TUGAS AKHIR MODUL 3
MAKALAH PENGORGANISASIAN INFORMASI/PENGETAHUAN DALAM INGATAN MANUSIA
BY : NAMA
:
PENGORGANISASIAN INFORMASI/PENGETAHUAN DALAM INGATAN MANUSIA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk Tuhan yang sempurna, dan kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk Tuhan lainnya adalah manusia memiliki kemampuan untuk mengingat sesuatu. Ingatan tersebut terorganisir di otak manusia dimana segala informasi dikelola. Pengelolaan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang mampu mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar Informasi yang diterima dari lingkungannya. Pengolahan informasi merupakan perluasan dari kajian psikologi kognitif. Psikologi kognitif adalah tentang proses – proses mental yang mendasari perilaku manusia yang meliputi berbagai hal termasuk meori, belajar, persepsi dan penyelesaian masalah. Perbedaan antara teori belajar dan teori pengolahan informasi adalah pada derajat penekanan pada soal belajar. Teori pengolahan informasi tidak memerlukan belajar sebagai titik pusat yang utama. Belajar itu hanya merupakan suatu proses yang diselidiki, dan antara kegiatan dan sub – sub ranah lain psikologi kognitif tetap tidak jelas. Namun demikian penelitian tentang pengolahan informasi memberikan sumbangan atas proses belajar.
B. Rumusan masalah Adapun
rumusan
masalah
yang
akan
dibahas
yaitu
:
Bagaimana
pengorganisaisan informasi/ pengetahuan dalam ingatan manusia.
C. Tujuan Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah : -
Untuk mengetahui pengorganisasian informasi/ pengetahuan dalam ingatan manusia.
-
Sebagai tugas daring PPGDJ 2019 Modul BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MEMORI Memori merupakan simpanan informasi – informasi yang diperoleh dan diserap dari lingkungan yang kemudian diolah sesuai dengan individu masing – masing. Memori juga merupakan system kerja otak manusia untuk menangkap dan menyimpan pengetahuan. Pada dasarnya juga memori adalah sesuatu yang membentuk jati diri manusia dan membedakan manusia dari makhluk lainnya. Memori member manusia kemampuan mengingat masa lalu, dan perkiraan masa depan. Memori bersifat dinamis terus berubah dan berkembang sesuai dengan bertambahnya informasi yang disimpan.
B. SISTEM MEMORI MANUSIA Memori manusia dipandang sebagai suatu struktur yang rumit untuk mengolah dan mengorganisasi semua pengetahuan (Naisser, 1967). Memori merupakan suatu system yang rumit dengan banyak tahapan dan saling berinteraksi . Ada tiga struktur dalam memori yaitu : pencatatan pengindraan, penyimpanan jangka pendek, dan penyimpanan jangka panjang. Dalam memori kerja atau memori jangka pendek , informasi tersebut selanjutnya dikodekan menjadi wujud yang bermakna dan dikirim ke memori jangka panjang untuk disimpan secara tetap. Proses pengkodean informasi dan pengiriman kemeori jangka panjang merupakan inti dari tahapan belajar.
C. KOMPONEN BELAJAR Penerapan teori prngolahan informasi dalam belajar ada 3 tahapan yaitu sebagai berikut : 1. Perhatian ke Stimulus
Pengolahan system informasi dalam memori manusia diawalai ketika isyarat fisik diterima sensor melalui indra visual, audio, maupun kinestetik. Isyarat pisik ini, disimpan sebentar untuk diolah dalam system memori.
2. Mengkode Stimulus Apakah stimulus akan diolah sebagai informasi aktif atau akan lebih lanjut atau tidak sampai memori jangka panjang sebagai memori inaktif. Maka diperlukan pengolahan lebih lanjut. Proses inilah yang didebut dengan pengkodean yaitu Mengubah stimulus sehingga dapat disimpan dan pada waktu Lain dapat dimunculkan kembali dengan mudah. 3. Penyimpanan dan Retrival Pengkodean dimaksud untuk menyimpan informasi guna disimpan dalam memori jangka panjang untuk dapat diinggat sewaktu – waktu diperlukan. Untuk proses ini, sangat bergantung pada bagaimana informasi itu disimpan dan bagaimana
hubungan informasi itu dengan informasi sebelumnya dari memori
jangka panjang.
D. PEBELAJARAN BERDASARKAN TEORI PENGOLAH INFORMASI Penerapan pengolahan teori informasi dalam pembelajaran berasal dari anggapan bahwa memori manusia itu system yang aktif, yang menyeleksi, mengorganisasi, dan mengubah menjadi kode informasi dan keterampilan bagi penyimpanya untuk dipelajari. Para ahli teori kognitif berasumsi bahwa belajar yang berhasil sangat bergantung pada tindakan belajar daripada hal – hal yang ada dilingkungan. Komponen belajar menurut teori pengolahan informasi seperti dipaparkan pada bagian awal bahwa komponen belajar adalah sebagai berikut : 1. Perhatian ditujukan pada stimulus 2. Pengkodean stimulus 3. Penyimpanan dan mendapatkan kembali ( retrival ) Atas dasar komponen belajar tersebut selanjutnya hal yang esensial dari pembelajaran yang dapat dilakukan adalah : 1. Membimbing peserta didik dalam menerima stimulus
System memori manusia dapat melakukan proses seleksi atas stimulus – stimulus yang akan diperhatikannya. Kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan berkaitan dengan memberikan bimbingan perhatian peserta didik terhadap penerimaan stimulus antara lain : a. Memusatkan perhatian ke stimulus – stimulus tertentu yang dipilih b. Mengenali secara awal stimulus dengan kode – kode tertentu
2. Memperlancar mengkode Fungsi pengkodean adala untuk menyiapkan informasi baru untuk disimpan dala memori jangka panjang. Proses ini menghendaki perubahan informasi menjadi kode ringan untuk memudahkan mengingat kembali diwaktu kemudian. Ada dua rancangan yang berbeda yang dapat memudahkan pengkodean yaitu dengan membeberkan pengisyarat, elaborasi, dan cara titian ingatan sebagai pembantu untuk menyusun kode, ancangan ini disebut bantuan bebasis pembelajaran. Ancangan yang lain adalah untuk memberikan kesempatan bagi terjadinya elaborasi yang dihasilkan peserta didik, ancangan ini disebut bantuan berbasis peserta didik. Bantuan berbasis pembelajaran misalnya pengunaan sinonim untuk kata – kata yang sulit atau pertanyaan ulangan untuk belajar asosiasi yang sembarang sifatnya. Teknik yang kurang dikenal yang bisa memudahkan pengkodean dari buku pelajaran ialah memberikan tanda petunjuk. Tanda – tanda petunjuk misalnya judul, paragraph, priview, kata – kata petunjuk seperti “yang penting” dan sebagainya. Bantuan yang berbasis peserta didik, pengisyarat baik visual maupun verbal yang berasal dari peserta didik itu sendiri dapat membantunya memperoleh asosiasi yang sebarang saja, misalanya daftar . Penerapan khusus pengkodean dari peserta didik disebut metode kata penting atau kata kunci untuk belajar bahasa asing. Metode kata- kata penting berguna untuk informasi yang kurang inheren organisasi atau asosiasinya, tetapi elaborasi oleh peserta didik dapat juga memudahkan pengkodean untuk materi – materi pembelajaran, misalanya menggaris bawahi dan membuat catatan.
3. Memperlancar penyimpanan dan retrival Siasat pengkodean penting karena dapat meningkatkan kemampuan mengingat kembali dimasa yang akan datang. Bunyi, kata – kata pokok, citra visual, semuanya memberikan pengisyaratan untuk maksud retrival bagi peserta didik dalam belajar. Elaborasi berbasis pebelajaran dan elaborasi berbasis peserta didik keduanya meberikan sumbangan dalam mengingat kembali. Proses pemunculan kembali apa yang telah disimpan dalam ingatan di samakan dengan mekanisme penelusuran. Norman dan Bobrow ( dalam Degeng 1989 ) mengemukakan bahwa ada dua tahap dalam melaksanakan penelusuran. Tahapan pertama adalah untuk menetapkan informasi yang diinginkan atau dimunculkan kembali dalam ingatan. Tahapan kedua adalah untuk penelusuran yang sebenarnya, yaitu mencakup tindakan peninjauan kembali struktur ingatan dan informasi – informasi yang terkait didalamya, sampai informasi yang ingin didapatkan. Asumsi yang dipakai dalam penelusuran informasi dalam ingatan adalah bahwa ingatan terdiri dari struktur informasi yang terorganisasi dan proses penelusurannya bergerak secara hirarkis, dari informasi yang paling umum keinformasi yang rinci, sampai informasi yang diinginkan diperoleh.
BAB III PENUTUP Dari pembahasan makalah ini, maka dapat disimpulkan bahwa pengolahan informasi mengandung arti tentang bagaimana seorang mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah informasi yang diterima oleh seseorang dari lingkungan yang bersangkutan karena itulah teori ini akan membantu kita untuk memahami proses belajar yang terjadi dalam peserta didik, mengerti kondisi dan faktor yang mempengaruhinya, dan mengetahui hal – hal yang dapat menghambat serta memperlancar belajar peserta didik, sehingga dengan pengetahuan itu guru akan lebih bijaksana dan tepat. Pengolahan informasi merupakan perluasan dari bidang kajian psikologi kognitif.