STRATEGI WACANA INKLUSI DALAM BERITA KRIMINAL PADA SURAT KABAR HARIAN HALUAN EDISI (SELASA, 16 MEI 2017 SAMPAI DENGAN SENIN, 22 MEI 2017) Suatu Kajian Analisis wacana Kritis Perspektif Theo Van Leeuwen
Anisa Rusyda NIM 16174005 Email:
[email protected]
A. Pendahuluan Berkomunikasi bukan hanya bisa dilakukan secara lisan, tapi juga bisa dilakukan secara tertulis. Bahasa tulis dapat ditemukan di dalam jurnal, surat kabar, majalah, buku fiksi, buku nonfiksi, dan sebagainya, bahasa lisan dapat ditemukan dalam acara seminar, perkuliahan, dan lain-lain. Bahasa tulis yang baik seharus buka maksud yang jelas dan mudah dipahami oleh pembaca sehingga maksud yang bisa di pahami dengan baik. Bahasa lisan diujarkan secara langsung juga harus menggunakan bahasa yang baik dan benar sehingga pendengar diharapkan mengerti maksud pembicara. Bahasa tulis merupakan sarana dalam proses komunikasi yang digunakan oleh manusia (penulis) untuk pesan serta pikirannya kepada orang lain. Manusia sebagai pengguna bahasa, memilih kata, membentuk frasa, dan menyusun kalimat serta pilihan topik yang digunakan dalam proses berkomunikasi. Bahasatulis untuk
kepentingan
baik
dari
segi
selain
berfungsi
digunakan
untuk
memperjuangkan peristiwa maupun kelompok sosial tertentu dalam rangka mempengaruhi, menguasai, dan menundukkan orang lain. Saat ini, beragam informasi diterima dan dinikmati baik oleh pembaca maupun pendengar. Informasi ini disajikan oleh wartawan melalui industri media informasi dan komunikasi yakni media massa elektronik dan media massa cetak dengan menggunakan bahasa yang tajam dan lugas. Hal ini dapat dilihat dalam teks berita yang memiliki beraneka ragam seperti berita ekonomi, sosial, olahraga, budaya, pendidikan, dan politik.
1
Dalam penyajian berita, khususnya politik, wartawan dipengaruhi oleh kelompok-kelompok tertentu atau pihak yang mempunyai wewenang dalam menyajikan peristiwa yang diberitakan. Oleh karena itu, kadang-kadang wartawan cenderung tidak netral dalam menulis berita Akibatnya, pembaca menjadi bingung sehingga terjadi kesalahan dalam memaknai sebuah berita. Untuk mengetahui dan memahami maksud atau makna yang tersembunyi di balik teks-teks berita tersebut, perlu dilakukan analisis wacana kritis. Istilah wacana kritis tidak hanya mengemukakan makna dari dalam kajian bahasa, tetapi juga digunakan di dalam lapangan kajian apapun dengan menyertakan telaah bahasa di dalam pemakaiannya termasuk kajian psikologi sosial. Dalam kajian ilmu politik, analisis wacana merujuk pada kajian terhadap praktik pemakaian bahasa dan hubungannya dengan kekuasaan terutama di dalam teks berita. Pemahaman dasar analisis wacana kritis adalah wacana tidak dipahami semat-mata sebagai objek studi bahasa atau dipandang di dalam pengertian linguistik tradisional, tetapi bahasa di dalam analisis wacana kritis dipahami sebagai alat yang dipakai untuk tujuan dan praktik tertentu termasuk praktik ideologi dan kekuasaan. Dalam analisis wacana kritis, wacana di sini tidak dipahami semata sebagai studi bahasa. Pada akhirnya, analisis wacana memang menggunakan bahasa dalam teks untuk dianalisis, tetapi bahasa yang dianalisis di sini agak berbeda dengan studi bahasa dalam pengertian linguistik tradisional. Bahasa dalam wacana dianalisis bukan saja dari aspek kebahasaan, tetapi juga dihubungkan dengan konteks. Konteks di sini berarti bahwa bahasa itu dipakai untuk tujuan dari praktik tertentu, termasuk di dalamnya praktik kekuasaan. Analisis wacana kritis yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah upaya pengungkapan maksud tersembunyi dari seseorang yang mengemukakan suatu pernyataan ketika menanggapi suatu topik pemberitaan. Dalam tulisan ini,
yang menjadi objek penelitian adalah teks berita
tentang kriminalitas yang diterbitkan oleh Surat Kabar Harian Haluan edisi Selasa, 16 Mei 2017 sampai dengan Senin, 22 Mei 2017 Salah satu agen terpenting dalam mendefinisikan suatu kelompok adalah media massa. Melalui pemberitaan disebarkan, media massa secara membentuk
2
pemahaman dan kekuasaan di pikiran pembaca mengenai yang dibuat oleh media massa itu bisa jadi melegitimasi suatu hal atau kelompok dan mendelegitimasikan dan memarjinalkan kelompok lain (Eriyanto, 2009.172) Berkaitan dengan kajian wacana, tampaknya ada kaitan wacana dan kekuasaan. Kekuasaan bukan hanya beroperasi lewat jalur formal, hukum,nndan institusi negara dengan kekuasaannya untuk melarang dan menghukum. Akan tetapi, juga beroperasi melalui serangkaian wacana untuk mendefinisikan sesuatu atau suatu kelompok sebagai tidak benar buruk. Sering kali tindakan kekuasaan itu datang setelah suatu kelompok digambarkan secara buruk (Eriyanto 2000:171) Berdasarkan kasus di atas, Theo van Leeuwen memperkenalkan model analisis wacana untuk mendeteksi dan meneliti bagaimana suatu kelompok atau seseorang dimarjinalkan posisinya dalam suatu wacana. Bagaimana suatu kelompok dominan lebih memegang kendali dalam menafsirkan ke dalam suatu peristiwa dan pemaknaannya, sedangkan kelompok lain yang posisinya rendah cenderung untuk terus menerus sebagai objek pemaknaan dan digambarkan secara buruk. Theo van Leeuwen membuat suatu model analisis yang dapat digunakan untuk melihat bagaimana peristiwa dan aktor aktor sosial tersebut ditampilkan dalam media massa dan bagaimana suatu kelompok yang tidak punya akses menjadi pihak yang secara terus-menerus dimarjinalkan. Analisis model Theo van Leeuwen secara umum menampilkan bagaimana pihak-pihak dan pelaku (bisa seseorang atau kelompok) ditampilkan di dalam pemberitaan dengan dua pusat perhatian Eriyanto, 2009:172-173). Pertama, eksklusi (exclusion) yakni apakah di dalam satu teks berita ada kelompok atau pelaku yang tidak disebutkan dalam pemberitaan dan strategi wacana apa yang dipakai di dalam proses eksklusi tersebut. Proses ini secara tidak langsung bisa mengubah pemahaman khalayak akan suatu isu dan melegetimasi posisi pemahaman tertentu. Kedua, inklusi (inclusion) yakni suatu proses yang berhubungan dengan pertanyaan bagaimana masing-masing pihak suatu kelompok itu ditampilkan atau disebutkan melalui pemberitaan. Baik proses eksklusi maupun inklusi tersebut menggunakan apa yang disebut dengan strategi wacana. Dengan menggunakan kata kalimat, informasi, atau susunan bentuk kalimat tertentu, masing-masing kelompok
3
direpresentasikan dalam teks. Akan tetapi, penelitian ini difokuskan pada strategi inklusi saja. Ada beberapa macam strategi yang dilakukan seseorang atau sekelompok ditampilkan dalam teks. Van Leeuwen (dalam Eriyanto, 2009:179) menjelaskan hal tersebu berikut ini. Diferensiasi-Indiferensiasi suatu peristiwa atau seorang pelaku bisa ditampilkan dalam teks secara mandiri, sebagai suatu peristiwa yang atau khas, tetapi juga bisa dibuat kontras dengan menampilkan peristiwa atau pelaku lain di dalam teks. Hadirnya (inklusi) peristiwa atau kelompok lain selain yang diberitakan tersebut menurut van Leeuwen, bisa menjadi penanda yang baik, bagaimana suatu kelompok atau peristiwa direpresentasikan di dalam teks. Penghadiran kelompok atau peristiwa lain, secara tidak langsung ingin menunjukkan bahwa kelompok tersebut tidak baik dibandingkan dengan kelompok lain. Ini merupakan strategi wacana, bagaimana suatu kelompok disudutkan dengan menghadirkan kelompok atau wacana lain yang dipandang lebih dominan atau lebih baik (Eriyanto, 2009:180). Objektivasi-Abstraksi Strategi wacana ini berhubungan dengan pertanyaan apakah informasi mengenai suatu peristiwa pelaku ditampilkan dengan diberi petunjuk yang konkret ataukah sebaliknya ditampilkan secara abstraksi. Bandingkan, antara kalimat objektivasi dengan abstraksi (Eriyanto, 2009:181). Nominasi-Kategorisasi Dalam suatu pemberitaan mengenai pelaku sosial (seseorang atau kelompok) atau mengenai suatu permasalahan, sering terjadi pilihan apakah pelaku tersebut ditampilkan apa adanya ataukah disebut secara keseluruhan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pelaku sosial tersebut. Kategorisasi ini bisa bermacam-macam, satu di antaranya menunjukkan ciri penting dari seseorang, bisa berupa agama, status, bentuk fisik dan sebagainya. Kategorisasi tersebut sebetulnya tidak penting, karena umumnya mempengaruhi arti yang ingin disampaikan kepada khalayak 2009:182) Nominasi-identifikasi
4
Strategi identifikasi hampir sama dengan kategorisasi di dalam penerapannya, tapi yang membedakan keduanya ada di dalam pendefinisian yang dilakukan dengan memberi anak kalimat sebagai penjelas. Di sini ada dua proposisi, di mana pada proposisi kedua adalah penjelas atau keterangan dari proposisi pertama. Kalimat yang menggunakan strategi identifikasi umum dengan kata hubung seperti yang dan di mana. Proposisi kedua itu di dalam kalimat, posisinya murni sebagai penjelas atau identifikasi atas sesuatu. Wartawan barangkali ingin memberikan penjelasan siapa seseorang itu atau apa tindakan atau peristiwa itu. Pemberian penjelasan tersebut mensugestikan makna tertentu, karena secara umum merupakan penilaian atas seseorang, kelompok atau tindakan tertentu. Ini adalah suatu strategi wacana di mana satu orang, kelompok, atau tindakan, diberikan penjelasan yang buruk karena diterima oleh khalayak akan buruk pula (Eriyanto, 2009: 183). Determinasi Indeterminasi Di dalam pemberitaan, pelaku atau peristiwa timbul secara jelas, dan juga tidak Jelas (anonim). Anonimitas ini terjadi karena wartawan belum ada bukti yang cukup untuk menulis, jadi lebih aman untuk menulis anonim. Hal ini bisa juga karena ada pasti struktur atau kategori yang jelas dari seorang pelaku sosial yang disebut di dalam teks. Alasannya, dengan membentuk anonimitas tersebut, ada kesan yang berbeda saat diterima oleh khalayak pembaca. Hal-hal ini akibat anonimitas menurut van Leeuwen tidak perlu dibuat suatu bilangan umum tidak spesifik (Eriyanto, 2009:185). Asimilasi Individualisasi Strategi ini berhubungan dengan pertanyaan, apakah pelaku sosial yang diberitakan dengan kategorinya Atau tidak. Asimilasi terjadi ketika di dalam pemberitaan bukan kategori pelaku sosial yang spesifik yang disebut di dalam berita, melainkan komunitas atau kelompok sosial di mana seseorang tersebut berada (Eriyanto, 2009:187). Asosiasi-Disosiasi Strategi wacana ini berhubungan dengan pertanyaan, apakah pelaku atau suatu pihak ditampilkan sendiri atau dihubungkan dengan kelompok lain yang lebih besar. Elemen asosiasi ingin melihat apakah suatu peristiwa atau pelaku
5
sosial dihubungkan dengan peristiwa lain atau kelompok lain yang lebih luas. Ini adalah proses yang sering terjadi tanpa kita sadari (Eriyanto, 2009:189). Jika ada tentara menembak mahasiswa, khalayak pembaca bukan hanya menilai secara khusus kasus tersebut,
tetapi juga menghubungkan dengan
perilaku militer yang memang sering melakukan penembakan dan berjiwa militer. Jika ada pejabat yang bersangkutan terlibat dalam kasus Bulog, tetapi tidak diperiksa, khalayak pembaca sering juga menghubungkan dengan peristiwa yang lain seperti Bank Bali. Tentu saja tidak ada hubungan antara kasus Bulog dengan kasus Bank Bali, namun secara imajinatif dapat dihubungkan secara literer bahwa ini menunjukkan watak atau pola pemerintah Indonesia yang tidak tegas pada para koruptor. Analisis wacana kritis yang akan dilakukan adalah perspektif dari Theo van Leeuwen. Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan kategori-kategori strategi wacana inklusi yang digunakan dalam berita kriminal pada Surat Kabar Harian Haluan edisi Selasa, 16 Mei 2017 sampai dengan Senin, 22 Mei 2017. B. Metode Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Menurut Semi (993:23) bahwa metode penelitian deskriptif adalah metode
yang dilakukan dengan mendeskripsikan data-data tanpa
mengartikannya
dengan
angka-angka
tetapi
mengutamakan
kedalaman
penghayatan terhadap interaksi antara konsep yang sedang dikaji secara empiris. Penelitian ini juga menggunakan metode analisis teks dan bahasa, yakni analisis isi (content analysis). Analisis isi adalah teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru (replicable) dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya (Bungin.2009 156). Metode ini menekankan pada peneliti untuk melihat isi kebenaran isi teks secara kualitatif, bagaimana peneliti memaknai isi teks dan memaknai isi interaksi simbolis yang terjadi dalam teks tersebut. Dalam penelitiannya ini, penggunaan metode analisis isi lebih banyak ditekankan pada bagaimana simbol-simbol atau penggunaan bahasa pada teks berita kriminal di Harian Haluan berdasarkan kategori analisis wacana kritis Theo van Leeuwen. Pemaknaan tersebut dilakukan dengan memperhatikan konteks melatarbelakanginya.
6
Penelitian ini menggunakan purposive sampling (sampel bersyarat). Maksudnya, cara pengambilan dari p dengan mempertimbangkan hal-hal yang dipandang perlu dalam penelitian (Tarigan, 2000:91). Dalam hal ini, berita kriminal diidentifikasi satu persatu untuk mencari yang berita menggunakan strategi-strategi wacana inklusi sampel yang diambil dari populasi dengan cara purposive yaitu berita kriminal yang mengandung strategi-strategi wacana inklusi lalu dipilah-pilah kembali urat untuk mencari berita kriminal yang mengandung kategori-kategori strategi wacana inklusi. Secara teknik, metode analisis isi mencakup upaya-upaya klasifikasi lambang-lambang yang digunakan dalam teks, dan menggunakan kriteria atau kategori dalam klasifikasi, dan menggunakan teknik analisis tertentu dalam membuat prediksi (Bungin, 2008:159). Permulaan analisis data melalui penggunaan metode analisis isi didahului dengan melakukan coding terhadap tuturan-tuturan atau penggunaan kata dan kalimat yang relevan atau yang paling banyak muncul dalam teks berita kriminal yang terdapat pada Surat Kabar Harian Haluan sebagai objek penelitian. Dalam pemberian coding perlu juga dicatat konteks yang melatarbelakangi sehingga istilah-istilah tersebut muncul di dalam teks. Dalam penelitian ini, pencatatan data dan konteks yang melatarbelakangi tersebut berdasarkan faktor-faktor penentu peristiwa tutur menurut Dell Hymes (konteks nonlingusitik) pada lembar pengumpulan atau lembar mengkodean data yang telah dibuat (coding sheet). Selanjutnya, dilakukan klasifikasi terhadap coding yang telah dilakukan. Setelah semua data diproses, kemudian diinterpretasikan maknanya. Pada tahap ini peneliti menyimpulkan hasil analisis dan interpretasi data untuk memperoleh gambaran mengenai strategi wacana inklusi (ditampilkan) yang digunakan dalam teks berita kriminal pada Surat Kabar Harian Haluan berdasarkan model analisis wacana kritis dari Theo van Leween. C. Pembahasan Analisis wacana kritis model Theo Van Leewen khususnya inklusi (inclusion) ini dapat di aplikasikan dalam 5 contoh teks berita, yaitu (1) Satu tersangka pemerkosa anak di Sijunjung menyerahkan diri (teks berita harianhaluan.com, Selasa 16 Mei 2017 - 22:49:32 WIB). (2) Kasus pembunuhan
7
di Purus, Dodiar tangisi pakaian terakhir anaknya, (teks berita harianhaluan.com , Selasa 16 Mei 2017 - 23:56:41 WIB. (3) Kendarai motor curian seorang mahasiswa diamankan (teks berita harianhaluan.com, Jumat 19 Mei 2017 03:33:37 WIB). (4) Pembalakan liar di Solsel, empat jorong terancam terisolasi, (teks berita harianhaluan.com, Senin 22 Mei 2017 -17:00:48 WIB ). (5) Tim Saber Pungli Payakumbuh beraksi, penjual tiket ditangkap (teks berita harianhaluan.com, Senin 22 Mei 2017 -20:20:15 WIB). Proses inklusi ini di antaranya dapat dilakukan dalam beberapa bentuk sebagai berikut. 1.
Diferensiasi-Indiferensiasi Seorang aktor sosial bisa ditampilkan dalam teks secara mandiri, sebagai
suatu peristiwa yang unik atau khas, tetapi bisa juga dibuat kontras dengan menampilkan peristiwa atau aktor lain dalam teks. Penghadiran kelompok atau peristiwa lain itu secara tidak langsung ingin menunjukkan bahwa kelompok lain itu tidak bagus dibandingkan dengan kelompok lain. hal ini merupakan strategi wacana tentang bagaimana suatu kelompok disudutkan dengan menghadirkan kelompok atau wacana lain dipandang lebih dominan atau lebih bagus. a.
Teks Berita Pertama
1. Sesuai kedua peraturan tersebut, tiket ke kawasan Ngalau wisata seharusnya dijual Rp3500. 2. Sesuai kedua peraturan tersebut, tiket ke kawasan Diferensiasi Ngalau wisata seharusnya dijual Rp3500 malahan pelaku AF menjual tiket ke pengunjung sebesar Rp 7.500. “Padahal harga tiket sudah ditetapkan tetapi pelaku menjual diluar kewajaran,”tegas Kompol Eddrisa. Dalam kalimat pertama, dijelaskan bahwa seharusnya pelaku menjual tiket Indiferensiasi
dikawasan wisata sesuai yang sudah ditetapkan Pemko Payakumbuh sesuai dengan Perda Payakumbuh nomor 20 tahun 2011 dan lembaran daerah Kota Payakumbuh nomor 30 tahun 2011 yaitu Rp 3.500. Sementara dalam kalimat kedua ditampilkan fakta bahwa pelaku menjual tiket melebihi aturan yang sudah ditetapkan Pemko Payakumbuh yaitu sebesar Rp 7.500. Srcara tidak langsung kalimat kedua ini membedakan sikap pelaku dengan sikap Kompol Eddrisa. Teks ini memarjinalkan posisi pelaku. Dikatakan memarjinalkan karena teks itu menampilkan fakta berupa kesalahan yang telah dilakukan oleh pelaku yang memang tidak sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.
8
b. Teks Berita Kedua 3. Masyarakat setempat telah beberapa kali melaporkan kegiatan ilegal tersebut ke Polres Solok Selatan. 4. Masyarakat setempat telah beberapa kali melaporkan Diferensiasi kegiatan ilegal tersebut ke Polres Solok Selatan. Namun, hingga kini belum ada upaya apapun yang dilakukan kepolisian untuk memberantas ilegal logging tersebut.. Dalam kalimat ketiga, dijelaskan bahwa masyarakat telah melakukan Indiferensiasi
beberapa kali laporan mengenai kasus ilegal ini kepada Polres Solok Selatan. Sementara dalam kalimat keempat ditampilkan fakta bahwa ternyata Polres Solok Selasan belum pernah melakukan upaya untuk menindaklanjuti kegiatan ilegal ini padahal masyarakat sudah beberapa kali melaporkan kegiatan ilegal ini. Teks ini memarjinalkan posisi Polres Solok Selatan. Dikatakan memarjinalkan karena teks itu menampilkan fakta berupa kelalaian penangganan Polres Solok Selatan atas pengaduan yang diajukan oleh masyarakatnya. Seharusnya Polres secara cepat menindaklanjuti aduan-aduan yang diajukan oleh masyarakatnya. 5. Masyarakat pernah melakukan protes langsung kepada pelaku pembalakan karena telah merusak jalan. Namun, para pelaku mengklaim bahwa jalan yang mereka lalui adalah jalan provinsi. 6. Masyarakat pernah melakukan protes langsung kepada Diferensiasi pelaku pembalakan karena telah merusak jalan. Namun, para pelaku mengklaim bahwa jalan yang mereka lalui adalah jalan provinsi, yang penganggarannya dari provinsi, dan jika rusak juga akan diperbaiki oleh provinsi. Dalam kalimat kelima, dijelaskan bahwa masyarakat sebelumnya pernah Indiferensiasi
melakukan protes langsung kepada pelaku, tetapi pelaku mengklain bahwa jalan yang mereka rusak adalah jalan provinsi. Sementara dalam kalimat keenam ditampilkan fakta bahwa pelaku seolah-olah tidak menyadari bahwa perbuatannya itu adalah perbuatan yang salah. Bahkan ia mengatakan bahwa ini adalah jalan provinsi, jika rusak maka provinsilah yang akan memperbaiki, tanpa sadar bahwa dialah sebagai pelaku perusak jalan tersebut. Teks ini memarjinalkan posisi pelaku. Dikatakan memarjinakan karena teks ini menampilkan fakta mengenai kesalahan pelaku yang dianggap tidak baik.
9
c.
Teks Berita Ketiga
7. Dari pelaku, kami amankan satu unit sepeda motor jenis Suzuki Satria FU warna putih kombinas hitam. 8. Dari pelaku, kami amankan satu unit sepeda motor jenis Diferensiasi Suzuki Satria FU warna putih kombinasi hitam. Saat kita cek, ternyata sesuai dengan bukti laporan dan nomor seri serta rangka pada motor tersebut. Kita telah berkoordinasi dengan Polsek Pauh untuk melakukan pengembangan," tukas Kapolsek yang akan menjabat sebagai Kabag Ops Polres Pasaman tersebut Dalam kalimat ketujuh, dijelaskan bahwa polisi telah mengamankan satu Indiferensiasi
unit sepeda motor berjenis Suzuki Satria FU bewarna putih kombinasi hitam yang dicuri pelaku . Sementara dalam kalimat kedelapan ditampilkan fakta bahwa polisi melakukan pengecekan terhadap kasus beberapa waktu
lalu mengenai kasus
kehilangan sepeda motor oleh salah seorang mahasiswa Unand, ternyata motor tersebut sesuai dengan motor yang hilang beberapa waktu lalu. Selain itu juga dijelakan bahwa pihak polisi juga suda berkoordinasi dengan Polsek Pauh untuk melakukan pengembangan. Teks ini tentunya menjadikan pihak polisi dipandang lebih bagus oleh pembaca karena telah melakukan tugasnya dengan baik. d. Teks Berita Keempat 9. “Sekitar pukul 13.00 WIB, teman lelaki Mutia datang. Baru keluar setelah Pukul 17.30. saya sebagai tetangga tentu merasa punya kewajiban mengingatkan. Lalu, setelah teman lelakinya itu pergi, saya tegur Mutia, tapi dia menjawab dengan lontaran kata-kata kasar. 10. “Sekitar pukul 13.00 WIB, teman lelaki Mutia datang. Diferensiasi Baru keluar setelah Pukul 17.30. saya sebagai tetangga tentu merasa punya kewajiban mengingatkan. Lalu, setelah teman lelakinya itu pergi, saya tegur Mutia, tapi dia menjawab dengan lontaran kata-kata kasar. Katanya, tidak mau membuka pintu karena silau oleh keramik rumah saya,” kata Men. Dalam kalimat kesembilan, dijelaskan bahwa pelaku telah menasehati Indiferensiasi
Mutia (anak perempuan tersangka) agar tidak membawa masuk anak laki-laki ke dalam rumah dan jangan mengunci pintu rumah dalam keadaan berduan saja. Akan tetapi Mutia (anak tersangka) menjawabnya dengan perkataan yang kasar . Sementara dalam kalimat kesepuluh dijelaskan fakta dengan menampilkan pernyataan kasar tersebut yaitu ” dia tidak mau membuka pintu karena silau oleh keramik
rumah
saya”.
Teks
ini
10
memarjinalkan
posisi
Mutia
(anak tersangka). Dikatakan memarjinakan karena dengan adanya penjelasan mengenai sikap Mutia yang tidak wajar membawa laki-laki bukan muhrim masuk ke dalam rumah. Selain itu dengan ditampilkan “dialog” tersebut Mutia dianggap juga tidak memiliki sopan santun ketika berbicara dengan orang yang lebih tua darinya. e.
Teks Berita Kelima
11. Tersangka berinisial IP (20) menyerahkan diri ke Polres Sijunjung. Dengan diamankanya pelaku tersebut maka sudah lima orang tersanga dari 10 orang terduga pelaku pemerkosa yang sudah ditahan. Dari informasi yang diperoleh, pelaku diantar langsung pihak keluarga beserta ninik mamak ke Mapolres Sijunjung sekitar pukul 18.30 WIB, Senin (15/5). 12. Tersangka berinisial IP (20) menyerahkan diri ke Polres Diferensiasi Sijunjung. Dengan diamankanya pelaku tersebut maka sudah lima orang tersanga dari 10 orang terduga pelaku pemerkosa yang sudah ditahan. Dari informasi yang diperoleh, pelaku diantar langsung pihak keluarga beserta ninik mamak ke Mapolres Sijunjung sekitar pukul 18.30 WIB, Senin (15/5). Dimana sebelumnya beberapa orang keluarga dan ninik mamak pelaku sempat menemui Kapolres dan Kapolsek Tanjung Gadang untuk menyampaikan niatnya menyerahkan pelaku ke kepolisian. Dalam kalimat kesebelas, dijelaskan pelaku berinisial IP tersangka Indiferensiasi
pemerkosaan telah menyerahkan diri ke Malpolres Sijunjung dan diantar oleh keluarga beserta ninik mamaknya. Sementara dalam kalimat keduabelas dijelaskan bahwa sebelumnya ada beberapa ninik mamak dari tersangka sudah pernah menemui Kapolres dan Kapolsek Tanjung Gadang untuk menyampaikan niat baiknya menyerahkan pelaku ke kepolisian. Teks ini tentunya menjadikan “ninik mamak” pelaku berada di
posisi yang baik. Secara tidak langsung
dinyatakan bahwa ninik mamak dari pelaku ini adalah ninik mamak yang harus dicontoh oleh masyarakat lain, karena salah satu tugas seorang ninik mamak adalah membimbing kemenakannya agar berani bertanggung jawab.
2.
Objektivasi-Abstraksi Wacana ini berhubungan dengan pertanyaan apakah informasi mengenai
suatu peristiwa atau aktor sosial ditampilkan dengan memberi petunjuk yang
11
konkret atau apakah yang ditampilkan adalah abstraksi. Jumlah dana dapat dikatakan menunjukkan angka yang jelas dan dapat juga dengan membuat suatu abtraksi seperti ratusan, ribuan, atau banyak sekali. a.
Teks Berita Pertama Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, ditemukan bentuk objektivasi
abstraksi. Harian Haluan memanfaatkan strategi ini untuk menyamarkan suatu informasi. Menurut Leewen (dalam Erianto, 2009:182), penyebutan dalam bentuk abstraksi sering bukan disebabkan oleh ketidaktauan wartawan atau redaksi mengenai informasi yang pasti, melainkan lebih sebagai strategi wacana untuk menampilkan sesuatu. Implikasi dari penggunaan strategi ini adalah pembaca akan memiliki pandangan yang berbeda antara informasi yang disebut secara jelas dengan informasi yang dibentuk dengan abstraksi. Salah satu data yang mengandung strategi objektivasi-abstraksi adalah sebagai berikut. “Dimana sebelumnya beberapa orang keluarga dan ninik mamak pelaku sempat menemui Kapolres dan Kapolsek Tanjung Gadang untuk menyampaikan niatnya menyerahkan pelaku ke kepolisian” (Satu Tersangka Pemerkosa Anak di Sijunjung Menyerahkan Diri. Haluan. Selasa,16 Mei 2017 - 22:49:32 WIB) Kata beberapa merupakan indikasi adanya strategi objekvasi-abstraksi karena kata tersebut tidak menerangkan secara pasti beberapa orang yang dimaksud. b.
Teks Berita Kedua Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, ditemukan bentuk objektivasi
abstraksi. Harian Haluan memanfaatkan strategi ini untuk menyamarkan suatu informasi. Menurut Leewen (dalam Erianto, 2009:182), penyebutan dalam bentuk abstraksi sering bukan disebabkan oleh ketidaktauan wartawan atau redaksi mengenai informasi yang pasti, melainkan lebih sebagai strategi wacana untuk menampilkan sesuatu. Implikasi dari penggunaan strategi ini adalah pembaca akan memiliki pandangan yang berbeda antara informasi yang disebut secara jelas dengan informasi yang dibentuk dengan abstraksi. Salah satu data yang mengandung strategi objektivasi-abstraksi adalah sebagai berikut.
12
“Saya lalu dipukuli bertubi-tubi dalam posisi telentang, Rizki melindungi saya dengan punggungnya, sehingga Rizki lah yang menjadi sasaran pukulan bertubi-tubi. Suami saya yang berusaha mengambil parang, juga dipukul tangannya sehingga parang terlepas. Rizki sudah bilang pada terdakwa: sudahlah om, kasihan mama, sakit. Tapi pemukulan terus terjadi,” jelas Dodiar berurai air mata. (Kasus Pembunuhan di Purus, Dodiar Tangisi Pakaian Terakhir Anaknya. Selasa,16 Mei 2017 - 23:56:41 WIB) Kata bertubi-tubi merupakan indikasi adanya strategi objekvasi-abstraksi karena kata tersebut tidak menerangkan secara pasti berapa kali korban dipukuli. Kata bertubi-tubi dipakai untuk menggambarkan seberapa tersakitinya korban dipukuli oleh pelaku. Selanjutnya data lain yang mengandung strategi
objektivasi-abstraksi
adalah sebagai berikut. Namun, beberapa personil penjagaan PN Padang berhasil meredakan situasi hingga tak terjadi hal-hal yang tak diinginkan. (Kasus Pembunuhan di Purus, Dodiar Tangisi Pakaian Terakhir Anaknya. Selasa,16 Mei 2017 - 23:56:41 WIB) Kata beberapa juga merupakan indikasi adanya strategi objekvasiabstraksi karena kata tersebut tidak
menerangkan secara pasti berapa orang
personik penjagaan PN Padang yang berhasil meredakan situasi keributan tersebut. c.
Teks Berita Ketiga Dalam teks berita ketiga ini mengenai “kendarai motor curian seorang
mahasiswa diamankan. Jumat,19 mei 2017 - 03:33:37 WIB”) tidak ditemukan penggunaan strategi objektivasi-abstraksi yang dilakukan oleh wartawan atau redaksi Haluan. d. Teks Berita Keempat Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, ditemukan bentuk objektivasi abstraksi. Harian Haluan memanfaatkan strategi ini untuk menyamarkan suatu informasi. Menurut Leewen (dalam Erianto, 2009:182), penyebutan dalam bentuk abstraksi sering bukan disebabkan oleh ketidaktauan wartawan atau redaksi mengenai informasi yang pasti, melainkan lebih sebagai strategi wacana untuk menampilkan sesuatu. Implikasi dari penggunaan strategi ini adalah pembaca
13
akan memiliki pandangan yang berbeda antara informasi yang disebut secara jelas dengan informasi yang dibentuk dengan abstraksi. Salah satu data yang mengandung strategi objektivasi-abstraksi adalah sebagai berikut. Masyarakat setempat telah beberapa kali melaporkan kegiatan ilegal tersebut ke Polres Solok Selatan. Namun, hingga kini belum ada upaya apapun yang dilakukan kepolisian untuk memberantas ilegal logging tersebut. (Pembalakan liar di Solsel, empat jorong terancam terisolasi. senin,22 mei 2017 - 17:00:48 WIB) Kata beberapa kali juga merupakan indikasi adanya strategi objekvasiabstraksi karena kata tersebut tidak
menerangkan secara pasti berapa kali
masyarakat pernah melaporkan kepada Polres Solok Selatan mengenai kegiatan ilegal ini. Selanjutnya data lain yang mengandung strategi
objektivasi-abstraksi
adalah sebagai berikut. "Kami sudah beberapa kali melakukan patroli dilokasi itu. Kadang selain kawan-kawan dari TNKS kita juga bersama kepolisian dan memang ada ditemukan kayu balok yang belum jadi,"katanya ketika dihubungi Haluan,Senin (22/5). (Pembalakan liar di Solsel, empat jorong terancam terisolasi. senin,22 mei 2017 - 17:00:48 WIB) Kata beberapa kali pada kalimat di atas juga merupakan indikasi adanya strategi objekvasi-abstraksi karena kata tersebut tidak menerangkan secara pasti berapa kali Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Wilayah IV David bersama pihak kepolisian sudah melakukan patroli di lokasi tersebut. e.
Teks Berita Kelima Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, ditemukan bentuk objektivasi
abstraksi. Harian Haluan memanfaatkan strategi ini untuk menyamarkan suatu informasi. Menurut Leewen (dalam Erianto, 2009:182), penyebutan dalam bentuk abstraksi sering bukan disebabkan oleh ketidaktauan wartawan atau redaksi mengenai informasi yang pasti, melainkan lebih sebagai strategi wacana untuk menampilkan sesuatu. Implikasi dari penggunaan strategi ini adalah pembaca
14
akan memiliki pandangan yang berbeda antara informasi yang disebut secara jelas dengan informasi yang dibentuk dengan abstraksi. Salah satu data yang mengandung strategi objektivasi-abstraksi adalah sebagai berikut. Sementara Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Payakumbuh tidak berkomentar banyak. Malahan, orang nomor satu pada dinas tersebut terkejut ketika dihubungi sejumlah wartawan ketika ada petugas penjualan tiket objek wisata ditangkap tim Saber Pungli. (tim saber pungli Payakumbuh beraksi, penjual tiket ditangkap. Senin,22 Mei 2017 - 20:20:15 WIB) Kata sejumlah pada kalimat di atas juga merupakan indikasi adanya strategi objekvasi-abstraksi karena kata tersebut tidak menerangkan secara pasti berapa jumlah wartawan yang menghubungi Kepala Dinas Pariwisata Pemuda untuk mendapatkan informasi. 3.
Nominasi-Kategorisasi Dalam suatu pemberitaan mengenai aktor atau mengenai suatu
permasalahan, sering kali terjadi pilihan apakah aktor tersebut ditampilkan apa adanya, ataukah yang disebut adalah kategori dari aktor sosial tersebut. Kategori ini bisa bermacam-macam yang menunjukkan ciri penting dari seseorang seperti agama, status, bentuk fisik, dan sebagainya. a.
Teks Berita Pertama Dalam teks berita pertama ini mengenai “Satu Tersangka Pemerkosa Anak
di Sijunjung Menyerahkan Diri. Haluan. Selasa,16 Mei 2017 - 22:49:32 WIB” tidak ditemukan penggunaan strategi nominasi-kategorisasi yang dilakukan oleh wartawan atau redaksi Haluan. b. Teks Berita Kedua Dalam teks berita kedua ini mengenai “(Kasus Pembunuhan di Purus, Dodiar Tangisi Pakaian Terakhir Anaknya. Selasa,16 Mei 2017 - 23:56:41 WIB)” tidak ditemukan penggunaan strategi nominasi-kategorisasi yang dilakukan oleh wartawan atau redaksi Haluan. c.
Teks Berita Ketiga
15
Pada bentuk nominasi-kategorisasi, ditemukan data yang menggunakan strategi ini sebagai berikut. Dari pelaku, kami amankan satu unit sepeda motor jenis Suzuki Satria FU warna putih kombinas hitam. Saat kita cek, ternyata sesuai dengan bukti laporan dan nomor seri serta rangka pada motor tersebut. Kita telah berkoordinasi dengan Polsek Pauh untuk melakukan pengembangan," tukas Kapolsek yang akan menjabat sebagai Kabag Ops Polres Pasaman tersebut. (kendarai motor curian seorang mahasiswa diamankan. Jumat,19 mei 2017 03:33:37 WIB) Sebenarnya, kategori sebagai
Kapolsek yang akan menjabat sebagai
Kabag Ops Polres Pasaman yang disebutkan ini tidak terlalu penting karena tidak begitu mempengaruhi informasi yang disampaikan. Informasi yang disampaikan dalam berita tersebut adalah kasus pencurian motor oleh seorang mahasiswa. Akan tetapi, jika kalimat tersebut dihilangkan tidak akan mempengaruhi maksud dari berita tersebut. Dengan pemberian kategori tersebut, secara tidak langsung akan memberikan keuntungan bagi kapolsek tersebut. d. Teks Berita Keempat Dalam teks berita kedua ini mengenai “(Pembalakan liar di Solsel, empat jorong terancam terisolasi. Senin 22 mei 2017 - 17:00:48 WIB)” tidak ditemukan penggunaan strategi nominasi-kategorisasi yang dilakukan oleh wartawan atau redaksi Haluan. e.
Teks Berita Kelima Pada bentuk nominasi-kategorisasi, ditemukan data yang menggunakan
strategi ini sebagai berikut. Sementara Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Payakumbuh tidak berkomentar banyak. Malahan, orang nomor satu pada dinas tersebut terkejut ketika dihubungi sejumlah wartawan ketika ada petugas penjualan tiket objek wisata ditangkap tim Saber Pungli. (tim Saber pungli Payakumbuh beraksi, penjual tiket ditangkap. Senin,22 Mei 2017 - 20:20:15 WIB) Sebenarnya, kategori sebagai orang nomor satu yang disebutkan ini tidak terlalu penting karena tidak begitu mempengaruhi informasi yang disampaikan. Informasi yang disampaikan dalam berita tersebut adalah kasus pungli atas tiket masuk di kawasan wisata Ngalau Indah. Jika julukan tersebut dihilangkan tidak 16
akan mempengaruhi maksud dari berita tersebut. Dengan pemberian kategori tersebut, secara tidak langsung akan memberikan keuntungan bagi Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Payakumbuh tersebut.
4.
Nominasi-Identifikasi Strategi wacana ini hampir mirip dengan kategorisasi, yakni bagaimana
suatu kelompok, peristiwa, atau tindakan tertentu didefinisikan. Bedanya dalam identifikasi, proses pendefinisian itu dilakukan dengan memberikan anak kalimat sebagai penjelas. Ada dua proposisi disini, pada proposisi kedua adalah penjelas atau keterangan dari proposisi pertama. Wartawan barangkali ingin memberikan penjelasan siapa seorang itu atau apa tindakan atau peristiwa itu. Akan tetapi, hal ini harus dikritisi, pemberian penjelasan ini mensugestikan makna tertentu karena umumnya berupa penilaian atas seseorang, kelompok, atau tindakan tertentu. Strategi wacana ini dapat memberikan penjelasan yang buruk,sehingga penerimaan oleh pembaca juga akan buruk, begitu juga sebaliknya. a.
Teks Berita Pertama Pada berita pertama ini ditemukan data yang mengandung bentuk
nominasi-identifikasi sebagai berikut. Satu orang yang diduga sebagai pelaku pemerkosaan terhadap korban berinsial Mawar (16) warga kenagarian Tanjung Gadang kembali diamankan Polres Sijunjung. (Satu Tersangka Pemerkosa Anak di Sijunjung Menyerahkan Diri. Haluan. Selasa,16 Mei 2017 - 22:49:32 WIB) Seperti ciri yang telah dijelaskan sebelumnya, data di atas digolongkan ke dalam bentuk strategi nominasi-identifikasi karena adanya identifikasi yang diletakkan dibelakang aktor. Dengan anak kalimat diduga sebagai pelaku pemerkosaan tersebut membuat pelaku menjadi mendapat penilaian buruk tersendiri dimata pembaca. Data selanjutnya yang mengandung bentuk nominasi-identifikasi sebagai berikut. Sementara itu, menurut pengakuan salah seorang pelaku berinisial “IL” (19) yang diduga sebagai otak pemerkosaan yang ditangkap pada pada Sabtu (13/5) lalu mengatakan bahwa pelaku berinsial “AT” (DPO) adalah teman korban yang sudah lama saling kenal.
17
(Satu Tersangka Pemerkosa Anak di Sijunjung Menyerahkan Diri. Haluan. Selasa,16 Mei 2017 - 22:49:32 WIB) Data di atas juga digolongkan ke dalam bentuk strategi nominasiidentifikasi karena adanya identifikasi yang diletakkan dibelakang aktor. Hal ini juga sesuai dengan ciri paling umum yang ditemui dalam strategi nominasiidentifikasi, yaitu kata yang “yang diduga sebagai otak pemerkosaan “ merupakan identifikasi yang bisa menjadi penilaian ke arah mana aktor tersebut dijelaskan. Selanjutnya, dengan anak kalimat tersebut membuat pelaku menjadi mendapat penilaian buruk tersendiri dimata pembaca. b. Teks Berita Kedua Pada berita kedua ini ditemukan data yang mengandung bentuk nominasiidentifikasi sebagai berikut. Dijelaskannya, tewasnya Rizki Afdal bermula saat Ia melihat anak perempuan terdakwa Arwin bernama Mutia, membawa seorang lelaki yang diduga pacarnya ke dalam rumah, tanpa membuka pintu depan. (Kasus Pembunuhan di Purus, Dodiar Tangisi Pakaian Terakhir Anaknya. Selasa,16 Mei 2017 - 23:56:41 WIB) Seperti ciri yang telah dijelaskan sebelumnya, data di atas digolongkan ke dalam bentuk strategi nominasi-identifikasi karena adanya identifikasi yang diletakkan dibelakang aktor. Hal ini juga sesuai dengan ciri paling umum yang ditemui dalam strategi nominasi-identifikasi, yaitu kata yang “yang diduga pacarnya “ merupakan identifikasi yang bisa menjadi penilaian ke arah mana aktor tersebut dijelaskan. Selanjutnya, dengan anak kalimat tersebut membuat pelaku menjadi mendapat penilaian buruk tersendiri dimata pembaca. c.
Teks Berita Ketiga Pada berita ketig ini ditemukan data yang mengandung bentuk nominasi-
identifikasi sebagai berikut. Diduga, pria yang juga mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri di Kota Padang ini mengendarai sepeda motor curian. (kendarai motor curian seorang mahasiswa diamankan. Jumat,19 mei 2017 - 03:33:37 WIB) Seperti ciri yang telah dijelaskan sebelumnya, data di atas digolongkan ke dalam bentuk strategi nominasi-identifikasi karena adanya identifikasi yang
18
diletakkan dibelakang aktor. Hal ini juga sesuai dengan ciri paling umum yang ditemui dalam strategi nominasi-identifikasi, yaitu kata yang “yang juga mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri di Kota Padang “ merupakan identifikasi yang bisa menjadi penilaian ke arah mana aktor tersebut dijelaskan. Selanjutnya, dengan anak kalimat tersebut membuat pelaku menjadi mendapat penilaian buruk tersendiri dimata pembaca. Data selanjutnya yang mengandung bentuk nominasi-identifikasi sebagai berikut. Ia diamankan ketika Kanit Intel Polsek Padang Barat, Ipda Syamsul Bahri, mendapatkan laporan dari masyarakat bahwa ada kendaraan bermotor yang dicurigai hasil kejahatan pencurian kendaraan bermotor (Curanmor). (kendarai motor curian seorang mahasiswa diamankan. Jumat,19 mei 2017 - 03:33:37 WIB) Data di atas juga digolongkan ke dalam bentuk strategi nominasiidentifikasi karena adanya identifikasi yang diletakkan dibelakang aktor. Hal ini juga sesuai dengan ciri paling umum yang ditemui dalam strategi nominasiidentifikasi, yaitu kata yang “yang dicurigai hasil kejahatan“ merupakan identifikasi yang bisa menjadi penilaian ke arah mana aktor tersebut dijelaskan. Selanjutnya, dengan anak kalimat tersebut membuat pelaku menjadi mendapat penilaian buruk tersendiri dimata pembaca. d. Teks Berita Keempat Dalam teks berita keempat ini mengenai “(Pembalakan liar di Solsel, empat jorong terancam terisolasi. Senin 22 mei 2017 - 17:00:48 WIB)” tidak ditemukan penggunaan strategi nominasi-identifikasi yang dilakukan oleh wartawan atau redaksi Haluan. e.
Teks Berita Kelima Pada bentuk nominasi-identifikasi, ditemukan data yang menggunakan
strategi ini sebagai berikut. Terhadap penangkapan pelaku Af tersebut, tim saber pungli Kota Payakumbuh berhasil mengamankan uang tunai sebesar Rp 599ribu yang diduga hasil pungutan yang dilakukan pelaku. “Kasus ini kita kembangkan. (tim Saber pungli Payakumbuh beraksi, penjual tiket ditangkap. Senin,22 Mei 2017 - 20:20:15 WIB)
19
Seperti ciri yang telah dijelaskan sebelumnya, data di atas digolongkan ke dalam bentuk strategi nominasi-identifikasi karena adanya identifikasi yang diletakkan dibelakang aktor. Hal ini juga sesuai dengan ciri paling umum yang ditemui dalam strategi nominasi-identifikasi, yaitu kata yang “yang diduga hasil pungutan“ merupakan identifikasi yang bisa menjadi penilaian ke arah mana aktor tersebut dijelaskan. Selanjutnya, dengan anak kalimat tersebut membuat pelaku menjadi mendapat penilaian buruk tersendiri dimata pembaca.
5.
Determinasi-Identerminasi Dalam pemberitaan, seringkali aktor atau peristiwa disebutkan secara
jelas, tetapi seringkali juga tidak jelas (anonim). Anonimitas ini bisa jadi karena wartawan belum mendapatkan bukti yang cukup untuk menulis sehingga lebih aman untuk menulis anonim. Apapun alasannya, dengan membentuk anonimitas ini, ada kesan yang berbeda ketika diterima oleh khalayak. Anonimitas justru membuat suatu generalisasi, tidak spesifik. a.
Teks Berita Pertama Dalam teks berita pertama, ditemukan data yang mengandung strategi
bentuk determinasi-indeterminasi ini sebagai berikut. “Sekitar pukul 14.00 WIB, beberapa keluarga terduga pelaku menemui saya dan Kapolsek dengan maksud untuk menyampaikan keinginan mereka untuk menyerahkan salah satu pelaku dengan inisial “IP” (Satu Tersangka Pemerkosa Anak di Sijunjung Menyerahkan Diri. Haluan. Selasa,16 Mei 2017 - 22:49:32 WIB) Dalam kalimat di atas tidak dijelaskan secara spesifik siapa saja keluarga terduga pelaku yang menemui pihak kepolisian. Hal demikian bisa saja disebabkan karena wartawan belum mendapatkan informasi pasti siapa saja pihak keluarga yang datang menemui pihak kepolisian, akan tetapi apapun alasannya kalimat di atas tentu akan membuat kesan yang berbeda yang diterima oleh pembaca.
20
b. Teks Berita Kedua Dalam teks
berita kedua, ditemukan data yang mengandung strategi
bentuk determinasi-indeterminasi ini sebagai berikut. Atas keterangan para saksi, terdakwa Arwin dan Bayu yang dalam persidangan didampingi Eriyal dkk, menyatakan membantah segala keterangan dari saksi. (Kasus Pembunuhan di Purus, Dodiar Tangisi Pakaian Terakhir Anaknya. Selasa,16 Mei 2017 - 23:56:41 WIB) Dalam kalimat di atas tidak dijelaskan secara spesifik siapa saja temanteman Arwin dan Bayu yang menemaninya di dalam persidangan. Hal demikian bisa saja disebabkan karena wartawan belum mendapatkan informasi pasti siapa saja saja teman-teman Arwin dan Bayu yang menemaninya di dalam persidangan, akan tetapi apapun alasannya kalimat di atas tentu akan membuat kesan yang berbeda yang diterima oleh pembaca. c.
Teks Berita Ketiga Dalam teks
berita ketiga, ditemukan data yang mengandung strategi
bentuk determinasi-indeterminasi ini sebagai berikut Kemudian, Kanit Intel bersama tiga orang anggota Intel Polsek Padang Barat melakukan penyelidikan dan kemudian mengamankan tersangka. (kendarai motor curian seorang mahasiswa diamankan. Jumat,19 mei 2017 - 03:33:37 WIB). Dalam kalimat di atas tidak dijelaskan secara spesifik siapa nama Kanit Intel Tersebut dan siapa saja anggota Intel Polsek padang Barat tersebut. Hal demikian bisa saja disebabkan karena wartawan belum mendapatkan informasi pasti mengenai siapa nama Kanit Intel Tersebut dan siapa saja anggota Intel Polsek padang Barat tersebut. d. Teks Berita Keempat Dalam teks berita keempat, ditemukan data yang mengandung strategi bentuk determinasi-indeterminasi ini sebagai berikut. "Kami sudah beberapa kali melakukan patroli dilokasi itu. Kadang selain kawan-kawan dari TNKS kita juga bersama kepolisian dan memang ada ditemukan kayu balok yang belum jadi,"katanya ketika dihubungi Haluan,Senin (22/5). (Pembalakan liar di Solsel, empat jorong terancam terisolasi. Senin 22 mei 2017 - 17:00:48 WIB).
21
Dalam kalimat di atas tidak dijelaskan secara spesifik berapa kali jumlah pihal kepolisian melakukan patroli. Hal demikian bisa saja disebabkan karena wartawan belum mendapatkan informasi pasti mengenai berapa kali jumlah pihal kepolisian melakukan patroli. akan tetapi apapun alasannya kalimat di atas tentu akan membuat kesan yang berbeda yang diterima oleh pembaca. e.
Teks Berita Kelima Dalam teks berita keempat, ditemukan data yang mengandung strategi
bentuk determinasi-indeterminasi ini sebagai berikut. Sementara Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Payakumbuh tidak berkomentar banyak. Malahan, orang nomor satu pada dinas tersebut terkejut ketika dihubungi sejumlah wartawan ketika ada petugas penjualan tiket objek wisata ditangkap tim Saber Pungli (tim Saber pungli Payakumbuh beraksi, penjual tiket ditangkap. Senin,22 Mei 2017 - 20:20:15 W Dalam kalimat di atas tidak dijelaskan secara spesifik siapa nama kepala dinas pariwisata pemuda dan olahraga kota Payakumbuh tersebut. Hal demikian bisa saja disebabkan karena wartawan belum
mendapatkan informasi pasti
mengenai siapa nama kepala dinas pariwisata pemuda dan olahraga kota Payakumbuh tersebut, akan tetapi apapun alasannya kalimat di atas tentu akan membuat kesan yang berbeda yang diterima oleh pembaca.
6.
Asimilasi-Individualisasi Strategi wacana ini berhubungan dengan pertanyaan,apakah aktor sosial
yang diberikan ditunjukan dengan jelas kategorinya atau tidak. Asimilasi terjadi ketika dalam pemberitan bukan katahori aktor sosial yang spesifik yang disebut dalam berita, tetapi komunitas atau kelompok sosial dimana seseorang tersebut berada. a.
Teks Berita Pertama Dalam teks berita pertama ini mengenai “Satu Tersangka Pemerkosa Anak
di Sijunjung Menyerahkan Diri. Haluan. Selasa,16 Mei 2017 - 22:49:32 WIB” tidak ditemukan penggunaan strategi asimilasi-individualisasi oleh wartawan atau redaksi Haluan. b. Teks Berita Kedua 22
yang dilakukan
Dalam teks berita kedua ini mengenai “(Kasus Pembunuhan di Purus, Dodiar Tangisi Pakaian Terakhir Anaknya. Selasa,16 Mei 2017 - 23:56:41 WIB)” tidak ditemukan penggunaan strategi asimilasi-individualisasi yang dilakukan oleh wartawan atau redaksi Haluan. c.
Teks Berita Ketiga Dalam teks berita ketiga ditemukan data yang menggunakan strategi
asimilasi-individualisasi ini sebagai berikut. Diduga, pria yang juga mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri di Kota Padang ini mengendarai sepeda motor curian. (kendarai motor curian seorang mahasiswa diamankan. Jumat,19 mei 2017 - 03:33:37 WIB). Dalam kalimat di atas tidak disebut Ahmad Fauzi sebgai salah seorang mahasiswa yang mencuri motor, akan tetapi yang diacu adalah komunitas yang bernama “mahasiswa”. Memang benar Ahmad fauzi adalah seorang mahasiswa, tetapi dengan membetuk kalimat dalam bentuk asimilasi kesan yang ditangkap khalayak menjadi berbeda. Apalagi dalam kalimat tersebut juga menjalaskan bahwa pelaku merupakan salah satu mahasiswa di perguruan tinggi negeri di kota Padang. Hal ini semakin membuat persepsi buruk pembaca terhadap semua perguan tinggi negeri di kota Padang. d. Teks Berita Keempat Dalam teks berita kedua ini mengenai (Pembalakan liar di Solsel, empat jorong terancam terisolasi. Senin,22 mei 2017 - 17:00:48 WIB”. tidak ditemukan penggunaan strategi asimilasi-individualisasi yang dilakukan oleh wartawan atau redaksi Haluan. e.
Teks Berita Kelima Dalam teks berita kedua ini mengenai (tim Saber pungli Payakumbuh
beraksi, penjual tiket ditangkap. Senin,22 Mei 2017 - 20:20:15 WIB)
tidak
ditemukan penggunaan strategi asimilasi-individualisasi yang dilakukan oleh wartawan atau redaksi Haluan.
7.
Asosiasi-Disasosiasi
23
Strategi wacana ini berhubungan dengan pertanyaan, apakah aktor atau pihak yang ditampilkan sendiri ataukah dia dihubungkan dengan kelompok lain yang lebih besar. Hal ini sering terjadi dan kadang tanpa disadari. a.
Teks Berita Pertama Dalam teks berita pertama ini mengenai “Satu Tersangka Pemerkosa Anak
di Sijunjung Menyerahkan Diri. Haluan. Selasa,16 Mei 2017 - 22:49:32 WIB” tidak ditemukan penggunaan strategi asosiasi-disosiasi yang dilakukan oleh wartawan atau redaksi Haluan. b. Teks Berita Kedua Dalam teks berita kedua ini mengenai “(Kasus Pembunuhan di Purus, Dodiar Tangisi Pakaian Terakhir Anaknya. Selasa,16 Mei 2017 - 23:56:41 WIB)” tidak ditemukan penggunaan strategi asosiasi-disosiasi yang dilakukan oleh wartawan atau redaksi Haluan. c.
Teks Berita Ketiga Dalam teks berita ketiga ini ditemukan data yang menggunakan strategi
asosiasi-disosiasi ini sebagai berikut. "Saat diamankan dan diinterogasi pelaku mengakui bahwa dirinya telah mengendarai sepeda motor hasil curian. Hal tersebut semakin diperkuat dengan adanya laporan dengan nomor : LP/141/K/IV/2017/Sektor Pauh tanggal 13 April 2017 dengan lokasi kejadian di parkiran Fakultas Peternakan Unand dengan pelapor atas nama Dona Sutra. "Dari pelaku, kami amankan satu unit sepeda motor jenis Suzuki Satria FU warna putih kombinas hitam. Saat kita cek, ternyata sesuai dengan bukti laporan dan nomor seri serta rangka pada motor tersebut. Kita telah berkoordinasi dengan Polsek Pauh untuk melakukan pengembangan," tukas Kapolsek yang akan menjabat sebagai Kabag Ops Polres Pasaman tersebut. (kendarai motor curian seorang mahasiswa diamankan. Jumat,19 mei 2017 - 03:33:37 WIB). Data ini dikelompokkan sebagai data yang mengandung strategi asosiasidisosiasi karena adannya penghubungan antara peristiwa satu dengan peristiwa lainnya yang lebih luas. Pada kalimat pertama, diinformarsikan bahwa pelaku sedang mengendarai kendaraan motor hasil curian. Sementara para kalimat kedua, dihubungkan dengan keadaan yang sama bahwa sebelumnya memang ada laporan mengenai kehilangan sepeda motor yaitu nomor : LP/141/K/IV/2017/Sektor
24
Pauh tanggal 13 April 2017 dengan lokasi kejadian di parkiran Fakultas Peternakan Unand dengan pelapor atas nama Dona Sutra. Dengan demikiann kasus kasus penemuan pencuri motor ini diasosiasikan dengan kasus laporan kehilangan motor beberapa waktu lalu. Strategi seperti ini dapat menciptakan efek generalisasi bagi pembaca. d. Teks Berita Keempat Dalam teks berita kedua ini mengenai (Pembalakan liar di Solsel, empat jorong terancam terisolasi. senin,22 mei 2017 - 17:00:48 WIB”. tidak ditemukan penggunaan strategi asosiasi-disosiasi yang dilakukan oleh wartawan atau redaksi Haluan. e.
Teks Berita Kelima Dalam teks berita kedua ini mengenai (tim Saber pungli Payakumbuh
beraksi, penjual tiket ditangkap. Senin,22 Mei 2017 - 20:20:15 WIB)
tidak
ditemukan penggunaan strategi asosiasi-disosiasi yang dilakukan oleh wartawan atau redaksi Haluan.
D. Simpulan Berdasarkan tulisan di atas, dapat disimpulkan dua
hal sebagai berikut.
Untuk mengkaji kriminal yang terdapat pada Surat Harian Haluan dapat dilakukan dengan strategi wacana inklusi. Strategi wacana inklusi adalah menyampaikan berita dengan menyebutkan pelaku sosial atau kelompok dalam pemberitaannya dengan maksud memarjinalkan pelaku sosial tersebut. Penggunaan strategi wacana inklusi dalam berita kriminal dalam Surat Kabar Haluan meliputi diferensiasi-indeferensiasi, objektivasi-abstraksi, nominasikategorisasi,
nominasi-identifikasi,
determinasi-indeterminasi,
individualiasi, dan asosiasi-disosiasi.
25
asimilasi-
Daftar Rujukan Bungin, Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media group. Eriyanto. 2009. Analisis Wacana: Pengantar Teks Media.Yogjakarta: LkiS. Semi, M. Atar. 1993. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa. Tarigan, Josep R dan M. Suparmoko. 2000. Metode Pengumpulan Data (untuk ilmu-ilmu sosial dan ekonomi). Yogjakarta: BPFE Yogjakarta.
26
Lampiran Berita 1.
Teks Berita Pertama
Satu Tersangka Pemerkosa Anak di Sijunjung Menyerahkan Diri Selasa,16 Mei 2017 - 22:49:32 WIB
Ilustasi/ HALUAN SIJUNJUNG, HARIANHALUAN.COM— Satu orang yang diduga sebagai pelaku pemerkosaan terhadap korban berinsial Mawar (16) warga kenagarian Tanjung Gadang kembali diamankan Polres Sijunjung. Tersangka berinisial IP (20) menyerahkan diri ke Polres Sijunjung. Dengan diamankanya pelaku tersebut maka sudah lima orang tersanga dari 10 orang terduga pelaku pemerkosa yang sudah ditahan. Dari informasi yang diperoleh, pelaku diantar langsung pihak keluarga beserta ninik mamak ke Mapolres Sijunjung sekitar pukul 18.30 WIB, Senin (15/5). Dimana sebelumnya beberapa orang keluarga dan ninik mamak pelaku sempat menemui Kapolres dan Kapolsek Tanjung Gadang untuk menyampaikan niatnya menyerahkan pelaku ke kepolisian. “Sekitar pukul 14.00 WIB, beberapa keluarga terduga pelaku menemui saya dan Kapolsek dengan maksud untuk menyampaikan keinginan mereka untuk menyerahkan salah satu pelaku dengan inisial “IP”, dan kami sangat menyambut baik keputusan dan kerjasama dari keluarga korban yang mendukung upaya kita untuk menegakkan hukum, dan kita jelas sangat berterima kasih dan mengapresiasi atas niat baik tersebut,”ungkap Kapolres Sijunjung AKBP Imran
27
Amir S.Ik,MH didampingi Paur Humas Iptu Ajo Nasrul kepada wartawan, Selasa (16/5) saat melakukan kunjungan kerja Mapolsek Sijunjung dan Lubuk Tarok. Kapolres menambahkan, empat terduga pelaku lainnya saat ini masih dalam pengejaran petugas. “Saat ini kita masih melakukan pengejaran terhadap keempat pelaku lainnya yang diduga ikut terlibat pemerkosaan terhadap korban yang merupakan anak dibawah umur, mudah-mudahan semua pelaku bisa ditangkap,” tegasnya. Sementara itu, menurut pengakuan salah seorang pelaku berinisial “IL” (19) yang diduga sebagai otak pemerkosaan yang ditangkap pada pada Sabtu (13/5) lalu mengatakan bahwa pelaku berinsial “AT” (DPO) adalah teman korban yang sudah lama saling kenal. “IL” juga menyampaikan bahwa korban (mawar) pertama kali diajak oleh pelaku “AT” dan korban pergi ke Ngalau dengan mengendarai kendaraan dan bukan dalam keadaan pingsan seperti dalam pengakuan korban (SR, red) kepada polisi. Kasus pemerkosaan yang terjadi di Tanjung Gadang ini menjadi perhatian serius Polres Sijunjung. Kapolres Sijunjung, AKBP Imran Amir menegaskan, bahwa pihaknya akan terus memburu para terduga pelaku yang masih melarikan diri. “Masih ada empat terduga pelaku lagi yang tengah kita kejar, mudah-mudahan secepatnya seluruh pelaku bisa kita tangkap karena kasus ini menjadi priritas utama kita untuk diungkap secepatnya,”imbuh AKBP Imran Amir. (h/ogi) http://harianhaluan.com/news/detail/65040/satu-tersangka-pemerkosa-anak-disijunjung-menyerahkan-diri
28
2.
Teks Berita Kedua
Kasus Pembunuhan di Purus, Dodiar Tangisi Pakaian Terakhir Anaknya Selasa,16 Mei 2017 - 23:56:41 WIB
Tiga orang saksi kasus pembunuhan di Puruih Kabun, saat diperlihatkan Barang Bukti oleh jaksa di PN Padang, Selasa (16/5) Yuhendra Oleh Yuhendra Air mata Dodiar (54) tak terbendung saat Jaksa Penutut Umum (JPU) memperlihatkan barang bukti (BB) pakaian terakhir yang dikenakan Rizki Afdal, remaja 14 tahun yang tewas di tangan Arwin (49) dan Bayu Satrya (21) di rumahnya, di Kawasan Puruih Kabun 24 Desember lalu. Dodiar sendiri, bersama suaminya Maisiruddin (64) dan Deni, hadir member kesaksian atas kasus tersebut di Pengadilan Negeri (PN) Padang, Selasa (16/5). Sebelumnya, Nazif Firdaus selaku JPU terlebih dulu memeriksa Maisiruddin (64) alias Men. Dijelaskannya, tewasnya Rizki Afdal bermula saat Ia melihat anak perempuan terdakwa Arwin bernama Mutia, membawa seorang lelaki yang diduga pacarnya ke dalam rumah, tanpa membuka pintu depan. “Sekitar pukul 13.00 WIB, teman lelaki Mutia datang. Baru keluar setelah Pukul 17.30. saya sebagai tetangga tentu merasa punya kewajiban mengingatkan. Lalu, setelah teman lelakinya itu pergi, saya tegur Mutia, tapi dia menjawab dengan lontaran kata-kata kasar. Katanya, tidak mau membuka pintu karena silau oleh keramik rumah saya,” kata Men.
29
Mendapat jawaban seperti itu, lanjut Men, istrinya Dodiar datang dan mengingatkan kepada Mutia agar sopan terhadap orang tua. Namun, keduanya malah terlibat cek-cok hingga Mutia masuk ke rumahnya. Saksi Dodiar kemudian melanjutkan, sekitar pukul 18.00 WIB, ia mendengar terdakwa Arwin dan Bayu mendatangi rumahnya, dan memanggil Maisiruddin dengan kata-kata kasar. “Kata Arwin: Men, kamu jangan berani dengan anak kecil saja,” kata Dodiar menirukan. Mendengar hal itu, Dodiar yang sedang berada di ruang tengah rumahnya, meminta kedua pelaku berlaku sopan, tapi permintaan tersebut dijawab dengan tindakan pemukulan ke wajahnya oleh terdakwa Bayu, sehingga Dodiar tersungkur ke lantai. Melihat istrinya mendapat perlakuan kasar, Men lantas mengambil sebilah golok dan mengacungkannya kepada kedua terdakwa. “Saya bertujuan menggertak saja, pak hakim. Karena saya lihat situasi sudah tidak aman,” kata Men menjelaskan alasannya mengambil golok. Setelah itu, sambung Men, Arwin dan Bayu berlari meninggalkan rumahnya. Namun, beberapa saat kemudian, keduanya kembali lagi dengan masing-masing membawa sebilah pipa besi. “Mereka masuk lagi ke rumah dan mengancam akan membunuh anak dan istri saya,” kata Men. Dodiar menambah keterangan, setelah Arwin dan Bayu datang membawa besi, Arwin langsung memukulkan besi ke kepalanya, sehingga ia tersungkur dan bersimbah darah. Saat itulah, anaknya Rizki Afdal datang untuk melindungi dirinya. Sedangkan suaminya kembali mencari parang. “Saya lalu dipukuli bertubi-tubi dalam posisi telentang, Rizki melindungi saya dengan punggungnya, sehingga Rizki lah yang menjadi sasaran pukulan bertubitubi. Suami saya yang berusaha mengambil parang, juga dipukul tangannya sehingga parang terlepas. Rizki sudah bilang pada terdakwa: sudahlah om, kasihan mama, sakit. Tapi pemukulan terus terjadi,” jelas Dodiar berurai air mata. Setelah kejadian itu, Dodiar dan Rizki dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara. Di perjalanan, Rizki mengeluh kesakitan, dan dirujuk ke RSUP M. Djamil sekitar pukul 22.00 WIB. Namun, nyawanya tak tertolong, Rizki Afdal dinyatakan meninggal sekitar pukul 02.00 WIB, dengan luka terbuka di bagian punggung, patah tulang tertutup pada bagian kepala, memar pada lengan kiri dan kanan, dan bagian pinggang yang berlumuran darah.
30
Sementara itu saksi lain, Dani, yang merupakan abang dari Rizki, mengaku mendapat kabar tentang peristiwa itu dari Men melalui telepon. Ia pun langsung mendatangi RS Bhayangkara. Namun, petugas setempat mengatakan korban telah dibawa ke RSUP Dr. M Djamil, sehingga ia langsung menuju rumah sakit tersebut. Atas keterangan para saksi, terdakwa Arwin dan Bayu yang dalam persidangan didampingi Eriyal dkk, menyatakan membantah segala keterangan dari saksi. Menurut Arwin, ia melakukan pemukulan karena Men lebih dulu mengancam dengan parang. Sedangkan Bayu, mengaku bahwa ia tidak melakukan pemukulan sama sekali. Selanjutnya, majelis hakim yang diketuai Syukri, didampingi Agus Komaruddin dan Suratni selaku hakim anggota, menunda sidang hingga pekan depan dengan agenda melanjutkan pemeriksaan saksi. Setelah sidang ditutup, sempat terjadi keributan antara terdakwa dengan para saksi. Keributan itu pun memancing perhatian para pengunjung PN Padang dan masyarakat sekitarnya. Namun, beberapa personil penjagaan PN Padang berhasil meredakan situasi hingga tak terjadi hal-hal yang tak diinginkan. (*) Editor: Rivo Septi Andries http://harianhaluan.com/news/detail/65044/kasus-pembunuhan-di-purus-dodiartangisi-pakaian-terakhir-anaknya
31
3.
Teks Berita Ketiga
KENDARAI MOTOR CURIAN Seorang Mahasiswa Diamankan Jumat,19 Mei 2017 - 03:33:37 WIB
Polsek Padang Barat mengamankan satu terduga pelaku pencurian kendaraan bermotor (curanmor) di depan Kantor PT KAI Divre II Padang, di kawasan Simpang Haru, Kecamatan Padang Timur, Kamis (18/5) siang sekitar pukul 11.00 WIB. Ist. PADANG, HALUAN - Jajaran Polsek Padang Barat mengamankan seorang pria di depan Kantor PT KAI Divre II Padang, di kawasan Simpang Haru, Kecamatan Padang Timur, Kamis (18/5) siang sekitar pukul 11.00 WIB. Diduga, pria yang juga mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri di Kota Padang ini mengendarai sepeda motor curian. Pelaku diketahui bernama Ahmad Fauzi (22), warga Jalan Parak Buruak Nomor 64 RT 01 RW 05, Kelurahan Batipuah Panjang, Kecamatan Koto Tangah. Ia diamankan ketika Kanit Intel Polsek Padang Barat, Ipda Syamsul Bahri, mendapatkan laporan dari masyarakat bahwa ada kendaraan bermotor yang dicurigai hasil kejahatan pencurian kendaraan bermotor (Curanmor). Kemudian, Kanit Intel bersama tiga orang anggota Intel Polsek Padang Barat melakukan penyelidikan dan kemudian mengamankan tersangka. "Saat diamankan dan diinterogasi pelaku mengakui bahwa dirinya telah mengendarai sepeda motor hasil curian. Ketika diamankan, pria yang tengah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di salah satu SMA di Kota Padang ini pun tidak melakukan perlawanan sedikit pun," ujar Kapolsek Padang Barat, Kompol Syahrul Chan
32
Hal tersebut semakin diperkuat dengan adanya laporan dengan nomor : LP/141/K/IV/2017/Sektor Pauh tanggal 13 April 2017 dengan lokasi kejadian di parkiran Fakultas Peternakan Unand dengan pelapor atas nama Dona Sutra. "Dari pelaku, kami amankan satu unit sepeda motor jenis Suzuki Satria FU warna putih kombinas hitam. Saat kita cek, ternyata sesuai dengan bukti laporan dan nomor seri serta rangka pada motor tersebut. Kita telah berkoordinasi dengan Polsek Pauh untuk melakukan pengembangan," tukas Kapolsek yang akan menjabat sebagai Kabag Ops Polres Pasaman tersebut. (h/mg-adl) http://harianhaluan.com/news/detail/65064/seorang-mahasiswa-diamankan
33
4.
Teks Berita Keempat
Pembalakan Liar di Solsel, Empat Jorong Terancam Terisolasi Senin,22 Mei 2017 - 17:00:48 WIB
Sejumlah warga menyusun kayu ke dalam truk di salah satu kawasan di Solok Selatan. 1st SOLOK SELATAN, HARIANHALUAN.COM—Aksi pembalakan liar di Sumatera Barat diduga masih berlangsung sampai saat ini. Aksi tersebut terjadi di Nagari Lubuk Gadang Timur, Kabupaten Solok Selatan. Dari rilis yang diterima Harianhaluan.com dari warga Jorong Tandai Simpang bernama Ali Akbar menjelaskan, pembalakan itu terjadi di 4 Jorong yakni di Jorong Tandai Simpang, Jorong Bukik Bulek, Jorong Tandai Tengah, dan Jorong Gunung. Akibat aksi tersebut, empat jorong terancam terisolasi. Karena selama lebih kurang 6 bulan terakhir kegiatan ilegal itu menyebabkan kerusakan parah terhadap jalan yang menghubungkan empat jorong. “Kami persatuan masyarakat Tandai selaku pihak yang paling dirugikan akibat ilegal logging ini berharap adanya upaya dari pemerintah dan aparat penegak hukum untuk menindak tugas para pelaku ilegal logging ini,” terangnya. Selain merusak jalan, kegiatan ilegal ini juga dilakukan dalam kawasan hutan lindung yang seharusnya dilindungi negara.
34
Masyarakat setempat telah beberapa kali melaporkan kegiatan ilegal tersebut ke Polres Solok Selatan. Namun, hingga kini belum ada upaya apapun yang dilakukan kepolisian untuk memberantas ilegal logging tersebut. Masyarakat pernah melakukan protes langsung kepada pelaku pembalakan karena telah merusak jalan. Namun, para pelaku mengklaim bahwa jalan yang mereka lalui adalah jalan provinsi, yang penganggarannya dari provinsi, dan jika rusak juga akan diperbaiki oleh provinsi. Sementara Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Wilayah IV, David mengatakan, pihaknya bersama aparat kepolisian sudah melakukan patrol di kawasan tersebut. "Kami sudah beberapa kali melakukan patroli dilokasi itu. Kadang selain kawankawan dari TNKS kita juga bersama kepolisian dan memang ada ditemukan kayu balok yang belum jadi,"katanya ketika dihubungi Haluan,Senin (22/5). Ia menambahkan, patroli yang dilakukan selama sebulan terakhir setidaknya pihaknya menemukan dua kali kayu bekas yang belum diolah beserta kayu beban yang biasanya digunakan pada Kerbau. "Modusnya. Namun,pelaku tidak kita temukan. Kayu temuan tersebut kami musnahkan,"ucapnya. Menurutnya, pihaknya selalu melakukan patroli rutin namun belum ditemukan pelaku hanya sebatas materil kayu yang belum diolah. "Jumlah kayu temuan tidak tau banyaknya,"katanya. (h/jef) http://harianhaluan.com/news/detail/65096/pembalakan-liar-di-solsel-empatjorong-terancam-terisolasi
35
5.
Teks Berita Kelima
Tim Saber Pungli Payakumbuh Beraksi, Penjual Tiket Ditangkap Senin,22 Mei 2017 - 20:20:15 WIB
Ilustrasi. Haluan Tim Saber Tangkap Pelaku Pungli, Sita Uang Tunai Rp 500Ribu PAYAKUMBUH, HARIANHALUAN.COM—Tim saber pungli Kota Payakumbuh mulai menunjukkan taringnya dalam memberantas pelaku pungutan liar di Kota Batiah. Kali ini tim yang dibentuk pada 2016 lalu, berhasil menangkap pelaku pungli pada Senin (22/5) sekitar pukul 14.50 WIB. “Satu pelaku pungli berhasil kami amankan dalam operasi saber pungli,”terang Kompol Eddisra Ketua Tim Saber Pungli Kota Payakumbuh pada Senin (22/5) kemarin. Pelaku pungli yang ditangkap tersebut, yakni AF (38) petugas penjualan tiket pada pintu masuk di kawasan Ngalau Indah. “Berawal dari laporan masyarakat terkait adanya praktek pungli di kawasan wisata Ngalau Indah. Dari sana, kami langsung bergerak,”tegas Kompol Eddisra. Kronologis penangkapan berawal dari pelaku AF menjual tiket dikawasan wisata Ngalu Indah melebihi harga yang sudah ditetapkan Pemko Payakumbuh sesuai dengan Perda Payakumbuh nomor 20 tahun 2011 dan lembaran daerah Kota Payakumbuh nomor 30 tahun 2011. Sesuai kedua peraturan tersebut, tiket ke kawasan Ngalau wisata seharusnya dijual Rp3500 malahan pelaku AF menjual tiket ke pengunjung sebesar Rp 7.500.
36
“Padahal harga tiket sudah ditetapkan kewajaran,”tegas Kompol Eddrisa.
tetapi
pelaku
menjual
diluar
Terhadap penangkapan pelaku Af tersebut, tim saber pungli Kota Payakumbuh berhasil mengamankan uang tunai sebesar Rp 599ribu yang diduga hasil pungutan yang dilakukan pelaku. “Kasus ini kita kembangkan. Saat ini pelaku masih diintrogasi petugas,”ucapnya lagi. Sementara Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Payakumbuh tidak berkomentar banyak. Malahan, orang nomor satu pada dinas tersebut terkejut ketika dihubungi sejumlah wartawan ketika ada petugas penjualan tiket objek wisata ditangkap tim Saber Pungli. (h/ddg) Editor: Rivo Septi Andries http://harianhaluan.com/news/detail/65105/tim-saber-pungli-payakumbuhberaksi-penjual-tiket-ditangkap
37