TUGAS MATA KULIAH PERENCANAAN KOTA GASAL (2018-2019)
KOTA DENPASAR 1. ABRORY BEN BARKA - 082001400002 2. ANDI MOHAMAD YUSUF GALIH - 082001700061
z
3. NABILA SHAFIRA SENANDANA- 082001700040 4. SHARFINA NADHILAH - 082001700046
Teknik Lingkungan Fakultas Arsitektur Lanskap dan Teknologi Lingkungan Universitas Trisakti
z
PETA KOTA DENPASAR
z
SEJARAH KOTA
Denpasar adalah sebuah taman yang unik, karena merupakan taman kesayangan raja Badung
Denpasar berasal dari kata ‘Den’ (utara) dan ‘Pasar’, nama ini diberikan pada taman tersebut mengingat lokasinya yang terletak di utara pasar
Diresmikan pada tahun 1788. Pembentukan kota ini mengalami proses yang panjang, bahkan sejak pulau Bali masih ditinggali oleh kerajaan - kerajaan
Denpasar didirikan oleh I Gusti Ngurah Made Pemecutan yang merupakan keturunan dari Puri Pemecutan
Terdapat dua puri yang menandakan adanya dua pemerintahan yaitu Puri Pemecutan dan Puri Jambe Ksatrya
Kedua pemerintahan tersebut sebenarnya dipimpin oleh keturunan yang sama, yaitu Kyai Jambe Pula
Pembagian dari keduanya pun cukup jelas, dengan wilayah barad Tukad Badung yang dikotrol oleh Puri Pemecutan, sedangkan sebelah timur Tukad Badung dipimpin oleh puri Jambe Ksatrya
Taman yang dibanngun oleh Kyai Jambe Ksatrya itulah yang kemudian dijuluki sebagai Denpasar
LUAS WILAYAH KOTA DENPASAR
z
Luas wilayah kota Denpasar adalah 127,13 km2 termasuk dalam kategori Kota Besar. Kecamatan
Jumlah penduduk (jiwa)
Luas Wilayah (km2)
Kepadatan (jiwa/km2)
Denpasar Utara
194.600
31,42
6.193,5
Denpasar Timur
151.200
21,96
6.303
Denpasar Selatan
279.640
49,99
4.898
Denpasar Barat
259.790
23,76
10.739
885.230
127,13
28.133,5
Total
z
BATAS FISIK DAN BATAS ADMINISTRATIF
Batas Administratif
Kota Denpasar berada pada ketinggian 0-75 meter dari permukaan laut, terletak pada posisi 8°35’31” sampai 8°44’49” Lintang Selatan dan 115°00’23” sampai 115°16’27” Bujur Timur.
Batas Fisik
Batas Utara: Kabupaten Badung Batas Selatan : Kabupaten Badung Batas Timur: Selat Badung atau Sumatera Batas Barat
: Kabupaten Gianyar
z
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Denpasar Tahun 2011 2031
Menurut Perda Denpasar no.27 Tahun 2011 1. Sistem Jaringan Sumber Daya Air ( Pasal 28 ) Sistem jaringan sumber daya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (3) huruf b,angka 3, atas: a.pemanfaatan daya guna air terdiri atas sistem sungai di wilayah kota, terdiri atas: 1. sistem jaringan air baku; dan 2. sistem jaringan irigasi. b.pengendalian daya rusak air terdiri atas: 1. sistem pengendalian banjir; dan
terdiri
z 2.Sistem Jaringan Air Minum Kota ( Pasal 29 ) Pemerataan jaringan distribusi ke pelanggan, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilaksanakan melalui: a.pemeliharaan peningkatan pelayanan jaringan distribusi yang telah ada; b.kerjasama dengan PDAM Gianyar, PDAM Badung dan pihak ketiga untuk melayani kawasan yang tidak terjangkau jaringan distribusi PDAM Kota Denpasar; dan
kawasan-
c.pengembangan jaringan distribusi baru pada seluruh wilayah kota; dan d.penyebaran hidrant-hidrant umum pada seluruh wilayah kota. 3.Sistem Pengolahan Air Limbah Kota ( Pasal 30 ) Sistem pengelolaan air limbah kota, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (3) huruf c angka 2, terdiri atas: a. sistem pengelolaan air limbah perpipaan terpusat skala kota melalui jaringan pengumpul diolah serta dibuang secara terpusat;
dan
b. sistem pembuangan air limbah setempat secara individual maupun berkelompok skala kecil;dan c. penanganan air limbah industri ditangani secara kolektif pada lingkup kawasanperuntukan i ndustri.
z 4. Sistem Persampahan Kota ( Pasal 31 ) Jenis sampah yang dikelola sebagaimana dimaksud pada ayat (1), huruf a terdiri atas: a. sampah rumah tangga, tidak termasuk tinja; b. sampah sejenis sampah rumah tangga; dan c. sampah spesifik 5. Sistem Drainase Kota ( Pasal 32 ) Sistem drainase kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (3) huruf c, angka 4, terdiri atas: a. sistem jaringan drainase primer; b. sistem jaringan drainase sekunder; dan c. sistem jaringan drainase tersier.
6. Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Sumber Daya Air ( Pasal 75 )
z
Ketentuan peraturan zonasi untuk sistem jaringan air baku, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas: a. pemanfaatan air untuk kebutuhan irigasi, dan air minum; b. penelitian kondisi dan kualitas air tanah; c. menerapkan perizinan penggunaan air tanah; d. menjaga kualitas sempadan sungai, sempadan sekitar mata air dan kawasan sekitar waduk. 7. Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Penyedian Minum Air Kota ( Pasal 76 ) Ketentuan peraturan zonasi untuk sistem penyediaan air minum kota, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 ayat (3) huruf c angka 3 sub (a), terdiri atas: a. lokasi Instalasi Pengolahan Air (IPA) tidak berdekatan dengan lokasi pengolahan air limbah dan TPA; b. lokasi Instalasi Pengolahan Air (IPA) berdekatan dengan sumber air baku atau berada pada posisi yang cukup optimal untuk terintegrasi dengan jaringan induk air minum antar sistem; dan c. adanya lahan cadangan pengembangan di sekitarnya.
8. Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Air Limbah( Pasal 77)
z
Ketentuan peraturan zonasi untuk sistem pengelolaan air limbah kota, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 ayat (3) huruf c angka 3 sub (b), terdiri atas: a. lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) memenuhi ketentuan berikut: 1. pembangunan unit pengolahan limbah berada di luar radius kawasan tempat suci; 2. pengembangan jaringan tidak melewati dan/atau memotong kawasan tempat suci/pura; 3. pembuangan efluen air limbah ke media lingkungan hidup tidak melampaui standar baku mutu air limbah; dan 4. penataan lokasi, aktivitas dan teknik pengolahan pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Pemogan. b. pengembangan sistem jaringan perpipaan komunal setempat pada beberapa kawasan yang tidak terjangkau sistem perpipaan kota. 9. Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Sistem Persampahan ( Pasal 78) Ketentuan peraturan zonasi untuk sistem persampahan kota, sebagaimana dimaksud pada Pasal 65 ayat (3) huruf c angka 3 sub (c), terdiri atas: a. Ketentuan umum peraturan zonasi Tempat Pemrosesan Sampah Sementara (TPS); b. Ketentuan umum peraturan zonasi Tempat Pemrosesan Sampah Akhir (TPA); dan c. Ketentuan umum peraturan zonasi pengangkutan sampah.
z 10. Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Sistem Drainase Kota( Pasal 78) Ketentuan peraturan zonasi untuk sistem drainase kota, sebagaimana dimaksud dalam 65 ayat (3) huruf c angka 3 sub (d), terdiri atas:
Pasal
a. pelarangan kegiatan yang mengganggu fungsi pengaliran dan keamanan lingkungan zona sempadan sungai;
pada
b. integrasi sistem jaringan drainase, untuk menghindari genangan pada beberapa kawasan kota; c. pengembangan jaringan drainase pada seluruh jaringan jalan dan terintegrasi dengan pengumpul; dan
jaringan
d. pelarangan dan penerapan sanksi denda bagi kegiatan pembuangan sampah langsung ke sungai.
z
Konsep Teoritis Kota Denpasar (Konsep Sektoral / Homer Hoyt)
z
SISTEM ALIRAN AIR BERSIH
Pada tahun 2003, jumlah total air yang terdistribusi sebesar 30.061.527 m3. Jumlah air terpakai sebesar 24006919,04 m3, dengan volume kebocoran sebesar 20,11% (6054607,96m3).
Sumber air baku PDAM Kota Denpasar adalah air permukaan dan Sumur dalam pengolahannya menggunakan Instalasi Pengolahan Air (IPA) lengkap.
Perubahan-perubahan z sebelum tahun 2014 tidak adanya sistem penyediaan air minum,
lalu pada tahun 2014 kebutuhan air minum di kota denpasar mendesak sehingga dibuatnya sistem penyediaan air minum pada tahun 2017 kurangnya air bersih di denpasar, lalu pada
tahun 2018 sedang dibangun bendungan sidan diperkirakan akan selesai pada tahun 2021 Penelitian yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup pada
1997 silam menyebutkan jika Bali akan mengalami krisis air pada 2013 sebanyak 27 miliar liter. Ahli hidrologi lingkungan Universitas Udayana, Wayan Sunartha, memperkirakan Bali akan mengalami defisit air 26,7 miliar meter kubik pada 2015.
z
Sistem Jaringan Air Minum
Tabel data air bersih
z No. 1
2
3
Data
Volume Rata-rata (lt/dt)
Kapasitas Produksi Sendiri IPA Ayung III Belusung
476,93
IPA Ayung Hilir Waribang
115,69
14 Sumur Dalam
302,24
Pembelian Air Pembelian dari PDAM Badung
37,11
Pembelian dari PDAM Gianyar
13,98
Pembelian dari PTTB
49,15
Kapasitas Distribusi
769
Sumber: PDAM Kota Denpasar
z
SISTEM ALIRAN AIR LIMBAH
Sistem pengelolaan air limbah kota, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (3) huruf c angka 2, terdiri atas: a.
sistem pengelolaan air limbah perpipaan terpusat skala kota melalui jaringan pengumpul dan diolah serta dibuang secara terpusat;
b.
sistem pembuangan air limbah setempat secara individual maupun berkelompok skala kecil; dan
c.
penanganan air limbah industri ditangani secara kolektif pada lingkup kawasan peruntukan industri.
Kapasitas maksimum yang dapat diolah oleh Instalasi Pengolahan Air Limbah pada adalah sebesar 51.000 m3/hari.
z
Cara Pengolahan air limbah
1. Air limbah rumah tangga dari Denpasar, Sanur, dan Kuta dikumpulkan terlebih dahulu di mainhole yang terdapat di IPAL. 2. Dilakukan proses penyaringan di inflow mainhole, air limbah masuk ke pumping station. 3. Setelah di tampung di receiving tank, air limbah disalurkan ke dalam aerated lagoon. IPAL memiliki 2 aerated lagoon (Kolam Airasi) dengan aerator yang total berjumlah 11 buah. Pengoperasian aerator dilakukan di dalam control building. 4. Setelah 2 hari berada di aerated lagoon, air limbah mengalir ke dalam sedimentation pond.
Perubahan-perubahan z
Sebelum tahun 2010 Sungai Tukad Bindu adalah adalah sungai kotor yang menjadi tempat pembuangan limbah warga, tetapi sejak 2010 warga sekitar yang berada di bantaran sungai diberikan pemahaman agar tidak membuang limbah ke sungai, lalu sekarang dijadikan tempat wisata
Sebelum 2018 hingga sekarang rumah sakit diwajibkan untuk mengolah limbah medis tetapi dibutuhkan perizinan yang sangat lama, maka dari itu ketua rumah sakit Indonesia cabang Bali dr. I Gede Wiryana Patra Jaya, M.Kes. untuk membangun pengolahan limbah media padat kepada Lingkungan Hidup. Tetapi, hingga sekarang permintaan dr. I Gede Wiryana Patra Jaya tidak terlealisasikan
Dari tahun tiap tahun pembuangan limbah cair rumah tangga dan limbah pencucian mobil di Sungai Taman Pancing masih sangat marak hingga sekarang, hingga tahun 2018 Sungai ini surut dan sampah naik tetapi tidak ada tindak lanjut.
z
Sistem Jaringan Air Limbah
No. z
Obyek Penghasil Air Limbah
1
Sosial
55
2
Rumah Tangga Gol. A
149
3
Rumah Tangga Gol. B
158
4
Rumah Tangga Gol. C
298
5
Institusi
55
6
Classified Hotel
1050
7
Non Classified Hotel
770
8
Penginapan, Homestay, dll
520
9
Restaurant (Kecil)
22
10
Restaurant (Sedang)
22
11
Restaurant (Besar)
22
12
Komersial (Kecil)
101,6
13
Komersial (Sedang)
101,6
14
Komersial (Besar)
101,6
15
Industri
250000 Total
Sumber: Analisis Data Universitas Udayana
Volume Air Limbah yang dihasilkan (lt/obyk/hari)
253.425,8
z
SISTEM DRAINASE
KONDISI DRAINASE Berdasarkan kondisi sistem drainase saat ini maka disusun usaha perbaikan drainase yang memungkinkan dapat dipilih dari beberapa alternatif berikut:
Penurunan debit dengan pembuatan resapan air dan daerah simpanan (retention area) di daerah hulu dan tengah.
Pembuatan saluran tambahan untuk mengurangi daerah tangkapan
Perbaikan dan/atau normalisasi saluran drainase
Pembuatan pintu klep untuk mengatasi air tinggi di saluran induk
Pengurugan daerah-daerah rendah
Pembuatan stasiun pompa dan kolam penampungan
Panjang total saluran drainase di Kota Denpasar adalah 138,2 km, terdiri dari saluran primer sepanjang 58,15 km dan saluran sekunder 80,05 km. Kondisi saluran, 65% baik dan 35% buruk.
z
Sistem Jaringan Drainase
z
Perencanaan Sistem Drainase Kota Denpasar
Berdasarkan kondisi sistem drainase saat ini maka disusun usaha perbaikan drainase yang memungkinkan dapat dipilih dari beberapa alternatif berikut:
1. Penurunan debit dengan pembuatan resapan air dan daerah simpanan (retention area) di daerah hulu dan tengah.
2. Pembuatan saluran tambahan untuk mengurangi daerah tangkapan
3. Perbaikan dan/atau normalisasi saluran drainase
4. Pembuatan pintu klep untuk mengatasi air tinggi di saluran induk
5. Pengurugan daerah-daerah rendah
6. Pembuatan stasiun pompa dan kolam penampungan
z
Masalah lahan pertanian yang terpencar
Akibat berkembangnya permukiman yang sangat pesat menyebabkan terdesaknya lahan irigasi pada beberapa kawasan. Kondisi ini membawa konsekwensi terjadinya lahan irigasi yang terpencar-pencar. Terpencarnya lahan irigasi mengakibatkan banyak saluran irigasi yang hilang karena tertutup oleh pelat di daerah permukiman. Kondisi ini membawa konsekwensi pengelolaan Subak yang sangat susah
z
Masalah Topografi
Masalah Topografi Masalah yang berkaitan dengan drainase kota Denpasar ternyata telah menjadi masalah yang cukup serius. Banyak saluran drainase yang dibuat dengan kemiringan seadanya, akibatnya aliran air menjadi sangat lambat dan terjadi sedimentasi yang terus menerus. Hal ini dilakukan karena kondisi medan yang tidak memungkinkan. Masalah ini diperparah oleh kondisi pasang surut mengingat Denpasar berada di daerah pesisir. Bila air laut pasang maka terjadi arus balik (back water) pada saluran drainase terutama yang berhubungan dengan itu seperti sekitar daerah sanur, suwung dan pemogan. Arus balik pada saluran drainase ini akan mengurangi kemampuan saluran untuk melewatkan banjir.
z
Kekeliruan asumsi chactment area.
Perencanaan dan pembangunan drainase selayaknya dilaksanakan secara terpadu dan menyeluruh serta terkordinasi antar instansi. Saat ini masih ada instansi yang merencanakan dan melaksanakan pembangunan fisik drainase secara parsial. Asumsi perhitungan chatment area secara parsial dapat dilihat pada pembanguna jalan. Dalam perencanaan jalan desain drainasenya hanya memikirkan untuk pengamanan jalan saja, padahal air hujan yang ditampung oleh saluran tersebut tidak hanya berasal dari permukaan jalan saja, kemungkinan saluran jalan tersebut menampung akumulasi air dari beberapa saluran dihulunya. Disamping itu arah aliran seharusnya memperhatikan dan mengikuti arah dan pola aliran drainase kota.
z
Sistem Pengelolaan Persampahan
NO.
BULAN
z
DKP KOTA DENPASAR m
3
3
3
3
PD. PASAR m
SWAKELOLA m
SWASTA m
DPU KOTA DENPASAR 3 m
JUMLAH
1
JANUARI
87,154
3,714
4,078
8,952
2,220
106,118
2
FEBRUARI
81,284
3,600
3,496
7,880
2,826
99,086
3
MARET
88,387
3,552
4,096
8,570
2,634
107,239
4
APRIL
87,156
3,408
3,788
8,984
2,802
106,138
5
MEI
81,730
3,522
3,742
8,774
2,988
100,756
6
JUNI
88,320
3,492
3,750
8,824
2,844
107,230
7
JULI
91,152
3,648
3,622
8,456
2,436
109,314
8
AGUSTUS
92,132
3,690
3,664
9,592
2,490
111,568
9
SEPTEMBER
89,426
3,312
3,656
9,516
2,274
108,184
10
OKTOBER
93,154
3,210
4,074
9,982
2,208
112,628
11
NOPEMBER
90,455
3,024
4,224
10,442
2,322
110,467
12
DESEMBER
94,666
3,798
4,108
11,044
2,352
115,968
1,065,016
41,970
46,298
111,016
30,396
1,294,696
82.26%
3.24%
3.58%
8.57%
2.35%
100.00%
JUMLAH PER TAHUN PERSENTASE
KOMPOSISI SAMPAH DI BALI
z
LAIN - LAIN; 6 % BAHAN BANGUNAN; 4 %
ANORGANIK; 30%
KERTAS; 6% TEKSTIL; 1% KACA; 1% LOGAM; 2%
R e n d a n g
PLASTIK/KARET 10 %;
ORGANIK; 70%
z
GAMBARAN SAMPAH DI BALI SAAT INI
Jumlah timbulan sampah perkotaan di Bali Tahun 2017 sebanyak 11.730 m3/hari,
Komposisi sampah perkotaan: Sampah Organik 8.211 m3/hari (70%) dan sampah Anorganik 3.519 m3/hari (30%).
Dari jumlah sampah anorganik tersebut terdapat sampah plastik sebanyak 246,33 m3/hari, dan sampah anorganik lainnya sebanyak 3.272,7 m3/hari.
Jumlah sampah tersebut belum termasuk sampah yg dihasilkan pada harihari raya besar.
z
GAMBARAN SAMPAH DI BALI YANG AKAN DATANG
Akan di bangun nya Bank sampah di beberapa daerah
Akan menambah beberapa TPA di beberapa daerah
Meningkatkan kesadaran pada masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan metode 3R
Mengembangkan teknologi pengelolaan sampah ramah lingkungan
Implementasi program Bali green Province
z
Kondisi TPA di Bali
z
Kebijakan Pemprov Bidang Sampah
Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan metoda 3 R;
Pengembangan teknologi pengelolaan sampah ramah lingkungan;
Memfasilitasi penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah;
Memfasilitasi pengembangan manfaat hasil pengolahan sampah;
Melakukan koordinasi antar lembaga pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha dalam pengelolaan sampah.
Pengembangan pola kemitraan dalam pengelolaan sampah
Implementasi program Bali green Province
z
Bank Sampah
z
Sumber: UNESCO
z
Sumber: UNESCO
z
SDGs pada kota Denpasar
9 Juli 2018 Denpasar lulus program gerakan menuju 100 Smart Cities dan menyusun master plan.
Kota Denpasar menganut sistem pariwisata berkelanjutan, dimana perekonomian masyarakat dibangun dari segi pariwisata. (Sesuai SDGs no.1)
z
Tujuan SDGs no.6
sebelum tahun 2014 tidak adanya sistem penyediaan air minum, lalu pada tahun 2014 kebutuhan air minum di kota denpasar mendesak sehingga dibuatnya sistem penyediaan air minum
pada tahun 2017 kurangnya air bersih di denpasar, lalu pada tahun 2018 sedang dibangun bendungan sidan diperkirakan akan selesai pada tahun 2021
Penelitian yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup pada 1997 silam menyebutkan jika Bali akan mengalami krisis air pada 2013 sebanyak 27 miliar liter. Ahli hidrologi lingkungan Universitas Udayana, Wayan Sunartha, memperkirakan Bali akan mengalami defisit air 26,7 miliar meter kubik pada 2015.
z
Tujuan SDGs no.9
Denpasar menganut filosofi Tri Hita Karana. Dalam melihat Tri Hita Karana, dalam perkembangan pariwisata di bali dikatakan bahwa pengelolaan pariwisata akan melakukan segala macam cara unttuk mampu bertahan, dalam mengembangkan usahanya di tengah ketatnya persaingan. Maka semakin pesatnya pembangunan hotel – hotel.
z
Tujuan SDGs no.11
Menurut Kabid Pengawasan dan penyuluhan badan lingkungan hidup provinsi Bali, I Made Teja. Mewujudkan bali menjadi pulau bersih dan hijau (Bali Clean and Green) telah direncanakan bertepatan dengan pembukaan konferensi PBB tanggal 22 Februari 2010
z
Permasalahan
Executive Chairman The 13th SEA Regional Scientific Meeting of the International Epidimiological Association, Defriman Djafri menjelaakan, fungsi epidimiologi salah satunya adalah bagaimana menyiapkan data di lapangan, untuk mencapai indikator SDGs. Pasalnya, selama ini masih terjadi kendala bagaimana suplai data data di lapangan tidak sesuai dengan fakta yang ada