Tugas Ekshumasi Dr. Sugiharto New.pptx

  • Uploaded by: Asticha Erlianing Sari
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Ekshumasi Dr. Sugiharto New.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,595
  • Pages: 40
EKSHUMASI (BONGKAR MAKAM) Asticha Erlianing Sari G99152052 Astrid Astari Aulia G99152053 Rafi Amanda Rezkia A.G99152048 PENDIDIKAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016

Definisi

Definisi  Ekshumasi = penggalian mayat

 “ex” dalam bahasa latin artinya keluar dan “humus” yang

berarti tanah  Ekshumasi adalah suatu tindakan medis yang dilakukan atas dasar undang-undang dalam rangka pembuktian suatu tindakan pidana dengan menggali kembali jenazah yang sudah dikuburkan dan berdasarkan permintaan penyidik  Penggalian mayat dilakukan kembali karena adanya kecurigaan bahwa mayat mati secara tidak wajar dan terdapat laporan bahwa pemeriksaan mayat yang telah dilakukan sebelumnya tidak akurat.

Definisi  Ekshumasi harus dilakukan sesuai hukum, menaati prosedur

pemeriksaan, dan dilakukan secara ilmiah oleh pakar dari institusi yang netral dan imparsial.  Pengamanan barang bukti harus dilakukan semaksimal mungkin sejak awal penggalian dengan melibatkan ahli.  Penggalian awal biasa dilakukan oleh orang yang bukan ahli forensik, tetapi begitu sudah kelihatan ada mayat atau peti maka menjadi bagian ahli forensik untuk melanjutkan.

Tujuan

Tujuan

Peradilan

• Untuk kepentingan penyidikan kepolisian . • Terjadi atas dasar laporan atau pengaduan masyarakat agar polisi dapat melakukan penyidikan • Kadang-kadang korban suatu pembunuhan atau tidak kejahatan lain dimana korban dikubur disuatu tempat atau suatu kematian yang pada waktu itu dianggap atau dibuat seolah-olah kematian wajar sehingga pada waktu itu tidak dimintakan Visum et Repertum.

Tujuan

Bukan Peradilan

• Untuk keperluan kota-kota, pengembangan gedung-gedung, dan sebagainya atas perintah dari penguasa pemerintah setempat. • Atas kemauan keluarga sendiri untuk memindahkan kuburan seseorang ke kuburan lain atau kekota lain. • Untuk identifikasi.

Indikasi

Indikasi Terdakwa mengaku telah membunuh dan menguburnya disuatu tempat Jenazah setelah dikubur beberapa hari baru kemudian ada kecurigaan bahwa jenazah meninggal secara tidak wajar

Atas perintah hakim untuk melakukan pemeriksaan ulang

Indikasi Penguburan mayat secara ilegal untuk menyembunykan kematian atau karena alasan kriminal Kasus dimana sebab kematian yang tertera dalam surat kematian tidak jelas dan menimbulkan pertanyaan

Pada kasus kriminal untuk menentukan penyebab kematian yang diragukan Identitas mayat yang dikubur tidak jelas kebenarannya atau diragukan

Hal Yang Perlu Diperhatikan

Persiapan penggalian kuburan  Dokter harus mendapat keterangan lengkap tentang peristiwa

kematian agar dapat memusatkan perhatian dan pemeriksaan pada hal yang dicurigai  Harus disiapkan tenda lengkap dengan dinding penutup, meja pemeriksaan, air wadah, dan perlengkapan pengangkatan mayat

Perlengkapan Perlengkapan penggalian

Kendaraan • Seperti mobil jenazah, mobil, truk, dan sebagainya

• • • •

Cangkul Ganco Linggis Secrop.

Perlengkapan otopsi • • • • • •

Pisau dapur Scalpel Gunting Pinset Gergaji Jarum (jarum karung goni) • Benang • Timbangan berat

Perlengkapan otopsi • Gelas pengukur • Alat penggaris • Ember • Stoples berisi alkohol 95% (bila ada indikasi mati oleh keracunan) • Stoples berisi formalin 10%.

Waktu yang baik  Jika mayatnya masih baru maka di lakukan secepat mungkin

 Penetapan batas waktu ekshumasi di India, Inggris dan

Indonesia tidak mempunyai batas waktu  Waktu penggalian dilakukan pada pagi hari untuk mendapatkan cahaya yang cukup terang, udara masih segar, matahari belum terlalu terik dan untuk menghindari kerumunan masyarakat yang sering mengganggu pemeriksaan. Bila tidak memungkinkan dilakukan pada pagi hari, pemeriksaan dilakukan pada siang hari dengan cuaca yang baik. Penggalian mayat pada sore hari sebaiknya dihindari.

Kehadiran petugas dan keamanan Penyidik atau polisi beserta pihak keamanan

Pemerintah setempat / pemuka masyarakat.

Dokter beserta pembantunya

Keluarga korban / ahli waris korban

Petugas pengamanan/ penjaga kuburan.

Penggali kuburan

Proses penggalian kuburan  Untuk menentukan lokasi, bila di kuburan umum, adalah

keluarga atau juru kunci kuburan. Bila letaknya tersembunyi maka tersangka yang menunjukan. Kadang tersangka sulit menunjukkan letaknya secara pasti sehingga penggalian dapat mengalami kegagalan.  Saat peti diangkat ke atas, penutup peti sebaiknya dibuka sedikit dengan membuka mur atau engsel peti agar gas-gas di dalamnya bias dikeluarkan ke udara bebas. Selanjutnya peti dikirim ke kamar mayat, apabila terjadi pembusukan maka ditempatkan potongan kayu atau kerangka fiberglass di dasarnya. Tanah dan lumpur harus dipindahkan sebelum peti dikirim ke kamar otopsi untuk menghindari pencemaran.

Pemeriksaan Luar Label mayat

Tutup dan pengbungkus mayat

Pakaian

Perhiasan

Tanda – tanda kematian

Identifikasi umum : usia, jenis kelamin, TB

Identifikasi khusus : tato, tahi lalat, kelainan bawaan

Pemeriksaan local : kepala, rambut, mata, telinga, mulut, leher, dada, perut, ekstremitas, alat kelamin, punggung dan dubur.

Pemeriksaan luka

Pemeriksaan Dalam  Pembukaan jaringan kulit dan otot  Pembukaan rongga tubuh, dapat dilakukan dengan dua metode

yaitu insisi I dan insisi Y  Pengeluaran organ dalam tubuh, dapat dilakukan dengan teknik :  Teknik Virchow, yang paling sering dilakukan dengan ketelitian yang lebih rendah.  Teknik Rokitansky  Teknik Letulle  Teknik Gohn

Prosedur

Persiapan  Surat persetujuan dari keluarga yang meninggal.

 Surat pernyataan dari keluarga, juru kubur, petugas 

 



pemerintah setempat atau saksi – saksi lain. Surat penyitaan dari kuburan yang akan digali sebagai barang bukti yang dikuasai oleh penyidik ( Kepolisian ) untuk sementara Surat permintaan Visum et Repertum Berita acara pembongkaran kuburan Peralatan dan sarana lain yang diperlukan

Pelaksanaan  Dihadiri oleh dokter, penyidik, pemuka masyarakat setempat,    

pihak keamanan, petugas pemakaman dan penggali kuburan Memastikan kuburan yang harus digali Sebelum penggalian, sekitar kuburan harus ditutup dengan tabir Mencatat kronologis acara pembongkaran kuburan Seandainya autopsi akan dilakukan di Rumah Sakit maka mayat atau peti mayat sebagai barang bukti harus dibungkus, disegel, dan sebagainya sebelum dikirim ke Rumah Sakit dan harus disertai dengan Berita Acara dan sebagainya

Kronologis Siapa saja yang hadir di tempat penggalian Tempat dan alamat penggalian

Jam dimulainya penggalian Tanda – tanda yang ada dicatat, nisan dibuat dari apa, bentuk, tinggi Identitas

Kronologis Keadaan cuaca Setiap mencapai kedalaman tertentu harus dicatat diukur dengan mistar dan difoto Keadaan tanah Pada jam berapa mencapai papan penutup liang lahat atau peti mayat dan sebagainya dan pada kedalaman berapa meter jangan lupa selalu dibuat fotonya

Kronologis Jam berapa peti mayat atau papan penutup diangkat, atau bila tidak ada peti, jenazah diangkat dari liang lahat. Bagaimana keadaan jenazah, posisi mayat, keadaan kain kafan dan lain lain

Saat dokter mulai mengadakan pemeriksaan ( autopsi ) sampai selesai.

Autopsi di Tempat Transportasi yang sulit atau tidak memungkinkan

Penghematan waktu

Menghindari kesalahpahaman pandangan masyarakat

Mendapat hasil pemeriksaan lebih cepat.

Mempermudah penguburan kembali

Autopsi di Rumah Sakit Pemeriksaan dapat dilakukan dengan tenang

Diharapkan lebih teliti

Mendapat hasil lebih baik karena dapat dilakukan pemeriksaan yang lebih lengkap seperti pemeriksaan histopatologik dan toksikologik.

Penyerahan ke Penyidik  Penyerahan kembali ke penyidik bahwa pemeriksaan terhadap

jenazah telah selesai. Dimana selanjutnya akan dibuat berita acara pemakaman kembali dan berita acara penyerahan kembali kuburan kepada keluarga. Selanjutnya jenazah yang telah diotopsi dimakamkan kembali.

Aspek Hukum

KUHAP Pasal 135  Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan perlu melakukan

penggalian mayat, dilaksanakan menurut ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 133 ayat (2) dan pasal 134 ayat (1) undangundang ini.

KUHAP Pasal 222  Barang siapa dengan sengaja mencegah, menghalangi, atau

menggagalkan pemeriksaan mayat untuk pengadilan dihukum dengan penjara selama-lamanya 9 bulan atau denda sebanyakbanyaknya tiga ratus ribu rupiah.

KUHAP Pasal 133 (1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani

seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya. (2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.yat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah sakit harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat tersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat, dilak dengan diberi cap jabatan yang dilekatkan pada ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat.

KUHAP Pasal 134 (1) Dalam hal sangat diperlukan dimana untuk keperluan

pembuktian bedah mayat tidak mungkin lagi dihindari, penyidik wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada keluarga korban. (2) Dalam hal keluarga keberatan, penyidik wajib menerangkan dengan sejelas-jelasnya tentang maksud dan tujuan perlu dilakukannya pembedahan tersebut. (3) Apabila dalam waktu dua hari tidak ada tanggapan apapun dari keluarga atau pihak yang diberi tahu tidak diketemukan, penyidik segera melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 133 ayat (3) undangundang ini.

KUHAP Pasal 136  Semua

biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam bagian kedua BAB XIV ditanggunga oleh Negara.

KUHAP Pasal 7 Ayat 1H (1) Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya

dengan pemeriksaan perkara.

KUHAP Pasal 180 (1) Dalam hal diperlukan untuk menjernihkan duduknya

persoalan yang timbul di sidang pengadilan, hakim ketua sidang dapat minta keterangan ahli dan dapat pula minta agar diajukan bahan baru oleh yang berkepentingan. (2) Dalam hal timbul keberatan yang beralasan dari terdakwa atau penasihat hukum terhadap hasil keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hakim memerintahkan agar hal itu dilakukan penelitian ulang. (3) Hakim karena jabatannya dapat memerintahkan untuk dilakukan penelitian ulang sebagaimana tersebut pada ayat (2).

KESIMPULAN

Tujuan penggalian mayat untuk menemukan kasus-kasus kriminal dalam membantu proses peradilan tentang identifikasi mayat dan kemungkinan sebab-sebab kematian.

Pemeriksaan terhadap mayat yang telah dikubur tidak lebih baik apabila mayat tersebut diperiksa ketika masih segar.

Penggalian mayat dilakukan bila dicurigai kematian meninggalkan kecurigaan atau pelaku tindak kejahatan tertangkap dan mengakui ada penguburan terhadap korban di suatu tempat

SARAN

Saran

Agar dilakukan pendataan mengenai kasus ekshumasi di Indonesia.

Agar ekshumasi menjadi topik yang secara khusus dibahas dalam ilmu kedokteran forensik agar para calon dokter mendapatkan gambaran atas peranannya dalam ekshumasi.

TERIMA KASIH

Daftar pustaka  Gordon. I, H. A. Sharpiro dan S. D Berson, Forensic

Medicine (a guide to principles) third edition, Chirchill Livingstone, 1988  Parikh C. K, Parikhs textbook of Medical Jurisprudence and Toxicology, Medical Publication, Bombay – India,1979, pp.126.  Modi NJ, Medical Jurisprudence and Toksikologi, 18 th Edition, Bombay- India, 1972, pp.88.

Related Documents


More Documents from "habil"