TUGAS ILMU TERNAK POTONG ANALISA USAHA SAPI BALI
OLEH : PUTRAWAN AFANDI 201410350311035
JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG TAHUN 2018
BAB I. PENDAHULUAN
Ternak sapi potong, khususnya Sapi Bali, merupakan salah satu sumber daya penghasil daging yang memiliki nilai ekonomi tinggi, dan penting artinya didalam kehidupan masyarakat. Seekor atau kelompok ternak sapi bisa menghasilkan berbagai macam kebutuhan, terutama sebagai bahan makanan berupa daging, disamping hasil ikutan lainnya seperti pupuk kandang, kulit, dan tulang. Tata cara pengaturan pemeliharaan ternak Sapi Bali ini dimulai dari tempat cara pemilihan bibit, tempat berproduksi/ kandang, cara pemberian pakan, cara perkawinan dan cara pencegahan penyakit serta tatalaksana pemeliharaan Usaha penggemukan Sapi Bali juga relevan dengan upaya pelestarian sumber daya lahan. Kotoran sapi yang diperoleh selama masa penggemukan, selain volumenya yang cukup besar juga memiliki berbagai kandungan senyawa dan mikroorganisme yang dapat digunakan untuk memperbaiki tekstur dan kesuburan tanah. Pengembangan usaha penggemukan sapi juga merupakan salah satu upaya penghematan devisa. Pengembangan usaha penggemukan sapi merupakan salah satu upaya substitusi impor. Dengan demikian usaha penggemukan sapi sangat layak dalam tinjauan mikro, dan sangat terpuji dalam pandangan makro. Prospek penggemukan Sapi Bali cukup bagus sejalan dengan meningkatnya penduduk, maka kebutuhan protein hewani akan meningkat. Selain itu, dengan adanya pengurangan kuota impor sapi dari Australia, mendorong peternakan lokal menjadi trenddan banyak dilirik. Prospek lain yang mendorong adalah menguatnya
isu lingkungan mendorong pemakaian pupuk dan perlakuan organik bagi tanaman meningkat (sapi penghasil utama pupuk organik dari hewan). Disamping itu trend harga sapi dari tahun ke tahun tidak pernah menurun, cenderung 5 – 8 % di atas rata-rata inflasi. Usaha ini diharapkan dapat mensuplai kebutuhan daging sapi lokal Atas dasar kenyataan tersebut, maka sangat terbuka peluang bagi usaha penggemukan sapi . Bisnis penggemukan Sapi Bali dinilai dapat terintegrasi dengan bisnis lain dimana bahan baku pakan dapat diperoleh dengan mudah. Sementara itu, limbah kotoran sapi dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pembuatan pupuk organik yang saat ini permintaanya semakin meningkat dan juga bisa sebagai biogas yang sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Hubungan antara ternak sapi dengan masyarakat sekitar, jenis usaha ini dapat menciptakan lapangan kerja baru. Usaha ini diharapkan juga dapat memberikan edukasi bagi masyarakat sekitar dalam menumbuhkan jiwa wirausaha dengan memanfaatkan sumberdaya lokal. Dalam jangka panjang, usaha ini dapat dikembangkan melalui system pemberdayaan masyarakat sekitar dengan model inti-plasma atau model pola bagi hasil lainya.
BAB II. PEMBASAHAN
2.1 Manajemen Keuangan Modal merupakan hal sangat penting dan menjadi kebutuhan utama bagi para pengusaha untuk membangun dan menjalankan usaha atau bisnisnya. Pada usaha penggemukan Sapi Bali yang dilakukan oleh Afandi Farm modal diperoleh secara mandiri melalui iuran per anggota, masing-masing anggota membayar iuran untuk dana usaha sebesar Rp6.000.000 sehingga jumlah yang didapatkan Rp. 6.000.000 x 3 orang = Rp 18.000.000, untuk kekurangnya senilai Rp. 3.000.000 didapat dari pinjaman perusahaan. Manajemen Keuangan yang dilakukan adalah mencatat setiap biaya masuk dan keluar. Pendanaan di usaha ini didanai oleh masing-masing anggota dan dikelola oleh setiap anggota . Manajemen keuangan diperusahaan Afandi Farm ini pengeluaran dana tidak sampai melebihi target karena pada saat pembelian keperluan sangat diatur sedemikian rupa. Pendanaan ini digunakan untuk seluruh biaya produksi. Adapun anggaran rincian penggunaan dana sebagai berikut: A. Biaaya Tetap No.
Material
Jumlah
Harga Satuan
Jumlah Biaya
1.
Sewa kandang
-
-
Rp. 300.000
Jumlah
Rp. 300.000
A. Biaya Variabel No
Waktu
Nama Alat / Barang
Jumlah
Harga
1 ekor
17.000.000
1
Pembelian sapi bakalan
2
Suntik vitamin B komplek
1x
60.000
3
Suntik obat cacing
1x
60.000
4
Obat antiseptik
1 Botol
120.000
5
Gaji pegawai
750.000
Pembelian konsumsi 60.000
6 monev 7
Pakan Kosentrat
8
Jerami padi
1000 kg
2.100.000
1 truk
400.000
Jumlah
Rp. 20.550.000
JUMLAH BIAYA PRODUKSI
Rp. 20.850.000
B. Pemasukan (Pendapatan) Tang
Nama Alat /
gal
Barang
No.
Penjualan sapi
1
Jumlah
Harga
483 kg x Rp. 45.000
Rp. 21.735.000
TOTAL
Rp. 21.735.000
2.2 Analisa usaha a. Modal usaha setiap anggota Rp. 6.000.000 = Rp. 6.000.000 x 3 = Rp. 18.000.000 Pinjaman dari perusahaan
= Rp. 3.000.000
Total Investasi
= Rp. 21.000.000
b. Perhitungan total biaya yang dikeluarkan Total Biaya = Biaya Tetap + Biaya Variabel = Rp. 300.000 + Rp. 20.550.000 = Rp. 20.850.000 Jadi total biaya yang dikeluarkan untuk penggemukan 1 ekor sapi selama 92 hari sebesar Rp. 20.850.000 c. Penerimaan Harga jual/kg x bobot badan x Populasi
= Rp. 483 kg x Rp. 45.000 x 1 = Rp. 21.735.000
Penjualan pakan
= Rp. 2.500 x 200 kg = Rp. 500.000
d. Keuntungan Penerimaan – Total biaya = Rp. 21.735.000 – Rp. 20.850.000 = Rp. 885.000
e. BEP (Break Even Point) BEP Harga =
Total biaya Berat Sapi Total (BB awal + PBB selama pemeliharaan)
=
Rp. 20.850.000 483 kg
=
Rp. 43.167
BEP Harga Produksi = Total biaya Harga jual / kg
= Rp. 20.850.000 45.000 = 463 kg
Nilai BEP Produksi sebesar 463kg yang berarti usaha ini berada pada titik impas. Nilai BEP Harga Produksi pada tingkat harga sebesar Rp. 43.167 yang berarti usaha ini berada pada titik impas. f. BCR (Benefit Cost Ratio) Total penerimaan / Total biaya = Rp.22.235.000 / Rp.20.850.000
= 1,06 Hasil perhitungan B/C ratio menunjukkan hasil >1 yaitu 1,06 maka usaha ini layak untuk dijalankan, setiap satuan biaya yang dikeluarkan diperoleh hasil penjualan sebesar 1,06 kali lipat. g. ROI (Return of Investment) (Total peerimaan – Jumlah investasi awal) / Jumlah investasi awal x 100% = (Rp. 22.235.000 – Rp. 20.850.000) / Rp. 20.850.000x 100% = 6,64 % Jadi dari perhitungan ROI usaha penggemukan sapi pedaging ini akan memperoleh persentase keuntungan dari 3 bulan penggemukan adalah 6,64% dari modal awal yang dikeluarkan sebesar Rp. 20.850.000yaitu Rp. 1.385.000. h. Payback Period Payback Period= Biaya investasi/ Keuntungan = Rp. 20.850.000/Rp. 1.385.000 = 15,05 Jadi dengan biaya investasi yang ada yaitu Rp.20.850.000dapat dikembalikan investasinya dalam waktu 15 – 16 kali produksi.
2.3 Aliran Kas Aliran kas pada perusahaan Afandi Farm adalah sebagai berikut : BULAN No.
URAIAN 0
1
2
A. INFLOW 1.
Modal
2.
Laba bersih penjualan sapi TOTAL INFLOW
Rp. 21.000.000 Rp. 885.000 Rp. 21.000.000
B. OUT FLOW 1.
Biaya operasional
Rp. 3.550.000
2.
Bakalan sapi
Rp.17.000.000
3.
Sewa kandang TOTAL OUT FLOW
Rp. 300.000 Rp. 20.850.000
IN – Out
Rp. 150.000
Rp. 0
Kas awal bulan
Rp. 150.000
Rp. 150.000
Kas akhir bulan
Rp.150.000
Rp.150.000
Rp. 885.000 Rp.
150.000
Rp 1.035.000
2.4 Neraca No.
Aktiva/Harta/Asset
Pasiva/Liabilitas
1.
Kas
Rp. 21.735.000
2.
Beli bakalan
17.000.000
3.
Perlengkapan kandang
Rp.300.000
diperlukan 4.
Bahan habis pakai
Rp.3.550.000
5.
Laba/Rugi
Rp. 885.000
Total
Rp. 21.735.000
Rp. 21.735.000