," tegasnya.

Ketapang, thetanjungpuratimes.com – Badan Urusan Logistik (Bulog) Kabupaten Ketapang menyiapkan 4.855.860 kg beras miskin (raskin) yang akan dibagikan tahun 2016. Bantuan raskin ini ditujukan bagi 20 kecamatan yang ada di Ketapang ditambah dengan enam kecamatan dari kabupaten kayong utara. Kasi Pelayanan Publik, Bulog Ketapang, Jarau Matu mengatakan tidak ada penambahan atau pengurangan jatah beras dalam program Raskin di wilayah Ketapang untuk tahun 2016. “Jumlahnya sama dengan tahun sebelumnya, Itu untuk 20 kecamatan di Ketapang. Untuk tahun ini tidak ada penambahan juga pengurangan. Sudah berlangsung sejak tahun 2013, kalau tidak salah saya,” ujarnya, Rabu (17/2/2016). Jarau menambahkan bahwa, pihaknya menggunakan data yang diperoleh dari pusat dan hanya tinggal melaksanakan pendistribusian sesuai dengan data tersebut. “Angka penerima bantuan sendiri berasal dari Badan Pusat Statistik, Surat dari Kementrian Sosial yang diberikan ke Bulog, juga ditembuskan ke Gubernur. Bulog Ketapang hanya melakukan pendistribusian sampai pada titik distribusi. Setelah itu bukan tanggung jawab bulog lagi,” tambahnya. Jarau mengungkapkan saat ini yang menjadi kendala dalam penyaluran raskin, yaitu permasalahan lokasii yang jauh dan sulit untuk dijangkau, ditambah lagi kondisi infrastruktur jalan yang jelek.

Di jelaskan Jarau, pihaknya pernah mengadakan survei, sewaktu pagu mengalami perubahan. Misalnya dari 1000 orang penerima, hanya 500 di antaranya yang mendapat jatah raskin. Untuk mencegah kekisruhan dalam pembagian raskin masyarakat Ketapang menerapkan sistem bagi rata. “Di Ketapang sendiri ada semacam kultur budaya, supaya tidak ribut, mereka bagi rata, jadi bisa dapat 5 kg atau berapa, sesuai kesepakatan bersama. Cuma wewenang Bulog tidak sampai di situ, hanya sampai titik distribusi,” tegasnya.

Fenomena jeleknya beras untuk rakyat miskin (Raskin) sudah klasik terjadi di mana-mana. Namun seiring dengan perkembangan ‘era’ kekinian, mestinya hal itu tidak boleh lagi terjadi. Karena harus belajar dari pengalaman yang sudah-sudah dan yang seringkali terjadi. Namun sayangnya hal ini masih saja tetap terjadi. Entah itu unsur kesengajaan yang dilakukan oleh oknum-oknum dan klasik pula mereka mengatakan akan diganti dengan yang lebih baik. Berangkat dari ini, sepertinya ada Raskin yang layak namun yang dikeluarkan lebih dahulu yang tidak layak. Jika terjadi komplain, barulah diganti yang layak. Dan fenomena memprihatinkan itu ditemui media ini di lingkungan Papring, Kelurahan Kalipuro, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi. Pembagian beras miskin (Raskin) di kelurahan setempat ternyata jauh dari rasa senang dan bahagia warga penerima. Yang ada, mereka harus mau menerima dengan lapang dada pemberian Raskin dari pemerintah tersebut karena warga kebanyakan tidak mau ribet dan dikira tidak mau menerima bantuan. "Padahal ini tidak gratis seratus persen Pak. Kami masih bayar kok. Setiap Kepala Keluarga (KK) dapat jatah 15 Kilogram Raskin. Nebusnya sebesar Rp 36 ribu," cetus Warno (69), warga Lingkungan Papring ketika ditemui media ini di kediamannya. Pantauan media ini, Raskin yang baru dikirim oleh gudang Bulog Ketapang, Banyuwangi pada Jumat sore (9/6/17) itu terlihat kekuning-kuningan, agak klawu (tidak putih bersih), bercampur dengan kulit/gabah (las), kerikil hitam kecil-kecil serta banyak menirnya (beras pecah) bahkan juga terlihat ada kutunya. “Untuk menghilangkan kutu dan bau berasnya, terpaksa harus kami beri daun pandan Pak,” tutur Anjani (62), warga Lingkungan Papring lainnya. Di pinggiran lingkungan Papring, media ini juga menemui kondisi Raskin yang sama. Bahkan warga setempat yang tidak mau disebut namanya itu mengaku bahwa beberapa waktu sebelumnya juga mendapat jatah kiriman Raskin yang lebih jelek lagi kualitasnya. "Tapi kami tidak berani omong Pak. Takut keliru sebagai orang kecil," cetusnya.

Kepala Kelurahan Kalipuro, Slamet Suryono dihubungi media ini mengaku memang benar adanya terkait Raskin yang tidak layak tersebut. “Kemarin ada dari Lingkungan Wangkal yang tidak diambil karena minta ganti. Jadi oleh petugas Bulog Ketapang akhirnya diganti dengan Raskin yang lebih baik lagi,” jelasnya lewat sambungan telponenya. Pihak pejabat Bulog yang dikonfirmasi melalui Firman menyatakan pihaknya siap mengganti terkait kualitas Raskin yang jelek tersebut. "Kami akan terjunkan petugas di lapangan. Sesuai SOP, beras akan kami ganti 2x24 jam. Dan kami siap sedia untuk itu," jawab Firman melalui sambungan seluler, Sabtu (10/6/17). Pangan salah satu kebutuhan pokok manusia.Pemerintah sebagai pemegang kebijakan menyadari membantu warga yang tidak mampu. Program beras untuk warga miskin (Raskin) sebuah usaha pemerintah untuk membantu warga miskin memenuhi kebutuhan pangan lewat Bulog (Badan Usaha Logistik).Raskin merupakan salah satu program pro rakyat unggulan pemerintah yang berada dalam kluster pertama. Raskin sendiri dimaksudkan untuk meringankan beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran(RTS).

Awak Media Kalbar komfirmasi pada Rabu 17/01/18 dengan Kasi Gasar Bulog JARAU MATU,SH. “Setiap RTS memperoleh raskin 15 kg/bulan dengan harga Rp 1.600/kg. Raskin yang disalurkan berkualitas medium, tidak bau, dan tidak berkutu. Raskin didistribusikan oleh Perum Bulog ke kantor desa atau kelurahan atau yang biasa disebut titik distribusi. Dari titik distribusi raskin menjadi tanggung jawab pemerintah daerah (Pemda) untuk disalurkan ke RTS. Ada yang langsung disalurkan ke penerima manfaat, ada yang dikelola kelompok masyarakat (Pokmas) dan ada yang melalui perangkat desa RT dan RW.”Jelas Jarau

Di jelaskan lebih lanjut bahwa Program raskin yang dibagikan kepada warga miskin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di seluruh wilayah Indonesia tidak terkecuali di Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat. Di Kabupaten Ketapang pola penyaluran raskin melalui perangkat desa yakni RT/ RW dimana Ketua RT yang mengambil jatah raskin di titik distribusi kemudian membagikan ke penerima manfaat. Pembagian raskin ke penerima manfaat dilakukan dengan pola tersebut dikarenakan keefektifan, tidak terjadi penumpukan RTS di balai titik distribusi. Ketua RT mengambil beras dari titik distribusi untuk dibagikan ke penerima manfaat di wilayahnya masing-masing. Bottom of Form”Kami terus mengawasi penyaluran beras untuk masyarakat miskin agar tidak terjadi penyimpangan,” kata Kasi Gasar Bulog JARAU MATU, SH. Pengawasan tersebut juga untuk melihat kualitas beras apakah sama dengan yang disalurkan. Dalam pengawasan pihaknya bekerja sama dengan instansi terkait supaya dapat dilaksanakan secara maksimal serta optimal. “Penyaluran raskin berjalan lancar dan sesuai program dan kami juga melakukan Operasi Pasar (OP) menstabilkan harga sembako yang ada. Begitu juga persediaan beras sekarang ini cukup 2000 ton.”ujarnya. Lanjut di tuturkannya, wacana tahun 2018 diputuskan program pemberian beras untuk rakyat miskin (raskin) akan diganti dengan voucher pangan yang akan disampaikan langsung kepada rumah tangga yang menjadi sasaran. “Voucher dapat digunakan untuk menebus beras dan/atau telur atau bahan pokok lainnya, di pasar, di warung, di toko pada harga yang berlaku,”. Dengan reformasi ini, rakyat yang belum sejahtera dan belum mampu akan memiliki lebih banyak pilihan dengan bisa membeli sembako di pasar atau toko dengan kualitas yang lebih baik. Serta juga bisa memperoleh nutrisi yang lebih seimbang, tidak hanya karbohidrat namun juga protein, misalnya telur.

Dengan reformasi Bulog (Badan Usaha Logistik)pedagang sembako di pasar juga bisa mendapatkan tambahan peluang usaha sebagai stabilisator harga beras. JARAU MUTU lanjut memaparkan, ”Dengan perubahan ini secara bertahap dapat di mulai dan diterapkan 2018. Ini menjadi sebuah momentum yang baik karena beberapa hal, yang pertama karena inflasi yang terus bisa kita jaga dana-dana yang mengalir ke desa berupa Dana Desa juga mempengaruhi terhadap angka kemiskinan yang ada di desa- desa, ia meyakini bahwa masyarakat Kab. Ketapang yang masih kurang sejahtera bisa akan berkurang lagi karena bantuan ditujukan kepada sasaran yang jelas nama dan alamatnya. Mendistribusikan Raskin hasil serapan tahun 2017-2018 terbilang lebih berkualitas dibanding tahun sebelumnya. Konseptual penyaluran merupakan gerakan Gasar (Harga Pasar) vaktual dengan tujuan benar-benar obyektif, dengan adanya indikasi perbedaan persepsi lokal dan interlokal, bisnis dan non bisnis itu biasa-biasa saja kalau kita cari yang terbaik, kebijakan serta ketentuan penerima raskin sesuai dengan program dan aturan, membayar harga raskin sesuai harga dasar dan tidak di bebani indikasi biaya siluman atau biaya tambahan kepentingan pribadi. Kita melaksanakan sesuai dengan aturan yang transparan, jadi saya tidak mau mendengar ada kata dugaan penyimpangan Raskin yang saya tangani, apalagi terhadap orang yang tidak

mampu, tidak ada titik dan koma saya serahkan kepada pihak berwajib karena ini menyangkut hak orang miskin.” timpalnya Jarau Matu di ruang kerjanya.***(Yan)

Kasi Pengadaan Harga Pasar dan Pelayanan Publik , Perum Bulog Sub Divisi Regional Kabupaten Ketapang, Jarau Matu mengatakan, guna memenuhi kebutuhan pokok berupa beras di Ketapang tahun 2018, saat ini pihaknya sudah mempersiapkan stok beras sebanyak 906 ton. Dikatakan Jarau, stok beras tersebut merupakan ketersedian untuk raskin dan komersil. Dimana keseluruhan beras itu disimpan di dua tempat, yaitu gudang Kelurahan Mulia Kerta 382 ton, kemudian gudang Mulia Baru 548 ton. “Untuk cadangan kebutuhan beras tahun 2018 sudah kita siapkan. Bahkan tidak hanya beras, gula pasir juga disediakan sebanyak 258 ton tahun 2018 ini,” kata Jarau, Jum’at (5/1). Terkait penambahan data penerima beras raskin di Ketapang tahun 2018, diugkapkan dia masih menggunakan data tahun 2017 atau dengan total penyaluran raskin 542 ton. Lantaran belum ada informasi perkembangan mengenai penambahan, baik data maupun tonasenya. “Sejauh ini belum ada penambahan. Bahkan kita juga masih menunggu data dari pusat. Sehingga kalau ada penambahan, maka akan diinformasikan ke Pemerintah Daerah,” ungkanya. Menurutnya, untuk RTS kemungkinan masih sama jumlahnya dengan tahun 2017. Hanya saja jumlah tonase yang memang belum diketahui, apakah ditambah atau sebaliknya. “Jadi sementara belum ada SK Gubernur ataupun surat dari Kementerian tentang tambahan pagu beras tahun 2018 untuk Ketapang,” timbal pria berkulit putih ini. Sementara, untuk data penerima raskin di Ketapang, diakuinya baru ada pemuktakhiran pada tahun 2017. Sehingga penyaluran tahun 2016 kebawah masih memakai data lama, yakni beberkisar dari data tahun 2011 – 2012. Ia menambahkan, di tahun 2018 pihaknya menargetkan penyaluran raskin 100 persen sampai kepada penerima. Terlebih kata dia, penyaluran raskin tahu 2017 juga 100 persen. “Tapi untuk penyaluran pertama tahun 2018 ini belum bisa dipastikan. Karena masih menunggu SK Gubernur Kalbar. Sebab Provinsi juga menunggu data dari Pusat dan diteruskan ke Kabupaten,” ucapnya.(absa)

Related Documents

Tugas Pak Bahrun.docx
June 2020 14
Tugas Pak Erwin.docx
November 2019 39
Tugas Pak Irwan.docx
July 2020 13
Tugas Plt Pak Maulana.doc
December 2019 42

More Documents from "Nurbaeti Susanti"

Cover.docx
October 2019 15
Tugas Siska 1.docx
October 2019 32
Hasil Ekg Ny.kecik.docx
October 2019 22
Bab V.docx
October 2019 19