Nama
: ETIK DWI UTAMI
Nim
: G41140434
Golongan
:B
NASKAH PIDATO TENTANG NARKOBA (1)
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Salam sejahtera bagi kita semua Yang (2)terhormat kepala sekolah Yang saya hormati (3)Bapak/Ibu Guru serta staf Tata Usaha Dan (4)teman-teman yang saya cintai (5)
Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat
(6)
Allah SWT yang telah melimpahkan
nikmat-Nya sehingga kita dapat berkumpul disini dan pada hari ini saya akan menyampaikan pidato tentang Narkoba (7). Narkoba adalah istilah bahasa Indonesia untuk zat narkotika (8), psikotropika dan adiktif. Zat psikotropika populer disebut Ecstasy dan Shabu-shabu dianggap favorit
(9)
di kalangan
pengguna kelas menengah dan atas. Namun, untuk peningkatan jumlah orang muda, obat pilihan adalah heroin kelas rendah, yang dikenal sebagai putaw, yang murah, banyak, tetapi berpotensi mematikan. Obat ini sudah tersedia di semua kota-kota besar, termasuk sekolah, lounge karaoke, bar, kafe, diskotik, klub malam, dan mereka bahkan menyebar ke desa-desa terpencil.
(10)
Karena itu, tidak mengherankan bahwa pengguna narkoba terus meningkat dari
tahun ke tahun. Ribuan pemuda telah menyia-nyiakan hidup mereka karena obat terlarang di negeri kita, (11)
Indonesia. Mereka kebanyakan korban dari lingkungan yang ‘kejam’, keluarga broken
home, dari kebodohan, dari rasa keingin tahuan atau juga dari korban para mafia narkoba. Diperkirakan bahwa sekitar 4 juta orang di Indonesia adalah sebagai pengguna narkoba, atau sekitar satu dari setiap
(12)
50 orang Indonesia adalah atau pernah mencicipi barang terlarang
tersebut. Di ibukota Jakarta, diperkirakan 3 dari sepuluh orang anak muda adalah pengguna narkoba. Sebuah studi yang dilakukan oleh kantor
(13) (14) ( ILO)
Organisasi Buruh
Internasional di Indonesia menunjukkan bahwa sekitar empat persen pengguna narkoba di negeri ini adalah anak-anak di bawah 17 tahun. Dua dari sepuluh pengguna terlibat dalam perdagangan gelap. Beberapa remaja mulai terlibat dalam memproduksi obat-obatan dan yang memperdagangankannya antara usia 13 dan 15 tahun. Ketua Badan Koordinasi Narkotika Nasional mengatakan bahwa pengguna narkoba dan obat-obatan terlarang di negara ini berjumlah sekitar
(15)
7.000 siswa SMP, lebih dari
(16)
10.000 siswa SMU dan
sekitar 800 siswa SD. Data yang begitu sangat memprihatinkan dan membuat kita cemas akan masa depan nanti, entah akan bagaimana kelak bila pengguna barang haram tersebut terus meningkat. Orang biasanya menggunakan obat-obatan terlarang untuk bersenang-senang atau melarikan diri dari tekanan hidup. Pengguna narkoba di kalangan siswa sangat mengkhawatirkan. Dilaporkan bahwa sejumlah pedagang beroperasi di sekitar sekolah dengan menipu, memaksa atau memberi obat-obatan terlarang tersebut secara gratis kepada para siswa disekitar sekolah tersebut. Setelah siswa yang kecanduan,
(17)
mereka kemudian pergi ke para
pedagang untuk membeli obat-obatan terlarang. Jika mereka tidak punya uang, mereka (18)
mencurinya dari anggota keluarga mereka atau orang lain.
Fakta-fakta di atas menunjukkan kepada kita bagaimana akrab “Narkoba” dikalangan generasi muda kita. Hal yang harus kita ketahui sebagai pegangan kita agar terhindar dari bujuk rayu para mafia narkoba. Pertama kita harus tahu apa arti dari kecanduan obat
(19)
?
kecanduan obat adalah penyakit otak yang kompleks. Hal ini ditandai dengan kompulsif, kadang-kadang tak terkendali, keinginan obat, mencari, dan menggunakan bertahan bahkan dalam menghadapi konsekuensi sangat negatif. Obat mencari menjadi kompulsif, sebagian besar sebagai akibat dari efek dari penggunaan narkoba yang berkepanjangan pada fungsi otak dan, dengan demikian, pada perilaku. Bagi banyak orang, kecanduan obat menjadi kronis, dengan kemungkinan kambuh bahkan setelah jangka waktu yang lama. Dengan mengetahui bagaimana seriusnya konsekuensi dari menggunakan Narkoba. Mudah-mudahan bisa menghindarkan kita dari jerat tersebut. Marilah kita berlomba untuk menghindarkan diri kita dari jeratan barang haram tersebut dengan cara menjauhkan diri kita, keluarga dan lingkungan dari hal-hal yang akan memberi
ruang dan jalan untuk masuknya barang haram tersebut. Marilah kita hindari dan jauhi serta ikut memberantas penggunaan narkoba. Demikianlah pidato yang dapat saya sampaikan apabila ada kesalahan dalam bertutur kata (20)
, saya mohon maaf. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih dan saya akhiri.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Sumber : http://brainly.co.id/tugas/1810920
Keterangan : 1.
Hal.3.F.1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
2.
Hal.11.B.1.a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
3.
Hal.35.N.2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap, dan ataupun.
4.
Hal.12.C.1. Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung di antara unsurunsurnya.
5.
Hal.17.G.1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
6.
Hal.3.F.3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
7.
Hal.24.A.1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
8.
Hal.26.B.1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
9.
Hal.16.F. Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata, seperti kepada dan daripada.
10. Hal.26.B.4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun begitu. 11. Hal.5.F.7.A. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa. 12. Hal.20.I.5. Angka digunakan untuk menyatakan (a) ukuran panjang, berat, luas, dan isi; (b) satuan waktu; (c) nilai uang; dan (d) jumlah. 13. Hal.34.I.1(catatan). Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan (Dalam penulisan didahulukan bentuk lengkap setelah itu bentuk singkatnya) 14. Hal.18.H.1.B. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas gabungan huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik. 15. Hal.20.I.1. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika bilangan itu dipakai secara berurutan seperti dalam perincian atau paparan.
16. Hal.25.A.6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah. 17. Hal.26.B.3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya. 18. Hal.22.J. Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; -ku, mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. 19. Hal.32.G.1. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya. 20. Hal.28.B.14. Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca/salah pengertian di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.