Tugas Kelompok 4-1.docx

  • Uploaded by: ridho saputra
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Kelompok 4-1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,363
  • Pages: 18
PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK “STAINLESS STEEL”

Dosen Pengampu: Nur Hasna Ar. S.Tp, M.si Oleh : Nama

NIM

Keterangan

Zuliandra Putra Harwanta

J1B117059

Moderator

Nur Hodijah

J1B117035

Notulen

Reza Taufik Hidayat

J1B117014

Daniel Batara Hotasi S

J1B117040

Angga Putra Purnama

J1B117063

Fastia Rahmadani

J1B117039

Ridho Saputra

J1B117013

Yosua Partogi Sihotang

J1B117016

Lenni Sapitri

J1B117050

Compile File Laporan

Compile File Peresentasi

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2018

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Penjelasan Umum Bahan Teknik Stainless Steel Bahan atau material merupakan kebutuhan bagi manusia mulai zaman dahulu sampai sekarang. Kehidupan manusia selalu berhubungan dengan kebutuhan bahan seperti pada transportasi, rumah, pakaian, komunikasi, rekreasi, produk makanan dan sebagainya (Anonim). Perkembangan peradaban manusia juga bisa diukur dari kemampuannya memproduksi dan mengolah bahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. (jaman batu, perunggu dsb). Pada tahap awal manusia hanya mampu mengolah bahan apa adanya seperti yang tersedia dialam misalnya : batu, kayu, kulit, tanah dan sebagainya (Anonim). Dengan perkembangan peradaban manusia bahan-bahan alam tersebut bisa diolah sehingga bisa menghasilkan kualitas bahan yang lebih tinggi (Anonim). Pada 50 tahun terakhir para saintis menemukan hubungan sifat-sifat bahan dengan elemen struktur bahan. Sehingga bisa diciptakan puluhan ribu jenis bahan yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda (Anonim). Dalam bahan teknik cakupan terbagi atas dua hal, yaitu: 1. Material science (Ilmu Material): disiplin ilmu yang mempelajari hubungan antara struktur material dengan sifat–sifat material. 2. Material engineering (Rekayasa Material) : dengan dasar hubungan struktur dan sifat bahan, mendesain struktur bahan untuk mendapatkan sifat–sifat yang diinginkan (Anonim). Logam merupakan salah satu jenis bahan yang sering dimanfaatkan untuk dijadikan peralatan penunjang bagi kehidupan manusia dikarenakan logam memiliki banyak kelebihan dibandingkan bahan-bahan lain. Kelebihankelebihan tersebut menjadikan logam yang banyak dipilih untuk dijadikan bahan dari desain peralatan/konstruksi. Diantara kelebihan-kelebihan tersebut logam memiliki kelemahan yaitu mudah terkorosi. Korosi merupakan kerusakan material logam yang disebabkan reaksi antara logam dengan lingkungannya yang menghasilkan oksida logam, sulfida logam atau hasil reaksi lainnya yang lebih dikenal sebagai

pengkaratan. Jadi dilihat dari sudut pandang kimia, korosi pada dasarnya merupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan logam yang kontak langsung dengan lingkungan berair dan oksigen (Sutjahjo, 2008:1). Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk menanggulangi masalah korosi. Upaya yang dapat dilakukan salah satunya adalah pengendalian korosi berupa perbaikan sifat bahan yang dapat dilakukan dengan memadukan logam dengan logam lain yang memiliki sifat yang lebih baik. Sebagai contoh besi yang dipadukan dengan krom dan nikel akan menghasilkan jenis logam baru yaitu baja nirkarat/stainless steel (Sutjahjo, 2008:1). Stainless steel yang umumnya dikenal dengan sebutan baja nirkarat yang merupakan jenis baja yang tahan terhadap korosi karena memiliki unsur paduan minimal 18% chrom dan 8% nikel. Sifat tahan korosi pada stainless steel tidak serta merta membuat stainless steel tidak dapat terserang korosi, karena pada kenyataannya stainless steel dapat mengalami korosi batas butir (intergranuler corrosion), korosi lubang (crevice corrosion), dan retakan korosi tegangan (stress corrosion cracking) (Sutjahjo, 2008:1).

1.2 Sejarah Bahan Teknik Stainless Steel Sejarah menunjukkan bahwa perkembangan masyarakat kita selama ini ditunjukkan dengan kemampuannya untuk menghasilkan dan memanipulasi material. Perkembangan teknologi material dari zaman batu sampai zaman logam. Zaman logam terbagi ke dalam zaman perunggu dan zaman besi. Zaman batu, manusia bergantung terhadap ketersedian material yang ada di permukaan bumi secara alami, misalnya : batu, lempung, kulit hewan, tulang dan lain sebagainya (Anonim). Manusia menemukan bahwa terdapat material – material dalam perut bumi yang apabila diolah akan punya sifat yang lebih baik dibandingkan material – material yang ada di permukaan bumi (Anonim). Pada era zaman logam terdapat jenis logam yang diyakini telah dikembangkan pada peradaban awal manusia yaitu emas, perak, tembaga, timah putih (tin), timah hitam (lead), dan Air raksa (mercury).

1. Emas diyakini sebagai logam yang pertama kali dikenal dan banyak dimanfaatkan sebagai bahan perhiasan. 2. Tembaga telah dikenal pada masa sekitar 4700 SM dan digunakan secara luas sebagai bahan persenjataan dan berbagai peralatan sehari – hari. 3. Perak telah dikenal semenjak sekitar 4000 SM dan digunakan secara luas, bersama – sama dengan emas sebagai alat tukar perdagangan (uang koin) dunia 4. Timah hitam mulai digunakan sekitar tahun 3500 SM. Karena kemudahannya dibentuk, kekaisaran Romawi menggunakan material logam ini sebagai pelaratan makan, minum, pipa, dan akuaduk. 5. Timah putih ditemukan sekitar tahun 1750 SM oleh bangsa Mesir dan seringkali dipadukan dengan tembaga untuk tujuan dekoratif dan menguatkan kualitas tembaga. 6. Air raksa (mercury) yang ditemukan sekitar tahun 1600 SM dimana kemudian disebut oleh manusia pada masa itu sebagai quicksilver, merupakan satu – satunya logam yang dalam keadaan kondisi ruang (atmosfer) selalu stabil dalam bentuk cair (Anonim). Harry Brearley (1871 - 1948) terkenal sebagai penemu stainless steel. Pada tanggal 13 Agustus 1913 stainless steel pertama diproduksi di laboratorium Brown-Firth (Anonim). Ayahnya bekerja di peleburan baja. Pada usia 12 tahun Brearly ia bekerja di pabrik baja tempat ayahnya bekerja. Setelah itu ia menjadi asisten di laboratorium kimia. Ia juga sempat belajar ke pabrik di luar negeri. Setelah itu magang sebagai asisten laboran (Anonim). Pada tahun 1908 dua pabrik baja besar di Sheffield setuju untuk membiayai laboratorium riset umum: Brown Firth Research Laboratories, di mana Brearley memimpin proyek itu. Pada tahun 1912 laboratorium tersebut meneliti korosi laras senapan. Masalahnya adalah baja tersebut tidak tahan suhu tinggi. Brearley mulai menguji penambahan kromium ke baja. Penelitian itu berfokus pada penghitungan sejumlah tingkat karbon, kromium, dan besi yang diberikan (Anonim).

1.3 Struktur atau Penyusun Bahan Teknik Stainless Steel Tinjauan struktur bahan teknik dibedakan atas : 1. Struktur subatonik : ditinjau dari susunan elektron dengan inti. 2. Level atom : ditinjau dari pengaturan atom atau molekul satu sama lain. 3. Mikroskopik : ditinjau dari kumpulan group–group atom. 4. Makroskopik : ditinjau dari struktur yang bisa dilihat dengan mata telanjang (Anonim). Stainless steel adalah bahan yang banyak digunakan dalam industri, terutama industri yang membuat implan tulang, bahan ini salah satu jenis baja yang tahan terhadap karat serta sifat mekanis yang baik. Industri cor di Indonesia masih menggunakan bahan-bahan impor umtuk membuat stainless steel ini. Bahan–bahan pembuat stainless steel adalah nikel murni, ferrokrom (Fe-Cr), ferromangan (Fe-Mg), ferromangan (Fe-Mn), ferrosilicon (Fe-Si), ferromolybden (Fe-Mo) dan scrap low carbon steel (Suh, 1998). Tambunan dkk (2009), Suharno dan Kurniawan (2004) mengatakan bahan ferronickel banyak didaerah Pomala Sulawesi Tenggara, sehingga mereka melakukan pecobaan membuat stainless steel dengan menggunakan bahan baku tersebut. Hasil yang mereka dapatkan sama-sama kualitas stainless steelnya lebih rendah daripada stainless steel bahan baku impor. Mereka mengatakan kualitas turun karena impurity (pengotor) yang tinggi pada bahan baku lokal. Review dari Suh (1998) mengatakan bahan yang baik untuk biomaterial adalah stainless steel, keramik dan polymer. Review ini bertujuan untuk mengenal sifat bahan pengganti tulang yang bahannya banyak ditemukan di Indonesia sehingga menjadi wawasan untuk pembuatan tulang implant buatan Indonesia.

BAB II KARAKTERISTIK BAHAN TEKNIK

2.1 Proses Pembuatan Bahan Teknik Baja Tahan Karat (Stainless Steel) Baja pada dasarnya adalah paduan besi-karbon dengan kadar karbon tidak lebih dari 2,0 %, selain itu juga mengandung sejumlah unsur paduan dan unsur pengotoran. Baja dibuat dari besi kasar atau besi spons dengan mengurangi kadar karbon dan unsur lain yang kurang disukai. Ada beberapa macam cara pembuatan baja, antara lain : 1. Konvertor; 2. Open hearth furnance; 3. Dapur listrik (Anonim). Bahan baku pembuatan stainless steel diantaranya sebagai berikut: 1. Besi kasar cair (pig iron) atau berupa besi spons (sponge iron) (65-85%) 2. Skrap baja (15-35%) (Anonim). Bahan baku paduan dalam pembuatan stainless steel diantaranya sebaai berikut : 1. Carbon (C) Unsur ini dapat membuat baja tetap kuat pada suhu tinggi. 2. Chromium (Cr) Unsur ini dapat membuat baja menjadi lebih keras, tahan gesekan, tahan korosi, dan tahan temperature tinggi. Dengan sifat-sifat itu membuat baja paduan ini baik untuk bahan poros, dan roda gigi. Penambahan unsur chromium biasanya diikuti dengan penambahan nikel. 3. Silikon (Si) Pada konsentrasi tinggi membuat baja tahan kondisi asam, pada konsentrasi rendah memperbaiki sifat megnetik dan sifat listrik baja. 4. Nikel (Ni) Unsur campuran yang digunakan sebagai bahan dasar untuk beberapa kelompok dari stainless steel. Nikel memberikan derajat kelenturan yang tinggi

(mampu berubah bentuk tanpa pecah) dan tahan terhadap karat (korosi). Hampir 65% dari semua nikel digunakan pada pembuatan stainless steel. 5. Molibdenum (Mo) Molibdenum akan memperbaiki baja menjadi tahan terhadap suhu yang tinggi, liat, ,kuat dan memperbaiki kekerasan baja,. Baja paduan ini biasa digunakan sebagai bahan untuk membuat alat-alat potong, misalnya pahat. 6. Wolfram (W) Unsur ini memberikan pengaruh yang sama seperti pada penambahan molibdenum dan biasanya juga dicampur dengan unsur nikel (Ni) dan chromium (Cr). Baja paduan ini memiliki sifat tahan terhadap suhu yang tinggi, karenanya banyak digunakan untuk bahan membuat pahat potong yang lebih dikenal dengan nama baja potong cepat (HSS /Hight Speed Steel). 7. Vanadium (V) Penambahan unsur ini akan memperbaiki struktur kristal baja menjadi halus, memperkuat baja dan meningkatkan ketahanan baja terhadap panas. Terlebih bila dicampur dengan chromium. Baja paduan ini digunakan untuk membuat roda gigi, batang penggerak, dan sebagainya. 8. Kobalt (Co) Kobalt (Co) dengan penambahan unsur ini akan memperbaiki sifat kekerasan baja meningkatkan kualitas baja, serta tetap keras pada suhu yang tinggi. Baja paduan ini banyak digunakan untuk konstruksi pesawat terbang atau konstruksi yang harus tahan panas dan tahan aus. (Anonim). 2.1.1

Proses Menggunakan Konvertor Konvertor terbuat dari baja dengan mulut terbuka (untuk memasukkan

bahan baku dan mengeluarkan cairan logam) serta dilapisi batu tahan api. Konvertor diikatkan pada suatu tap yang dapat berputar sehingga konvertor dapat digerakkan pada posisi horizontal untuk memasukkan dan mengeluarkan bahan yang diproses dan pada posisi vertical untuk pengembusan selama proses berlangsung. Konvertor ini dilengkapi dengan pipa yang berlubang kecil (diameternya sekitar 15 – 17 mm) dalam jumlah yang banyak (sekitar 120- 150 buah pipa) yang terletak pada bagian bawah konvertor (Anonim).

Sewaktu proses berlangsung udara diembuskan ke dalam konvertor melalui pipa saluran dengan tekanan sekitar 1,4 kg/cm3 dan langsung diembuskan ke cairan untuk mengoksidasikan unsur yang tidak murni dan karbon. Kandongan karbon terakhir dioksidasi dengan penambahan besi kasar yang kaya akan mangan, seterusnya baja cair dituangkan ked ala panci – panci dan dipadatkan menjadi batang – batang cetakan. Kapasitas konvertor sekitar 25 – 60 ton dan setiap proses memerlukan waktu 25 menit. Proses pembuatan baja yang menggunakan konvertor adalah sebagai berikut : 1. Proses Bessemer Proses Bessemer adalah suatu proses pembuatan baja yang dilakukan di dalam konvertor yang mempunyai lapisan batu tahan api dari kuarsa asam atau oksida asam (SiO2), sehingga proses ini disebut "Proses Asam". Besi kasar yang diolah dalam konvertor ini adalah besi kasar kelabu yang kaya akan unsur silikon dan rendah fosfor (kandungan fosfor maksimal adalah 0,1%). Besi kasar yang mengandung fosfor rendah diambil karena unsur fosfor tidak dapat direduksi dari dalam besikasar apabila tidak diikat dengan batu kapur. Di samping itu. fosfor dapat bereaksi dengan lapisan dapur yang terbuat dari kuarsa asam, reaksi ini membahayakan atau menghabiskan lapisan konvertor. Oleh karena itu, sangat menguntungkan apabila besi kasar yang diolah dalam proses ini adalah besi kasar kelabu yang mengandung silikon sekitar 1,5% - 2% (Anonim). Dalam proses ini bahan baku dimasukkan dan dikeluarkan sewaktu konvertor dalam posisi horizontal (kemiringannya sekitar 30°). Sementara itu, udara diembuskan dalam posisi vertikal atau disebut juga kedudukan proses. Dalam konvertor, yang pertama terjadi adalah proses oksidasi unsur silikon yang menghasilkan oksida silikon. Kemudian diikuti oleh proses oksidasi unsur fosfor dan mangan yang menghasilkan oksida fosfor dan oksida mangan, ditandai dengan adanya bunga api yang berwarna kehijau-hijauan (Anonim). Baja dapat dihasilkan dengan mengembuskan udara melalui besi kasar cair di dalam dapur yang disebut “konvertor”, sehingga unsur – unsur yang tidak murni akan dikeluarkan dengan jalan oksidasi. Pada waktu itu cara pembuatan jalan kereta api dan pembuatan peralatan hampir sama pentingnya. Karena sejak

udara dimasukkan atau diembuskan, kotoran – kotoran di dalam baja akan berkurang (Anonim). Proses Bessemer mengolah baja dengan menggunakan besi kasar berkualitas baik yang mengandung fosfor rendah. Bila fosfornya tinggi baja yang dihasilkan berkualitas rendah, sebab dalam proses pengolahan tidak seluruh fosfor dapat dikeluarkan. Masalah pengeluaran unsur fosfor telah dapat dipecahkan pada proses dapur Thomas, dengan menggunakan batu kapur pada lapisan dasar dapur. Sehingga sampai saat ini proses Thomas digunakan untuk memproses besi kasar dapat kaya dengan fosfor (Anonim). Proses oksidasi yang terakhir adalah mengoksidasi karbon. Proses ini berlangsung disertai dengan suara gemuruh dan nyala api berwarna putih dengan panjang sekitar 2 meter, kemudian nyala api mengecil. Sebelum nyala api padam, ditambahkan besi kasar yang banyak mengandung mangan, kemudian baja cair dituangkan ke dalam panci-panci tuangan dan dipadatkan dalam bentuk batangbatang baja (Anonim). 2. Proses Thomas Proses Thomas adalah suatu proses pembuatan baja yang dilakukan di dalam konvertor yang bagian dalamnya dilapisi dengan batu tahan api dari bahan karbonat kalsium dan magnesium karbonat (CaCO3 + MgCO3 ) yang disebut "dolomit". Proses ini disebut juga proses basa karena lapisan konvertor terbuat dari dolomit dan hanya mengolah besi kasar putih yang kaya dengan fosfor (sekitar 1,7 - 2%) dan rnengandung unsur silikon rendah (sekitar 0,6 - 0,8%). Proses ini makin baik hasilnya apabila besi kasar yang diolah mengandung unsur silikon yang sangat rendah (Anonim). Dalam proses ini udara diembuskan ke cairan besi kasar di dalam konvertor melalui pipa saluran udara, sehingga terjadi proses oksidasi di dalam cairan terhadap unsur-unsur campuran. Pertama kali unsur yang dioksidasi adalah silikon (Si), kemudian mangan (Mn), dan fosfor (P). Oksidasi unsur fosfor terjadi cepat sekali, sekitar 3 - 5 menit dan proses oksidasi yang terakhir adalah unsur karbon disertai suara gemuruh dan nyala api yang tinggi. Apabila nyala api sudah mengecil dan kemudian padam berarti proses oksidasi telah selesai (Anonim).

Proses oksidasi yang terjadi pada unsur-unsur di dalam besi kasar menghasilkan oksida yang akan dijadikan terak dengan jalan menambahkan batu kapur ke dalam konvertor. Selanjutnya terak cair dikeluarkan dari dalam konvertor, diikuti dengan penuangan baja cair ke dalam panci-panci tuangan kemudian dipadatkan menjadi batangan baja (Anonim). 3. Proses Siemens Martin Proses tungku terbuka disebut juga proses Siemens Martin, yang disesuaikan dengan nama ahli penemu proses tersebut. Proses ini digunakan untuk menahasilkan baja yang mengandung karbon sedang dan rendah dengan cara proses asam atau basa, sesuai dengan sifat lapisan dapurnya. Proses ini berlangsung di dalam dapur tungku terbuka atau dapur Siemens Martin yang mempunyai kapasitas 150 - 300 ton, bahan bakarnya gas yang dihasilkan dengan pembakaran kokas di atas tungku atau bahan bakar minyak. Dapur ini menggunakan prinsip regenerator (hubungan balik) dan tungku pemanas dapat mencapai temperatur sekitar 900 -1.200 0C, tungku pemanas ini bisa mencapai temperatur tinggi apabila diperlukan, dan pada waktu yang sama menghemat bahan bakar (Anonim). Dalam proses ini dapur diisi dengan besi kasar dan baja bekas, kemudian dicairkan sehingga beberapa unsur campuran terbentuk menjadi terak di atas permukaan cairan besi, tambahkan bijih besi atau serbuk besi yang berguna untuk mereduksi karbon, maka lubang pengeluaran dapur dibuka dan cairan dituangkan ke dalam panci-panci tuangan. Baja cair meninggalkan dapur sebelum terak cair dan beberapa terak dapat dicegah meninggalkan dapur sampai seluruh baja cair dikeluarkan, kemungkinan terak ikut tertuang ke dalam panci yang akan mengapung di atas baja cair sehingga perlu dikeluarkan dan dituangkan ke dalarn panci yang berukuran kecil. Baja cair yang telah penuh di dalam panci dituangkan ke dalam cetakan melalui bagian bawah cetakan, sehingga terak tetap di dalam panci dan terakhir dikeluarkan. Selain itu, dapat pula dipisahkan dengan cara menuangnya ke dalam cetakan yang lebih kecil. Setiap melakukan proses pemurnian besi kasar dan bahan tambahan lainnya berlangsung selama 12 jam, kemudian diambil sejumlah baja cair sebagai contoh untuk dianalisis

komposisinya. Sementara itu, terak yang dihasilkan dari proses basa digunakan sebagai pupuk buatan (Anonim).

2.1.2

Proses Open Hearth Furnace ( Proses terbuka) Tanur berupa piringan datar yang besar. Pada dasar kolom telah

ditempatkan oksida basa seperti CaO atau MgO yang nantinya akan berguna sebagai zat pengikat. Ke dalam tanur tinggi dimasukan besi tuang, besi bekas dan batu kapur. Campuran gas pembakar dan udara panas dilewatkan di atas piringan yang berisi besi cair ini. Sementara diaduk maka akan berlangsung reaksi antara oksida-oksida pengotor dengan CaO dan MgO menjadi kerak. Kelebihan proses ini adalah kualitas baja yang dihasilkan mudah dikontrol kualitasnya secara terus menerus selama proses ini berlangsung lama (8-10 jam ) sedangkan Proses Bassemer berlangsung cepat (15 menit) (Anonim).

2.1.3

Proses Dapur Listrik Baja yang berkualitas tinggi dihasilkan apabila, dilakukanpengontrolan

temperatur peleburan.dan memperkecil unsur-unsur campuran di dalam baja yang dilakukan selama proses pemurnian. Proses pengolahan seperti ini, dilakukan dengan menggunakan dapur listrik. Pada awal pemurnian baja menggunakan dapur tungku terbuka atau konvertor, selanjutnya dilakukan di dalam dapur listrik sehingga diperoleh baja yang berkualitas tinggi. Dapur listrik terdiri dari dua jenis, yaitu dapur listrik busur nyala dan dapur induksi frekuensi tinggi (Anonim). 1. Dapur listrik busur nyala Dapur ini mempunyai kapasitas 25 - 100 ton dan dilengkapi dengan tiga buah elektroda karbon yang dipasang pada bagian atas atau atap dapur, disetel secara otomatis untuk menghasilkan busur nyala yang secara langsung memanaskan dan mencairkan logam. Dapur ini dapat mengolah logam dengan proses asam atau basa sesuai dengan lapisan batu tahan apinya dan bahan yang dimasukkan ke dalam dapur (besi kasar), termasuk logam bekas (baja atau besi) yang terlebih dahulu diketahui komposisinya. Apabila dilakukan.proses basa maka terjadi oksidasi terak dari batu kapur atau bubuk kapur untuk mereduksi unsur-unsur-campuran. Selanjutnya diperoleh pemisahan terak (mengandung batu

kapur) dari baja cair. Juga dapat ditambahkan dengan logam campur sebelum cairan dikeluarkan dari dalam dapur untuk mencegah oksidasi (Anonim). 2. Dapur induksi frekuensi tinggi Dapur ini terdiri dari kumparan yang dililiti kawat mengelilingi cawan batu tahan api, ketika tenaga yang dialirkan dari listrik, akan menahasilkan arus listrik yang bersirkulasi di dalam logam yang menyebabkan terjadinya pencairan. Apabila bahan logam telah cair - maka arus listrik membuat gerak mengaduk (berputar). Kapasitas dari dapur jenis ini adalah 350 kg - 6 ton pada umumnya dapur ini digunakan untuk memproduksi baja paduan yang khusus (Anonim).

2.2 Sifat Bahan Teknik Stainless Steel 2.2.1

Sifat Fisik Stainless Steel Stainless steel juga dikenal dengan nama lain seperti CRES atau baja tahan

korosi, baja Inox. Beberapa sifat fisik penting dari stainless steel tercantum di bawah ini: 1. Stainless steel adalah zat keras dan kuat. 2. Stainless steel bukan konduktor yang baik (panas dan listrik). 3. Stainless steel memiliki kekuatan ulet tinggi. Ini berarti dapat dengan mudah dibentuk atau bengkok atau digambar dalam bentuk kabel. 4. Sebagian varietas dari stainless steel memiliki permeabilitas magnetis. Mereka sangat tertarik terhadap magnet. 5. Tahan terhadap korosi. 6. Tidak bisa teroksidasi dengan mudah. 7. Stainless steel dapat mempertahankan ujung tombak untuk suatu jangka waktu yang panjang. 8. Bahkan pada suhu yang sangat tinggi, stainless steel mampu mempertahankan kekuatan dan tahanan terhadap oksidasi dan korosi. 9. Pada temperatur cryogenic, stainless bisa tetap sulit berubah. (Anonim).

2.2.2

Sifat Kimia Stainless Steel Stainless steel adalah paduan logam yang lebih disukai untuk membuat

peralatan dapur, karena tidak mempengaruhi rasa makanan. Permukaan peralatan stainless steel yang mudah dibersihkan. Minimal pemeliharaan dan daur ulang total peralatan stainless steel juga berkontribusi terhadap popularitas mereka. Stainless steel adalah nama universal untuk paduan logam, yang terdiri dari Kromium dan Besi. Sering disebut juga dengan baja tahan karat karena sangat tahan terhadap noda (berkarat) (Anonim). Besi murni adalah unsur utama dari stainless steel. Besi murni adalah rentan terhadap karat dan sangat tidak stabil, seperti yang diekstraksi dari bijih besi. Karat besi adalah karena reaksi dengan oksigen , di hadapan air. Kromium membentuk lapisan transparan dan pasif kromium oksida, yang mencegah kerusakan mekanik dan kimia. Konstituen kecil lainnya dari baja adalah Nikel, Nitrogen dan Molibdenum. Kandungan kecil Nikel meningkatkan ketahanan korosi lebih lanjut, dan melindungi stainless steel dari penggunaan kasar dan kondisi lingkungan yang keras. Pitting atau jaringan parut dihindari dengan menambahkan Molybdenum untuk baja (Anonim). Sifat kimia dan struktur baja stainless steel ditingkatkan menggunakan paduan lainnya. Titanium, Vanadium dan Tembaga adalah paduan yang membuat stainless steel lebih cocok untuk keperluan tertentu. Tidak hanya logam, tetapi juga non-logam seperti Nitrogen, Karbon dan Silikon yang digunakan untuk membuat stainless steel (Anonim). Sifat kimia bertanggung jawab atas ketahanan korosi dan struktur mekanik dari baja stainless yang penting untuk memilih nilai sempurna untuk aplikasi yang diperlukan. Baja stainless memiliki properti dasar perlawanan-korosi. Faktorfaktor yang mempengaruhi properti ini adalah komposisi kimia dari media korosif, komposisi kimia logam yang digunakan, variasi suhu dan kandungan oksigen dan aerasi medium. Dengan demikian, variasi-variasi kecil dalam komposisi kimia dapat digunakan untuk membuat berbagai stainless steel (Anonim).

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Bahan Teknik Stainless Steel Stainless steel menawarkan banyak kelebihan, diantaranya sebagai berikut. 1. Tahan korosi yang tinggi, yang memungkinkan untuk digunakan dalam lingkungan yang ketat. 2. Api dan tahan panas memungkinkan untuk melawan scaling dan mempertahankan kekuatan pada temperatur tinggi. 3.

Higienis,

tidak

berpori,

permukaan

ditambah

dengan

kemampuan

membersihkan dengan mudah dari stainless membuatnya pilihan utama untuk aplikasi yang memerlukan kontrol kebersihan yang ketat, seperti rumah sakit, dapur, dan tanaman pangan lainnya pengolahan. 4. Estetika penampilan, memberikan penampilan yang modern dan menarik untuk aplikasi logam yang paling arsitektur. 5. Cerah, dan mudah dipelihara permukaan sehingga pilihan yang mudah untuk aplikasi yang menuntut permukaan menarik setiap saat. 6. Keuntungan yang memungkinkan untuk digunakan dengan ketebalan material berkurang selama nilai konvensional, sering kali menghasilkan penghematan biaya. 7. Kemudahan fabrikasi karena penggunaan modern pembuatan baja teknik yang memungkinkan stainless steel yang akan dipotong, mesin, dibuat, dilas, dan terbentuk, sama mudahnya seperti baja tradisional. 8. Ketahanan terhadap dampak bahkan pada variasi suhu ekstrim. 9. Nilai jangka panjang yang dibuat oleh siklus hidup panjang manfaatnya sering menghasilkan pilihan bahan yang paling murah jika dibandingkan dengan logam lainnya. Setiap bahan memiliki kelemahan dan stainless steel tidak terkecuali. Beberapa kelemahannya adalah sebagia berikut: 1. Tinggi biaya awal, terutama ketika logam alternatif yang dipertimbangkan. 2. Kesulitan dalam fabrikasi. Ketika mencoba untuk membuat stainless steel tanpa menggunakan mesin teknologi tinggi dan teknik yang tepat, dapat menjadi logam sulit untuk ditangani. Hal ini sering dapat menghasilkan limbah mahal. 3. Kesulitan dalam pengelasan karena disipasi yang cepat panas yang juga dapat menghasilkan potongan hancur atau biaya pemborosan tinggi.

4. Tinggi biaya pemolesan akhir dan finishing. (Anonim).

2.4 Nilai Ekonomi Bahan Teknik Stainless Steel Stainless steel bisa bersaing dengan logam biaya yang lebih tinggi teknik dan paduan berdasarkan nikel atau titanium, sementara menawarkan berbagai sifat tahan korosi cocok untuk berbagai macam aplikasi. Stainless steel dapat dimanipulasi dan dibuat menggunakan berbagai teknik rekayasa umum tersedia dan sepenuhnya "didaur ulang" di akhir masa pakainya (Anonim). Stainless steel dan lingkungan Sumber utama bahan baku pembuatan baja tahan karat adalah kembali bersepeda besi tua. Ini rute daur ulang telah berdiri selama bertahun-tahun dan ekonomi industri stainless steel membuat tergantung pada daur ulang (Anonim). Baja meleleh elektrik dan dalam kebanyakan kasus disempurnakan dengan menggunakan gas lembam udara suling, seperti argon. Great perawatan diambil untuk meminimalkan emisi asap dan debu. Beberapa tanaman dilengkapi untuk daur ulang debu ke dalam proses pembuatan baja (Anonim). Sebagai baja stainless adalah paduan tahan korosi harapan hidup mereka biasanya panjang. Minimal diperlukan pemeliharaan dan begitu, meskipun lebih mahal pada awalnya, mereka menawarkan menarik "siklus hidup biaya" manfaat atas alternatif seperti baja karbon (Anonim). Baja tahan karat dengan mudah cleansible dan pilihan yang jelas untuk industri makanan dan minuman manufaktur dan peralatan katering. Tidak ada risiko kesehatan terbukti dari penggunaan normal dari baja tahan karat. Risiko yang mungkin dari elemen paduan seperti nikel dan kromium adalah selalu dikaji oleh para ahli (Anonim).

2.5 Aplikasi Bahan Teknik Stainless Steel di Bidang Umum dan Teknik Pertanian 2.5.1

Bidang Umum Pipa baja tahan karat adalah bagian baja yang ekonomis, merupakan

produk penting dalam industri baja, dapat digunakan secara luas dalam dekorasi

dan industri kehidupan, banyak orang dipasarkan untuk produksi tangga, perlindungan jendela, pagar, perabotan dan sebagainya. Biasa ada 201 dan 304 dua macam bahan (Anonim). Akuntansi untuk total jumlah baja 8% sampai 16% dari total, ini banyak digunakan dalam perekonomian nasional. Karena pipa baja memiliki bagian berongga, yang paling sesuai untuk jaringan pipa cair, gas dan padat. Pada saat yang sama dengan bobot bar yang sama, koefisien bagian pipa baja, tekukan dan kekuatan puntir, telah menjadi berbagai permesinan dan struktur bangunan. Pada material yang penting, struktur dan bagian yang terbuat dari pipa baja tahan karat memiliki modulus penampang melintang yang lebih besar daripada bagian padat dalam hal bobot yang sama. Oleh karena itu, pipa baja tahan karat itu sendiri adalah semacam bagian baja ekonomi ekonomis, ini adalah bagian penting dari baja yang efisien, terutama di industri pengeboran minyak, peleburan dan transportasi seperti permintaan, diikuti oleh pengeboran geologi, kimia, industri konstruksi, mesin Industri, pesawat terbang dan manufaktur mobil serta boiler, peralatan medis, furnitur dan pembuatan sepeda juga membutuhkan banyak berbagai pipa baja. Dengan berkembangnya teknologi baru seperti energi atom, roket, rudal dan industri kedirgantaraan, status pipa stainless steel di industri pertahanan, sains dan teknologi dan konstruksi ekonomi menjadi semakin penting (Anonim).

2.5.2

Bidang Teknik Pertanian Penggunaan baja paduan banyak sekali pada bidang teknik pertanian atau

teknik mesin karena baja paduan memiliki kelebihan yang berbeda sesuai dengan campuran jenis logam yang digunakan (Anonim). Penggunaan baja paduan pada bidang teknika adalah mesin penghancur plastik. Pada mesin ini penggunaan baja paduan berada pada bagian pisau yang membuat pisau tersebut mudah di asah dan diganti jika sudah aus. Selain itu, penggunaan baja paduan ini dalam bidang teknik pertanian salah satu contohnya adalah pada rangka mesin perontok padi (Anonim).

2.6 Prospek Bahan Teknik Stainless Steel Pipa baja tahan karat yang aman dan dapat diandalkan, perlindungan kesehatan dan lingkungan, aplikasi ekonomi, dinding pipa yang tipis dan cara baru yang andal, sederhana dan mudah untuk berhasil mengembangkan metode koneksi agar keuntungan yang tak tergantikan dari pipa lainnya, aplikasi teknik akan menjadi Semakin banyak, penggunaannya akan semakin populer, menjanjikan (Anonim). Karena stainless steel memiliki banyak sifat yang diinginkan untuk bahan bangunan, maka dapat dikatakan unik pada logam, dan perkembangannya terus berlanjut. Agar baja tahan karat lebih baik dalam aplikasi tradisional, telah memperbaiki jenis yang ada, dan, untuk memenuhi persyaratan ketat aplikasi bangunan lanjutan, sedang mengembangkan baja tahan karat baru. Baja tahan karat telah menjadi salah satu bahan yang paling hemat biaya yang dipilih oleh arsitek, berkat peningkatan efisiensi produksi secara terus menerus dan peningkatan kualitas yang berkesinambungan (Anonim).

DAFTAR PUSTAKA Suh, H., 1998. Recent Advance in Biomaterials. Yonsei Medical Journal. Vol 39. No 2. PP 87-96. Suharno, B. Dan Kurniawan, K. 2005. Studi Perbandingan Ketahanan Korosi dan Struktur Mikro Baja COR CF8M (SS316) Yang Dibuat Dengan Feronikel Lokal dan Nikel Impor. Jurnal Teknologi. Edisi no.1 Tahun XIX. Hal 2637. Tambunan, B., Jujur, I.N., Kozin, M., dan Sulaikan, h.P. 2009. Hasil Uji Mekanis Material stainless steel SS316L Berbasis Bahan Baku Lokal Untuk Aplikasi Pada Implant/Tulang Buatan. Seminar on Application and Research in Industrial Technology. SMART. Yogyakarta. Hal D056-D061. http://alifsinatryakl15.blogspot.com/2016/12/pembuatan-stainless-steel.html?m=1 Diakses pada 3 September 2018. http://kabardewata.com/berita/lainnya/sejarah-hari-ini/1913-harry-brearlymengembangkan-stainless-steel-.html#W46T0z0xfqB Diakses pada 3 September 2018. http://m.id.jianghehaiss.com/info/application-prospect-of-stainless-tube19883075.html Diakses pada 3 September 2018. http://rozaqsangbleu.blogspot.com/2011/05/stainless-steel.html?m=1 Diakses pada 3 September 2018. http://staffnew.uny.ac.id/upload/132048523/pendidikan/1-Kegiatan-Belajar1 Diakses pada 3 September 2018. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/tugas -makalah-material-teknik/ Diakses pada 3 September 2018.

Related Documents

Tugas-kelompok
May 2020 45
Tugas Kelompok
October 2019 59
Tugas Kelompok
August 2019 67
Tugas Kelompok Jabfung
October 2019 31

More Documents from "Desi Anora"