Tip Bab 13 Dan 17.docx

  • Uploaded by: Herlinda Indriastuti
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tip Bab 13 Dan 17.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,779
  • Pages: 9
TEORI INVESTASI DAN PORTOFOLIO RANGKUMAN MATA KULIAH “BAB 13 DAN BAB 17”

Disusun Oleh: Herlinda Indriastuti

F0316045

Nur Afni Damayanti

F0316078

Rianda Aisyah Komalasari F0316087

Kelas C S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta 2018

BAB 13 OPSI 13.1 PENDAHULUAN Opsi (option) adalah turunan dari suatu aktiva, bukan aktivanya. Misalnya untuk opsi saham, maka opsi adalah haknya (dapat hak membeli atau hak menjual suatu saham) bukan sahamnya sendiri. Opsi saham ini adalah turunan dari sahamnya, sehingga masuk dalam kelompok turunan (derivative) dan opsi ini biasanya ditransaksikan di pasar turunan (derivative market). Di Indonesia, kontrak opsi ditransaksikan di Bursa Efek Jakarta. Opsi ini di BEI masih terbatas pada opsi yang berhubungan dengan saham saja, sehingga disebut dengan KOS (Kontrak Opsi Saham). Tiap kontrak terdiri dan 10.000 opsi saham.

13.2 DEFINISI OPSI Opsi (option) adalah suatu tipe kontrak antara dua pihak yang satu memberikan hak kepada yang lain untuk membeli atau menjual suatu aktiva pada harga yang tertentu dalam jangka waktu tertentu. Disebut dengan opsi (option) karena pemegang atau pembeli opsi mempunyai pilihan (opsi) untuk menggunakan opsi tersebut kapan saja selama masih berlaku atau tidak menggunakannya sampai habis masa berlakunya. Pihak yang mendapatkan hak disebut dengan pembeli opsi (option buyer). Pihak yang menjual opsi dan harus bertanggung-jawab terhadap keputusan pembeli opsi kapan opsi tersebut akan digunakan disebut dengan penerbit opsi (option writer). Kadangkala opsi dijual dengan sahamnya dan kadangkala juga dijual sendiri. Opsi yang tidak dijual dengan sahamnya disebut dengan opsi telanjang (naked option). 13.3 TIPE KONTRAK OPSI Ada dua macam tipe kontrak opsi saham, yaitu sebagai berikut: 13.3.1. Opsi Beli Opsi beli (call option) adalah suatu tipe kontrak yang memberikan hak kepada pembeli opsi untuk membeli (call) dari penjual opsi sejumlah lembar saham tertentu pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. Kontrak opsi berisi dengan empat hal utama, yaitu sebagai berikut ini : 1. Nama perusahaan yang sahamnya dapat dibeli 2. Jumlah lembar saham yang dapat dibeli 3. Harga pembelian sahamnya yang disebut dengan exercise price atau strike price. 4. Tanggal opsi kadaluwarsa yaitu tanggal terakhir opsi dapat digunakan yang disebut dengan expiration date. 13.2.2. Opsi Jual Opsi jual (put option) adalah suatu tipe kontrak yang memberikan hak kepada pembeli opsi untuk menjual kepada penjual opsi sejumlah lembar saham tertentu pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. Kontrak opsi jual ini juga berisi hal yang sama dengan yang tercantum dalam kontrak opsi beli.

13.4 TERMINOLOGI DASAR OPSI Dari penjelasan opsi jual (put option) dan opsi beli (call option) di sub-bab sebelumnya, didapatkan beberapa istilah-istilah (terminologi) dasar yang digunakan di opsi. Istilah - istilah dasar opsi ini adalah sebagai berikut ini. 1. Harga saham di pasar (stock price) yang diberi notasi P. 2. Harga saham jika menggunakan opsi yang disebut dengan exercise price atau strike price dan diberi notasi E. 3. Harga dan opsi yang dibeni notasi HO. 4. Tanggal kadaluwarsa opsi yaitu tanggal terakhir opsi dapat digunakan yang disebut dengan expiration date. Ada beberapa istilah-istilah dasar lagi yang berhubungan dengan nilai saham di pasar (P) dengan exercise price (E) untuk opsi beli (call option) sebagai berikut ini: 1. Jika harga saham (P) lebih besar exercise price (E) dan opsi beli (call option), maka opsi beli (call option) ini disebut dengan in the money. 2. Jika harga saham (P) sama dengan exercise price (E) dan opsi beli (call option), maka opsi beli (call option) ini disebut dengan at the money. 3. Jika harga saham (P) lebih kecil exercise price (E) dan opsi beli (call option), maka opsi beli (call option) ini disebut dengan out the money. 4. Jika harga saham (P) mendekati exercise price (E) dan opsi beli (call option), maka opsi beli (call option) maka opsi beli ini disebut dengan near the money. 13.5. PAYOFF DAN LABA DARI OPSI Payoff adalah keuntungan akibat menggunakan (exercise) dari opsi. Payoff masih menunjukkan keuntungan kotor dari selisih harga saham di pasar dengan harga penggunaan opsi (exercise price). Laba (profit) adalah keuntungan bersih yaitu payoff dikurangi dengan harga pembelian opsi. 13.5.1. Payoff dan Laba untuk Opsi Beli Ada dua pihak yang terlibat dalam opsi, yaitu pembeli dan penjual (writer) dari opsi. Laba dari pembeli adalah rugi bagi penjual dan sebaliknya. Untuk pembeli opsi beli, payoff dapat diperhitungkan sebagai berikut ini. Pembeli opsi beli ini akan menggunakan opsi untuk membeli saham pada harga yang sudah ditentukan (exercise price). Jika harga opsi tidak diperhitungkan, maka pembeli tidak akan menggunakan opsi untuk membeli saham ketika harga saham di pasar lebih rendah atau sama dengan harga exercise. Jika harga saham di pasar (P) lebih rendah atau sama dengan nilai exercise (E) 0 opsi, maka akan lebih murah membeli saham langsung di pasar dibandingkan dengan menggunakan opsi. 13.6. PENGGUNAAN OPSI UNTUK LINDUNG NILAI Tujuan membeli opsi adalah untuk perlindungan (hedging) dari aktiva yang akan dilindungi dan untuk spekulasi. Melindungi nilai saham dengan suatu opsi ini disebut dengan hedge yang didefinisikan sebagai suatu cara menggunakan turunan-turunan (derivatives) untuk mengurangi atau kalau mungkin saling menghilangkan (offset) risiko dari aktiva yang akan dilindungi.

Opsi jual (put option) digunakan untuk melindungi dari penurunan harga saharn yang dimiliki oleh investor. Karena opsi jual digunakan untuk memproteksi penurunan harga suatu saham, maka strategi penggunaan opsi untuk perlindungan ini disebut dengan protective put. Sebaliknya opsi beli (call option) digunakan untuk perlindungan kenaikan harga saham yang harus dibeli oleh investor yang melakukan transaksi penjualan pendek (short selling).

13.6.1. Perlindungan Penurunan Harga Saham Investor membeli suatu saham dengan harapan harganya akan naik, sehingga jika dijual akan mendapatkan return yang positif. Kenyataannya harga saham tersebut dapat turun. Untuk menghindari kerugian yang besar dan penurunan harga saham ini, investor dapat menggunakan (meng-exercise) opsi jualnya. Dengan demikian, opsi jual (put option) dapat digunakan untuk memproteksi (hedge) penurunan harga saham. Strategi lindung nilai harga saham dengan opsi jual ini disebut dengan nama jual terproteksi (protected put). 13.6.2. Perlindungan kenaikan Harga Saham Opsi beli digunakan untuk melindungi harga saham yang naik. Opsi beli banyak digunakan untuk lindung nilai penjualan pendek (short sale). Untuk penjualan pendek (short sale), investor mengharapkan menjual terlebih dahulu suatu saham sementara harganya masih tinggi dan mernbelinya kembali nanti pada saat harga sahamnya turun, sehingga dapat diperoleh laba dan selisihnya. Di penjualan pendek (short sale), harapan investor harga saham akan turun untuk dibeli kembali, akan tetapi kenyataannya harga saham tersebut dapat naik. Jika investor mempunyai opsi beli (call option), untuk menghindari kerugian yang besar dan kenaikan harga saham ini, investor dapat menggunakan (meng-exercise) opsi belinya untuk membeli saham dengan harga yang tertentu yang lebih murah dari harga naiknya. Dengan demikian, opsi jual dapat digunakan untuk melindungi (hedge) dan penjualan pendek (short sale). 13.7. MELINDUNGI OPSI Penerbit opsi jual akan mengalami kerugian jika harga saham naik. Pembeli opsi akan menggunakan haknya untuk membeli sahamnya dengan harga lebih murah dibandingkan dengan pasar saham yang naik tersebut. Penjual opsi harus menyediakan saham ini dan membelinya di pasar dengan harga yang lebih tinggi. Untuk mengatasi kerugian ini, penjual opsi jual dapat membeli terlebih dahulu sahamnya dan pada saat bersamaan menjual opsi jualnya. Strategi lindung nilai ini disebut dengan covered call. Disebut dengan covered call karena membeli saham untuk menutup (covered) kenaikan harga saham pada saat menjual opsi jual. 13.8. PENGGUNAAN OPSI UNTUK SPEKULASI Opsi digunakan untuk spekulasi jika opsi dibeli tidak untuk melindungi suatu aktiva tetapi dibeli untuk tujuan dijual kembali dengan harga yang tinggi. Spekulan membeli opsi untuk spekulasi karena harganya relatif murah dibandingkan dengan harga saham. 13.8.1. Spekulasi membeli Opsi Jual

Spekulan membeli opsi jual (put option) dengan harapan harga saham yang diacunya akan turun. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa opsi jual digunakan untuk menjual saham yang diacu jika harga saham turun. Jika harga saham naik, maka pemegang opsi tidak akan menggunakannya tetapi akan menjual langsung ke pasar dengan harga yang tinggi. Jika harga saham turun, pemegang opsi tidak akan menjualnya di pasar dengan harga murah, tetapi akan menggunakan opsi untuk menjualnya dengan harga yang lebih tinggi yang ditetapkan di opsi sebagai exercise price. Jika harga saham turun, maka opsi jual akan mempunyai nilai (in the money). Dengan demikian, jika harga saham yang diacu turun, maka nilai opsi jual akan naik. Jika harga saham yang diacu turun, spekulan tidak akan menggunakannya untuk menjual sahamnya, karena spekulan membeli opsi tanpa membeli saham yang diacunya, tetapi spekulan akan menjual opsi jual mi dengan harga yang tinggi. Sebaliknya jika harga saham yang diacu naik, maka opsi jual tidak akan digunakan, sehingga opsi jual mi masih belum bernilai banyak (out the money) dan opsi jual akan bernilai nol jika sampai jatuh tempo. 13.8.1. Spekulasi membeli Opsi Beli Nilai opsi beli akan turun jika harga saham yang diacu nilainya turun, karena investor lebih baik membeli saham di pasar yang lebih murah. Nilai opsi beli sebaliknya akan naik jika harga saham yang diacu nilainya naik, karena investor akan lebih murah membeli menggunakan opsi beli yang lebih murah dibandingkan dengan membeli di pasar dengan harga yang naik. 13.9. VALUASI DARI OPSI Mengetahui nilai sebenarnya (intrinsic value) dan suatu opsi adalah hal yang penting. Jika seseorang dapat menentukan nilai intrinsik ini, maka nilai pasar dan opsi akan dapat ditentukan. Kenyataannya, menentukan nilai intrinsik suatu opsi tidaklah sederhana, karena banyak ditentukan oleh faktor-faktor eksternal. Cara yang sederhana akan dibahas di bagian ini. 13.9.1. Nilai Intrinsik Opsi Beli Jika harga pasar saham (P) lebih besar dari exercise price (E) dari opsi beli atau posisi opsi beli adalah in the money, maka nilai intrinsik opsi beli adalah E-P. Sebaliknya jika harga pasar saham (P) lebih kecil dari exercise price (E) dari opsi beli atau posisi opsi beliadalah out the money, maka nilai intrinsik opsi beli adalah 0, karena opsi beli tidak akan digunakan disebabkan menjual saham di pasar modal lebih murah. 13.9.2. Nilai Intrinsik Opsi Jual Nilai intrinsik opsi jual (put option) berlawanan dengan nilai intrinsik opsi beli. Jika harga pasar saham (P) lebih kecil dari exercise price (E) dan opsi jual atau posisi opsi jual adalah in the money, maka nilai intrinsik opsi jual adalah E-P. Sebaliknya jika harga pasar saham (P) lebih besar dan exercise price (E) dan opsi jual atau posisi opsi jual adalah out the money, maka nilai intrinsik opsi jual adalah 0, karena opsi jual tidak akan digunakan disebabkan menjual saham di pasar modal lebih tinggi.

13.9.3 Nilai Waktu Opsi Nilai pasar dan opsi tidak mungkin lebih rendah dari nilai intrinsiknya. Jika ini terjadi maka arbitrageurs, yaitu spekulator-spekulator yang memanfaatkan keuntungan akibat penyimpangan tidak berisiko akibat penyimpangan, akan membeli opsi ini dan menggunakan (exercise) opsi tersebut untuk mendapatkan keuntungan. Kalau banyak spekulator melakukannya, maka harga opsi akan naik, sehingga tidak akan terjadi arbritase lagi. Kebalikannya mungkin terjadi, yaitu harga suatu opsi (niai pasar opsi) akan lebih tinggi dari nilai intrinsiknya. Hal ini disebabkan karena adanya nilai waktu (time value). Waktu mempunyai nilai yang positif. Semakin pendek waktu jatuh tempo opsi, semakin kecil fluktuasi dari harganya dan semakin rendah harga dari opsi. Demikian juga sebaliknya, semakin panjang waktu jatuh tempo opsi, semakin besar fluktuasi dari harganya dan semakin tinggi nilai pasar opsi. 13.10. MODEL BLACK – SCHOLES Dalam membangun modelnya, Black-Scholes menggunakan beberapa asumsi. Asumsiasumsi ini adalah sebagai berikut ini. 1. Saham yang dihubungkan dengan opsi tidak pernah membayar dividen selama umur dari opsi. 2. Tidak ada biaya transaksi untuk membeli dan menjual opsi dan sahamnya 3. Tingkat suku bunga bebas risiko (risk-free interest) konstan selama umur opsi. 4. Pembeli saham dapat meminjam pinjaman jangka pendek dengan tingkat suku bunga bebas risiko. 5. Penjualan pendek (short-selling) diijinkan dan penjual pendek akan menjual sahamnya dengan harga pasar saat itu. 6. Opsi hanya dapat digunakan (exercise) pada saat jatuh tempo. 7. Pasar likuid dan perdagangan semua sekuritas dapat terjadi terus menerus. 8. Harga pasar saham-saham bergerak secara acak. 13.11. PENENTU – PENENTU HARGA OPSI Dari rumus harga opsi Black Scholes, maka dapat diketahui penentu-penentu dari harga opsi sebagai berikut. 1. Harga saham bersangkutan. 2. Exercise price. 3. Waktu sisa jatuh tempo opsi. 4. Deviasi standar return saham. 5. Tingkat suku bunga. 6. Deviden kas. 13. 12. OPSI INDEKS Selain berhubungan dengan suatu saham tertentu opsi, juga dapat berhubungan dengan nilai indeks pasar. Opsi yang berhubungan dengan nilai indeks ini disebut dengan opsi indekssaham(stock-index option). Dengan opsi indeks-saham ini investor dapat bertransaksi berdasarkan pergerakan pasar. Dengan membeli opsi indeks-saham ini, investor hanya perlu mengambil keputusan berdasarkan pergerakan dari pasar saja.

BAB 17 MODEL PERHITUNGAN RETURN TAKNORMAL 17.1 PENDAHULUAN Efisiensi pasar diuji dengan melihat abnormal return yang terjadi. Pasar dikatakan tidak efisien jika satu atau beberapa pelaku pasar dapat menikmati rerturn yang tidak normal dalam jangka waktu yang cukup lama. Beberapa model perhitungan yang digunakan adalah model sesuaian rata-rata (mean-adjusted model), model pasar (market model), dan model sesuaian pasar (market-adjusted model). 17.2 RETURN TIDAK NORMAL Abnormal return atau excess return merupakan kelebihan return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan return ekspektasian (return yang diharapkan investor). Dengan demikian return tidak normal adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasian. RTNi,t = Ri,t – E[Ri,t] RTNi,t = abnormal return sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t. Ri,t = return realisasian yang terjadi untuk sekuritas ke i pada periode peristiwa ke-t. E[Ri,t] = return ekspektasian sekuritas ke-i untuk periode peristiwa ke-t. 17.2.1 Mean-Adjusted Model Model ini menganggap bahwa return ekspektasian bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return realisasian sebelumnya selama periode estimasi. Periode estimasi umumnya merupakan periode sebelum periode peristiwa. Periode peristiwa (event period) disebut juga dengan periode pengamatan atau jendela peristiwa ( event window). Umumnya periode jendela juga melibatkan hari sebelum tanggal peristiwa untuk mengetahui apakah terjadi kebocoran informasi (apakah pasar sudah mendengar informasi sebelum informasi diumumkan). Periode jendela sabagai periode pengamatan merupakan periode yang akan dihitung nilai abnormal returnnya. 17.2.2 Market Model Perhitungan return ekspektasian dengan model pasar dilakukan dengan 2 tahap, yaitu: 1. Membentuk model ekspektasian dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi. 2. Menggunakan model ekspekasi ini untuk mengestimasi return ekspektasian di periode jendela.

Ri,j

= αi + βi. Rm,j +εi,j

Ri,j αi βi Rm,j εi,j

= return realisasian sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j. = intercept untuk sekuritas ke-i = koefisien slope yang merupakan beta dari sekuritas ke-i = return indeks pasar pada periode estimasi ke-j = kesalahan residu sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j.

17.2.3 Market-Adjusted Model Model ini menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar. 17.3 RATA-RATA RETURN TIDAK NORMAL Pengujian adanya abnormal return tidak dilakukan untuk tiap-tiap sekuritas, tetapi dilakukan secara agregrat dengan menguji rata-rata return tidak normal seluruh sekuritas secara cross-section untuk tiap-tiap hari di periode peristiwa. Rata-rata return tidak normal untuk hari ke-t dapat dihitung berdasarkan rata-rata aritmatika. Pengujian rata-rata return tidak normal digunakan pengujian t-test yang menguji hipotesis nol bahwa rata-rata return tidak normal adalah sama dengan nol. 17.4 AKUMULASI RETURN TIDAK NORMAL Akumulasi return tidak normal (ARTN) atau cummulative abnormal return (CAR) merupakan penjumlahan return tidak normal hari sebelumnya di dalam periode peristiwa untuk masing-masing sekuritas. Akumulasi rata-rata return tidak normal (ARRTN) dapat juga dihitung dengan mengakumulasikan rata-rata return tidak normal untuk hari-hari sebelumnya. 17.5 PENGUJIAN STATISTIK TERHADAP RETURN TIDAK NORMA Pengujian ini mempunyai tujuan untuk melihat signifikansi return tidak normal yang ada di periode peristiwa. Signifikansi yang dimaksud adalah bahwa abnormal return tersebut secara statistik signifikan tidak sama dengan nol (positif untuk kabar baik dan negatif untuk kabar buruk) dengan pengujian t-test. Pengujian-t yang menguji hipotesis nol bahwa nilai suatu parameter sama dengan nol : 𝛃

t = 𝐤𝐞𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐬𝐭𝐚𝐧𝐝𝐚𝐫 𝐞𝐬𝐭𝐢𝐦𝐚𝐬𝐢 t = t-hitung β = parameter yang aka diuji signifikansinya 17.5.1 Kesalahan standar estimasi berdasarkan rata-rata return periode estimasi Cara pertama menghitung kesalahan standar estimasi dilakukan berdasarkan deviasi nilai-nilai return dari nilai rata-rata returnnya selama periode estimasi. 17.5.2 Kesalahan standar estimasi berdasarkan prediksi return periode estimasi Cara kedua menghitung kesalahan standar estimasi berdasarkan deviasi nilai-nilai return dari nilai estimasinya selama periode estimasi. Dengan demikian perbedaan cara pertama dan kedua dalam menghitung kesalahan standar estimasi adalah terletak di standar yang digunakan untuk mengukur penyimpangan return-returnnya selama periode estimasi. Di cara pertama, nilai standar yang digunakan adalah nilai rata-rata returnya, sedangkan di cara kedua, nilai standar yang digunakan adalah nilai estimasi returnnya.

17.5.3 Kesalahan standar estimasi secara cross-section Cara ketiga dari perhitungan kesalahan standar estimasi didasarkan pada deviasi standar return-return tidak normal dari k-sekuritas secara cross-section untuk setiap hari di periode peristiwa. Cara ketiga ini menghitung kesalahan standar estimasi langsung di periode peristiwa, tidak menggunakan periode estimasi. Cara ini lebih tepat digunakan untuk menghitung model sesuaian pasar (market adjusted model) yang hanya menggunakan periode peristiwa dan tidak menggunakan periode estimasi. 17.6 PENJELASAN RETURN TIDAK NORMAL Beberapa penelitian berusaha menetukan faktor spesifik perusahaan yang dapat menjelaskan terjadinya abnormal return dengan menggunakan teknik regresi. Akumulasi return tidak normal (ARTN) digunakan sebagai dependen variabel dan faktor-faktor spesifik perusahaan digunan sebagai independen variabel sebagai berikut: ARTN i.t4 = f(faktor-faktor spesifik perusahaan)

Related Documents

Tip Bab 13.docx
December 2019 10
Tip Bab 13 Dan 17.docx
December 2019 10
Tip
April 2020 31
Bab 13
August 2019 42
Bab 13
July 2020 19

More Documents from ""

Akl1-5-2017.docx
December 2019 8
Tip Bab 13 Dan 17.docx
December 2019 10
Tip Bab 13.docx
December 2019 10
Ta Akl Bab 3.docx
December 2019 21
Tumor Intrakranial.doc
November 2019 38
Stroke.doc
November 2019 16