LAPORAN PRAKTIKUM REVIEW CINEMA EDUCATION TUGAS KEPERAWATAN KELUARGA
oleh Kelompok 5 Siti Qomariyah
NIM 152310101104
Vita Nur Hafidzoh NIM 152310101115 Annisah D. Intan
NIM 162310101166
Shinta Kholifah M. NIM 162310101171 Fatihul Matlub
NIM 162310101179
Aisyah Chitra P.
NIM 162310101248
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2018
A. KEHADIRAN KELUARGA 1. Gambaran singkat tentang film (sebutkan anggota keluarga dalam film dan deskripsikan khusus anggota keluarga yang akan menjadi pasien anda) Jean Dominique Bauby adlah seorang editor majalah ternama yang emndadak mendapat serangan stroke fatal pada suatu hari di mkusim gugur tahun 1977 ketika sedanga menemani putra sulungnya menyusuri pedesaan disebuah mobil kap terbuka. Ia sendiri yang mengemudikan mobil tersebut sementara puteranya Theophile menyimak cerita sang ayah Jean-Dominique Bauby, sang editor majalah Elle, yang terserang stroke pada usia 43 tahun dan sebelumnya sehat. Ketika ia sudah sadar, semua fungsi tubuhnya rusak, dari kepala hingga ujung kaki.Jean-Do terserang penyakit yang dikenal di dunia medis sebagai “locked-in syndrome”, ia tidak lagi dapat bergerak, berbicara, bahkan bernapas tanpa bantuan medis. Semua anggota tubuhnya lumpuh, bahkan untuk bernapas saja ia memerlukan bantuan trakeostomi, Kecuali, mata sebelah kirinya yang berfungsi normal, dan menjadi alat komunikasinya dengan dunia. Padahal, Jean-Do, panggilan akrabnya, menjalani gaya hidup yang lumayan sehat. Seperti tidak sering minum alkohol, dan tidak merokok. Ini hal yang lumayan jarang ditemui bagi kebanyakan orang Prancis. Di rumah sakit, Jean Bauby menjalani berbagai terapi yaitu terapi wicara yang dipandu oleh terapis wanita, Henriette. Sang terapis mengajarkan alphabet yang sering dipakai dalam nkata danklkiamat bahsa prancis, yaitu mulai dari huruf E,S,A,R,I,N,T,U dan seterusnya. Bauby harus memilih satru dari huruf tersebut dengan cara mengedipkan mata sebelah kiri.
1. Gambaran ecomap keluarga
Gambar 2. Ecomap keluarga Howland
Keterangan : Hubungan/ interaksi sedang Hubungan / interaksi kuat Hubungan/ interaksi sangat kuat
2. Analisis ecomap secara spesifik terkait hubungan keluarga dan lingkungan sekitar Tn. Jean-Do seorang laki laki yang menderita penyakit stroke dan badannya lumpuh, kecuali mata kanannya yang bisa berkedip. Tn. Jean-Do memiliki hubungan yang kuat dengan Celine (mantan istrinya) dan ketiga anaknya yaitu Theophile, Celeste, dan Hortense. Selain itu hubungan Tn. Jean-Do dengan pelayanan kesehatan sangat kuat, begitu juga hubungan Tn. Jean-Do dan Claude yang membantunya dalam menulis buku juga sangat kuat. Dalam film ini banyak menampilkan scene komunikasi antar pribadi terutama petugas kesehatan yang ada di rumah sakit dan terapis
bahasa karena Tn.Jean-Do menjalani perawatan intensif di rumah sakit dan hanya dapat berkomunikasi dengan menggunakan kedipan mata kananya. Tokoh utama digambarkan dengan lengkap yaitu seorang ayah yang memiliki mantan istri yang sangat peduli terhadapnya dan ketiga anak yang juga menyayanginya. Tn.Jean-Do juga seseorang yang sukses dalam karirnya sebelum ia sakit ia menjabat sebagai kepala editor di Elle magazine. Dalam film ini Tn.Jean-Do digambarkan telah bercerai dari Celine dan ia memiliki kekasih baru bernama Inez. Namun ketika Jean-Do mengalami sakit, Inez belum bisa datang untuk mendampingi. Tn.Jean-Do merasa menyesal karena ia telah mengabaikan Celine dan anak-anaknya, sementara ketika Tn.Jean-Do tidak bisa bergerak di rumah sakit mereka selalu berkunjung untuk menjenguk Tn.Jean-Do dan senantiasa mendoakan untuk kesembuhannya. Tn.Jean-Do juga mempunyai sahabat yang peduli dengannya sering datang untuk menjenguk Tn.Jean-Do dan ada yang hanya bisa sekedar kirim surat. Selain itu hubungan Tn.jean-Do dengan Claude Mendibil juga kuat, Claude adalah seseorang yang dengan sabar membantu Tn.Jean-Do untuk berkomunikasi serta membantu Tn. Jean-Do membuat buku hingga buku tersebut akhirnya bisa diterbitkan.
B. PENILAIAN KELUARGA DAN PRIORITAS KEBUTUHAN 1. Kondisi fisik dan psikososial Kondisi fisik dari Tn. Bauby sehat, menjalani gaya hidup yang lumayan sehat. Seperti tidak sering minum alkohol, dan tidak merokok. Psikososialnya pun baik dilihat dari seringnya terjadi kebersaaman anak-anak walaupun Ia sudah bercerai dengan Isterinya. 2. Faktor lingkungan dan sosiokultural, nilai, keyakinan, ritual Keluarga rukun, terlihat isterinya yang sudah pisah dengan tulus menemani Tn. Bauby di Rs. Dan keyakinan dan ritual masih baik dilihat berkunjung ke Gereja bersama isteri.
3. Status gizi dan obat-obatan Gizi Tn Bauby baik tidak sering minum alkohol, dan tidak merokok sebelum sakit. Saat ini Tn Bauby menjalani perawatan komperhensif dengan alat medis, dan juga dipasang alat trakeostomi. 4. Penggunaan sumber perawatan kesehatan atau pengobatan alternative Diceritakan oleh Tn. Bauby menjalani terapi komunikasi dengan seorang terapis wanita dan isterinya yang menerjemahkan kata dari setiap kedipan mata sebelah kiri. 5. Diagnosis medis Tn. Bauby menderita penyakut sindrom locked in dan meninggal diakibatkan adanya komplikasi pneumonia 6. Bagaimana kondisi klien mempengaruhi keluarga dan reaksi mereka Kondisi klien tidak dapat bergerak dikarenakan penyakit sindrom lock in itu tersebut, dan keluarga beserta kerabat, tenaga medis berupaya dalam kesembuhan Tn. Bauby. 7. Persepsi keluarga tentang kesehatan Yaitu keluiarga kaget dengan diagnose yang diterima oleh Tn. Bauby karena sebelumnya Tn. Bauby sehat sehat saja. Hingga saat ini keluarga menerima penyakit yang diderita Tn. Bauby dan merawatnya. 8. Kekuatan kekeluargaan Kekuatan keluarga baik terdapat kerukunan dan keluarga Tn. Bauby merawat beliau dengan sepenuh hati.
C. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN KELUARGA TINDAKAN DATA
DIAGNOSA
RENCANA
KEPERAWATAN /
JURNAL
MALADAPTIF
KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
TERAPI
RUJUKAN
KELUARGA 1. Tn Bauby
tidak Hambatan
bisa
verbal
mengeluarkan suaranya
komunikasi 1. Peningkatan komunikasi : kurang bicara a. Kenali
1.Chieh
komunikasi emosi
dan
:
kurang bicara
Abdulkerim,
a. Mengenali emosi
mencoba
fisik (pasien) sebagai
dan perilaku dan
Jordan,
berbicara dengan
bentuk
perilaku
fisik
Christine.
perawat maupun
(mereka)
(pasien)
sebagai
mengunjungi
yang
komunikasi
b. Sediakan
metode
alternative
untuk
berkomunikasi dengan berbicara
(misalnya,
menulis
di
meja,
Li,
Noora
perilaku dan perilaku
keluarga
saat
1. Peningkatan
Cara
A,
(2017).
bentuk
Overcoming
komunikasi
Communicati
(mereka)
on Barrriesrs
b. Menyediakan metode
to Healthcare
menggunakan
alternative untuk
for
kedipan mata, papan
berkomunikasi
Culturally
komunikasi
dengan berbicara
and
(misalnya,
Linguisticall
tanda dengan tangan
menulis di meja,
y
atau
menggunakan
Patients.
menggunakan
kartu,
kedipan
North
7usculos)
mata,
papan
gambar
kartu,
dengan
dan
huruf,
postur,
c. Kolaborasi
dan
bersama
keluarga
dan
ahli/terapis
bahasa
patologis
untuk
mengembangkan rencana
agar
berkomunikasi secara efektif.
American
komunikasi
Journal
dengan
Medicine
gambar
Of
dan huruf, tanda
and Science.
dengan
Vol 10 No 3.
tangan
atau postur, dan bisa
Diverse
menggunakan 7usculos) c. Mengkolaborasik an
bersama
keluarga ahli/terapis
dan
bahasa patologis untuk mengembangkan rencana agar bisa berkomunikasi secara efektif.
2. Tn Bauby tidak Hambatan mobilitas fisik
1.
Peningkatan
latihan: 1.
Peningkatan
2.SL Nicholson,
mampu
untuk
peregangan
latihan:
CA Greigh, F
bergerak
secara
a. Dapatkan izin medis
peregangan
Sniehotta,et
mandiri
untuk
melakukan
a. Mendapat
izin (2017).
rencana
latihan
medis
peregangan,
sesuai
melakukan
dengan kebutuhan b. Bantu
untuk Quatitative Data
–
sesuai
kebutuhan
jangka pendek dan
b. Membantu
yang
Of
Barriers
And
dengan Motivators
tujuan
panjang
Analysis
latihan Perceived
peregangan,
mengembangkan tujuan
rencana
al.
to
Physical Activity In
mengembangkan Survivor.
Stroke
tujuan – tujuan Journal Of The
realistis c. Monitor
toleransi
latihan
(missal
adanya gejala seperti
cepat,
pusing)
dan
panjang Of Physical Of
c. Memonitor
pucat, selama
(missal
adanya
gejala
seperti
Bantuan perawatan diri
sesak
nafas,
a. Pertimbangkan
denyut
budaya pasien ketika
cepat,
meningkatkan
pusing)
aktivitas
latihan
perawatan
diri
2.
b. Monitor
kebutuhan
pasien terkait alat –
a. Mempertimbang
alat
pasien
berpakaian,
selama
diri
kan
untuk
pucat,
Bantuan perawatan
alat kebersihan diri, bantu
nadi
budaya ketika
meningkatkan
College
Edinburgh. Vol 47.
toleransi latihan
latihan 2.
pendek Royal
yang realistis
sesak nafas, denyut nadi
jangka
berdandan, eliminasi,
aktivitas
makan
perawatan diri
c. Lakukan
b. Memonitor
pengulangan
yang
konsisten
terhadap
rutinitas
kesehatan
kebutuhan pasien alat
terkait –
alat
yang
dimaksudkan
kebersihan diri,
untuk
membangun
alat bantu untuk
(perawatan diri)
berpakaian, berdandan, eliminasi, makan c. Melakukan pengulangan yang konsisten terhadap rutinitas kesehatan yang dimaksudkan
untuk membangun (perawatan diri) 3. Tn
Bauby Kesiapan meningkatkan
A. Ajarkan
selalu di temani koping keluarga
asuhan
keluarga
dan
sakit
ketika dan
keluarga
rencana keperawatan
medis
kepada
keluarga
Ogilvie Foster
sumber
Kim,
Andrea M Kate Cutris.
B. Identifikasi
R,
(2015).
Family
memberi
komunitas yang dapat
Members’
dukungan kepada
digunakan
untuk
Experience
Tn Bauby untuk
meningkatkan
status
Providing
sembuh
kesehatan
pasien
Support
dengan
anggota
keluarga C. Berikan
Young
Of
For People
With Traumatic dukungan
Physical Injury
dan
During th Acute
ketersediaan terhadap
Hospital Phase
anggota
of
emosi
keluarga
selama implementasi,
Care
:
A
Qualitatif Study.
evaluasi
dan
revisi
rencana.
(2015), 1843 -
D. Berikan pengetahuan yang
dibutuhkan
tentang pilihan pilihan kepada keluarga yang akan mereka
membantu dalam
membuat
keputusan
tentang
perawatan
pasien.
Journal of Injury
1840
D. TERAPI KELUARGA Judul film
: The Diving Bell and the Butterfly
Masalah keluarga
: Jean Dominique Bauby terserang penyakit stroke mendadak, keluarga sangat terpukul atas kejadian yang menimpa Tn. Bauby namun
keluarga
tetap
berupaya
untuk
kesembuhan Tn. Bauby. Terapi keluarga
: Terapi media aplikasi mobil finger communication board.
Pengertian terapi keluarga
:
Terapi
keluarga
adalah
mengetahui permasalahan,
cara
untuk
memahami
perilaku, perkembangan simtom dan cara pemecahan
yang
sedang
dialami
oleh
seseorang. Terapi keluarga dapat dilakukan oleh keluarga dan tidak memperlukan orang lain. Terapi keluarga mengusahakan agar keluarga dapat menyesuaikan satu sama lain yang berbeda (Almasitoh, 2012) dalam kasus di film kami menggunakan intervensi terapi media mobile finger communication board. Media mobile finger communication board
adalah
terapi
komunikasi
menggunakan aplikasi yang menampilkann menu aktivitas kegiatan sehari-hari, selain itu juga menampilkan menu untuk mewakili perasaan atau sesuatu yang dikeluhkan oleh pengguna. Indikasi terapi keluarga
: Anggota keluarga atau keluarga yang memiliki
permasalahan
kesehatan
fisik
maupun
kesehatan
mental
yang
pada
akhirnya akan berdampak pada komunikasi antar antar anggota keluarga. Kontraindikasi terapi keluarga: Tidak ada kontra indikasi mengenai intervensi terapi menggunakan media mobile finger
communication
pada
dasarnya
board,
karena
ini
hanya
terapi
membutuhkan aplikasi media mobile finger communication board saja. Persiapan terapi keluarga
: Kontrak waktu, tempat dan anggota keluarga
yang
menyediakan
akan
mengikuti
terapi,
media
mobile
finger
communication board. Prosedur terapi keluarga
:
1. Prainteraksi a. Cek catatan keperawatan atau medis klien (jika ada) b.
Menyiapkan
media
mobile
finger
kondisi
yang
communication board. c.
Identifikasi
faktor/
menyebabkan kontraindikasi 2. Orientasi a. Beri salam dan memperkenalkan diri b. kontrak tempat dan lamanya waktu intervensi c. jelaskan maksud dan tujuan intervensi 3. Kerja
a. Berikan kesempatan klien dan keluarga untuk bertanya sebelum kegiatan dilakukan b. Menanyakan keluhan utama klien c. Jaga privasi klien dan keluarga dengan memulai kegiatan dengan cara yang baik
d.Mendiskusikan
dengan
keluarga
mengenai hal-hal yang belum diketahui dan meluruskan mengenai intervensi/interpretasi yang salah. e. Memotivasi keluarga untuk melakukan hal-hal positif untuk kesehatan. f.
Menjelaskan
mengenai
fungsi
dan
pentinganya komunikasi dalam keluarga. g. Memberikan pujian dan penguatan kepada keluarga atas apa yang telah diketahui dan apa yang telah dilaksanakan.
4. Terminasi
a. Fasilitasi klien dan keluarga jika ada yang ingin ditanyakan. b. Berikan Reinforcement yang positif kepada klien dan keluarga c.
Kontrak
tempat
dan
waktu
untuk
pertemuan selanjutnya d. Akhiri terapi dengan berpamitan kepada klien dan keluarga. Evaluasi terapi keluarga
: Klien dan keluarga mulai mengerti dan menerapkan terapi media mobile finger communication
board
sehingga
menjadikan klien dan keluarga semakin memunculkan komunikasi yang efektif Sumber referensi
: Aan Jelli priana itc. 2017. Design of
Mobile Finger Communications Board for Strok Patient Using The Five Planes of User Experience. Volume 2, number 2. Journal of Information Technology and Computer Science. www.jitecs.ub.ac.id
E. CRITICAL APPRASIAL Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelajahi bagaimana anggota keluarga memahami dan mendukung orang-orang muda dengan cedera fisik traumatik selama fase akut dari perawatan rumah sakit. Remaja dengan rentang usia 16-24 tahun memeliki angka kejadian / prevalensi yang tinggi mengalami cedera fisik. Dalam sebuah penelitian pada tahun 2012 ditemukan bahwasanya pengalaman hidup cedera yang mengancam jiwa bahwa individu, tanpa memandang usia, bergantung pada keluarga di seluruh kejadian cedera untuk membantu mereka memulihkan kembali aspek diri (seperti identitas dan rasa percaya diri ) yang telah hilang sebagai akibat dari cedera yang dialami . Dalam literatur orang remaja dan muda, kebutuhan untuk keluarga dan dukungan sosial merupakan hal yang sangat penting. Namun tidak satupun dari studi termasuk dieksplorasi sifat dukungan yang diberikan atau peran anggota keluarga mungkin bermain dalam pengalaman pemulihan orang muda. Penelitian ini merupakan bagian dari fase kualitatif tindak lanjut dari studi metode campuran. Laporan pada pengalaman anggota keluarga memberikan dukungan kepada orang-orang muda 16-24 tahun mengaku dengan luka trauma parah. wawancara mendalam semi-terstruktur dengan anggota keluarga dilakukan dan ditulis secara mendetail. Data dikelola menggunakan perangkat lunak NVivo, dan analisis sistematis. Dukungan keluarga ditentukan oleh bagaimana anggota keluarga dirasakan cedera. Didorong oleh kebutuhan untuk melindungi orang muda yang terluka, anggota keluarga berusaha mengendalikan dampak emosional potensi cedera, menciptakan penyangga antara orang muda dan orang lain termasuk profesional kesehatan. anggota keluarga dijaga psikologis kesejahteraan remaja, dalam upaya untuk memfasilitasi transisi mereka kembali ke kemerdekaan.
Penelitian
ini
mengidentifikasikan
perubahan
berulang
dalam
hubungan keluarga dan dukungan emosional dan praktis yang diberikan oleh anggota keluarga selama lintasan cedera awal, memperluas pemahaman dari beban yang lebih luas cedera. unsur kunci dari teori stres keluarga menawarkan kerangka yang berguna untuk pengembangan bimbingan antisipatif untuk dokter yang responsif terhadap kebutuhan emosional pasien dan keluarga, mendukung perlunya pendekatan perawatan yang berpusat pada keluarga untuk mengelola cedera traumatik yang parah pada remaja.
F. ANALISIS JURNAL
Judul
: Design of Mobile Finger Communications Board for Strok Patient Using The Five Planes of User Experience
Penulis
: Aan Jelli Priana, Herman Tolle, Ismiarta Aknuranda , Eko Arisetijono
Tahun
: 2017
Isi
: Stroke merupakan penyebab kematian pertama di Indonesia pada tahun
2014 sampai pertengahan 2015. Pada kondisi ditingkatan stroke berat pada pasien sendiri menyebabkan penderita tidak dapat berbicara, gerakan terbatas dan bahkan kelumpuhan akan menimbulkan hambatan tersendiri bagi pasien, keluarga dan proses perawatan rawat jalan ke rumah sakit. Kondisi stroke diperparah oleh kondisi psikis tekanan pasien yang tidak dapat berkomunikasi, tidak dapat berjalan bahkan tergantung oleh anggota keluarga atau pengasuh yang menyebabkan penanganan stroke untuk dimiliki.
Untuk mengatasi hambatan komunikasi secara verbal, pada jurnal ini memberikan sebuah inovasi dan terobosan yang bisa diterapkan di Indonesia yakni menggunakan media Mobile Finger Communication Board. sebuah aplikasi dimana digunakan untuk aktivitas kehidupan sehari-hari seperti makan, mandi, mengenakan pakaian, pindah tempat, ke toilet dan jalan-jalan, selain itu juga menampilkan menu untuk mewakili perasaan atau sesuatu yang dikeluhkan pengguna yaitu rasa sakit, pusing, dingin, panas, ketakutan dan kesedihan. Dalam pengoperasionalannya bisa mentransfer melalui bentuk karakter atau tulisan katakata. Kesimpulan yang bisa ditarik dari jurnal ini yakni dengan semakin canggihnya dan perkembangan teknologi seperti contoh yakni aplikasi atau media media Mobile Finger Communication Board dapat membantu kebutuhan aktivitas yang diinginkan bagi penderita yang bedrest total dan sulit berkomunikasi dengan secara oral atau verbal terkait. Hasil
: Hasil
dari
implementasi
Mobile
Finger
Communication
Board
menunjukkan bahwa tingkat kegunaan aplikasi dilihat dari sudut pandang persepsi dan ergonomik menunjukkan indeks kepuasan pengguna pada tingkat yang memuaskan sehingga dapat dikatakan bahwa sistem bekerja dengan hasil yang memuaskan dari pengguna. Diharapkan dengan Mobile Communication Communication Board yang akan digunakan setiap hari untuk mendukung proses penyembuhan stroke sehingga tingkat penyembuhan stroke meningkat. Metode
:
Penelitian menggunakan penelitian kualitatif dan teknik penelitiannya yakni purposive sampling dengan kualifikasi tes responden adalah responden yang mengalami keluhan afasia karena riwayat penyakit stroke; Responden memiliki pengalaman menggunakan perangkat bergerak, responden dapat membaca gambar atau tulisan (tidak buta huruf). Dari kualifikasi tersebut, responden uji yang terpilih adalah pengguna dengan keluhan afasia karena penyakit stroke baik pria maupun wanita, yang berjumlah 10 orang.