KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
TUGAS MATA KULIAH GEOLOGI INDONESIA CEKUNGAN IDONESIA TIMUR CEKUNGAN SALAWATI
Disusun Oleh : Lia Nazmi Aida (16/400050/TK/45064) Nurarifah Amalian Sari (16/395092/TK/44384)
Dosen Pengampu : Salahuddin Husein, S.T., M.Sc., PhD.
YOGYAKARTA MARET 2019
PENDAHULUAN 1. Maksud dan Tujuan Maksud dan Tujuan dari tugas Matakuliah Geologi Indonesia adalah untuk : 1. Mengetahui letak Cekungan Salawati pada lempeng litosfer atau blok tektonik yang ada. 2. Mengetahui rekaman stratigrafi Cekungan Salawati (pra-breakoff, syn-breakoff, dan synkolisi). 3. Mengetahui pengaruh patahan geser regional Sorong atau Palu-Koro terhadap pembentukan Cekungan Salawati. 4. Mengetahui pengaruh pengangkatan akibat delaminasi pada Cekungan Salawati.
PEMBAHASAN 1. Blok Tektonik Cekungan Salawati
2. REKAMAN STRATIGRAFI CEKUNGAN SALAWATI Cekungan Salawati terdiri dari suksesi stratigrafi yang berumur Paleozoikum hingga Kenozoikum. Sekuen stratigrafi tertua berumur Silurian-Devonian berlitologi batuan metamorfik Kemum dan sedimen Carboniferous-Permian dari lempeng Aifam. Diatasnya dilapisi sedimen Mesozoikum (grup Tipuma dan Kembelangan) yang hanya ditemukan di sisi selatan dari cekungan disebabkan oleh pengangkatan dari sisi utara cekungan. Sedimen tersier dimulai pada umur Eosen Akhir hingga Pliosen Awal berlitologi batuan karbonat dari Formasi Faumai. Formasi Faumai ini diatasnya dilapisi sedimen laut klastika dari Formasi Sirga berumur Oligosen Akhir, diikuti oleh batuan karbonat berumur Miosen dari Formasi Kais. Pada waktu yang sama dengan deposisi karbonat Kais, sedimen klastika kalkaerous berumur Miosen dari Formasi Klasafet juga terdeposisi. Endapan sedimen tersier termuda pada Cekungan Salawati adalah Batuan Klastik Pliosen dari Formasi Klasaman. Suksesi sedimen tersebut berakhir dengan batas unconformity dengan deposit molase berumur Pleistosen dari konglomerat Formasi Sele.
UMUR
FORMASI SALAWATI
LITOLOGI SALAWATI
LINGKUNGAN PENGENDAPAN SALAWATI
PERISTIWA TEKTONIK SALAWATI
Secara umum, Cekungan Salawati merekam stratigrafi masa pra-break off, syn-break off, dan syn-kolisi hingga pasca-kolisi sebagai berikut: 1. Pra-breakoff Phase a. Pre-Carboniferous Basement Formasi Kemum Formasi Kemum (Visser & Hennes, 1982) membentuk batuan dasar pada bagian tengah Kepala Burung, yang dibatasi oleh Sesar Sorong di bagian barat dan Sesar Ransiki di sebelah timur. Di bagian selatan dan baratdaya, batuan Paleozoik, Mesozoik dan Kenozoik menindih batuan dasar secara tidak selaras (angular unconformity). b. Permo-Carboniferous Sediments
Kelompok Aifam Kelompok Aifam ini terdapat pada Sungai Aifam, anak Sungai Aifat (Kamundan), pada bagian tengah Kepala Burung. Kelompok Aifam berumur Karbon Tengah hingga Perm Akhir. Sejumlah fosil terdapat pada kelompok ini, seperti kayu yang tersilisifikasi, fosil tumbuhan, conodont, coral, bryozoa, brachiopoda, ammonoid, fusulinida, crinoid, dan trilobite. 2. Syn-breakoff Phase a. Jurassic-Cretaceous Sediments Kelompok Kembelangan Kelompok Kembelangan tersingkap pada bagian timur Kepala Burung, Leher Burung, dan Badan Burung. Pada Kepala Burung, Kelompok Kembelangan terdiri atas Formasi Jass (Pigram & Sukanta, 1982), yang tersusun atas mudstone hitam hingga cokelat yang karbonatan, lithic sandstone, muddy sandstone, dan batugamping dengan sedikit batupasir kuarsa, serta konglomerat polimik. Ketebalan maksimumnya mencapai 400 m. b. Formasi Waripi Formasi Waripi (Visser & Hermes, 1962) tersingkap di pegunungan bagian barat Central Range, yang menerus ke bagian barat hingga bagian selatan Kepala Burung. Formasi ini terdiri atas wellbedded, sandy oolitic calcarenite dan biocalcarenite, batupasir kuarsa karbonatan, dan red-brown oolitic biocalcarenite. c. Batugamping Faumai Batugamping Faumai (Formasi Faumai; Visser & Hermes, 1962) dapat dikenali melalui singkapan hanya pada bagian timurKepala Burung, yang ditindih oleh Formasi Sirga, yang juga memisahkan Batugamping Faumai dengan Kelompok Batugamping New Guinea yang berumur Miosen. Singkapan Batugamping Faumai tersebar mulai dari bagian timur Tinggian Ayamaru, yang menerus ke arah timur hingga Teluk Cendrawasih. d. Formasi Sirga Formasi Sirga berumur Oligosen yang ditemukan di bawah permukaan pada Cekungan Salawati, di sebelah barat Tinggian Ayamaru. Batuannya didominasi oleh siltstone dan mudstone di bagian barat dan selatan hingga batupasir kuarsa dan konglomerat di bagian utara dan timur. Ketebalan maksimumnya mencapai 200 m. Terdapat foraminifera besar dan kecil yang berumur Miosen. Formasi ini mungkin diendapkan di laut dangkal pada saat transgresi pada akhir Oligosen. e. Batugamping Kais Singkapan Batugamping Kais (Visser & Hermes, 1962), membentuk sabuk yang melintasi Kepala Burung dari barat hingga timur. Formasi ini terdiri atas calcarenite dan muddy calcarenite. Batugamping Kais mewakili kompleks terumbu yang terdiri atas platform dan patch reef facies. Umur Batugamping Kais berkisar antara Miosen Awal hingga Miosen Tengah. 3. Syn Collision Phase (Tertiary Stratigraphy)
a. Formasi Klasafet Formasi Klasafet (Visser & Hermes, 1962) tersingkap secara tidak menerus di daerah Kepala Burung dari barat ke timur, meskipun hampir menerus di bawah permukaan. Formasi ini terdiri atas marl masif berlapis baik, batulanau mikaan dan batulanau karbonatan, dan sedikit batugamping. 4. Post Collision Phase a. Formasi Klasaman Formasi Klasaman tersingkap pada daerah yang luas di Kepulauan Salawati di bagian barat Kepala Burung dan sepanjang sisi selatan Tinggian Ayamaru. Formasi ini berumur Miosen Akhir hingga Pliosen, yang terdiri atas interbedded sandy, mudstone yang karbonatan, dan batupasir karbonatan. Pada bagian atasnya terdapat konglomerat dan lignit. b. Sele Konglomerat Sele Konglomerat tersingkap di Pulau Salawati dan di bagian barat Kepala Burung, Sorong bagian timur, dan terdiri atas konglomerat polimik dengan sisipan batupasir dan batulempung. Banyak terdapat sisa-sisa tumbuhan. Ketebalan maksimumnya mencapai 120 m. Umurnya lebih muda dari Pliosen.
3. PENGARUH PATAHAN GESER REGIONAL SESAR SORONG
4. PENGARUH PENGANGKATAN AKIBAT DELAMINASI Cekungan Salawati adalah cekungan yang terbentuk di depan kerak Indo-Australia yang mengalami trust fault. Berdasarkan tipe cekungan, cekungan salawati adalah foreland basin yang diakibatkan oleh tectonic loading (Dickinson 1933, Ingersoll dan Busby 1995), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh pengangkatan akibat delaminasi mantel yang mengontrol pembentukan cekungan Salawati.
DAFTAR PUSTAKA
Corporation, P. a., 1989., The Remaining Hydrocarbon Potential of The Salawati Basin, The Salawati Basin, Onshore , Western Irian Jaya, Indonesia. Jakarta: Unpublished. Darman, H., dan Sidi, H.,2010.,An Outline Of The Geology Of Indonesia. Jakarta: Ikatan Ahli Geologi Indonesia: "IAGI".,Hal 1. Pieters, P. E., Pigram, C. J., Trail, D. S., Dow, D. B, Ratman, N. and Sukamto, R. 1983. The stratigraphy of the western Irian Jaya. Bulletin of the Geological Research and Development Centre, 8, 14-48. Satyana, A. H. (2000). Salawati Basin Evolution. Job Pertamina-Santa Fe Energy, Exploration. Jakarta: Unpublished. Satyana, A. H., & Herawati, N., 2011., Sorong Fault Tectonism and Detachment of Salawati Island: Implication for Petroleum Generation and Migration in Salawati Basin, Bird's Head of Papua,. Jakarta: Indonesian Petroleum Association, 35th Annual Convention & Exhibition.