Latar belakang Pengobatan luka bakar merupakan suatu masalah utama pada multidisiplin klinik. Penyakit luka bakar adalah suatu kerusakan yang cepat pada tubuh yang dapat menyebabkan dehidrasi atau overhidrasi, kegagalan multipel organ dan peradangan yang dapat mengakibatkan angka mortalitas tinggi. Acute kidney Injury atau Cedera ginjal akut (AKI) adalah salah satu komplikasi yang paling banyak kemungkinan bertahan hidup pada pasien dengan luka bakar luas mencakup dari 15- 20% dari total luas permukaan tubuh (TBSA). Pada 3-5 % pasien, parameter kerusakan ginjal mencapai nilai yang mengancam jiwa dan membutuhkan terapi implementasi penggantian organ ginjal. Rata – rata cedera ginjal akut terjadi pada sekitar 30% pasien dengan mengalami luka bakar yang parah sehingga dapat meningkatkan resiko kematian lebih dari 80%. Dan ini sering terjadi pada pasien dengan luka bakar di saluran pernapasan. Patogenesis cedera ginjal akut pada pasien dengan luka bakar adalah kompleks dan tidak semuanya dapat dipahami. Tujuan dari penelitian pada artikel ini adalah untuk mengevaluasi faktor – faktor yang mempengaruhi kejadian cedera ginjal akut awal pada pasien luka bakar parah dan untuk menilai hubungan antara waktu terjadinya cedera ginjal akut serta tingkat kematian yang dialami. Material /Metode : Dalam artikel ini dilakukan analisis retospektif pada pasien luka bakar yang dirawat di departemen klinis luka bakar, plastik dan bedah rekontruksi. Jumlah total pasien luka bakar sebanyak 947 orang, tetapi hanya 225 pasien yang memenuhi kriteria yang dianalisis. Kriteria utama adalah dengan pasien yang terbakar parah. Kelompok pasien yang terluka bakar parah dianalisis sesuai dengan CTB, jenis kelamin, usia, BMI, luas permukaan yang terbakar , adanya luka bakar pada saluran pernapasan, gagal napas dan gagal fungsi ginjal. Selain itu dalam artikel ini juga menganalisis dari hasil laboratorium dengan mempertimbangkan morfologi (angkaeritrosit, leukosit, trombosit, hemoglobin, dan hematokrit), profil koagulasi (APTT dan INR), dan parameter biokimia tertentu (natrium, kalium, glukosa, kreatinin, urea, protein total, dan albumin). Hasil tes laboratorium dikumpulkan pada 3 titik waktu yaitu saat masuk, pada titik kritis dan pada titik akhir dimana pasien mengalami kematian. GFR dihitung pada saat pasien masuk. Kegagalan fungsi ginjal dinilai sesuai dengan klasifikasi yang ada dan membentuk suatu definisi cedera ginjal akut. Analisis klasifikasi yang diterapkan dan dimodivikasi sesuai dengan kebutuhan evaluasi retrospektif rutin pada praktik klinis: -
Pada saat masuk penurunan GFR kurang dari 60ml / menit Penurunan GFR lebih dari 75% dibandingkan dengan baseline atau Penurunan diuretik harian yang kurang dari 500ml / 24 jam
Terapi cedera ginjal akut adalah pemberian tindakan pertama pengobatan konservatif dalam bentuk pemberian resusitasi cairan Hasil Hasil penelitian dari artikel tersebut mengatakan bahwa pasien saat masuk memiliki GFR < 60 ml/menit. Terjadinya AKI dikaitkan dengan usia lanjut, jenis kelamin perempuan, kelebihan berat badan dan obesitas, tingkat dan kedalaman luka bakar, gagal napas, konsentrasi protein rendah, tekanan darah rendah dan WBC tinggi. Cedera ginjal akut dini terdeteksi pada 28% pasien