Tugas Ibu Yuzda.docx

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era modern saat ini hampir semua orang membutuhkan camilan atau makanan ringan yang praktis dan juga menyehatkan. Karena hal tersebut banyak perusahaan makanan yang berlomba dalam menyediakan kebutuhan camilan sehat tersebut. Salah satu primadona dalam makanan ringan adalah wafer. Wafer merupakan makanan ringan yang berbentuk tumpukkan lempengan tipis yang dilapisi dengan krim dan terbuat dari adonan cair, memiliki pori-pori kasar, renyah, dan apabila dipatahkan penampang potongannya berongga-rongga (SNI, 1992). Cara pembuatan wafer adalah dengan mencetaknya ke dalam cetakan khusus wafer dan dilakukan pemanggangan sehingga berbentuk padat dan tipis. Wafer yang berkualitas baik adalah wafer yang renyah dan garing serta tidak melempem. Tentunya dalam menghasilkan wafer yang aman untuk konsumen perusahaan produsen wafer harus selalu menjaga mutu serta keamanan produk wafer yang dihasilkan. Sanitasi termasuk ke dalam kegiatan yang penting pada berbagai industri khususnya pada industri berbasis pangan dan pertanian. Sanitasi bagi industri pangan yang besar sudah bukan lagi menjadi hal yang baru, namun dalam penerapannya sering kali masih ditemukan adanya ketidaksesuaian dari sanitasi yang diharapkan dan hasilnya. Sanitasi yang diterapkan akan berkaitan dengan tingkat keamanan pangan pada produk yang dihasilkan. Sanitasi yang kurang sesuai dengan aturan yang ada akan dapat menyebabkan tingkat keamanan pangan yang rendah sehingga dapat menimbulkan kerugian baik bagi sisi industri selaku produsen dan dari segi konsumen. Oleh karena itu, perlu adanya penerapan sanitasi yang lebih baik dan evaluasi setiap kalinya agar dapat meningkatkan keamanan pangan dari produk pangan yang diproduksi. Camilan atau snack adalah makanan ringan yang dikonsumsi diantara waktu makan utama. Camilan disukai oleh anak-anak dan orang dewasa, yang umumnya dikonsumsi kurang lebih 2-3 jam diantara waktu makan utama, yaitu pada pukul 10 pagi dan pukul 4 sore. Menururt jenisnya snack yang banyak beredar di pasaran saat ini adalah snack yang mengandung monosodium glutamate (MSG), kalori, lemak, dan zatzat lain yang berbahaya (Unpad, 2012). Konsumsi camilan dengan tinggi kandungan

MSG, disertai dengan aktivitas ngemil setiap hari dapat memberikan kontribusi besar pada seseorang menjadi gemuk. Hal ini karena sebagian besar masyarakat kita tidak mengetahui jenis camilan yang baik untuk kesehatan, sehingga untuk menjawab kebutuhan masyarakat supaya lebih memperhatikan kesehatan, saat ini banyak diproduksi jenis camilan yang memproklamirkan diri sebagai camilan sehat. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana komposisi kandungan yang ada pada snack snickers? 2. Bagaimana komposisi kandungan gizi yang ada pada nextar 3. Bagaimana komposisi kandungan gizi yang ada pada minuman sari kacang hijau? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui komposisi kandungan yang ada pada snack snickers? 2. Untuk mengetahui komposisi kandungan gizi yang ada pada nextar 3. Untuk mengetahui komposisi kandungan gizi yang ada pada minuman sari kacang hijau?

BAB II PEMBAHASAN A. Komposisi Kandungan Gizi Makanan Ringan (Snack) Snickers Snickers adalah candy bar lezat yang terdiri atas kacang, nougat, dan caramel yang dilapisi coklat susu. Makanan “penunda lapar” buatan perusahaan Mars ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1930, hamper satu decade setelah dikeluarkannya candy bar pertama Mars yakni Milky way. Komposisi snack snickers antara lain gula (mengandung pengawet sulfit), kacang tanah (22,8%), sirup glukosa, susu skim bubuk, lemak coklat, coklat massa, lemak nabati, laktosa, garam, pengemulsi (lesitin kedelai), putih telur, perisa sintetik vanilla. Kandungan gizi dalam snack snickers yaitu B. Komposisi Kandungan Gizi Makanan Nextar C. Komposisi Kandungan Gizi Minuman Sari Kacang Hijau BAB III PENUTUP