KRITERIA
YA
TIDAK
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Apakah tindakan paparan (variabel independen) didefinisikan dengan jelas, valid, dapat diandalkan, dan diimplementasikan secara konsisten di semua peserta studi? 10. Apakah paparan dinilai lebih dari sekali dari waktu ke waktu? 11. Apakah ukuran hasil (variabel dependen) didefinisikan dengan jelas, valid,
Tidak Ya
dapat diandalkan, dan diimplementasikan secara konsisten di semua peserta penelitian? 12. Apakah para asesor tidak mengetahui status paparan partisipan (blinded)?
Ya
13. Apakah loss to follow-up bernilai 20% atau kurang? 14. Apakah variabel perancu yang potensial diukur dan ditetapkan secara Ya statistik karena mempengaruhi hubungannya antara paparan dan hasil akhir?
Alasan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Tidak
9.
Pada jurnal tertulis untuk diklasifikasi sebagai exposure obat, subjek kasus, dan subjek kontrol pasien harus minum obat 5 hari selama masing-masing 2 minggu sebelum hari indeks. Subjek diklasifikasikan sebagai tidak terpejan ika obat dihentikan lebih dari 1 minggu dari indeks. Peneliti juga mencoba untuk meminimalkan kesalahan klasifikasi pajanan dengan menerapkan setiap wawancara terperinci dan terstandardisasi menggunakan penyakit dan gejala sebagai permintaan paparan obat Jadi bisa dikatakan bahwa tindakan paparan (variabel independen) didefinisikan dengan jelas, valid, dapat diandalkan, dan diimplementasikan secara konsisten di semua peserta studi.
10. Pada jurnal tertulis bahwa paparan dinilai hanya sekali yang dilakukan di awal , selanjutnya dilakukan pengamatan selama 4 minggu terakhir dan setiap minggu selama 6 bulan. 11. Pada jurnal hasil dari penelitian tersebut terdapat penjelasan untuk non-partisipan dengan berbagai alasan seperti kematian, transfer ke klinik lain, pengecualian yang salah dan penolakan oleh dokter. Pada hasil jurnal juga terdapat penjelasan exposure obat, subjek kasus dan subjek kontrol, serta ditetapkan beberapa variable perancu. Jadi dapat dikatakan bahwa ukuran hasil (variabel dependen) didefinisikan dengan jelas, valid, dapat diandalkan, dan diimplementasikan secara konsisten di semua peserta penelitian. 12. Pada jurnal tertulis bahwa perncarian informasi klinis dan data laboratorium dilakukan oleh perawat. Perawat juga yang mewawancarai kelompok sampel dan kontrol melalui telepon. Penyakit pasien juga didiagnosis oleh dokter dan ditulis dalam bentuk kode yang sesuai dengan ICD-9-CM (International Classification of Diseases, 9th edition, Clinical Modification). Jadi bisa dikatakan bahwa para asesor tidak mengetahui kondisi pasien (blinded). 13. Pada awal penelitian (1 Januari 1995), terdapat 2.453 pasien yang berpotensi untuk dijadikan sampel karena memiliki kasus pankreatitis akut. Setelah disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi, dipilihlah 779 pasien yang masuk dalam kelompok sampel penelitian. Pada kelompok kontrolpun dilakukan hal yang serupa, dan didapatkan 2.129 pasien yang masuk dalam kelompok kontrol. Pada akhir penelitian (31 Mei 1998), hasil hanya didapatkan dari 462 pasien (56% dari 779) yang termasuk kelompok sampel dan 1.781 pasien (84% dari 2.129) yang termasuk kelompok kontrol. Banyaknya pasien yang akhirnya tidak berpartisipasi dalam penelitian ini disebabkan karena kematian, perpindahan ke klinik lain, penyesuaian dengan kriteria eksklusi yang salah, dan penolakan oleh dokter. Sehingga dari hasil ini dapat
dinyatakan bahwa terjadi loss to follow-up sebesar 44% untuk kelompok sampel dan 16% untuk kelompok kontrol. 14. Pada jurnal, terdapat beberapa variabel perancu yang ditetapkan, yaitu umur; jenis kelamin; hipertensi; angina pektoris; gagal jantung; riwayat infark miokard; hiperlipidemia; gangguan gastrointestinal, ginjal, prostat, dan psikis; penggunaan alcohol, tembakau (merokok), statin, fibrat, diuretic, ACE inhibitor, nitrat, CCB, β-blockers, aspirin dosis rendah, dan PPI.