KEPERAWATAN KELUARGA ANALISIS FILM “THE DIVING BELL AND THE BUTTERFLY”
Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga
Dosen Pengampu :LatifaAini S., M.Kep.,Sp.Kom. Oleh
1. Shinta Dewi Purnamasari
(162310101130)
2. Dimas Galuh Saputro
(162310101156)
3. Nindya Novelia Sandini
(162310101214)
4. Minnatul Bariyah Q.B
(162310101230)
5. Izzatin Nafis Amalia
(162310101251)
6. Bagus Marta Raharja
(162310101261)
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER
A. KEHADIRAN KELUARGA 1. GAMBARAN SINGKAT TENTANG FILM (SEBUTKAN ANGGOTA KELUARGA DALAM FILM DAN DESKRIPSIKAN KHUSUS ANGGOTA KELUARGA YANG AKAN MENJADI PASIEN ANDA The diving bell and the butterfly bercerita tentang Jean Dominique bauby yang lebih akrab dipaggil jean-do oleh teman-temannya. Jean-do baru saja bangun dari komanya selama tiga minggu di Rumah Sakit AU-Berck-sur-mer. Setlah itu dokter menjelaskan keadaannya saat ini. Dokter Cocheton mengetes kemampuan mata, hasil tes yang diujikan menunjukan bahwa mata kanan Jean-do tidak berfungsi denga baik, dan akhirnya dokter menjahitnya. Sebelum mata kanannya hendak dijahit Jean-do ingin mengatakan bahwa dia tidak ingin dijahit mata kanannya, namun karena Jean-do mengalami stroke dan mengalami hambatan komunikasi verbal dengan orang-orang disekitarnya. Kemudian Henrite seorang terapis bicara mencoba suatu cara untuk berkomunikasi dengan Jean-do dengan cara menggunakan huruf-huruf E,S,A,R,I,N,T,U,L,O,M,D,C,F,B,V,H,G, J,Q,Z,Y,X,K,W. Selanjutnya ketika berkomunikasi dia akan menyususunkata kata perkatayang di ucapakan oleh terapisnya dengan mengunakan kedipan mata jika “iya” mwnggunakan satu kedipan dan jika “tidak” menggunakan dua kedipan mata. Pada tahapa penyembuhan Bauby membayangkan ganyak hal seperti pantai, gunung, dan banyak hal untuk membuatnya bahagia dan sejenak melupakan kondisinya yang sekarang. Dari sanalah diketahui ternyata Bauby merupakan seorang editor majalah fashion ternama yang bernama elle dan berencana menulis sebuah buku, meskipun kempuannya saat ini tak seperti dulu lagi, namun Bauby memiliki tekad untuk menyelesaikan tulisannya dengan perlahan-lahan dan dengan tteknik komunikasi yang melelahkan yang ia pelajari tersebut. Sementara itu, sementara itu seorang wanit yang memiliki kontrak untuk buku Bauby menyarankannya untuk terus melanjutkan tulisannya tersebut. Dalam bukunya sia menceritakan tentang kehidupan yang saat ini ia alami, bahwa ia saat ini terjebak dalam tubuhnya sendiri dan tidak bisa bergerak. Dalam sisilain, ia melihat berbagai hal salah satunya ia emamndang jiwanya masih tetap hidup ayaknya seekor kupu-kupu yang bisa terbang kesana kemari. Tidak hanya itu, Bauby juga menceritakan semua hal tentangnya. Bauby menceritakan tentnag keadaannya dari tubuhnya yang masih sehat hingga sekarang yang terserang stroke. Dibuku itu dia juga menceritakan tentang seorang ibu yang dulu pernh menikah dengannya dan dikarunia tiga orang anak Thophile, Celeste dan Hartense. Mereka hidup bahagia . kemudian dalam buku itu Bauby menceritakan pendapatnya pada istri dan anak-anaknya yang hanya membuang-buang waktu dalam hidupnya. Akhirnya dia menelantarkan istri dan anak-anaknya dan dia juga menceritakan seorang temannya yang yang dulu pernah diculik di beruit.
1) Pemeran utama a. Mathieu Almaric sebagai Jean-Do Jean-Do merupakan suami dari Celine, dia juga meruapakan editor dari majalah Elle yang terkanal di Paris, dan saat ini mengalami strok pada usia 43 tahun. b. Emmanuelle Seigner sbagai Celine Celine merupakan istri dari Jean-Do, wanita cantik yang rutin menjenguk Jean–Do meskipun saat ini sudah bukan istrinya lagi karena diterlantarkan oleh Jean-Do c. Marie josee Crose sebagai Henritte Roi Henriette, merupakan sang terapis yang mengajarkan Jean-Do berkomunikasi dengan huruf-huruf alfabet yang sering digunakan dalam kata dan kalimat dalam bahasa perancis d. Anne Cosignysebagai Claude Claude merupakan sang juru tulis dari buku karya Jean-Do yang ditulisnya selama sakit. Dua hari setelah buku itu diterbitkan, Jean-Do meninggal dunia 2) Pemeran pembantu a. Olatz Lopez Garmendia sebagai Marie Lopez Tenaga kesehatan terapis fisik yang bertugas membuat bauby agar bisa menelan makanan dan akan terus memantau perkrmbangan dari Bauby b. Niels Aretup sebagai Pierre Roussin Rekan bauby yang pernah disandera dibeirut saat menaiki pesawatnya yang dibajak dan memberikan tempat duduknya untuk roussin. Roussin di sandera kurang lebih 4tahun lamanya dan sempat berputus asa.
2. GAMBARAN ECOMAP KELUARGA TERSEBUT
profesi
Tempat ibadah
tema n
Layanan kesehat an
Keluar ga besar
Henri ette
papin ou
komu nitas
c Jean -do
Celine
theop hilie
celest e
Dr. lapag e
horten se
3. ANALISA ECOMAP SECARA SPESIFIK KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKITAR
TERKAIT
claud e
HUBUNGAN
Bauby merupakan istri dari dari celine dan dikarunia 3 orang anak, orang tuanya sendiri masih hidup. Setelah beliau koma selama 3 minggu, jarang bertemu dengan keluarganya dan tinggal di RS AU-Berck-sur-mer. Selama bauby dirawat Tenaga kesehatan telah memberikan pelayanan yang terbaik. Sehingga beliau menjadi percaya dengan tenaga kesehatan(terapis bicara/ henritte) selama beliau dirawat di Rumah Sakit AU-Berck-sur-mer. Istri Bauby yaitu celine memberikan dukungan secara penuh untuk saat Bauby dirawat di Rumah Sakit. Celine tak sendiri dalam meberikan dukungan dan motivasi kepada Bauby, beliau juga didampingi oleh anak-anaknya yaitu theophilie, celeste, dan hortense. Ayah Bauby yakni Papinou yang selalu menghkhawatirkan keadaan anaknya yang jatuh sakit dan tidak sempat menjenguk karena usianya yang sudah mulai menua dan jarak juga menjadi kendala untuk bertemu, beliau hanya bisa menghubungi melalui telepon yang ia gunakan B. PENILAIAN KELUARGA DAN PRIORITAS KEBUTUHAN 1. KONDISI FISIK DAN PSIKOSOSIAL Kondisi fisik Tn Jean Dominique bauby :secara fisik lumpuh total karena stroke yang dialami. Ibu : sehat secara fisik dapat melakukan rutinitas aktivitasnya seperti merawat ananknya.
Theophile : sehat Celesta : sehat Hortense : sehat Kondisi Psikososial Tn Jean Dominique bauby: sempat ingin bunuh diri karena stroke yang mengunah hidupnya 180o Ibu : mendapat tekanan batin karena suami masih mencintai wanita lain. 2. FAKTOR
LINGKUNGAN
DAN
SOSIOKULTURAL;
NILAI,
KEYAKINAN,RITUAL a. Lingkungan da Sosiokultural: keluarga dan sahabat tn.bauby mendukung tn.bauby, namun ketidak akuran tn.bauby dan keluarga sebelum sakit, maka tn.bauby tidak berharap istri dan anak-anaknya berkrunjung, tapi lebuh memilih kehadiran selingkuhan dan sahabatnya. Lambat laun tn.bauby juga sadar akan kesalahannya dan ingin memperbaiki hubungan keluarganya. b. Keyakinan: Tn.bauby tidak percaya tuhan, walaupun sang ayah pastur gereja dan anaknya tak lupa mendoakannya setiap waktu untuk kesehatannya. c. Semenjak Tn.Bauby jatuh sakit ia tidak dapat melakukan rutinitasnya seharihari sebagai editor majalah elle dan kegiatan lainnya seperti makan dll. 3. STATUS GIZI DAN OBAT-OBATAN a. Status gizi dalam keluarga ini sangat tercukupi dan tidak ada kekurangan. b. Ketika sakit menggunakan bantuan alat medis, dari trakeostomi, kolonostomi untuk menyokong hidupnya. Juga melakukan therapy yang diberikan oleh dokternya. 4. PENGGUNAAN
SUMBER
PERAWATAN
KESEHATAN
ATAU
PENGOBATAN ALTERNATIF Setiap harinya Tn selalu kontrol oleh dokter dan fisioterapi di rumah sakit karena tn.Bauby adalah pasien rehabilitasi dengan stroke. Selama sakit Tn.bauby melakukan latihan therapy otot, komunikasi dan lain sebagainya untuk menunjang kesejahteraannya selama hidup.. Untuk therapy komunikasi dokter fisioterapi akan mengajarkan tn Bauby berkedip satu kali saat menyebutkan huruf yang benar dan dua kali jika bukan huruf yang salah. Selain itu juga dilakukan theraphy otot seperti berenang 5. DIAGNOSA MEDIS Stroke (kecelakaan cerebrovaskuler)
6. BAGAIMANA KONDISI KLIEN MEMPENGARUHI KELUARGA DAN REAKSI MEREKA Kondisi klien tentunya sanagat mempengaruhi keluarganya mengingat kondisi klien yang hanya dapat berkomunikasi menggunakan kedipan mata. Pada awalnya klien merasa putus asa dan merasa ingin mati saja karena kondisinya. Namun setelah melewati banyak proses ,dan banyaknya motivasi serta dukungan yang diberikan keluarga terhadap klien, klien merasa harus bangkit dari keterpurukannya. Yaitu dengan cara meminta bantuan fisioterapis serta sesesorang yang dipekerjakan untuk membantunya mengeja huruf, dan klien dapat mengahasilkan sebuah karya. Yaitu sebuah buku yang menjadi impian klien selama ini. Karena menurut klien hanya dua dari anggota tubuhnya yang tidak mati yaitu imajinasi dan ingatan maka dari itu dengan dua hal itu digunakan klien untuk bangkit dari rasa putus asa dan keterpurukan menghadapi kehidupan yang dirasakan tidak adil bagi klien. 7. PERSEPSI KELUARGA TENTANG KESEHATAN Persepsi keluarga mengenai kesehatan sangatlah baik .digambarkan dalam film bahwa seluruh perawatan yang dilakukan untuk klien sangatlah baik. Dibuktikan dengan adanya keterlibatan dokter spesialis, bahkan fisioterapis untuk membantu memulihkan kondisi klien dengan metode cara merangkai kalimat bagi klien serta mengejakan huruf dan melihat rekasi dari kedipan mata klien, disamping adanya dokter umum serta perawat yang selalu melakukan perawatan kebutuhan dasar pasien serta merawat trakeostomi yang terpasang pada klien pastinya. Semua hal penunjang kesehatan pasien dilakukan secara baik di rumah sakit. 8. KEKUATAN KELUARGA Keadaan keluarga kurang saling mendukung dan menguatkan terbukti saat klien sadar dari komanya dan dilakukan terapi-terapi terlihat keluarga yang
saling mendukung memberikan motivasi baik secara langsung atau
melalui telfon. Meski pada bagian menjelang film berakhir sempat sang istri merasa putus asa dan tidak sanggup untuk menghadapi keadaan suaminya yang terbaring di rumah sakit, dan berharap suaminya bisa sembuh dan dapat bertemu saat suaminya sembuh kembali. Walaupun, di akhir cerita klien harus mengalami masa kritis namun keluarga, saudara-saudara, serta tenaga medis
yang merawatnya ikut berkumpul dan mengantarkan menuju kematian yang damai.
C. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN KELUARGA TINDAKAN DATA MALADAPTIF
DIAGNOSA KEPERAWATAN
RENCANA
KEPERAWATAN /
JURNAL
KEPERAWATAN
TERAPI
RUJUKAN
KELUARGA Hambatan Komunikasi Verbal Domain
Persepsi/Kognisi. Intervensi
5.
b.d ketidakcukupan stimuli Tn. Kelas 5. Komunikasi. Bauby
d.d
kesulitan 00051
mengekspresikan
Hambatan
pelambatan,
pada
Komunikasi
pikiran Verbal
Definisi
atau
komunikasi A novel spelling pasien
dan system for
keluarga
locked-in
1. Mendengar Aktif
syndrome
2. Fasilitasi Pembelajaran
patients using
Penurunan, 3.Peningkatan
:
akan Terapy
dilakukan [NIC] :
secara verbal, dan tidak dapat berbicara.
yang
Sistem
only eye contact
ketiadaan Dukungan
kemampuan untuk menerima, memproses, mengirim, dan/atau menggunakan sistem simbol Kesiapan
Meningkatkan Domain 9. Koping/ Toleransi Intervensi
Koping Keluarga b.d keluarga Stres. Kelas 2. Respons Koping.
yang
akan Terapy
dilakukan [NIC] :
pada
yang ambivalen d.d koping 00075 Kesiapan Meningkatkan Domain 5. Keluarga. Kelas keluarga keluarga dan selingkuhan yang Koping Keluarga
3.
Perawatan
dicintai mal adaptif terhadap Definisi : Suatu pola manajemen Hidup. keadaan klien
tugas adaptif oleh individu utama
Sepanjang
komunikasi pasien
dan
(anggota keluarga, orang terdekat, 7040 Dukungan Pengasuhan atau sahabat) yang melibatkan (Caregiver Support) tuntutan kesehatan klien yang 7140 Dukungan Keluarga dapat ditingkatkan.
D. TERAPI KELUARGA Judulfilm :The Diving Bell and The Butterfly Masalahkeluarga :Pelemahan Koping Keluarga Terapi keluarga : Terapi Komunikasi Verbal Pengertian terapi keluarga : Merupakan bentuk khusus terapi kelompok yang melibatkan seluruh keluarga. Dasar pemikiran adalah masalah yang ditunjukkan oleh pasien merupakan tanda adanya sesuatu yang tidak benar dalam keluarga, sistem keluarga yang tidak berjalan baik. Dalam hal ini komunikasi Verbal akan membantu mempermudah komunikasi antar keluarga dengan beberapa cara yang dapat diterapkan. Indikasiterapikeluarga : 1. Adanya gangguan komunikasi dalam keluarga 2. Pasien yang mengalami stroke locked-in syndrom 3. Kurangnya pengetahuan keluarga 4. Salah satu anggota keluarga yang mengalami kelumpuhan Kontraindikasi terapi keluarga : 1. Ketika kondisi keluarga tidak dalam keadaan sakit 2. Keluarga merasa terganggu dengan terapi 3. Keluarga merasa belum siap untuk menerima terapi Persiapanterapikeluarga : Kontrak waktu, tempat dan orang yang akan mengikuti terapi. Prosedurterapikeluarga : 1. Prainteraksi a. Melihat catatan keperawatan dan medis klien b. Menyiapkan alat dan bahan yang ingin digunakan untuk terapi, antara lain : - kursi roda - trakeostomi - susunan abjad (alat peraga komunikasi) - block note - bulpoin c. Mengidentifikasi faktor/ kondisi yang menyebabkan kontraindikasi d. Cuci tangan 2. Orientasi Pada suatu hari, hidup 1 keluarga yang terdiri ayah (Tn. Bauby), ibu(Celine), dan 3 anaknya (Celeste, Hortens, dan Teopil) yang masih usia anak-anak. Keluarga ini sangat harmonis hidupnya dengan kehidupan yang sangat mumpuni dan sejahtera. Tn. Bauby sedang terkena penyakit Stroke pada saat mengendarai mobil jalan-jalan bersama anaknya menuju ke sebuah bioskop. Beliau lumpuh mulai dari kepala hingga kaki, kecuali untuk bagian mata yang kiri, ingatan dan imajinasi yang masih normal. Tn. Bauby berumur 43 tahun, selama dirawat dirumah sakit dan mengalami koma 3 minggu dan terbangun dari koma, pasien tidak dijaga oleh keluarga nya, tetapi dengan orang terdekat yang lain. Pasien tidak bisa berkomunikasi langsung sehingga membutuhkan bantuan orang lain untuk komunikasi. Ada fisioterapis yang membantu untuk
mengungkapkan dan membantu menelan. Selama di rawat keluarga hanya datang 3x lamanya dan anak-anak 1x. Jadi perkembangan pasien yang di dapat oleh keluarga kurang mumpuni karena selama dirawat hanya ada fisioterapis dan penulis buku yang setia mendampingi. (di rumah sakit, langsung scene dokter syaraf masuk) Dokter syaraf : “Selamat pagi Tn. Bauby, kondisi bapak sekarang terkena lumpuh mulai kepala hingga kaki tetapi, saya yakin selama saya berbicara anda mampu untuk mendengarnya. Jadi nanti selama pengobatan saya akan megusahakan semaksimal mungkin agar bapak mampu untuk menjalani hidup ini. Sebentar lagi akan ada 2 wanita cantik yang menemani dan mendampingi bapak. Permisi saya akan keluar terlibih dahulu ya bapak.” (lalu masuklah 2 fisioterapi memasuki ruangan Tn. Bauby) Fisioterapis Henriette : “saya yang yang akan melatih bapak untuk berkomunikasi” Fisioterapis Marie : “saya yang akan mengajari bapak untuk menelan ya bapak.” (Fisioterapi Marie keluar ruangan) Fisioterapis Henriette : “mungkin ini agak susah untuk saya lakukan, tetapi saya akan semangat dan mencoba untuk tetap berusaha dengan bantuan bapak, karena ini adalah hal pertama saya merawat pasien seperti bapak. Ketika saya bertanya sesuatu silahkan bapak bisa menjawab “iya” dengan satu kali kedipan dan jawaban “tidak” untuk dua kali kedipan.” (fisioterpi pun mencoba untuk mencoba menanyakan tentang sesuatu, termasuk kondisi saat ini, keluarga, dan latar belakang pekerjaannya) Ketika sudah diperbolehkan duduk di sebuah kursi roda, pasien pun dipertemukan dengan istrinya untuk yang pertama kali yaitu Celine. Sayangnya Tn. Bauby masih tidak ingin bertemu dengan anak-anaknya. Fisioterapis Henriette : “berjumpa dengan saya lagi bapak, saya mempunyai sebuah barisan huruf atau abjad yang sering digunakan untuk mengeja menjadi sebuah kata atau kalimat nantinya. Jadi, untuk cara kerjanya Tn. diharapkan memikirkan sesuatu yang ingin di bicarakan, lalu ketika saya membacakan hurufnya Tn. bisa berkedip sekali untuk berhenti di huruf tersebut sehingga saya bisa mencatatnya, dan langsung lanjut ke huruf selanjutnya, sehingga bisa tersusun rangkaian kata. Jika kata atau kalimat yang dipikirkan sudah selesai maka bisa berkedip dua kali.” (proses awal memang terlihat sulit untuk dilakukan tetapi ketika sudah sering bertemu dan berlatih Tn. Bauby bisa mengikuti fisioterapi Henriette). Dicoba peragakan kepada pasien contohnya Tn. Bauby ingin mengatakan ex : belas kasih, belakangmu dll. Selama proses berlatih, keluarga telah diajarkan bagaiamana cara mereka yang harusnya dilakukan kepada bapaknya dan mereka diajarkan untuk itu semua oleh fisioterapinya. (Setting berada di Rumah Sakit dan kondisi lengkap 1 keluarga, 1 orang perawat datang menghampiri ruangan Tn. Bauby untuk melaksanakan rencana keperawatan/ terapi
keluarga kepada 1 keluarga tersebut. Awal ketika tersadar dari koma nya 3 minggu, Tn. Bauby langsung ingat dengan kekasihnya yang bernama Ines, bukan istrinya. Celine sudah tahu jika bapak mempunai hubungan dengan wanita lain, tetapi Celine sedikit bisa menerimanya karena masih belum ada ikatan pernikahan dengan Bauby). Perawat : “Assalamualaikum, selamat pagi Tn. Bauby,Ibu.” Celine : “Waalaikumsalam, iya silahkan masuk.” Perawat : “Iya terimakasih Ibu, (duduk). Permisi bu, kalau boleh tahu saya sedang berbicara dengan ibu siapa ya ?” Celine : “Dengan Ibu Celine, istri dari Tn. Bauby.” Perawat : “Oh, iya bu. Lalu apakah ini anak-anak dari Tn. Bauby ?” (dengan senyuman) Celine : “iya benar, ini namanya Celeste, lalu yang ini Hortens, dan dan itu kakaknya namanya Teopil.” Perawat : “halo adek (sambil tersenyum dan megusap pipi mereka). Baik Bu Celine, perkenalkan saya perawat .... dari rumah sakit AU Berck-sur-Mer yang mendapatkan kesempatan untuk melakukan pendampingan ke keluarga Tn.Bauby.” Perawat : “Bagaimana kabarnya Bu ? Celine : “Iya begitu mbak, alhamdulillah saya baik-baik saja.” Perawat : “ apakah ibu dan anak-anak sudah mencoba untuk melakukan komunikasi kepada Tn. Bauby barusan ?” Celine : “iya sudah, tetapi ketika saya menanyakan sesuatu Bapak hanya mengedipkan mata sebagai tanda iya atau tidak, apakah diajarkan seperti itu ya ? Perawat : “ iya memang benar ibu, jadi untuk perntanyaan sebuah pernyataan beliau bisa begitu. Perawat : “Iya Bu Celine, jadi semenjak Tn. Bauby dirawat di Rumah Sakit, beliau telah mendapatkan terapi berkomunikasi secara verbal yang dibantu oleh fisioterapis komunikasi dan menelan. b. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada klien dan keluarga Perawat : “Jadi begini Bu, maksud kedatangan kami kesini untuk menjalin silaturahmi dengan bapak dan ibu, dan juga sekaligus untuk melanjutkan rencana keperawatan yang akan kami berikan kepada keluarga Tn. Bauby.” Celine : “kalau boleh tahu mau melakukan apa ya mbak ?” Perawat :”tidak aneh-aneh kok buk, cuman komunikasi verrbal kepada yang telah kami terapkan kepada bapak.” Celine : “ iya baik, silahkan sus.” Perawat :”kira-kira nanti waktunya kurang lebih 15 menit an ibu, untuk tempat di sini ya bu, sebelum saya mulai mungkin ada yang ingin ditanyakan?” Celine : “iya sudah sus disini saja untuk tempatnya, bapak juga baru selesai dari luar.”
3. Kerja Perawat : “baik jadi disini saya mempunayi huruf-huruf abjad, yang sering digunakan untuk merangkai kata yang sering digunakan. Untuk cara kerjanya jadi pasien diharapkan memikirkan sesuatu yang ingin di bicarakan, lalu ketika perawat membacakan hurufnya pasien bisa berkedip sekali untuk berhenti di huruf tersebut sehingga perawat bisa mencatatnya, dan langsung lanjut ke huruf selanjutnya, sehingga bisa tersusun rangkaian kata. Jika kata atau kalimat yang dipikirkan sudah selesai maka bisa berkedip dua kali.” Celine : “oalah begitu ya mbak ?” Perawat : “iya mungkin bisa kami coba ya ibuk, adek-adek juga bisa melihat dan mendengarkan ya.” Anak-anak : “iya kak” (bersahutan) (dicoba lah untuk percobaan komunikasi verbal yang sudah kami jelaskan) 4. Terminasi Perawat : “gimana ibuk, adek-adek, mudah kan ? apa ada yang ingin ditanyakan kembali ?” Celine : “iya sus, ternyata mudah.” (dengan bangga memperlihatkan) Perawat : “baik ibu, cukup seperti ini saja untuk melakukan komunikasi dengan bapak, insyallah mudah dipahami, sehingga komunikasi antar keluarga tidak mati dan bisa menghidupkan suasana kembali.” Celine : “iya sus terimakasih banyak” Perawat : “baik saya jika tidak ada yang ditanyakan kembali, saya ijin untuk kembali ke nurse station ya bu, jika nanti membutuhkan apa-apa silahkan menekan tombol yang ada di belakang ibu, saya nanti akan kembali pada pukul 11.00 untuk melihat kondisi dari Tn. Bauby.” Celine : “iya terimakasih banyak sus.” Perawat : “terus semangat ya ibuk, jangan putus asa semoga bapak ada kemajuan yang bisa terlihat.” Celine : “iya sus terimakasih, saya akan tetap semangat dan tidak akan memperlihatkan keadaana yang lagi sedih atau susah kepada bapak.” Perawat : “siip (dengan jempol dan senyuman).” Evaluasi terapi keluarga : Diharapkan klien keluarga bisa nyaman dan relaks dalam menerima terapi keluarga dan mampu mengurangi rasa cemas terhadap penyakit yang di derita klien sehingga terjalin komunikasi yang efektif antar keluarga.
E. CRITICAL APPAISAL 1. Judul : A novel spelling system for locked-in syndrome patients using only eye contact 2. Jurnal : Disability and Rehabilitations 3. Penulis : David Jos Kopsky1, Yvonne Winninghoff2, Albert C. M. Winninghoff3, and Janneke Marjan Stolwijk-Swu ¨ste3
4. Metode: Pasien dan pasangannya mengembangkan tiga grid komunikasi, di mana versi ketiga adalah yang tercepat dan termudah untuk menghafal. Semua grid komunikasi terdiri dari empat kolom dan enam baris. Surat-surat di grid pertama disusun menurut abjad dan yang kedua di urutan tingkat penampilan. Ternyata grid pertama terlalu lambat dalam penggunaan dan yang kedua terlalu keras untuk menghafal,The grid ketiga memenuhi kebutuhan mereka. Ini jaringan komunikasi baru yang disusun menurut abjad dalam empat kolom dan dua baris utama, dengan masing-masing dibagi dalam tiga baris. Kolom pertama berisi vokal, sementara kolom lainnya mengandung konsonan. Huruf dalam setiap kolom abjad memerintahkan (Tabel 1). Q dan X tidak dicatat, karena dua konsonan ini hampir tidak digunakan dalam bahasa Belanda, dan dapat digantikan oleh K dan KS.Sistem ejaan ini didasarkan pada langkah-langkah keputusan dikotomis, di mana ya ditunjukkan oleh gerakan mata, dan tidak ada ditunjukkan dengan tidak ada reaksi. Ketika pasien menunjukkan bahwa dia / dia ingin mengeja kalimat, mitra percakapan menghitung kolom satu per satu, sampai pasien menunjukkan dengan gerakan mata ke atas yang kolom disebutkan terakhir berisi surat dimaksud. Akhirat, pasien menunjukkan dengan baik menatap lurus ke depan atau dengan melihat ke bawah apakah surat yang dimaksud adalah di atas atau di barisan utama lebih rendah masing-masing. Sekarang, pilihan terbatas pada tiga huruf. Mitra percakapan kemudian akan membacakan suratsurat sampai pasien menunjukkan surat dimaksud. Oleh karena itu, surat yang dimaksudkan akan ditemukan di paling tujuh langkah keputusan. Dalam hal percakapan mitra dan pasien terampil dalam penggunaan jaringan komunikasi baru, jumlah maksimum langkah keputusan bahkan bisa dikurangi menjadi enam: ketika pasien tidak menunjukkan bahwa surat dimaksud adalah di kolom ketiga, maka itu harus di keempat. Tergantung pada apakah pasien menatap lurus atau melihat ke bawah mitra percakapan dimulai dengan baris utama atas atau bawah dari kolom keempat, masing-masing.
5.Hasil: Pasien bisa berkomunikasi lebih cepat dengan jaringan komunikasi baru daripada dengan jaringan komunikasi lain, yang dikenal sebagai AEIOU alfabet papan.Contoh perbandingan penggunaan dua grid untuk berkomunikasi kata '' jari '' diberikan pada Tabel 2. Perbandingan sarana jumlah langkah keputusan untuk mencapai 10 kalimat penuh untuk grid komunikasi yang berbeda menunjukkan bahwa menggunakan jaringan komunikasi baru adalah sekitar sepertiga sampai tiga kali lebih cepat daripada sistem ejaan lain yang ada ( p ¼ 0,005; Tabel 3). Persentase peningkatan efek positif pada suasana hati nya, kenikmatan dalam hidup dan hubungan dengan orang lain, adalah 40, 40 dan 70%, masing-masing.hubungan mereka, peran pemenuhan dan perawatan, sementara pada saat yang sama banyak dari mereka yang tidak puas dengan kemampuan mereka untuk berkomunikasi . Oleh karena itu, ada kebutuhan untuk strategi komunikasi yang efektif, terutama dalam situasi di mana teknik teknologi canggih, seperti perangkat antarmuka otak, tidak dapat digunakan. Selain komputer disesuaikan untuk berselancar di internet dan menulis e-mail, bantuan komunikasi augmentatif paling umum adalah papan alfabet Selama kegiatan perawatan sehari-hari, seperti mandi atau berpakaian, tatapan matasederhana atau sistem komunikasi wajah, mulai dari '' mata up berarti ya '' untuk abjad papan AEIOU(Tabel 4), yang populer digunakan. Kebanyakan komunikasi dasar didasarkan pada pertanyaan tertutup, menjawab dengan gerakan mata yang telah ditentukan. Ketika seorang pasien menjadi benar-benar akrab dengan alfabet dan fasih dalam penggunaannya, maka dengan bantuan mitrapercakapan, sistem abjad mata-kode dapat digunakan untuk komunikasi yang efisien. Dalam sistem ini, huruf ditempatkan dalam satu baris dalam urutan abjad, atau alternatif dalam urutan tingkat penampilan huruf dalam bahasa digunakan (Tabel 5). Biasanya, alfabet terkenal dan menghafal adalah bukan masalah bagi pasien LIS. Namun, jumlah langkah keputusan yang diperlukan untuk mencapai huruf di akhir alfabet memakan dengan metode ini waktu. alfabet diberikan dalam urutan dari tuntutan tingkat penampilan menghafal sangat baik dan masih dibutuhkan 26 langkah untuk mencapai huruf terakhir. Dalam sistem ini, huruf ditempatkan dalam satu baris dalam urutan abjad, atau alternatif dalam urutan tingkat penampilan huruf dalam bahasa digunakan (Tabel 5). Biasanya, alfabet terkenal dan menghafal adalah bukan masalah bagi pasien LIS. Namun, jumlah langkah keputusan yang diperlukan untuk mencapai huruf di akhir alfabet memakan dengan metode ini waktu. alfabet diberikan dalam urutan dari tuntutan tingkat penampilan menghafal sangat baik dan masih dibutuhkan 26 langkah untuk mencapai huruf terakhir. Dalam sistem ini, huruf ditempatkan dalam satu baris dalam urutan abjad,
atau alternatif dalam urutan tingkat penampilan huruf dalam bahasa digunakan (Tabel 5). Biasanya, alfabet terkenal dan menghafal adalah bukan masalah bagi pasien LIS.
6.Kesimpulan: jaringan komunikasi baru kami mudah untuk menghafal, lebih cepat untuk digunakan dibandingkan dengan sistem ejaan saat ini, dan membutuhkan gerakan mata hanya vertikal.Komunikasi adalah lebih alami karena memungkinkan melihat ke mata masing-masing,tanpa berkedip luas.Sistem ejaan ini juga dapat sangat membantu pada pasien diintubasi tetraplegic waspada, serta di locked-in syndrome pasien dalam situasi darurat di luar jangkauan komunikasi elektronik, dan dalam perawatan sehari-hari, seperti mencuci, berpakaian dan makan.