BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nutritional assessment adalah sebuah penyelidikan yang dilakukan secara hati – hati dan mendetil dari segi data objektif maupun data subjektif yang berhubungan dengan makanan individu dan asupan nutrisi, gaya hidup, serata riwayat kesehatan. Definisi lain dari nutritional assessment adalah sebuah cara terstruktur untuk mengetahui status gizi dan kebutuhan energi yang bersyaratkan pengukuran objektif dilengkapi dengan parameter objektif dan berhubungan dengan indikasi spesifik dari suatu penyakit, sehingga dapat ditemukan perawatan yang cocok untuk pasien. Pada dasarnya data nutritional assessment dibagi menjadi 4 , yaitu antropometri, bikimia, clinical, dan dietary. Antropometri adalah perhitungan objektif dari otot tubuh dan lemak. Biochemical data adalah data berdasarkan tes laboratorium dari darah dan urin. Clinical data adalah data yang berisikan informasi tentang riwayat medis individu, termasuk penyakit akut dan parah serta prosedur diagnosis, terapi, dan perawatan yang bisa meningkatkan kebutuhan nutrisi. Sedangkan dietary data adalah data yang diambil dengan cara bertanya maupun mengamati. Metode Dietary Assesment adalah suatu metode yang digunakan untuk mengkaji tanda awal dari defisiensi zat gizi, termasuk didalamnya adalah asupan yang tidak adekuat. Karena alasan ini informasi dari dietary assessment juga dapat memprediksi kemungkinan kekurangan zat gizi yang nantinya dapat dikonfirmasi lebih lanjut dengan menggunakan metode yang lain seperti penilaian biokimia, antropometri dan klinis (Fahmida & Dillon, 2007). Salah satu metode yang digunakan dalam penentuan status gizi perseorangan atau kelompok adalah survey konsumsi makanan /(dietary assessment). Tujuan penilaian konsumsi makanan (dietary assessment) adalah untuk mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada tingkat individu, kelompok, dan rumah tangga serta faktor – faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi makanan tersebut.
1
Menurut Supriasa terdapat dua metode yang digunakan dalam menilai konsumsi pangan baik itu untuk individual maupun kelompok yaitu metode konsumsi harian kuantitatif dan kualitatif. Dalam Siagian, 2010 terdapat enam metode yang lazim digunakan untuk menilai konsumsi pangan individu yaitu metode ingatan 24 jam (24-hours recall method), metode pengulangan ingatan 24 jam (repeated 24-hours recall method), metode pencatatan makanan (food record method), metode penimbangan pangan (weighed food method), metode riwayat makanan (dietary history), dan metode frekuensi konsumsi pangan (food frequency method). Selain metode tersebut, masih ada metode yang lain yang sering digunakan juga adalah metode semi kuantitatif FFQ dan vitamin A semi questionaire method (VASQ). Berdasarkan beberapa metode yang sering digunakan dalam dietary assessment tersebut, pada makalah ini, penulis akan membahas SQ-FFQ method. SQFFQ method adalah metoda untuk mengetahui gambaran kebiasaan asupan gizi individu pada kurun waktu tertentu. Metode ini sama dengan metoda frekuensi makanan baik formatnya maupun cara melakukannya, yang membedakan adalah pada responden ditanyakan juga tentang besaran atau ukuran (dapat dalam URT atau berat) dari setiap makanan yang dikonsumsi selama periode tertentu, seperti hari, minggu atau bulan. Dengan demikian dapat diketahui asupan gizi yang dikonsumsi untuk periode tertentu dengan bantuan daftar komposisi bahan makanan (DKBM) aatau daftar penukar. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa Pengertian Food Frequency Questionnaire (FFQ)? 2. Apa Jenis-jenis FFQ ? 3. Apa Pengertian Semi-kuantitatif Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ) 4. Bagaimana Prinsip dan penggunaan Metode Food Frequency Questionnaire (FFQ) ? 5. Bagaimana Prosedur Pelaksanaan Metode FFQ Semi-kuantitatif (SQ-FFQ) ? 6. Apa Kelebihan Metode SQ-FFQ ? 7. Apa Kekurangan Metode SQ-FFQ? 8. Bagaimana Form SQFFQ dan FFQ?
2
1.3 Tujuan Tujuan Umum Memahami metode penilaian asupan makanan metode SQ-FFQ Tujuan Khusus 1. Mengetahui Pengertian Food Frequency Questionnaire (FFQ) 2. Mengetahui Jenis-jenis FFQ 3. Mengetahui Pengertian Semi-kuantitatif Food Frequency Questionnaire (SQFFQ) 4. Dapat menjelaskan Prinsip dan penggunaan Metode Food Frequency Questionnaire (FFQ) 5. Memahami Prosedur Pelaksanaan Metode FFQ Semi-kuantitatif (SQ-FFQ) 6. Mengetahui Kelebihan Metode SQ-FFQ 7. Mengetahui Kekurangan Metode SQ-FFQ 8. Memahami Form SQFFQ dan FFQ
1.4 Manfaat Bagi Mahasiswa : Dapat mengetahui dan mengerti tentang Metode Food Frequency Questionnaire (FFQ) serta mengaplikasikannya dalam masyarakat kedepannya. Bagi Dosen/ Pengajar : Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada mahasiswa tentang Metode Food Frequency Questionnare (FFQ).
3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Food Frequency Questionnaire (FFQ) Food Frequency Questionnare Method (FFQ/ Metode Kuesioner Frekuensi makanan) adalah Salah satu metode dietary assesment dalam konteks individu yang mencatat frekuensi individu terhadap beberapa jenis makanan (<100) dalam kurun waktu tertentu (1 bulan terakhir/6 bulan terakhir/1 tahun terakhir). Tujuan mengisi FFQ yaitu melengkapi data yang tidak dapat diperleh melalui ingatan 24 jam. Pada umumnya, FFQ digunakan untuk mengelompokkan orang berdasarkan besaran asupan zat gizi, tetapi tidak dirancang untuk memperkirakan asupan secara absolut.
2.2 Jenis FFQ Ada dua jenis FFQ, yaitu : 1. FFQ kualitatif, terdiri dari : o
Daftar makanan : sifatnya spesifik (fokus pada kelompok-kelompok makanan tertentu, atau makanan yang dikonsumsi secara berkala dalam kaitannya
dengan
acara
khusus
atau
musim)
atau
luas
(untuk
memungkinkan perkiraan jumlah asupan makanan dan keragaman makanan). o
Frekuensi kategori respons penggunaan : harian, mingguan, bulanan, tahunan.
2. FFQ Semi-kuantitatif (SQ-FFQ) adalah FFQ kualitatif dengan penambahan perkiraan sebagai ukuran porsi: standar atau kecil, sedang, besar. Modifikasi ini memungkinkan penurunan energi dan asupan gizi yang dipilih.
2.3 Pengertian Semi-kuantitatif Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ) FFQ Semi-kuantitatif (SQ-FFQ) adalah metode frekuensi makanan yang telah dimodifikasi dengan memperkirakan atau estimasi URT dalam gram. Pada FFQ semi kuantitatif skor zat gizi yang terdapat disetiap subyek dihitung dengan cara mengkalikan frekuensi setiap jenis makanan yang dikonsumsi yang diperoleh dari data komposisi makanan yang tepat. Pengertian SQ-FFQ yang lain yaitu suatu metode atau cara
4
konsumsi yang dapat memberikan informasi mengenai data asupan gizi secara umum dengan cara memodifikasi berdasarkan metode FFQ (Food Frequency Questionnaire) (Gibson dalam Nimas 2008). Pada metode FFQ kualitatif tidak dilakukan standar ukuran porsi yang digunakan hanya frekuensi berapa sering responden memakan makanan tersebut dan tidak dilakukan dilakukan penimbangan ukuran porsinya sedangkan metode semikuantitatif suatu penelitian menerangkan hubungan antara nutrisi dan asupan makan. Semikuantitatif memberikan gambaran ukuran porsi yang dimakan seseorang dan frekuensi makan dalam waktu tahun, bulan, mingggu dan hari makanan yang dimakan oleh responden serta memberikan gambaran ukuran yang dimakan oleh responden dalam bentuk besar, sedang dan kecil yang nantinya jenis dan berat dari makanan itu datanya akan dimasukan ke dalam komputer dengan mengkalikan nutrisi yang terkandung dalam makanan tersebut. SQ-FFQ digunakan untuk meranking individu berdasarkan food atau nutrient intake berdasarkan ukuran standar porsi yang dapat menjadi referensi untuk setiap jenis pangan. Data yang didapatkan dari SQ-FFQ dapat dikonversikan menjadi energi dan nutrient intake dengan mengalikan fraksi ukuran porsi setiap jenis pangan per hari dengan kandungan energi atau zat gizi yang berasal dari daftar komposisi bahan makanan yang sesuai.
2.4 Prinsip dan penggunaan Metode Food Frequency Questionnaire (FFQ) a. Kuesioner Frekuensi makanan (FFQ) menilai energi dan/atau intake gizi dengan menentukan seberapa sering seseorang mengkonsumsi sejumlah makanan yang merupakan sumber nutrisi utama atau dari komponen makanan tertentu dalam pertanyaan per hari (minggu atau bulan) selama tertentu periode waktu (biasanya 6 bulan sampai 1 tahun). b. Menyediakan data tentang kebiasaan asupan nutrisi yang dipilih, makanan tertentu atau kelompok-kelompok makanan. c. Kombinasi khusus dari makanan dapat digunakan sebagai prediktor untuk asupan nutrisi tertentu atau non-gizi, asalkan komponen asupan makanan terkonsentrasi dalam jumlah yang relatif kecil makanan atau kelompok makanan tertentu, misalnya konsumsi vitamin c diperkirakan dari buah-buahan segar dan jus buah.
5
d. FFQ sering dirancang untuk mendapatkan informasi tentang aspek-aspek tertentu dari diet, seperti lemak makanan atau vitamin tertentu atau mineral dan aspek lainnya mungkin kurang baik dicirikan. e. Kuesioner ini terdiri dari daftar sekitar 100 atau lebih sedikit makanan individu atau kelompok makanan yang kontributor penting untuk intake energi penduduk atau nutrisi khusus menarik lainnya. f. FFQ biasanya dikelola sendiri dan karena itu dirancang mudah untuk diselesaikan oleh subyek penelitian (diwawancarai oleh pewawancara atau mengisi kuesioner komputer atau melalui telepon). g. FFQ sering mengandalkan asumsi tentang ukuran porsi dan dibatasi oleh jumlah detail yang layak untuk disertakan dalam kuesioner. Hal ini dimungkinkan untuk kuesioner menjadi semi-kuantitatif di mana subjek diminta untuk memperkirakan ukuran porsi makan biasa. h. Dalam epidemiologi, FFQ sering diisi dengan merujuk pada tahun sebelumnya untuk memastikan pola konsumsi makanan yang biasa untuk periode itu. i. FFQ harus spesifik (Khonson, 2002)
2.5 Prosedur Pelaksanaan Metode FFQ Semi-kuantitatif (SQ-FFQ) Dengan menggunakan metode frekuensi makanan maka dapat diperoleh gambaran pola konsumsi bahan makanan secara kualitatif, tapi karena periode pengamatannya lebih lama dan dapat membedakan individu berdasarkan ranking tingkat konsumsi zat gizi, maka cara ini paling sering digunakan dalam epidemiologi gizi. Kuesioner frekuensi makanan memuat tentang daftar bahan makanan atau makanan dan frekuensi penggunaan makanan tersebut pada periode tertentu. Bahan makanan yang ada dalam daftar kuesioner tersebut adalah yang di konsumsi dalam frekuensi yang cukup sering oleh responden. (Supariasa, 2001). Langkah-langkah Metode frekuensi makanan, Supariasa (2001): 1.
Responden diminta untuk memberi tanda pada daftar yang tersedia pada kuesioner mengenai frekuensi penggunaannya dan ukuran porsinya.
2. Lakukan rekapitulasi tentang frekuensi penggunaan jenis-jenis bahan makanan terutama bahan makanan yang merupakan sumber-sumber zat gizi tertentu selama periode tertentu pula.
6
Prosedur Pelaksanaan Metode FFQ Semi-kuantitatif (SQ-FFQ) 1. Membuat daftar bahan makanan, bisa berdasarkan dengan DKBM, sesuaikan dengan pola konsumsi populasi setempat. 2. Dari daftar makanan tertentu kelompok makanan/kelompok makanan yang disukai, mintalah responden untuk mengidentifikasi seberapa sering mereka biasanya mengkonsumsi setiap item makanan (kelompok makanan (daftar kategori makanan. Bertindak sebagai membantu ingatan cepat) 3. Lima kategori untuk frekuensi makanan makanan yang tersedia: sehari-hari (D), mingguan (W), bulanan (M), tahunan (Y), jarang / tidak pernah (N). Responden memilih kategori yang paling sesuai untuk frekuensi konsumsi setiap item makanan yang dipilih, dan mencatat jumlah setiap kali item makanan yang dikonsumsi dalam kotak yang sesuai kemudian: 4. Pilih porsi yang sesuai: kecil, sedang, besar 5. Konversikan semua kategori frekuensi ke kategori harian, dengan ketentuan 1 kali perhari sama dengan 1. Contoh nasi dikonsumsi 3 kali per hari =3; tahu dikonsumsi 4x per minggu = 4/7= 0.57 per hari. 6. Kalikan frekuensi per hari dengan porsi (dalam gram) untuk mendapatkan ratarata konsumsi/hari Prosedur Pelaksanaan Metode FFQ Semi-kuantitatif (SQ-FFQ) menurut Fahmida & Dillon, (2007) terdiri dari wawancara dan analisis hasil wawancara. Sebelum melakukan wawancara pada individu dengan menggunakan SQFFQ method, maka langkah yang harus dilakukan sebelumnya adalah membuat form SQFFQ yang bahan makanannya disesuaikan dengan keadaan bahan makanan yang tersedia disuatu tempat yang ingin diteliti. Tahapan dalam pembuatan form SQ-FFQ adalah sebagai berikut : a. Mengelompokkan makanan sesuai jenis bahan makanan yang akan diteliti dalam SQ-FFQ, dengan cara : b. Menemukan daftar bahan makanan dalam tabel daftar komposisi bahan makanan (DKBM) atau melalui program software Nutri Survey (NS) untuk item bahan makanan yang spesifik mengandung zat gizi tertentu (zat gizi yang ingin diketahui) per 100 gr bahan makanan
7
c. Pilih semua daftar bahan makanan yang banyak dan tinggi kandungan zat gizi tersebut d. Melakukan satu kali survey pendahuluan dengan melakukan survey/recall 24 jam dalam komunitas tertentu untuk mengidentifikasi sumber bahan makanan yang tersedia dan yang umum dikonsumsi sesuai dengan lokasi penelitian dalam kaitannya dengan sumber bahan makanan yang kaya akan sumber zat gizi tertentu e. Menggunakan daftar DKBM atau NS sebagai dasar/pedoman survey. Makanan yang tidak pernah atau tidak biasa dikonsumsi (kurang dari 10% dari subjek) dikeluarkan dari daftar. f. Bahan makanan yang tersisa setelah langkah di atas, adalah yang sebagai daftar bahan makanan yang akan final digunakan dalam form SQ-FFQ g. Beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam menentukan bahan makanan yang akan dimasukkan dalam form SQ-FFQ adalah : h. Bahan makanan mengandung zat gizi spesifik atau terdapat komponen makanan yang memodifikasi penyerapan dari zat gizi spesifik tersebut (zat gizi tertentu dan inhibitornya) i. Mengandung zat gizi spesifik sangat tinggi dan menjadi bagian dari makanan khas penduduk atau mengandung tingkat yang cukup tinggi zat gizi tertentu tetapi umumnya dimakan atau jarang dimakan tetapi mengandung tingkat zat gizi yang sangat tinggi Selanjutnya, apabila form sudah fixed, maka form tersebut siap digunakan. Adapun prosedur penggunaan SQFFQ adalah: 1. Subyek diwawancarai mengenai frekuensi mengkonsumsi jenis makanan sumber zat gizi yang ingin diketahui, apakah harian, mingguan, bulanan atau tahunan. 2. Subyek diwawancarai mengenai ukuran rumah tangga dan porsinya. Untuk memudahkan subyek menjawab, pewawancara menggunakan alat bantu photo ukuran bahan makanan. 3. Mengestimasi ukuran porsi yang dikonsumsi subyek ke dalam ukuran berat (gram). 4. Mengkonversi semua frekuensi daftar bahan makanan untuk perhari. Misalnya :
8
Nasi dikonsumsi 3x perhari à ekuivalen dengan 3
Tahu dikonsumsi 4x perminggu à ekuivalen dengan 4/7 perhari = 0,57
Es krim dikonsumsi 5x perbulan à ekuivalen dengan 5/30 perhari = 0,17
Untuk buah musiman digunakan kategori pertahun.
Misalnya mangga dikonsumsi 10x diatas bulan oktober ke desember à ekuivalen dengan 10/365 per hari = 0,03 perhari 5. Mengalikan frekuensi perhari dengan ukuran porsi (gram) untuk mendapatkan berat yang dikonsumsi dalam gram/hari 6. Hitung semua daftar bahan makanan yang dikonsumsi subyek penelitian sesuai dengan yang terisi di dalam form. 7. Setelah semua bahan makanan diketahui berat yang dikonsumsi dalam gram/hari, maka semua berat item dijumlahkan sehingga diperoleh total asupan zat gizi dari subyek. 8. Cek dan teliti kembali untuk memastikan semua item bahan makanan telah dihitung dan hasil penjumlahan berat (gr) bahan makanan tidak terjadi kesalahan (Fahmida & Dillon, 2007).
2.6 Kelebihan Metode SQ-FFQ Kelebihan dalam penggunaan SQ-FFQ adalah bahwa SQ-FFQ merupakan metode pengumpulan data yang dikhususkan untuk mengetahui asupan mikro nutrient secara restrospektif, dimana dapat diketahui kisaran asupan zat gizi mikro pada beberapa waktu sebelumnya (misal 1 bulan,3 bulan, 6 bulan bahkan 1 tahun sebelumnya). Selain itu dengan SQ-FFQ tidak hanya mengetahui kebiasaan atau pola makan responden namun juga dapat diketahui jumlah asupan zat gizi tersebut secara detail. Menurut Supariasa (2001), Metode Frekuensi Makanan mempunyai beberapa kelebihan, antara lain : 1. Relatif murah dan sederhan. 2. Dapat dilakukan sendiri oleh responden. 3. Tidak membutuhkan latihan khusus. 4. Dapat membantu untuk menjelaskan hubungan antara penyakit dan kebiasaan makan. 5. Pengolahan data sederhana.
9
6. Cepat, tidak membutuhkan waktu lama. 7. Dapat menentukan asupan makanan tertentu yang biasa kelompok makanan konsumsi selama jangka waktu.
2.7 Kekurangan Metode SQ-FFQ Metode Frekuensi Makanan juga mempunyai beberapa kekurangan, antara lain: 1. Tidak dapat untuk menghitung intake zat gizi sehari 2. Sulit mengembangkan kuesioner pengumpulan data 3. Cukup menjemukan bagi pewawancara 4. Perlu percobaan pendahuluan untuk menentukan jenis bahan makanan yang akan masuk dalam daftar kuesioner 5. Responden harus jujur dan mempunyai motivasi tinggi. 6. Hasil tergantung pada kelengkapan daftar makanan dalam kuesioner 7. Makanan musiman sulit untuk mengukur 8. Bergantung pada memori/ ingatan 9. Sulit untuk menghubungkan hasil yang diperoleh menggunakan metodologi diet intake lain-overestimates. 10. Akurasi pengukuran mutlak intake lebih rendah daripada metode lain (Gibson, 1998).
10
2.8 Form SQFFQ dan FFQ contoh form SQFFQ dan Cara Pengisiannya Form-nya .
11
contoh form SQFFQ
12
FORMULIR FOOD FREQUENCY QUESTIONNAIRE POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR
No Sampel
:
Nama
:
Tgl Wawancara
:
Frekuensi / hari No.
Bahan makanan
Skor 1X
2X
A. Buah-buahan 1.
Alpukat
2.
Anggur
3.
Apel
4.
Duku
5.
Jambu air
6.
Jambu biji
7.
Jeruk
8.
Mangga
9.
Melon
10.
Nanas
11.
Nangka
12.
Pepaya
13.
Pisang
14.
Salak
15.
Semangka
B. Sayuran 1.
Wortel
2.
Buncis
3.
Tomat
4.
Labu siam
5.
Kangkung
13
3X
>3 X
6.
Bayam
7.
Kacang panjang
8.
Sawi hijau
9.
Toge
10.
Kol
11.
Ketimun
12.
Genjer
13.
Kembang kol
14.
Daun melinjo
15.
Daun singkong
14
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Food Frequency Questionnaire Method (FFQ) adalah metode dietary assessment dalam konteks individual level yang mencatat frekuensi makan individu terhadap suatu bahan makanan (< 100) dalam kurun waktu tertentu (hari, minggu, bulan dan tahun). FFQ terdiri dari 2 jenis yaitu FFQ kualitatif dan FFQ semi Kuantitatif (SQ-FFQ). FFQ Semi-kuantitatif (SQ-FFQ) adalah metode frekuensi makanan yang telah dimodifikasi dengan memperkirakan atau estimasi URT dalam gram. Pada FFQ semi kuantitatif skor zat gizi yang terdapat disetiap subyek dihitung dengan cara mengkalikan frekuensi setiap jenis makanan yang dikonsumsi yang diperoleh dari data komposisi makanan yang tepat. Penggunaan Metode SQ-FFQ sederhana, mudah dan dapat dilakukan secara individual tetapi tidak bisa menentukan intake gizi seseorang dalam sehari.
3.2 Saran
Diperlukan metode-metode survei makanan yang lain yang dapat melengkapi kekurangan dari metode SQ-FFQ.
15
DAFTAR PUSTAKA Gibson, Rosalind S. 1990. Principles of Nutritional Assessment. New York: Oxford University Press,Inc. NHANES Food Questionnaire. riskfactor.cancer.gov/diet/FFQ.English.June0304.pdf Fahmida,
Umi
dan
Drupadi
HS
Dillon.
2007.
Handbook
Nutritional
Assessment.SEAMEO-TROPMED RCCN UI : Jakarta. Siagian, Albiner. 2010. Epidemiologi Gizi. Erlangga, Jakarta. Yuniastuti, Ari. 2008. Gizi dan Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu Thompson FE, Subar AF, dan Loria CM. 2010. Need for Technological Innovation in Dietary Assessment. J Am Diet Assoc:110(1). Supariasa, I Dewa.2001.Penilaian Status Gizi.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC McPherson, R., Hoelscher, D., Alexander, M. 2003. NCS Dietary Assessment Literature Review-Chapter 1: Introduction & Methodology. Nutrition Children Society. Arisman. 2009. Buku Ajar Ilmu Gizi: Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta:EGC.
16
Tugas Dietary Assessment
EMI QUANTITATIF FOOD FREQUENCY QUESTIONNAIRE (SQ-FFQ) Untuk memenuhi tugas Nutritional Assesment
Oleh : Andanu Bima Saputra (NIM : 185070309111015) SAP ILMU GIZI 1B2
Program Studi Gizi Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang
2018
17
Kata Pengantar Puji syukur kepada kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Nutritional Assessment Dengan Topik Dietary Assessment: SEMI QUANTITATIF FOOD FREQUENCY QUESTIONNAIRE (SQFFQ) ini. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Nutritional Assessment pada tahun akademik 2018 - 2019. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada kepada dosen dan juga pada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai pembahasan artikel dietary dalam hal ini tentang Semi Quantitatif Food Frequency Questionnaire (Sq-FFQ) yang telah diberikan oleh dosen pembimbing. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan. Untuk itu penulis mengharapkan saran yang membangun sehingga makalah ini dapat disempurnakan di masa depan. Akhirnya penulis hanya bisa berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memperluas informasi bagi masyarakat.
Malang, November 2018
Penulis
18 ii
Daftar Isi Halaman Judul...................................................................................................................
i
Kata Pengantar ..................................................................................................................
ii
Daftar Isi............................................................................................................................
iii
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang............................................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................
2
1.3 Tujuan.........................................................................................................................
3
1.4 Manfaat.......................................................................................................................
3
Bab II Pembahasan 2.1 Pengertian Food Frequency Questionnaire (FFQ)......................................................
4
2.2 Jenis-jenis FFQ ..........................................................................................................
4
2.3 Pengertian Semi-kuantitatif Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ)....................
4
2.4 Prinsip dan penggunaan Metode Food Frequency Questionnaire (FFQ) ..................
5
2.5 Prosedur Pelaksanaan Metode FFQ Semi-kuantitatif (SQ-FFQ) ..............................
8
2.6 Kelebihan Metode SQ-FFQ .......................................................................................
9
2.7 Kekurangan Metode SQ-FFQ.....................................................................................
10
2.8 Form SQFFQ dan FFQ...............................................................................................
11
Bab III Penutup 3.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 15 3.2 Saran............................................................................................................................. 15 Daftar Pustaka....................................................................................................................
iii19
16