Ilmu Tilik Ternak Nur Hazizah.docx

  • Uploaded by: Nur Hazizah
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ilmu Tilik Ternak Nur Hazizah.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,470
  • Pages: 12
ILMU TILIK TERNAK Indonesian Local Breed

Nur Hazizah 1503055055

UNIVERSITAS MULAWARMAN FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN PETERNAKAN 2017-2018

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia perkembangan ternak ayam sangatlah pesat, baik yang dipelihara oleh para peternak maupun masyarakat umum sebagai usaha untuk pemanfaatan pekarangan dan meningkatkan pendapatan mereka. Jenis ayam dibagi menjadi 2 yaitu ayam ras (ayam negeri) dan ayam buras (bukan ras) ayam kampung. Ayam ras disebut sebagai ayam ras karena bibitnya masih harus didatangkan dari luar negeri, contoh ayam ras yaitu ayam pedaging atau Broiler yang biasa diambil dagingnya, sedangkan untuk ayam buras karena memang ayam tersebut merupakan ayam bukan ras. Jadi ayam buras adalah ayam biasa yang sering dijumpai di kampung-kampung maupun di kota-kota di Indonesia (Sudradjad, 2004, h.3). Ayam kampung yang biasanya dibiarkan bebas berkeliaran banyak dipelihara secara intensif dan diberi pakan layaknya ayam ras dan juga dipelihara sebagai ayam hias. Beberapa jenis ayam lokal seperti ayam kampung liar, ayam nunukan, ayam hutan hijau, ayam pelung dan masih banyak lagi. Unggas merupakan salah satu komoditas ternak yang sudah banyak dikembangbiakkan oleh masyarakat Indonesia. Perkembangan peternakan dengan komoditi unggas sudah sangat pesat baik dari peternakan kecil-sedang sampai pada peternakan yang sudah besar. Pertimbangan kualitas dan produktivitas ternak membuat perusahaan-perusahaan peternakan akan tetap bersaing di pasar untuk memperoleh keuntungan maksimal dan mempertahankan usaha ternaknya. Meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pangan protein hewani meningkatkan permintaan daging ayam dipasaran. Masyarakat Indonesia umumnya juga lebih menyukai daging ayam lokal dibandingkan dengan ayam pedaging sehingga ayam lokal sangat berpotensi dan membuka peluang usahaguna meningkatkan taraf hidup bagi peternak. Beberapa ayam lokal yang dikembangkan tersebut adalah Ayam Kedu, Ayam Pelung, dan Ayam Nunukan (Suprijatna, 2005). Salah satu keanekaragaman ayam lokal khas Indonesia adalah Ayam Kedu, ayam yang berasal dari Karesidenan Kedu ini memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai usaha peternakan ayam lokal. Berkurangnya jumlah populasi Ayam Kedu yang ada sekarang, mendorong Dinas Peternakan terkait berusaha menjaga dan melestarikan ayam ini dengan program pemurnian yang akan digunakan untuk pengembangbiakan Ayam Kedu. Program pemurnian 2 bertujuan menemukan galur murninya sehingga Ayam Kedu dapat terhindar dari ancaman kepunahan. Dalam usaha pemurnian Ayam Kedu tersebut selain dari

karakter pembeda kualitatif, diperlukan juga peubah karakter kuantitatif dengan identifikasi seperti morfologi ukuran tubuh. Pengukuran morfometrik sebagai sifat kuantitatif perlu dilakukan dikarenakan ukuran tubuh suatu individu merupakan indikator yang baik dan memiliki nilai kolerasi yang cukup erat dengan parameter bobot hidup (Suparyanto dkk., 2004). Pengukuran morfometrik juga dapat membantu proses seleksi dan perkawinan silang ternak antar bangsa maupun jenis (Kurnianto dkk.,2013). Pentingnya penelitian ini dilakukan karena masih kurangnya pengetahuan mengenai sifat kualitatif dan sifat kuantitatif terutama pada Ayam Kedu yang nantinya dapat digunakan sebagai informasi dasar guna pengembangan unggas lokal selanjutnya. Hasil yang diperoleh nantinya dapat digunakan sebagai salah satu cara atau kriteria seleksi dalam pertimbangan kebijakan pemuliaan/pemurnian Ayam Kedu. Karakteristik dari ukuran–ukuran tubuh kelompok ayam tertentu dapat menentukan individu – individu yang tidak sesuai dengan kelompok aktualnya (Sartika, 2013). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik pada Ayam Kedu Jengger Merah dan Ayam Kedu Jengger Hitam baik dari sifat kualitatif maupun sifat kuantitatifnya. Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah memberikan gambaran informasi fenotipik mengenai Ayam Kedu Jengger Hitam dan Jengger Merah serta memberikan pengetahuan yang diperlukan dalam upaya pelestarian plasma nuftah. Dari berbagai jenis ayam buras yang ada di Indonesia tersebut, jenis ayam hitam yang berada di daerah Kedu, Jawa Tengah lah yang memiliki keistimewaan lebih dibanding ayam lainnya. Ada 2 jenis ayam hitam yaitu ayam Kedu hitam dan ayam Cemani. Kedua ayam ini memiliki keistimewaan yaitu pada bulunya yang berwarna hitam. Semakin hitam dan pekat bulunya semakin mahal harga ayam tersebut. Kedua jenis ayam ini memiliki perbedaan yaitu ayam Kedu hitam yang memiliki warna hitam pada bulunya saja. Sedangkan ayam Cemani keseluruhannya mulai dari kuku, lidah, bulu, daging, hingga tulang berwarna hitam. Hal ini yang membuat ayam Cemani disukai dibanding ayam Kedu hitam. Ayam Cemani berasal dari ayam keturunan Kedu hitam, yang diseleksi memiliki kemurnian warna hitam dengan ciri khas bentuk jengger tunggal bergerigi (jantan). Namun yang sangat memprihatinkan hingga saat ini populasinya semakin berkurang dan menyusut dibandingkan populasi ayam Cemani 100 tahun yang lalu. Ayam ini sulit untuk dikembangbiakan ke generasi anak dan 2 turunannya, sehingga ayam Cemani ini kini menjadi semakin langka dan sulit didapatkan. Banyak orang yang memburu dan mencarinya, hingga saat ini hanya segelintir orang saja yang memilikinya (Nugroho,t.t, hal.72).

Gambar I.1 Ayam Cemani Sumber: http://www.facebook.com/photo.php?fbid=550560801631827&set=gm.50302900 6423465&type=1&theater (21 November 2013) Sebagian orang menyebut ayam Cemani dengan ayam selasi ada juga yang memanggilnya ayam hideung karena warna tubuh ayam ini yang hitam pekat. Bahkan konon darahnya pun berwarna hitam sehingga wajar jika harganya pun sangat mahal bisa hingga ratusan juta rupiah. Selain soal harga ayam Cemani jantan maupun betina bisa dimanfaatkan sebagai ayam hias juga. Bulunya yang hitam, kaki hitam yang ramping dengan bulu ekor yang lebat membuat ayam ini enak untuk dipandang. Ayam Cemani ini bukan sekedar ayam hias yang mahal harganya namun ayam Cemani digunakan sebagai pelengkap sesaji upacara adat Jawa Tengah dan Jawa Timur. Masyarakat yang meyakini bahwa ayam Cemani dipercaya memiliki kekuatan magis sebagai penolak bala. Tradisi ini masih sering dilakukan hingga saat ini di daerah pedesaan. Selain itu juga daging ayam Cemani diyakini dapat menjaga kesehatan tubuh karena mengandung kalsium 3 dan mineral-mineral lain yang banyak diperlukan oleh tubuh (sudradjad,2004,hal.8). Walaupun ayam Cemani sangatlah istimewa dari segi manfaat dan juga harga, dari hasil kuesioner terhadap masyarakat Bandung khususnya Binong dan Kebon Kangkung hanya orang-orang tertentulah yang mengetahui tentang ayam Cemani ini saja. Orang tua yang sudah berumur yang lebih banyak mengetahuinya ketimbang anak muda apalagi anak-anak yang sama sekali tidak mengetahui tentang keberadaan ayam Cemani ini. Populasi ayam Cemani sudah sedikit, tidak banyak seperti jaman dulu karena tempat asalnya yaitu hutan sudah tidak ada, selain itu pandangan masyarakat terhadap ayam Cemani pun negatif karena masyarakat awam hanya tahu ayam Cemani merupakan ayam ritual. 1.2. Tujuan Penelitian - Untuk mengetahui karakteristik ayam kedu hitam local

BAB II PEMBAHASAN

Ayam cemani konon katanya berasal dari Desa Kalikuto, grabak Magelang Jawa tangah. Makanya ayam cemani dikenal juga sebagai ayam kedu. Saat itu ayam cemani itu dikenal sebagai ayam yang berwarna hitam saja. Dan dahulunya ayam cemani disebut ayam Kalikuto tempat asal ayam cemani, tetapi karena ada beberapa pihak yang tidak setuju maka ayam cemani resmi di namakan ayam kedu. Tapi ada legenda yang juga sampai saat ini masih hidup di sana yakni tentang asal-muasalnya ayam kedu. Oleh karena tuah yang dimiliki ayam itu akhirnya dijadikan lambang kesembuhan. Ayam Cemani ini memang sering digunakan untuk hal-hal yang bersifat magis. Hal inilah yang membuat Ayam Cemani ini kini menjadi semakin langka, dan sulit di dapatkan, sehingga ayam ini menjadi banyak di buru dan di cari orang, hingga saat ini hanya segelintir orang saja yang memiliki nya. Sedikit yang diketahui tentang ayam ini. Ayam Cemani, terutama yang hitam sempurna memiliki nilai yang sangat tinggi di Indonesia, karena diyakini bahwa mereka memiliki kekuatan mistik. Makanya Cemani dikenal juga sebagai ayam kedu. Saat itu ayam itu dikenal sebagai ayam yang berwarna hitam saja. Usul tersebut diterima panitia maka resmilah ayam yang berasal dari Kalikuto berjuluk ayam kedu. Ayam cemani berasal dari keturunan ayam kampung yang dibeli dari daerah Gunung Sumbing. Ayam ini cukup besar dan diduga hasil silangan liar antara ayam Inggris yang diboyong orang pada era Raffles berkuasa(1811-1816). Mungkin karena kandangnya sederhana dan kurang pengawasan, ayam-ayam itu menyeleweng dan berbaur dengan ayam kampung setempat. Oleh masyarakat setempat ayam ini yang disebut sebagai ayam kedu Sementara itu, seorang peternak ayam cemani asal Banyurejo, Rembun, Nagasari, Boyolali, Lagiyanto menyebutkan jumlah ayam cemani yang mungkin dipelihara oleh setiap anggota masyarakat yang gemar akan ayam cemani ini biasanya tidak lebih dari sepuluh ekor. Lagiyanto menjelaskan ayam cemani dapat diperbanyak dengan mengawinkan sesama ayam cemani yang akan menghasilkan anak-anak berwarna hitam legam dan berwarna tidak hitam legam. Ayam cemani, lanjut dia, termasuk salah satu jenis ayam lokal yang memproduksi telur lebih tinggi dari ayam kampung biasa. Untuk memperbanyak, ayam cemani dikawinkan dengan sesama ayam cemani secara alami dengan perbandingan maksimal satu ayam cemani jantan dengan lima ayam cemani betina, yang kemudian ditetaskan sendiri

oleh induknya, karena ayam cemani masih memiliki sifat mengeram dan mengasuh anaknya. Ayam kedu merupakan ayam local (ayam buras) yang berasal dari Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Penyebarannya meliputi daerah Karesidenal Kedu seperti purwarejo, Wonosobo, Magelang. Berdasarkan warnanya ayam kedu terdiri dari 3 macam, yaitu ayam kedu hitam (termasuk cemani), ayam kedu putih, dan ayam kedu lurik. Namun kecenderungan yang sering ditemui adalah ayam kedu hitam. Ayam kedu hitam sering disebut dengan ayam cemani. Padahal kedua nya memiliki perbedaan dalam sebaran warna bulunya walaupun sama-sama warna bulu hitam. Jika ayam kedu hitam sebaran warna bulu hanya pada bulunya saja, sedangkan pada ayam cemani sebaran warna hitam menyebar keseluruh tubuh. Sehingga ayam kedu hitam belum tentu ayam cemani dan ayam cemani belum tentu ayam kedu hitam. Namun pada prinsipnya ayam cemani dan ayam kedu hitam adalah sama. Hanya saja ayam cemani belum ada informasi secara spesifik mengenai karakteristiknya. Dahulu ayam Kedu asli terdiri atas 4 macam kelompok bulu yakni, ayam Kedu berbulu putih, berbulu hitam, berbulu merah kekuning-kuningan dan yang berbulu hitam bergaris-garis putih.

Gambar I.2 By omkicau.com : Ayam Kedu Hitam

Namun saat ini ayam Kedu selain yang berbulu hitam sudah jarang dijumpai lagi. Akibat dari suatu keputusan yang kurang bijaksana tempo dulu, boleh dikatakan ayam Kedu, selain yang berbulu hitam sudah punah. Andaikan ada satu dua, ciri-cirinya sudah bervariasi. Ciri-Ciri Pejantan Ayam Kedu Hitam 

Berat rata-rata sekitar 3,5 kg.



Seluruh bulu berwarna hitam dan agak mengembang (mekrok:Jw).



Pangkal paruhnya berwarna hitam kusam dan berujung abu-abu.



Matanya bulat besar berwarna merah kehitam-hitaman.



Kakinya bersisik besar teratur rapat berwarna hitam kehijau-hijauan.



Jari-jari kakinya berwarna hitam kehijau-hijauan.



Telapak kakinya berwarna abu-abu tua.



Kuku-kukunya besar, panjang melengkung warna putih tanduk.



Tajinya besar, agak melengkung, berujung runcing berwarna hitam kusam.



Jengger besar, tebal, bergerigi besar-besar, warnanya merah segar.



Pial sepasang, besar menggantung di bawah rahang serta cuping telinga, berwarna merah segar.



Lidah, langit-langit dan tenggorokan berwarna putih.



Daging berwarna merah.



Bulu hias pada leher dan punggung besar-besar warnanya merah darah atau kuning kemerah-merahan.



Bulu ekor pokok (lancur: Jw) panjang, melengkung bagus sekali.

Ciri-Ciri Betina Ayam Kedu Hitam 

Badan agak tambun, posisi berkesan datar.



Beratnya sekitar 2,5 kg.



Paruh pada pangkalnya berwarna hitam abu-abu dan ujungnya abu-abu keputih-putihan.



Mata bulat besar berkesan hidup, warnanya merah kehitam-hitaman.



Kakinya bersisik besar teratur rapat berwarna hitam kehijauan.



Jari-jari kakinya berwarna hitam kehijau-hijauan.



Telapak kaki halus, warnanya abu-abu tua.



Kukunya besar, melengkung, berwarna putih tanduk.



Jengger tunggal berukuran kecil, tipis, bergerigi kecil-kecil lemas dan berwarna merah segar.



Pial sepasang ukurannya sedang, warnanya merah segar.



Lidah, tenggorokan dan langit-langit berwarna putih.



Daging berwarna merah.



Umur 4,5 bulan sudah mulai bertelur, rata-rata dapat mencapai 45 butir per periode.

Ciri-Ciri Telur Ayak Kedu Hitam 

Berukuran besar, bentuknya oval dan warnanya putih kecoklat-coklatan, kadang-kadang putih kemerah-merahan.



Setelah dierami selama 21 hari akan menetas dengan bulu kapas berwarna abu-abu kehitam-hitaman.

Ciri-Ciri Pejantan Ayam Kedu Putih 

Berat rata-rata 3,5 kg, tegap dan besar.



Paruh, lidah, langit-langit, mata, kaki, jari-jari kaki, taji dan telapak kaki berwarna putih.



Jengger besar tebal bergerigi besar-besar, pial sepasang besar menggantung di bawah rahang dan cuping telinga warnanya merah segar.



Daging berwarna merah.



Bulu hias pada leher dan punggung warnanya putih kekuning-kuningan.



Bulu ekor pokok (lancur: Jw) panjang melengkung tetapi tidak sampai menyentuh tanah.

Ciri-Ciri Betina Ayam Kedu Putih 

Bobot rata-rata 2,5 kg, tambun.



Seluruh bulu berwarna putih dan agak mengembang.



Lidah, langit-langit, paruh, mata, kaki, jari-jari kaki dan telapak kaki berwarna putih.



Jengger tunggal berukuran sedang, bergerigi kecil-kecil dan warnanya merah segar.



Pial sepasang, menggantung di bawah rahang berwarna merah segar juga.



Daging berwarna merah.



Setelah berumur 6 bulan baru mulai bertelur, sebanyak rata-rata 30 butir per periode.

Ciri-Ciri Telur Ayam Kedu Putih 

Besar, berbentuk oval, warnanya putih bersih.



Setelah dierami selama 21 hari akan menetas dengan bulu kapas berwarna kuning pucat.

Ciri-Ciri Pejantan Ayam Kedu Kuning Kemerah-merahan 

Bobotnya sekitar 3,5 kg, tinggi besar dan berat.



Jengger besar, tebal dan bergerigi besar-besar, warnanya merah darah.



Pial sepasang, besar, menggantung di bawah rahang, cuping telinga juga besar berwarna merah darah.



Paruh, mata, kaki, jari-jari kaki dan telapak kaki berwarna kuning.



Tajinya berwarna putih kekuning-kuningan.



Lidah dan langit-langitnya berwarna putih.



Dagingnya berwarna merah.



Bulu hias pada leher dan pinggang berwarna merah segar.



Bulu ekor pokok (lancur: Jw) panjang melengkung.

Ciri-Ciri Betina Ayam Kedu Kuning Kemerah-merahan 

Berat sekitar 2,5 kg, badannya kelihatan tambun.



Paruh, mata, kaki, jari-jari kaki dan telapak kaki berwarna kuning.



Lidah, langit-langit dan kukunya berwarna putih.



Jengger kecil, tebal dan bergerigi kecil-kecil, warnanya merah darah.



Sedangkan pialnya berukuran sedang dan berwarna merah darah juga.



Mulai bertelur setelah berumur 6 bulan, rata-rata 30 butir per periode.

Ciri-Ciri Telur Ayam Kedu Kuning Kemerah-merahan 

Besar, berbentuk oval, berwarna putih kecoklat-coklatan atau putih kemerah-merahan.



Setelah dierami selama 21 hari akan menetas dengan bulu kapas berwarna kuning cerah.

Ciri-Ciri Pejantan Ayam Kedu Hitam Bergaris-garis putih 

Bulu hias pada leher berwarna merah dan kuning.



Berat rata-rata 3,5 kg, kelihatan tegap dan besar.



Paruhnya berwarna hitam abu-abu dan berujung putih.



Matanya besar berwarna merah kehitam-hitaman.



Kaki, jari-jari kaki, telapak kaki berwarna hitam kehijau-hijauan.



Sedangkan tajinya berwarna hitam kusam.



Warna dagingnya merah.



Jenggernya besar, tebal bergerigi besar-besar berwarna merah darah.



Pial sepasang, besar, menggantung di bawah rahang dan cuping telinga berukuran sedang berwarna merah darah juga.



Bulu ekor pokok panjang melengkung.

Ciri-Ciri Betina Ayam Kedu Hitam Bergaris-garis putih 

Berat rata-rata 2,5 kg, badan agak tambun.



Paruh berwarna hitam abu-abu dan putih kekuning-kuningan pada ujungnnya.



Mata besar berwarna merah kehitam-hitaman.



Kaki, jari-jari kaki dan telapak kaki berwarna hitam kehijau-hijauan.



Jengger tunggal, berukuran sedang dengan gerigi kecil-kecil warnanya merah darah.



Pial berukuran sedang, berwarna merah darah juga.



Dagingnya berwarna merah.



Baru akan bertelur setelah berumur 6 bulan, rata-rata 35 butir per periode.

Ciri-Ciri Telur Ayam Kedu Hitam Bergaris-garis putih 

Berukuran besar, berbentuk oval dengan warna putih kecoklat-coklatan.



Dierami selama 21 hari, menetas berbulu kapas warnanya kuning bercakbercak abu-abu.

Sumber : Beternak Ayam Buras oleh B. Sarwono

BAB III PENUTUP

Kesimpulan Prospek pengembangan ternak ayam lokal di Indonesia, memiliki potensi dan peluang yang sangat positif untuk meningkatkan swambada daging ke depan di tahun 2020 yang akan datang. Dan sekarang bulu ayam kedu sangat bervariasi yakni, ayam Kedu berbulu putih, berbulu hitam, berbulu merah kekuningkuningan dan yang berbulu hitam bergaris-garis putih. Ayam lokal yang sekarang berkembang di berbagai wilayah desa – desa seluruh nusantara telah menjadi ayam – ayam lokal dengan morfologi yang beraneka ragam dan banyak jenis.

DAFTAR PUSTAKA

http://ayamcemania.blogspot.co.id/2012/12/ayam-cemani.html http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/bpn/article/view/5100/4324 http://www.situs-peternakan.com/2014/06/ciri-ciri-ayam-kedu-dan-jenisnya.html http://blogternakayam.blogspot.co.id/2015/07/mengenal-ayam-kedu-dan-ciricirinya.html http://girsang-margani.blogspot.co.id/2013/06/prospek-pengembangan-ayamlokal.html http://www.facebook.com/photo.php?fbid=550560801631827&set=gm.50302900 6423465&type=1&theater (21 November 2013)

Related Documents

Ternak Potong
May 2020 24
Nur
August 2019 59
Ilmu-ilmu
August 2019 66
Tilik Imunisasi.docx
April 2020 19

More Documents from "shopi"