Tubes Rein Yg Mantap.docx

  • Uploaded by: bapake
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tubes Rein Yg Mantap.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,595
  • Pages: 34
BAB I PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan penyakit. Air bersih adalah air yang jernih, tidak berwarna, tawar dan tidak berbau. Sumber daya alam yaitu air, dapat diperoleh dari air permukaan meliputi air sungai, danau, waduk, rawa dan genangan air lainya. Air merupakan kebutuhan yang paling dibutuhkan di dalam kehidupan manusia. Air yang ada di alam bukanlah didapat sebagai air murni, melainkan sebagai air yang mengandung bermacam-macam zat, baik yang terlarut ataupun tersuspensi. Jenis dan jumlah zat tersebut tergantung dari kondisi lingkungan sekitar sumbernya. Air merupakan materi esensial bagi kehidupan makhluk hidup, karena makhluk hidup memerlukan air untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Secara umum fungsi air dalam tubuh setiap mikroorganisme adalah untuk melarutkan senyawa organik, menstabilkan suhu tubuh dan melangsungkan berbagai reaksi kimia tingkat seluler. Pemeriksaan air secara mikrobiologi sangat penting dilakukan karena air merupakan

substansi

yang

sangat

penting

dalam

menunjang

kehidupan

mikroorganisme yang meliputi pemeriksaan secara mikrobiologi baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat dipakai sebagai pengukuran derajat pencemaran. Uji kualitatif Coliform secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji dugaan (presumptive test), uji penetapan (confirmed test), dan uji pelengkap (completed test). Metode pengujian yang digunakan adalah metode Most Probable Number (MPN) atau Jumlah Perkiraan Terbatas (JPT).

1

Analisis kuantitatif mikrobiologi pada air minum penting dilakukan untuk mengetahui mutu air minum tersebut. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghitung atau mengukur jumlah jasad renik dalam suatu suspensi, salah satunya adalah pemeriksaan adanya bakteri Coliform pada minuman dengan metode MPN (Most Probable Number). Pemeriksaan derajat ditunjukkan

dengan

pencemaran

kehadiran

bakteri

air

secara mikrobiologi

indikator

umumnya

seperti Coliform dan Fecal

coli.Bakteri Coliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri berbentuk batang gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik, dan anaerobik fakultatif yang memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35° C. Berdasarkan hal inilah yang melatar belakangi dilaksanakannya praktikum ini untuk mengetahui teknik pengujian kualitas air dengan menggunakan metode MPN sehingga dapat mengetahui air yang baik untuk dikonsumsi. 1.2

Tujuan Adapun tujuan dari praktikum uji kualitas air dengan menggunakan metode

MPN adalah: 1. Untuk mengetahui teknik uji kualitas air dengan menggunakan metode MPN. 2. Untuk mengetahui kualitas dari air sumur, air sungai dan air galon.

2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

Air Air merupakan bahan esensial bagi hidupnya organisme, oleh karena itu air

selalu penuh dengan benda-benda hidup. Manusia dan makhluk-makhluk lain yang tidak hidup di dalam air senantiasa mencari tempat-tempat tinggal dekat air supaya mudah mengambil air untuk keperluan hidupnya, maka desa atau kota zaman dulu tumbuh di sekitar sumber air, di tepi sungai, atau di tepi danau. Sesudah manusia lebih maju, tempat tinggalnya tidak perlu dekat air dengan sumber jauh yang disalurkan dengan pipa dan didistribusikan (Prawiro, 1989). Pentingnya air di dalam tubuh manusia, berkisar antara 50%–70% dari seluruh total berat badan. Tulang manusia mengandung air sebanyak 22% berat tulang, dalam darah dan ginjal sebanyak 83%. Pentingnya air bagi kesehatan dapat dilihat dari jumlah air yang ada di dalam organ, 80% dari darah terdiri atas air, dalam tulang mengandung 25%, sedangkan dalam urat syaraf terdapat 75% air, dalam ginjal mengandung 80% air, dalam hati 70% air, dan otot 75% air. Kekurangan air menyebabkan penyakit batu ginjal dan kandung kemih, karena terjadi kristalisasi unsur-unsur yang ada di dalam cairan tubuh. Kehilangan air sebanyak 15% dari berat badan dapat mengakibatkan kematian. Kebutuhan minum orang dewasa adalah minimum 1,5–2 liter air sehari (Slamet, 2004). Selain pentingnya air bagi tubuh manusia, air dibutuhkan bagi kehidupan lainnya, baik untuk kebutuhan hidup sehari-hari yaitu keperluan untuk kebutuhan domestik rumah tangga maupun kebutuhan dalam pertanian, industri, perikanan, pembangkit listrik tenaga air, dan navigasi, serta rekreasi (Soerjani, 1997). Air tawar bersih yang layak minum, demikian langka di perkotaan. Sungaisungai yang menjadi sumbernya sudah tercemar berbagai macam limbah, mulai dari buangan sampah organik, rumah tangga hingga limbah beracun dari industri. Air tanah

3

sudah tidak aman dijadikan bahan air minum karena telah terkontaminasi rembesan dari tangki septik maupun air permukaan (Pudjarwoto, 1993). Air merupakan komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup. Akan tetapi dapat juga merupakan suatu substansi yang membawa malapetaka, karena air dapat membawa mikroorganisme patogen dan zat-zat kimia yang bersifat racun (Gause, 1946). Banyaknya kontaminan dalam air memerlukan standar tertentu untuk menjamin kebersihannya. Air yang terkontaminasi oleh bakteri patogen saluran cerna sangat berbahaya untuk diminum. Hal ini dapat dipastikan dengan penemuan organisme yang ada dalam tinja manusia atau hewan dan yang tidak pernah terdapat bebas di alam. Ada beberapa organisme yang termasuk kategori ini, yaitu bakteri Coliform (Escherichia coli), Enterococcus faecalis,danClostridium. Di Indonesia, bakteri indikator air terkontaminasi adalah Escherichia coli (Gause, 1946). 2.2

Bakteri Coliform Bakteri Coliform adalah jenis bakteri yang umum digunakan sebagai indikator

penetuan kualitas sanitasi makanan dan air. Coliform sendiri sebenarnya bukan penyebab dari penyakit-penyakit bawaan air, namun bakteri jenis ini mudah untuk dikultur dan keberadaannya dapat digunakan sebagai indikator keberadaan organisme patogen seperti bakteri lain, virus atau protozoa yang banyak merupakan parasit yang hidup dalam sistem pencernaan manusia serta terkandung dalam feses. Organisme indikator digunakan karena ketika seseorang terinfeksi oleh bakteri patogen, orang tersebut akan mengekskresi organisme indikator jutaan kali lebih banyak dari pada organisme patogen. Hal inilah yang menjadi alasan untuk menyimpulkan bila tingkat keberadaan organisme indikator rendah maka organisme patogen akan jauh lebih rendah atau bahkan tidak ada sama sekali (Servais, 2007). Bakteri Coliform dijadikan sebagai bakteri indikator karena tidak patogen, mudah serta cepat dikenal dalam tes laboratorium serta dapat dikuantifikasikan, tidak berkembang biak saat bakteri patogen tidak berkembang biak, jumlahnya dapat dikorelasikan dengan probabilitas adanya bakteri patogen, serta dapat bertahan lebih 4

lama daripada bakteri patogen dalam lingkungan yang tidak menguntungkan (Slamet, 2004). Bakteri Coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya, sebenarnya, bakteri Coliform fekal adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan Coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi Coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada

mendeteksi

bakteri

bakteri Coliform adalah, Esherichia

patogenik

lain.

coli dan Entereobacter

Contoh aerogenes.

Jadi, Coliform adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan Coliform, artinya, kualitas air semakin baik. (Friedheim, 2001). Eschericia coli, merupakan anggota Coliform yang dapat dibedakan dari bakteri Coliform lain karena kemampuannya memfermentasikan laktosa pada suhu 44°C (pada JPT hal ini dilakukan pada tahap terakhir atau saat uji kelengkapan). Pengidentifikasian dapat dilihat dari pertumbuhan dan reaksi yang memberikan warna berbeda pada media kultur khusus. Saat dikulutur pada media EMB, hasil positif E. coli adalah koloni berwarna hijau metalik. Tidak seperti golongan Coliform pada umumnya, E. coli merupakan bakteri yang berasal dari feses dan kehadirannya efektif mengkonfirmasi adanya kontaminasi fekal pada badan air. Umumnya, pada feses, E. coli ada sebanyak 11% dariColiform (Slamet, 2004). 2.3

Metode MPN Jumlah mikroorganisme dapat dihitung melalui beberapa cara, namun secara

mendasar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu perhitungan langsung dan tidak langsung. Perhitungan secara langsung dapat mengetahui beberapa jumlah mikroorganisme pada suatu bahan pada suatu saat tertentu tanpa memberikan perlakuan terlebih dahulu, sedangkan jumlah organisme yang diketahui dari cara tidak langsung terlebih dahulu harus memberikan perlakuan tertentu sebelum dilakukan perhitungan. Perhitungan secara langsung, dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain adalah dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana 5

diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung (counting chamber). Sedangkan perhitungan cara tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja (viable count). Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu, perhitungan pada cawan petri (total plate count/TPC), perhitungan melalui pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (Metode MPN) dan kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri). Metode perhitungan MPN sering digunakan dalam pengamatan untuk menghitung jumlah bakteri yang terdapat di dalam tanah seperti Nitrosomonas dan Nitrobacter. Kedua jenis bakteri ini memegang peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman, sehubungan dengan kemampuannya dalam mengikat N 2 dari udara dan mengubah amonium menjadi nitrat (Dwidjoseputro, 1994). Metode MPN merupakan salah satu metode perhitungan secara tidak langsung. Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumptive test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test). Dalam uji tahap pertama, keberadaan Coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah, masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat fermentatif Coliformdalam sampel (Lim, 1998). Dalam metode MPN, pengenceran harus dilakukan lebih tinggi daripada pengenceran dalam hitungan cawan, sehingga beberapa tabung larutan hasil pengenceran tersebut mengandung satu sel jasad renik. Beberapa tabung mungkin mengandung lebih dari satu sel, sedangkan tabung lainnya tidak mengandung sel. Dengan demikian setelah inkubasi diharapkan terjadi pertumbuhan pada beberapa tabung yang dinyatakan sebagai tabung positif sedang tabung lainnya negatif. Metode MPN biasanya digunakan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat dengan melakukan pengenceran terlebih dahulu (Fardiaz, 1996). Metode

MPN

merupakan

pertumbuhan Coliform sehingga

uji

deretan

diperoleh

tabung nilai

yang untuk

menyuburkan menduga

jumlah Coliform dalam sampel yang diuji. Uji positif akan menghasilkan angka indeks.

6

Angka ini disesuaikan dengan tabel MPN untuk menentukan jumlah Coliformdalam sampel (Pakadang, 2010). Metode MPN biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat dengan terlebih dahulu membuat suspensi 1:10 dari contoh tersebut. Metode MPN digunakan medium cair di dalam tabung reaksi, dimana perhitungannya dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu yang ditumbuhi oleh jasad renik setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas di dalam tabung kecil (tabung durham) yang diletakkan pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik pembentuk gas. Untuk setiap pengenceran pada umumnya digunakan tiga atau lima seri tabung. Lebih banyak tabung yang digunakan menunjukkan ketelitian yang lebih tinggi, tetapi alat gelas yang digunakan juga lebih banyak (Fardiaz, 1996). Untuk metode MPN (most probable number) digunakan medium cair dalam wadah berupa tabung reaksi, perhitungan di lakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu tabung yang mengalami perubahan pada mediumnya baik itu berupa perubahan warna atau terbentuknya gelembung gas pada dasar tabung durham. Pada metode perhitungan MPN ini digunakan bentuk tiga seri pengenceran, yang pertama 10-1, 10-2 dan 10-3. Kemudian dari hasil perubahan tersebut dicari nilai MPNnya pada tabel nilai MPN, dan untuk jumlah bakterinya maka digunakan rumus (Gobel, 2008). Tabel yang digunakan untuk menentukan nilai MPN dari tiga seri tabung berbeda dengan tabel lima seri tabung. Kombinasi yang dipilih mulai dari pengenceran tertinggi yagn masih menghasilkan semua tabung positif sedangkan pada pengenceran yang berikutnya ada tabung yang negatif. Kombinasi yang diambil terdiri dari tiga pengenceran. Jika pada pengenceran yang keempat atau seterusnya masih diketemukan tabung yang hasilnya positif, maka jumlah tabung yang positif tersebut harus ditambahkan pada angka kombinasi yang ketiga sampai mencapai jumlah maksimum (Volk, 1993).

7

Beberapa jenis bakteri selain Coliform juga memiliki sifat fermentatif, sehingga

diperlukan

uji

konfirmasi

untuk

mengetes

kembali

kebenaran

adanya Coliform dengan bantuan medium selektif diferensial. Uji kelengkapan kembali meyakinkan hasil tes uji konfirmasi dengan mendeteksi sifat fermentatif dan pengamatan mikroskop terhadap ciri-ciri Coliform seperti, berbentuk batang, gram negatif, tidak-berspora. Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk koloni (colony forming unit) dalam sampel. Namun, pada umumnya nilai MPN juda diartikan sebagai perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 mL atau per gram. Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95 persen sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi (Lim, 1998). Uji penduga merupakan uji positif untuk menentukan bakteri Coliform. Media yang digunakan ialah media Lactose Broth. Bakteri dapat menggunakan laktosa sebagai sumber karbon, namun ada pula sebagian bakteri enteric yang tidak dapat melakukannya. Kaldu laktosa mengandung surface tension depressant yang menekan pertumbuhan bakteri gram positif dan memacu bakteri gram negatif terutama bakteri Coliform. Hasil uji penguat yang positif atau meragukan menyatakan bahwa sampel air tidak layak untuk diminum. Uji penguat memerlukan media selektif dan diferensial seperti Eosin-Biru Metilenatau ENDO agar yang akan diinokulasi dari tabung laktosa yang positif. Uji pelengkap, uji ini merupakan tahap akhir analisis bakteri dari contoh air. Uji pelengkap dilakukan dengan pewarnaan gram (Volk, 1993).

8

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rumus Pengenceran sampel dengan menggunakan metode MPN identic dengan prosedur untuk perhitungan koloni. Tabung yang positif dari setiap kelompok pengenceran dicatat dan hasilnya dalam bentuk nilai MPN/100ml ditentukan berdasarkan angka yang tertera dalam table MPN. Hasil perlu dikonversikan menjadi nilai nyata, sehingga dapay diketahui jumlah sel yang sebenarnya/ml sampel, dengan rumus sebagai berikut: = Nilai MPN ( dari table) x

10 Volume tes

Jika tidak tersedia table MPN, maka cara perhitungan lainnya dapat dilakukan dengan menggunakan rumus nilai MPN.100ml sampel berikut ini:

= (jumlah

Jumlah tabung hasil positif x 100 ml tabung hasil negatif)x (jumlah ml seluruh tabung digunakan)

3.2 Alat dan Bahan Tabel 3.1 Alat dan Bahan Tes Pendugaan No 1 2 3 4

Nama Alat Tabung reaksi Tabung durham Rak tabung reaksi Pipet ukur

Ukuran

Jumlah

-

9

-

9

10 ml&1 ml

Nama Bahan Kaldu laktosa

Konsentrasi

Jumlah

-

9

Air sampel

10-1 & 10-2

6

1

-

-

-

2

-

-

-

9

Tabel 3.2 Alat dan Bahan Tes Konfirmasi No 1 2 3 4 5

Nama Alat Tabung reaksi Tabung durham Rak tabung reaksi Kawat Ose Pipet mikro

Ukuran

Jumlah

-

9

-

9

-

1

-

1 1

Nama Bahan Medium EMB Medium BGLB

Konsentrasi

Jumlah

-

1

-

1

-

-

-

-

-

-

Tabel 3.3 Alat dan Bahan Tes Pelengkap No

Nama Alat

Ukuran

Jumlah

1

Tabung reaksi

-

1

2

Tabung durham

-

1

3

Rak tabung reaksi

-

1

4

Pipet mikro

-

1

5

Kawat ose Kaca preparat Mikroskop Penjepit kayu Spiritus Bak pewarna

-

1

-

1

-

1

-

1

-

1 1

6 7 8 9 10

Nama Bahan Kaldu laktosa Medium agar miring Kristal violet Larutan iodium gram Safranin Larutan Lugol Alkohol Air suling -

Konsentrasi

Jumlah

-

1 tabung

-

1 tabung

-

1 tetes 1 tetes

95% -

1 tetes 1-2 tetes 1-2 tetes secukupnya -

10

3.3 Cara Kerja 3.3.1 Tes Pendugaan (Presumtive Test) Table 3.1 Cara Kerja Tes Pendugaan (Presumtive Test) No.

Gambar

Cara Kerja

1.

Ambil 0,1 ml sampel pada kelompok pertama, 1 ml sampel pada kelompok kedua, dan 10 ml sampel pada kelompok ketiga menggunakan pipet ukur.

2.

Masukkan semua sampel pada kaldu laktosa yang sudah disiapkan dan inkubasi pada suhu 37˚C selama 2×24 jam.

3.3.2 Tes Konfirmatif (Confirmed Test) Table 3.2 Cara Kerja Test Konfirmatif (Confirmed Test) No 1

Cara Kerja Keluarkan hasil inkubasi tes pendugaan dan pilih salah satu tabung yang paling keruh atau positif.

Gambar

11

No

Cara Kerja Ambil sampel mikroba dari tabung tersebut dengan pipet mikro.

3

Masukkan ke dalam medium BGLB dengan pipet mikro.

4

Gambar bentuk pentagonal pada bagian bawah cawan petri berisi medium EMB menggunakan spidol. Ambil satu ose sampel mikroba dari tabung sebelumnya.

5

Osekan sampel tersebut mengikuti bentuk pentagonal dengan alur zig zag pada medium EMB.

2

Gambar

.

12

No 6

Cara Kerja Inkubasi medium BGLB dan medium EMB tersebut pada suhu 37˚C selama 2×24 jam.

Gambar

3.3.3 Tes Pelengkap (Completed Test) Table 3.3 Cara Kerja Tes Pelengkap (Completed Test) No.

Gambar

Cara Kerja

1.

Nyalakan bunsen.

2.

Dari tes konfirmatif yang menggunakan larutan BGLB, ambil 1 ml larutan tersebut menggunakan pipet micron yang sudah steril, lalu masukkan ke dalam larutan kaldu laktosa. Lalu letakkan di rak.

13

No.

Gambar

Cara Kerja

3.

Menggunakan kawat ose yang sudah steril, osekan pada medium agar miring secara zig – zag. Lalu inkubasi.

4.

Jepit kaca preparat menggunakan penjepit kayu, lalu fiksasi.

5.

Dari tes konfirmatif yang menggunakan cawan petri berisi agar EMB, ambil sampel menggunakan kawat ose yang sudah steril.

14

No.

Gambar

Cara Kerja

6.

Tambahkan kristal violet sampai menutupi kaca preparat , lalu diamkan selama 1 menit.

7.

Cuci dengan air suling hingga warna meluntur

8.

Tambahakan 1-2 tetes lugol, lalu diamkan selama 1 menit

9.

Cuci dengan air suling dan lakukan fiksasi.

15

No.

Gambar

Cara Kerja

10.

Tambahkan alkohol 95%, lalu diamkan selama 45 menit.

11.

Cuci dengan air suling dan lakukan fiksasi.

12.

Tambahkan safra nin, lalu diamkan selama 30 detik. Lalu cuci kembali dengan air suling dan lakukan fiksasi.

13.

Teteskan minyak imersi.

16

No. 14.

Gambar

Cara Kerja Amati dengan menggunakan mikroskop.

17

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan 4.1.1 Tes Pendugaan Hasil pengamatan dari praktikum Tes Pendugaan sebagai berikut: Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Tes Pendugaan No

1

Pengenceran

10-1

No. Tabung

Keterangan

A1

-Keruh: + + (sedang) -Oksigen: + (sedikit)

B1

-Keruh: + + + (banyak) -Oksigen: + + + (banyak)

C1

-Keruh: + + + (banyak) -Oksigen: + + (sedang)

Gambar

18

No

Pengenceran

10-2

No. Tabung

Keterangan

A2

-Keruh: + (sedikit) -Oksigen: + (sedikit)

B2

-Keruh: + (sedikit) -Oksigen: + + (sedang)

C2

-Keruh: + + (sedang) -Oksigen: + + + (banyak)

A3

-Keruh: + (sedikit) -Oksigen: + (sedikit)

B3

-Keruh: - (tidak ada) -Oksigen: + (sedikit)

Gambar

10-3

19

No

Pengenceran

10-1

No. Tabung

Keterangan

C3

-Keruh: + (sedikit) -Oksigen: + (sedikit)

A1

-Keruh: + + (sedang) -Oksigen: + + (sedang)

B1

-Keruh: + + + (banyak) -Oksigen: + + + (banyak)

C1

-Keruh: + + + (banyak) -Oksigen: + + + (banyak)

A2

-Keruh: + + (sedang) -Oksigen: + + (sedang)

Gambar

2

10-2

20

No

Pengenceran

10-3

No. Tabung

Keterangan

B2

-Keruh: + + (sedang) -Oksigen: + + (sedang)

C2

-Keruh: + + (sedang ) -Oksigen: + + (sedang)

A3

-Keruh: + + + (banyak) -Oksigen: + + + (banyak)

B3

-Keruh: + + (sedang) -Oksigen: + + (sedang)

C3

-Keruh: + + (sedang) -Oksigen: - (tidak ada)

Gambar

21

No

Pengenceran

10-1

3

No. Tabung

Keterangan

A1

-Keruh: + (sedikit) -Oksigen: + + (sedang)

B1

-Keruh: + (sedikit) -Oksigen: + + (sedang)

C1

-Keruh: + + (sedang) -Oksigen: + (sedikit)

A2

-Keruh: + + (sedang) -Oksigen: + (sedikit)

B2

-Keruh: + + (sedang) -Oksigen: + (sedikit)

Gambar

10-2

22

No

Pengenceran

10-3

No. Tabung

Keterangan

C2

-Keruh: + (sedikit) -Oksigen: + + (sedang)

A3

-Keruh: + + + (banyak) -Oksigen: + (sedikit)

B3

-Keruh: + (sedikit) -Oksigen: + (sedikit)

C3

-Keruh: + + + (banyak) -Oksigen: + + + (banyak)

Gambar

23

4.1.2 Tes Konfirmatif Hasil pengamatan dari praktikum Tes Konfirmatif sebagai berikut: Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Tes Konfirmatif Keberadaan Coliform Sampel EMB

BGLB

4 (kelompok 1) Keterangan: Mengkilap Logam. Hampir pasti ada fecal coliform.

Keterangan: Keruh dan ada oksigen. Hampir pasti ada fecal coliform.

Keterangan: Mengkilap Logam. Hampir pasti ada fecal coliform.

Keterangan: Keruh dan ada oksigen. Hampir pasti ada fecal coliform.

Keterangan: Mengkilap Logam. Hampir pasti ada fecal coliform.

Keterangan: Keruh dan ada oksigen. Hampir pasti ada fecal coliform.

4 (kelompok 2)

4 (kelompok 3)

24

4.1.3 Tes Pelengkap Hasil pengamatan dari praktikum Tes Pelengkap sebagai berikut: Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Tes Pelengkap No

Hasil Pengamatan

Keterangan

-Media: Kaldu laktosa -Keruh: + + + (banyak) -Oksigen: + + + (banyak)

1

-Media: NA miring Tumbuh koloni

-Media: Kaldu laktosa -Keruh: + (sedikit) -Oksigen: + + (sedang)

2

-Media: NA miring Tumbuh koloni

25

No

Hasil Pengamatan

Keterangan

-Media: Kaldu laktosa -Keruh: + + + (banyak) -Oksigen: + + + (banyak)

3

-Media: NA miring Tumbuh koloni

4.1.4 Pewarnaan Gram Hasil pengamatan dari praktikum Pewarnaan Gram sebagai berikut: Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Pewarnaan Gram No

1

2

Kelompok

Hasil Pengamatan

Kelompok: 1 (siang) Sampel: 4 (air got)

-Bentuk: Basil -Gram: Negatif -Warna: Merah -Perbesaran: 100 kali -Sifat: Pasti E.Coli

Kelompok: 2 (siang) Sampel: 4 (air got)

-Bentuk: Basil -Gram: Negatif -Warna: Merah muda -Perbesaran: 50 kali -Sifat: Pasti E.Coli

Gambar

26

No

Kelompok

Kelompok: 3 (siang) Sampel: 4 (air got)

3

Hasil Pengamatan

Gambar

-Bentuk: Basil -Gram: Negatif -Warna: Merah -Perbesaran: 100 kali -Sifat: Pasti E.Coli

4.2 Perhitungan Tabel 4.5 Nilai MPN dan LK (Limit Kecepatan) 95% untuk Kombinasi 3 Tabung 10 ml, 3 tabung 1 ml, dan 3 tabung 0.1 ml Jumlah Hasil Positif 3 dari 10

3 dari 1

3 dari 0.1

ml

ml

ml

0

0

0

Nilai

Limit Kecepatan 95%

MPN

Terendah

Tertinggi

1

3

0.5

9

1

0

3

0.5

13

1

0

0

4

0.5

20

1

0

1

7

1

21

1

1

0

7

1

23

1

1

1

11

3

36

1

2

0

11

3

36

2

0

0

9

1

36

2

0

1

14

3

37

2

1

0

18

3

44

2

1

1

20

7

89

2

2

0

21

4

47

2

2

1

28

10

149

3

0

0

23

4

120

27

Jumlah Hasil Positif 3 dari 10

3 dari 1

3 dari 0.1

ml

ml

ml

3

0

3

Limit Kecepatan 95%

Nilai MPN

Terendah

Tertinggi

1

39

7

130

0

2

64

15

379

3

1

0

43

7

210

3

1

1

75

14

230

3

1

2

120

30

380

3

2

0

93

15

380

3

2

1

150

30

440

3

2

2

210

36

470

3

3

0

240

36

1300

3

3

1

460

71

2400

3

3

2

1100

150

4800

1. Kelompok 1  Menggunakan tabel MPN Jumlah sel

10

=

Nilai MPN (dari tabel) x

=

1100

x

=

1100

x

=

330,33 = 330,33 sel/100 ml

Volume tes

10 (3x10)+(3x1)+(3x0,1) 10 33,3

 Perhitungan tanpa menggunakan tabel MPN. Jumlah sel =

Jumlah volume tabung dari hasil positif x 100 √Jumlah volume tabung dari hasil negatif x Volume Tes

28

[(3x10)+(3x1)+(2x0.1)]x 100

=

[(0x10)+(1x1)+(2x0.1) x [(3x10) + (3x1) + (3x0,1)] 33,2 x 100

=

1,1 x 33,3

= 996,99 = 997 sel/100 ml 2. Kelompok 2  Menggunakan tabel MPN Jumlah sel

=

Nilai MPN (dari tabel) x

=

210

x

=

210

x

=

330,33 = 330 sel/100 ml

10 Volume tes

10 (3x10)+(3x1)+(3x0,1) 10 33,3

 Perhitungan tanpa menggunakan tabel MPN. Jumlah sel =

= =

Jumlah volume tabung dari hasil positif x100 √Jumlah volume tabung dari hasil negatif x Volume Tes [(3x10)+(3x1)+(2x0.1)]x 100 [(0x10)+(0x1)+(1x0.1) x [(3x10) + (3x1) + (3x0,1)] 32,2 x 100 0,1 x 33,3

= 996,99 = 997 sel/100 ml 3. Kelompok 3  Menggunakan tabel MPN Jumlah sel

=

Nilai MPN (dari tabel) x

10 Volume tes

29

10 (3x10)+(3x1)+(3x0,1)

=

1100

x

=

1100

x

=

330 sel/100 ml

10 33,3

 Perhitungan tanpa menggunakan tabel MPN. Jumlah sel =

= =

Jumlah volume tabung dari hasil positif x 100 √Jumlah volume tabung dari hasil negatif x Volume Tes [(3x10)+(3x1)+(2x0.1)]x 100 [(0x10)+(0x1)+(1x0.1) x [(3x10) + (3x1) + (3x0,1)] 33,2 x 100 0,1 x 33,3

= 996,9 = 997 sel/100 ml

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Tabel MPN Tiap Kelompok yang Menggunakan Sampel Nomor 2 Jumlah Hasil

Jumlah Sel

Positif No Kelompok

Nilai 10

1

0,1

ml

ml

ml

MPN

Menggunakan Tabel MPN (sel/100 ml)

Tidak Menggunakan Tabel (sel/100 ml)

1

1

3

3

2

1100

330

997

2

2

3

3

2

1100

330

997

3

3

3

3

2

1100

330

997

30

4.3 Pembahasan Pada praktikum kali ini, praktikan melakukan praktikum mengenai biondikator kualitas air . Pada praktikum bioindikator kualitas air ini dilakukan 3 tahap praktikum yang berbeda, yaitu tes pendugaan, tes konfirmasi, dan tes pelengkap serta pewarnaan gram untuk mengetahui bentuk bakteri tersebut. Pada praktikum bioindikator kualitas air ini digunakan 3 jenis sampel air yang berbeda-beda dan tidak kita ketahui sumber air tersebut. Pertama tes yang dilakukan adalah tes pendugaan. Pada tes pendugaan ini digunakana metode MPN (Most Probable Number) yang merupakan uji deretan tabung yang menyuburkan pertumbuhan Coliform sehingga diperoleh nilai untuk menduga jumlah coliform dalam sampel yang diuji. Uji positif akan menghasilkan angka indeks. Angka ini disesuaikan dengan tabel MPN untuk menentukan jumlah Coliform dalam sampel. Pada praktikum ini menggunakan tiga variasi tabung setiap ml volumenya,volume ml yang pertama 10 ml, volume ml yang digunakan kedua adalah 1 ml, volume yang yang ketiga digunakan 0,1 ml sehingga total tabung ada 9 tabung dengan jumlah ml total 33,3 ml. Masing-masing tabung tersebut di beri tabung durham. Dalam praktikum bioindikator kualitas air ini sampel yang digunakan adalah sampel nomor 4. Pada tes pendugaan media yang digunakan adalah media tabung reaksi berisi kaldu laktosa yang sudah diletakan tabung durham didalamnya. Fungsi tabung durham itu sendiri adalah untuk mengetahui apakah didalam kaldu laktosa nantinya terbentuk gas atau tidak. Dalam tabung reaksi yang telah berisi media laktosa dan tabung durham tersebut ditambahkan sampel sebanyak 10 ml ke dalam tabung reaksi sebanyak tiga tabung, 1 ml ke dalam tiga tabung reaksi, dan 0,1 ml ke dalam tiga tabung reaksi. Kemudian inkubasikan semua tabung reaksi pada suhu 37°C selama 2x24 jam suhu 37°C ini menyesuaikan suhu hidup optimum Escherichia coli. Pada tes pendugaan ini disetiap tabung reaksi tedapat gas, baik yang 10 ml, 1 ml, maupun 0,1

31

ml. Adanya gas dalam tabung durham menandakan bahwa dalam sampel air yang kita gunakan mengandung bakteri Coliform. Gelembung udara yang dihasilkan pada tabung durham disebabkan oleh adanya aktivitas yang respirasi mikroorganisme. Berdasar hasil yang didapat kita dapat menggunakan metode MPN untuk mengetahui banyaknya bakteri dalam sampel air, hasil yang di dapat adalah 996,996997 sel/ 100 ml. Setelah dilakukannya uji penduga yang mendapatkan hasil positif, uji yang harus dilakukan berikutnya adalah uji konfirmatif. Uji konfirmatif dilakukan untuk menegaskan bahwa didalam sampel air yang diujikan benar-benar hampir pasti mengandung bakteri fecal coli. Tes konfirmatif digunakan untuk mengetahui apakah bakteri tersebut mengandung fecal coli atau tidak , pada tes konfirmatif dilakukan menggunakan medium BGLB (Briliant Green Lactose Broth) dan medium EMB (Ethylen Methylen Blue). BGLB merupakan medium selektif yang mengandung asam bile sehingga dapat menghambat bakteri gram positif termasuk kelompok Coliform. Setelah diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37˚C diperoleh hasil bahwa tabung reaksi yang berisi BGLB warnanya berubah menjadi hijau tua dan terdapat gelembung gas. Pada cawan petri yang berisi EMB diperoleh hasil bahwa terdapat warna warna merah daerah sekitar osean yang dilakukan secara zigzag. Pada cawan petri yang berisi EMB ada kilatan logam pada daerah osean Hasil uji ini menunjukkan hasil positif dalam medium EMB yang ditandai dengan adanya koloni yang berwarna hijau tua. Penggunaan medium EMB sebagai medium pertumbuhan adalah karena Etilen Metilen Blue Agar mencegah pertumbuhan bakteri gram positif sedangkan E.coli sendiri merupakan bakteri gram negatif sehingga hanya E. coli yang akan tumbuh dalam medium. Dalam kondisi asam. Ketiga adalah tes pelengkap. Pada tes pelengkap ini dilakukan dengan cara yang sama dengan tes pendugaan. Setelah diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37˚C diperoleh hasil bahwa tabung reaksi tersebut larutannya berubah menjadi warna kuning dan larutan menjadi keruh. Selain itu terdapat pula gelembung gas pada tabung. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasilnya positif sehingga pada tahap ini dapat dipastikan

32

bahwa larutan tersebut pasti Coli. untuk memastikan lebih lanjut maka dilakukanlah pewarnaan gram. Adapun fungsi-fungsi penambahan warna pada pewarnaan bakteri gram yaitu, pewarna Kristal ungu ditambahkan sebagai pemberi warna awal, mordan ditambahkan untuk memperkuat ikatan pada dinding sel sehingga warna yang dilihat dapat terlihat lebih jelas, aseton alkohol ditambahkan sehingga pada bakteri gram negatif yang mengandung peptidoglikan. Safranin ditambahkan untuk memberikan kompleks warna merah pada bakteri gram negatif sehingga bakteri gram negatif menjadi berwarna merah sedangkan pada bakteri gram positif pewarna safranin tidak berpengaruh sehingga bakteri gram positif tetap berwarna ungu. Setelah dilakukannya pewarnaan gram dan diamati pada mikroskop, terbentuk bakteri berbentuk basil dan berwarna merah . Dari pengamatan tersebut telah terbukti bahwa sampel 4 mengandung bakteri Escheria Coli.

33

BAB V SIMPULAN Setelah melaksanakan praktikum pemeriksaan air, maka dapat disimpulkan, sebagai berikut : 1. Adanya gelembung atau gas atau oksigen dan terjadi perubahan warna menjadi keruh menunjukkan adanya Coliform 2. Tabung berisi sampel yang terindikasi mengandung coliform berjumlah 9 buah pada saat dilakukan tes pendugaan. 3. Mikroba yang dapat memfermentasi kaldu laktosa menjadi asam membuktikan ada tidaknya coliform. 4. Tes konfirmasi berfungsi untuk menegaskan bahwa air sampel benar-benar mengandung bakteri coliform atau tidak. 5. Escherichia Coli memiliki bentuk batang atau Bacillus dan merupakan bakteri gram negatif.

34

Related Documents

Tubes Rein Yg Mantap.docx
December 2019 8
Tubes
October 2019 22
Rein A
May 2020 8
Tubes Tekton.xlsx
April 2020 12
Tubes Ptk.docx
December 2019 17
Tubes Catalog
August 2019 29

More Documents from ""