KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya serta kemudahan yang diberikannya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Proposal Bisnis Plan Kewirausahaan ini. Dalam penyelesaian Proposal Bisnis Plan ini penyusun telah mendapat masukan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh Dosen Pengampu Mata Kuliah Kewirausahaan yang telah memberi masukan dan wawasan kepada penyusun dalam menyelesaikan Proposal Bisnis Plan ini. Terkhusus kepada Ibu Ayuningtias dan Pak Micho atas segala bimbingannya. Teman-teman satu kelompok yang tetap kompak dan solid atas segala usahanya dan eman-teman terdekat dan seangkatan SAP Gizi 2018 dalam memberi semangat serta dorongan untuk menyelesaikan tugas Proposal Bisnis Plan ini. Dalam penyusunan Proposal Penelitian ini penyusun mengharapkan adanya kritik dan saran agar dapat membantu perbaikan untuk penelitian yang selanjutnya. Demikianlah yang dapat penulis sampaikan lebih dan kurang mohon maaf dan akhir kata terima kasih. Malang,
Maret 2019
Penulis
i
Halaman KATA PENGANTAR ................................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... iv EXECUTIVE SUMMARY ............................................................................................ 1 BAB I GAMBARAN USAHA 1.1 Latar Belakang Usaha,Nama Usaha dan Jenis Usaha ................................................ 3 1.2 Visi Misi dan Tujuan Usaha ....................................................................................... 5 1.3 Status Hukum dan Kepemilikan ................................................................................. 5 1.4 Identitas Perusahaan ................................................................................................... 5 BAB II STRATEGI PEMASARAN 2.1 Pangsa Pasar ............................................................................................................... 6 2.1.1 Segmentasi Pasar .............................................................................................. 6 2.1.2 Penentuan Pangsa Pasar ................................................................................... 6 2.2.3 Kedudukan Produk (Positioning) ..................................................................... 6 2.2 Bauran Pemasaran ...................................................................................................... 6 2.2.1 Produk .............................................................................................................. 6 2.2.1 Price .................................................................................................................. 7 2.2.3 Place ................................................................................................................. 7 2.2.4 Promotion ......................................................................................................... 7 BAB III OPERASIONAL USAHA 3.1 Nama Usaha................................................................................................................ 8 3.2 Perizinan. .................................................................................................................... 8 3.3 Resep Pembuatan Cassava Pempek ............................................................................ 8 BAB IV MANAJEMEN DAN ORGANISASI 4.1 Organisasi dan Sumber Daya Manusia ....................................................................... 11 4.1.1 Struktur Organisasi ................................................................................................. 11 4.1.2 Job Description ........................................................................................................ 11 ii
BAB V ANALISI FINANSIAL 5.1 Sumber Keuangan ...................................................................................................... 13 5.2 Biaya Pokok Produksi ................................................................................................ 13 BAB VI ANALISIS RESIKO 6.1 Analisis SWOT ........................................................................................................... 15 6.2 Resiko Utama dan Antisipasi ..................................................................................... 15 LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 3.1 Gambar 4.1
Diagram Alir Produksi Cassava Pempek………………………………………….….………….. Struktur Organisasi ......……………………………..……………………
iv
10 11
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya serta kemudahan yang diberikannya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Proposal Penelitian dengan judul “Pengaruh Edukasi Gizi Terkait Pola Makan dengan Kepatuhan Diet DM Dilihat dari Asupan Makan Pasien Diabetus Melitus Tipe I di RSUD dr. Syaiful Anwar di Kota Malang” untuk menyelesaikan tugas akhir. Dalam penyelesaian Proposal Penelitian ini penyusun telah mendapat masukan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada seluruh Dosen Pengampu yang telah memberi masukan dan wawasan kepada penyusun dalam menyelesaikan Proposal Penelitian ini. Terkhusus kepada Ibu Dian Handayani dan Ibu Inggita Kusumastuti yang telah memberikan kesempatan bergabung dalam penelitiannya. Teman-teman terdekat dan seangkatan SAP Gizi 2018 dalam memberi semangat serta dorongan untuk menyelesaikan tugas Proposal Penelitian ini. Dalam penyusunan Proposal Penelitian ini penyusun mengharapkan adanya kritik dan saran agar dapat membantu perbaikan untuk penelitian yang selanjutnya. Demikianlah yang dapat penulis sampaikan lebih dan kurang mohon maaf dan akhir kata terima kasih. Malang,
Februari 2019
Penulis
v
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM)
adalah Silent-Killer. Menurut American Diabetes
Association (ADA) tahun 2010, Diabetes mellitus merupakan suatu kolompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan Diabetes Mellitus (ADA, 2004) yaitu genetik, usia, jenis kelamin, berat badan, stres, aktivitas fisik, dan pola makan. Diabetes Mellitus dibagikan kepada beberapa kelas yaitu Diabetes Mellitus tipe 1, Diabetes Mellitus tipe 2, Diabetes Mellitus tipe lain, dan Diabetes Mellitus kehamilan (ADA, 2005). Jumlah penderita Diabetes Mellitus (DM) setiap tahun meningkat, Berdasarkan data IDF (International Diabetes Federation) tahun 2017 menunjukkan bahwa pada orang dewasa berusia 20-79 tahun ditemukan 425 juta kasus Diabetes Mellitus. Diperkirakan pada tahun 2045 kelompok usia 20-79 tahun akan meningkat menjadi 629 juta orang. Jumlah ini setara dengan 9,9% dari populasi manusia di dunia dan akan hidup dengan Diabetes Mellitus. Sebanyak 43% dari 3,7 juta kematian Diabetes Mellitus terjadi sebelum berusia 70 tahun dan persentase kematian tersebut lebih banyak terjadi di negara berkembang seperti indonesia dari pada di negara lain yang lebih maju (WHO, 2016). Pada tahun 2015, jumlah penderita Diabetes Mellitus di Indonesia sebanyak 10 juta orang (IDF, 2015). Berdasarkan data dari WHO tersebut, prevalensi Diabetes Mellitus di Indonesia pada tahun 2000 yakni 8,4 juta orang akan mencapai 21,3 juta orang pada tahun 2030 (WHO, 2016). Berdasarkan data konsensus Perkeni tahun 2013 – 2018 terjadi peningkatan sebesar 2,4% prevalensi Diabetes Mellitus, riskesdas tahun 2018 provinsi Jawa Timur berada pada peringkat 5 besar dengan penderita Diabetes Mellitus terbanyak 1
Se-Indonesia. Kota malang ada pada peringkat ke 11 dari 38 kota besar di provinsi jawa timur sebesar 2,3 % (Riskesdas, 2013). Data jumlah penyakit terbanyak yang berobat rawat jalan di Rumah Sakit Syaiful Anwar pada tahun 2017 menempatkan Diabetes Mellitus pada peringkat kedua terbanyak setelah Hipertensi. Diabetes Mellitus merupakan penyakit yang berjangka panjang maka bila diabaikan komplikasi penyakit diabetes mellitus dapat menyerang seluruh anggota tubuh yang
di
akibatkan
dari
kadar
gula
darah yang
tidak
terkontrol
pada
pengidapnya, tindakan pengendalian diabetes untuk mencegah terjadinya komplikasi sangatlah diperlukan khususnya menjaga tingkat gula darah sedekat mungkin dengan normal. (Soegondo, 2009) Masalah yang selalu timbul pada penderita Diabetes Mellitus adalah cara mempertahankan kadar glukosa darah penderita supaya tetap dalam keadaan terkontrol, yaitu dengan menjalani pilar-pilar pengelolaan Diabetes Melitus. 4 pilar utama pada penanganan Diabetes Mellitus yaitu edukasi, pola makan atau pengaturan makan/terapi gizi medis/diet, latihan jasmani serta intervensi farmakologis (Perkeni,2011). Akan kadar
gula darah yang benar-benar normal sulit
untuk di
pertahankan,
tetapi
hal
ini
disebabkan karena pasien kurang disiplin dalam menjalankan diet atau tidak mampu mengurangi
jumlah kalori makanannya. (Soegondo, 2009) Terapi gizi merupakan
komponen utama keberhasilan penatalaksanaan diabetes. Kepatuhan pasien terhadap prinsip gizi dan perencanaan makan merupakan salah satu kendala pada pasien diabetes. Penderita diabetes banyak yang merasa tersiksa sehubungan dengan jenis dan jumlah makanan yang dianjurkan (Maulana,M. 2009) Masing-masing Penderita DM mempunyai waktu konsumsi obat serta dosis obat yang berbeda disesuaikan dengan kebutuhan responden dan tingkat diabetes yang dialami oleh responden serta dipengaruhi oleh jumlah obat yang dikonsumsi untuk 2
komplikasi lain jika responden mengalami komplikasi akibat diabetes. (Sri Anani, dkk, 2012) Edukasi gizi dapat memperbaiki pola makan berdasarkan penelitian Mubarti Sutiawati Ada pengaruh edukasi gizi terhadap pola makan Penelitian yang dilakukan oleh Ayu Putri Rahayu et.al ) tentang Pengaruh Edukasi terhadap Pengetahuan, Sikap dan Kadar Gula Pasien Rawat Jalan DM Tipe 2 diwilayah Kerja Puskesmas Kota Makasar yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan dan sikap yang bermakna pada pasien DM setelah dilakukan konseling pasien dalam interval waktu 3 x 2 minggu. gizi terhadap pengetahuan dan kepatuhan diet DM pada pasien DM tipe-2 di puskesmas kapuan kecamatan cepu kabupaten blora menunjukkan ada pengaruh konseling gizi terhadap kepatuhan diit DM Keberhasilan dalam mematuhi anjuran diet tergantung dari kedisiplinan penderita Diabetes mellitus untuk mengkonsumsi makananan rendah indeks glikemik, penderita diabetes dapat memilih makanan yang tidak menaikkan kadar glukosa darah secara drastis sehingga kadar glukosa darah dapat dikontrol pada tingkat yang aman (Rimbawan, 2004 dalam Ernawati 2013). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bertalina, Dkk (2016) tentang hubungan pengetahuan terapi diet dengan indeks glikemik bahan makanan yang dikonsumsi pasien diabetes mellitus menunjukkan bahwa sebanyak 53,3% Pasien Diabetes mellitus tipe 2 yang diteliti mengonsumsi bahan makanan yang mengandung tinggi indeks glikemik namun hasil berbeda didapatkan oleh penelitian (Hernie Mayawati.2017) tentang hubungan asupan makanan indeks glikemik tinggi dan aktivitas fisik dengan kadar glukosa darah pada pasien diabetes mellitus tipe II rawat jalan di RSUD Karanganyar yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara asupan makanan indeks glikemik tinggi dan aktivitas fisik dengan kadar glukosa darah. Konsumsi makanan yang mengandung 3
indeks glikemik tinggi seharusnya dapat menyebabkan resistensi insulin, merangsang penurunan sekresi insulin yang dapat mempengaruhi kerja atau fungsi dari sel b-pankreas dan menurunkan reglukosasi dari reseptor insulin. Jika pasien diabetes sering mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi, maka akan berdampak pada hiperglikemik hingga komplikasi diabetes seperti katarak, gagal ginjal, serangan jantung koroner, gangren, ketoasidosis, hingga stroke (Almatsier, 2006). Dalam penelitian sebelumnya hasil berbeda menyebutkan bahwa adanya hubungan antara konsumsi makanan indeks glikemik tinggi dengan kenaikan kadar glukosa darah. Berdasarkan penelitian Rizkalla dkk. (2004) pada pasien DM terjadi peningkatan kadar glukosa darah dari 9,4 menjadi 9,8 mmol/L setelah konsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi. Sebaliknya terjadi penurunan kadar glukosa darah dari 10,1 menjadi 9,2 mmol/L setelah mengkonsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah. Penelitian hampir serupa yang oleh Annisa (2015) mengenai hubungan konsumsi bahan makanan yang mengandung indeks glikemik dengan kadar gula darah pada pasien DM-tipe 2 di RSUD Abdul Moeloek, menunjukkan bahwa adanya hubungan yang bermakna antara indeks glikemik bahan makanan yang dikonsumsi dengan kadar gula darah pasien Diabetes mellitus tipe 2. Pangan yang mempunyai indeks glikemik tinggi bila dikonsumsi akan meningkatkan kadar gula dalam darah dengan cepat dan tinggi. Sebaliknya, seseorang yang mengonsumsi pangan berindeks glikemik rendah maka peningkatan kadar gula dalam darah berlangsung lambat dan puncak kadar gula darahnya rendah. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan pendekatan yang lebih spesifik dan untuk mengetahui hubungan asupan makanan rendah indeks glikemiks dengan kadar HbA1C pada pasien diabetus melitus tipe II di rsud dr. Syaiful Anwar di kota malang. 1.2. Rumusan Masalah 4
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut “Apakah ada hubungan asupan makanan rendah indeks glikemiks dengan kadar HbA1C pada pasien diabetus melitus tipe II di RSUD dr. Syaiful Anwar di kota malang?” 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk
mengetahui hubungan asupan makanan rendah indeks glikemiks
dengan kadar HbA1C pada pasien diabetus melitus tipe II di RSUD dr. Syaiful Anwar di kota malang.
1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui distribusi asupan makanan rendah indeks glikemiks pada pasien diabetus melitus tipe II di RSUD dr. Syaiful Anwar di kota malang. 2. Untuk mengetahui distribusi kadar HbA1C pada pasien diabetus melitus tipe II di RSUD dr. Syaiful anwar di kota malang. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Akademik Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan tambahan bacaan ilmiah dalam lingkungan perpustakaan kampus dan dapat dijadikan sebagai sumber informasi yang berguna bagi mahasiswa/ mahasiswi Universitas Brawijaya. 1.4.2 Bagi Masyarakat Penelitian ini dapat memberi informasi dan wawasan terkait hubungan asupan makanan rendah indeks glikemiks dengan kadar HbA1C pada pasien diabetus melitus tipe II di RSUD dr. Syaiful Anwar di kota malang. 1.4.3 Bagi peneliti Lain
5
Untuk menambah pengalaman dalam melaksanakan penelitian dan referensi yang berhubungan dengan asupan makanan rendah indeks glikemiks dengan kadar HbA1C pada pasien diabetus melitus tipe II di RSUD dr. Syaiful Anwar di kota malang.
BAB III KERANGKA KONSEP, NARASI DAN HIPOTESA PENELITIAN
3.1 Kerangka Teori Berikut ini merupakan landasan teori terkait empat pilar pengendalian diabetes mellitus digambarkan dalam kerangka teori sebagai berikut: Bagan 3.1 Kerangka Teori Edukasi
Pengetahuan Sikap Kepatuhan
Intervensi Gizi Medis
Perencanaan Makanan
Kadar Glukosa Darah
Konsumsi 6 Obat
Aktivitas Fisik
Latihan Jasmani
Farmakologis
Sumber: Peter C. Kurniali,(2013), Asman, Manaf. (2007)
3.2 Kerangka Konsep Penelitian Berikut ini merupakan landasan konsep terkait hubungan asupan makanan rendah indeks glikemiks dengan kadar HbA1C pada pasien diabetus melitus tipe II di RSUD dr. Syaiful Anwar di kota malang yang digambarkan dengan kerangka konsep sebagai berikut:
Bagan 3.2 Kerangka Konsep Penelitian Variabel Independen Variabel Dependen Asupan Makanan Tinggi Indeks Glikemiks
kadar HbA1C
3.3 Narasi Kerangka Konsep Diabetes mellitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia). Glukosa secara normal bersikulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk di hati dari makanan yang dikonsumsi. Insulin, hormon yang diproduksi pankreas, berfungsi untuk mengendalikan
kadar
glukosa
dalam
darah
dengan
mengatur
produksi
dan
penyimpanannya (Brunner dan Suddarth, 2002). Faktor-faktor yang dapat menyebabkan Diabetes Mellitus tipe II menurut American Diabetes Association (2004) yaitu genetik, usia, jenis kelamin, berat badan, stres, aktivitas fisik, pola makan. Penanganan Diabetes
7
Mellitus memiliki 4 pilar utama yaitu edukasi, pengaturan makan/terapi gizi medis/diet, latihan jasmani dan intervensi farmakologis. Konsumsi karbohidrat mempengaruhi secara langsung beban glikemik, dimana beban glikemik dapat mencerminkan respon insulin terhadap makanan. Indeks glikemik membantu penderita diabetes dalam menentukan jenis pangan karbohidrat yang dapat mengendalikan kadar glukosa darah. Semakin tinggi Indeks Glikemik suatu makanan maka semakin cepat dampaknya terhadap kenaikan glukosa darah. Pengaruh makanan dengan indeks glikemik tinggi adalah meningkatkan kecepatan dan menambah jumlah kadar glukosa dalam darah dengan cepat. Nilai indeks glikemik suatu makanan ≥ 70 tergolong tinggi, sedangkan 56-69 sedang dan ≤ 55 rendah (Ostman, 2001). . Konsumsi makanan yang mengandung indeks glikemik tinggi seharusnya dapat menyebabkan resistensi insulin, merangsang penurunan sekresi insulin yang dapat mempengaruhi kerja atau fungsi dari sel b-pankreas dan menurunkan reglukosasi dari reseptor insulin. Jika pasien diabetes sering mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi, maka akan berdampak pada hiperglikemik hingga komplikasi diabetes seperti katarak, gagal ginjal, serangan jantung koroner, gangren, ketoasidosis, hingga stroke (Almatsier, 2006). 3.4 Hipotesa Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Ha : Ada hubungan asupan makanan rendah indeks glikemiks dengan kadar HbA1C pada pasien diabetus melitus tipe II di RSUD dr. Syaiful anwar di kota malang.
8
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan deskriptif analitik dengan menggunakan desain penelitian cross sectional, yang mengkaji hubungan antara faktor resiko (variabel independen) dan efek (variabel dependen) dalam waktu yang bersamaan (Notoatmdjo, 2012). 4.2 Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi a. Populasi Target Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh penderita DM di Poli Penyakit Dalam RSUD dr. Syaiful anwar di kota malang b. Populasi Terjangkau
9
Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh penderita DM tipe II yang berkunjung pada bulan September 2019 – Desember 2019 di Poli Penyakit Dalam RSUD dr. Syaiful Anwar di kota malang. 2. Sampel a. Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel menggunakan cara teknik pengambilan purposive sampling didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi (Notoadmotjo, 2012). b. Kriteria Sampel Sampel penelitian adalah semua penderita DM tipe II yang menjalani perawatan di Poli Penyakit Dalam RSUD dr. Syaiful anwar di kota malang berdasarkan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling yang memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut: 1. Tercatat sebagai pasien DM tipe II di Poli Penyakit Dalam RSUD dr. Syaiful anwar di kota malang. 2. Bersedia menjadi responden 3. Responden memiliki data laboratorium (kadar gula darah HbA1C) 4. Pasien dengan diagnosa medis penyakit DM tipe II 5. Usia (20-80 tahun) Adapun yang tidak termasuk sampel dalam penelitian ini, yaitu: 1. Pasien DM Tipe I 2. Pasien DM Gestasional 3. Perhitungan Besar Sampel Besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus untuk rancangan crosssectional (Notoatmojo, 2005) n = N / 1 + N (d)² 10
Keterangan : n= Jumlah sampel yang diperlukan N = Jumlah populasi Studi D = Tingkat kesalahan yang ditolerir (10%) Perhitungan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan melakukan pendekatan pada jumlah rata-rata pasien yang berkunjung ke Poliklinik Penyakit Dalam RSUD dr. Syaiful Anwar Malang sebesar 80 orang setiap bulan. n = N / 1 + N (d)² n = 80 / 1 + 80 (0, 1)² n = 44,44 Jadi jumlah sampel yang diambil adalah 44 orang
4.3 Variabel dan Defenisi Operasional a. Variabel Variabel penelitian ini adalah terdiri dari variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen : Asupan Makanan Rendah Indeks Glikemiks Variabel dependen : Kadar HbA1C
b. Defenisi Operasional No. Variabel 1 Asupan . Makanan Rendah Indeks Glikemiks
2.
Kadar HbA1C
Definisi Metode Rata-rata dari total SQ-FFQ asupan makanan rendah indeks glikemiks ≤ 55 rendah
Kriteria Referensi Hasil dari Rata- (Ostman, 2001) rata dari total asupan ≥ 70 = tinggi, 56-69 sedang dan ≤ 55 rendah
HbA1C adalah tes Pengukuran laboratorium yang Laboratoris menunjukkan jumlah rata-rata gula dalam darah lebih dari 2-3 bulan.
hasil HbA1c (%): Perkeni,2000 Baik: 4-5,9 Sedang: 6-8 Buruk: >8
11
.
4.4 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Poli Penyakit Dalam RSUD dr. Syaiful Anwar di kota malang selama 8 minggu dari tanggal 25 Oktober 2019 sampai tanggal 25 Desember 2019. 4.5 Pengumpulan, Pengolahan, dan Analisa Data 1. Jenis Data Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini: a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden baik yang dilakukan melalui wawancara, observasi dan alat lainnya merupakan data primer. Data primer diperoleh sendiri langsung dari responden dan masih memerlukan analisa lebih lanjut (Subagyo, 2006). Data primer pada penelitian ini meliputi identitas dan karakteristik pasien serta data asupan makanan rendah indeks glikemiks. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung. Pada umumnya untuk mendapatkan data sekunder tidak lagi dilakukan wawancara atau melalui instrument jenis lainnya melainkan meminta bahan-bahan pelengkap dengan melalui atau dapat melalui petugas yang mencarinya sendiri dalam rekaman medik yang tersedia (Subagyo, 2006). Data sekunder pada penelitian ini adalah data penunjang penelitian yang meliputi keadaan umum pasien dan nilai laboratorium pasien yaitu nilai glukosa darah HbA1C. 2. Alat dan Cara Pengumpulan Data a. Data primer 12
Identitas pasien, riwayat penyakit pasien, dan asupan makanan rendah indeks glikemiks melalui formulir identitas responden dan SQ-FFQ. b. Data sekunder Data sekunder yang dimaksud yaitu mengenai data kadar HbAA1C pasien DM tipe II yang diperoleh dari rekaman medik RSUD dr. Syaiful Anwar kota malang. 3. Bahan dan Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Formulir identitas responden 2. Formulir Informed Consent untuk menyatakan persetujuan subjek menjadi sampel penelitian. 3. Form SQ-FFQ yang telah tervalidasi. 4. Rekam medik yang menunjukkan hasil pemeriksaan HbA1C
4. Cara Pengolahan Data a. Editing data (memeriksa data) bertujuan untuk melengkapi dan memperbaiki data yang telah ada secara keseluruhan. b. Entry data (memasukkan data) memindahkan data asupan makanan rendah indeks glikemiks dan kadar HbA1C. c. Processing (proses) memproses data dengan menggunakan komputer agar dapat dianalisis. d. Cleaning data (pembersihan) setelah data disusun dan selesai maka dilaksanakan kembali pemeriksaan data agar data-data tersebut bebas dari kesalahan. 13
5. Validasi Data a. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Instrumen yang dikatakan valid, adalah instrumen yang mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Instrumen dapat dikatakan valid jika dapat mengukur variabel Independen, yaitu asupan makanan tinggi indeks glikemik Pengujian validitas dilakukan dengan mengujikan instrumen kepada sampel yang memiliki karakteristik yang sama dengan sampel penelitian. Uji validitas dapat dilakukan dengan mengunakan uji product momen pearson. Dinyatakan valid, jika korelasi tiap butir pertanyaan memiliki nilai positif dan nilai r hitung > r tabel pada taraf signifikan 5%. b. Uji Realibilitas Suatu instrumen dikatakan baik bila instrumen tersebut dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data. Instrumen yang telah sesuai dengan ketentuan di atas, dianggap reliabel. Sama halnya dengan dilakukan uji validitas yaitu untuk mengetahui apakah instrumen penelitian reliabel atau tidak maka digunakan uji reliabilitas alfa cronbach dengan menggunakan software. Kriteria jika r α > r tabel, maka variabel tersebut reliabel. 6. Analisa Data a. Analisa Univariat Merupakan analisis yang dilakukan terhadap tiap variabel dalam hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisa ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel (Soekidjo Notoatmodjo, 2002). Notoatmodjo (2012) menyatakan analisis univariat bertujuan untuk mengetahui gambaran distribusi frekuensi dan proporsi variabel yang diteliti, yaitu variabel independen (asupan makanan rendah indeks glikemiks) dan variabel dependen (kadar 14
HbA1C). Hasil analisis univariat akan disajikan dalam bentuk tabel dan analisis secara deskriptif dengan persentase. Digunakan untuk melihat gambaran distribusi frekuensi dari masing-masing variabel: 0%
= Tidak satupun dari responden.
1-25% = Sebagian kecil dari responden. 26-49% = Hampir sebagian dari responden. 50%
= Setengah dari responden.
51-75% = Sebagian dari responden. 76-99% = Hampir seluruh responden. 100%
= Seluruh responden (Arikunto, 2007).
b. Analisis Bivariat Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan software SPSS. Analisa bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan makanan rendah indeks glikemik dengan kadar HbA1C yang berjenis ordinal . Hubungan antara dua variabel numerik dapat dihasilkan dua jenis, yaitu derajat/keeratan hubungan menggunakan Chi.square Dasar pengambilan keputusan adalah Ho diterima jika p > 0,05 dan Ho ditolak jika p < 0,05. Bila nilai p value ≤ 0,05 maka hasil perhitungan statistik bermakna, ini berarti ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Bila nilai p value > 0,05 maka hasil perhitungan statistik tidak bermakna, ini berarti tidak ada hubungan antara variabel Independen dengan Dependen.
15
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sumita. 2010, Buku Penuntun Diet edisi baru.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Almatsier, S.2011. Penuntun Diet. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal. 138 American Diabetes Association (ADA). 2010. Report of The Commite on Diagnosa and Classification of Diabetes Mellitus. Clinical Practice recommendation 2010. American Diabetes Association (ADA). 2011. Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus Arisman, M. 2007. Gizi Dalam Daur Kehidupan, Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal. 44-45 American Diabetes Association (ADA)., 2004, Diagnosis And Classification Of Dm, Diabetes Care, Vol 27. Annisa, dias rindi. 2015. Hubungan konsumsi bahan makanan yang mengandung indeks glikemik dengan kadar gula darah sewaktu pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di 16
ruang rawat jalan puskesmas kemiling tahun 2015. Karya tulis ilmiah, Jurusan gizi poltekkes kemenkes tanjung karang, lampung. Bertalina, anindyati. 2016. Hubungan pengetahuan terapi diet dengan indeks glikemik bahan makanan yang dikonsumsi pasien diabetes mellitus. Jurusan gizi, politeknik kesehatan tanjungkarang. Brunner dan suddarth., 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, EGC, Jakarta. Laporan Nasional Riskesdas 2007. Jakarta: Kesehatan Departeman Kesehatan
Badan Penelitian Dan Pengembangan
Mayawati,Hernie. Nur ISnaeni, Farida. 2017, Hubungan Asupan Makanan Indeks Glikemik Tinggi dan Aktivitas Fisik Dengan Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Rawat jalan di RSUD Karanganyar . Jurnal Kesehatan, Issn 1979-7621, vol. 10. Notoatmodjo. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Pengeluaran untuk konsumsi penduduk Indonesia per provinsi. Jakarta: BPS. Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Pengeluaran untuk konsumsi penduduk Indonesia per provinsi. Jakarta: BPS. Notoatmodjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Pengeluaran untuk konsumsi penduduk Indonesia per provinsi. Jakarta: BPS. Ostman, e.m., 2001, Regular Of Produk "Inconsistency Between Glycemic And Insulinemic Responses” Peter C. Kurniali,(2013). Hidup Bersama Diabetes. Jakarta:PT Alex Media Komputindo PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. 2011. PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. 2013. PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. 2018. Riskesdas. 2013. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar. Badan penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Riskesdas. 2018. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar. Badan penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Rimbawan dan siagian, a., 2004, indeks glikemik pangan, penebar swadaya, jakarta.
17