LABA ATAS TRANSAKSI ANTAR-PERUSAHAAN: PERSEDIAAN Transaksi yang melibatkan entitas induk dan entitas anak disebut dengan transaksi antar-entitas dalam kelompok usaha (PSAK 65 Revisi 2014). Transaksi antar-entitas dalam kelompok usaha meliputi transaksi hulu (downstream), transaksi hilir (upstream), dan transaksi lateral (transaksi antara sesama anak perusahaan). Transaksi hulu adalah transaksi dari entitas induk ke entitas anak, dan transaksi hilir adalah transaksi dari entitas anak kepada entitas induk. Salah satu prosedur dalam menyusun laporan keuangan konsolidasian (prosedur konsolidasi) adalah mengeliminasi secara penuh aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban, dan arus kas dalam kelompok usaha terkait dengan transaksi antar-entitas dalam kelompok usaha. Transaksi antar-entitas mengakibatkan saldo akun resiprokal pada buku perusahaan yang berafiliasi. Hal ini mengharuskan dilakukannya eliminasi. Selain saldo akun resiprokal, keuntungan dan kerugian dari transaksi antar-entitas harus dieliminasi sampai direalisasi melalui penjualan kepada fihak di luar entitas yang dikonsolidasikan. Tujuan dari eliminasi adalah untuk menunjukkan laba rugi dan posisi keuangan entitas yang dikonsolidasikan, yang seharusnya tampak jika transaksi antar-entitas tidak ada. Keuntungan atau kerugian dalam transaksi hulu penjualan persediaan dicatat secara penuh oleh entitas induk, sedangkan untuk transaksi hilir persediaan dicatat sesuai porsi kepemilikan entitas induk di entitas anak. Jurnal eliminasi dibuat untuk mengeliminasi penjualan, Harga Pokok Penjualan, dan keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi dari transaksi penjualan persediaan hulu maupun hilir. Keuntungan atau kerugian atas transaksi persediaan hulu atau hilir terealisasi pada periode di mana persediaan terjual. TRANSAKSI PERSEDIAAN ANTAR ENTITAS Dari sudut pandang entitas yang dikonsolidasikan, pendapatan yang diperoleh harus berasal dari penjualan kepada entitas luar (pihak ketiga). Eliminasi Penjualan dan Pembelian Antar-Perusahaan Jurnal eliminasi yang biasanya perlu dibuat berkaitan dengan transaksi jual beli persediaan antar-entitas afiliasi adalah sebagai berikut: 1. Jurnal untuk mengeliminasi penjualan pembelian antar-entitas afiliasi Penjualan XXX Harga Pokok Penjualan XXX 2. Jurnal untuk mengeliminasi laba antar-perusahaan yang belum terealisasi dari Harga Pokok Penjualan dan Persediaan Harga Pokok Penjualan XXX Persediaan XXX 3. Jurnal untuk mengakui realisasi laba dari persediaan awal yang sebelumnya ditangguhkan Investasi pada Anak Perusahaan XXX Harga Pokok Penjualan XXX Ilustrasi: PT. Pin mendirikan anak perusahaan, PT. Sep pada tahun 2011 untuk memasarkan salah satu lini produk PT. Pin. Seluruh pembelian PT. Sep dilakukan dari PT. Pin
dengan harga 20% di atas harga pokok PT. Pin. Selama 2011, PT. Pin menjual barang dengan HPP Rp.20.000 dengan harga Rp.24.000 kepada PT. Sep, dan PT. Sep menjual kepada fihak ketiga seharga Rp.30.000. Pembukuan masing-masing perusahaan dapat ditunjukkan sebagai berikut ini: Pembukuan pada PT. Pin: Persediaan Utang Dagang Mencatat pembelian kredit dari entitas lain Piutang dagang Penjualan Mencatat penjualan kepada PT. Sep Harga Pokok Penjualan Persediaan Mencatat HPP ke PT. Sep
20.000 20.000 24.000 24.000 20.000 20.000
Pembukuan pada PT. Sep: Persediaan 24.000 Utang Dagang Mencatat pembelian kredit dari PT. Pin Piutang dagang 30.000 Penjualan Mencatat penjualan kepada fihak ketiga (fihak di luar afiliasi) Harga Pokok Penjualan 24.000 Persediaan Mencatat HPP ke fihak ketiga
24.000
30.000
24.000
Di akhir tahun 2011, penjualan PT. Pin termasuk penjualan kepada PT. Sep adalah Rp.24.000 dan HPPnya termasuk HPP barang yang ditransfer kepada PT. Sep adalah Rp.20.000. Penjualan PT. Sep terdiri dari barang dagangan yang dijual kepada entitas lain adalah seharga Rp.30.000 dengan HPP Rp.24.000. Kertas kerja untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang dibuat PT. Pin pada 31 Desember 2011 dapat disajikan sebagai berikut ini: PT. Pin Laporan Laba Rugi Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Bruto
24.000 (20.000) 4.000
PT. Sep
30.000 (24.000) 6.000
Penyesuaian & Eliminasi Debet Kredit a.24.000 a.24.000
Laporan Konsolidasian 30.000 (20.000) 10.000
Jurnal eliminasi yang dibutuhkan hanya satu, yaitu eliminasi atas penjualan PT. Pin yang juga menjadi HPP bagi PT. Sep, yaitu sebesar Rp.24.000. Eliminasi Laba yang Belum Direalisasi dalam Persediaan Akhir Laba dianggap direalisasi apabila barang dagangan telah dijual kepada pihak ketiga. Apabila ada barang yang belum dijual kepada pihak ketiga, maka pengakuan laba oleh pihak penjual dalam hubungan afiliasi tidak bisa dibenarkan dari sudut pandang konsolidasi, sehingga harus dieliminasi. Eliminasinya adalah debit Harga Pokok Penjualan dan kredit Persediaan akhir sebesar jumlah laba yang belum direalisasi. Ilustrasinya: Selama tahun 2012, PT. Pin menjual barang dagangan dengan HPP Rp.30.000 kepada PT. Sep dengan harga Rp.36.000, dan PT. Sep menjual semuanya kecuali
Rp.6.000 dari barang dagangan itu kepada pelanggannya dengan harga Rp.37.500. Pembukuan masing-masing perusahaan dapat ditunjukkan sebagai berikut ini: Pembukuan pada PT. Pin: Persediaan Utang Dagang Mencatat pembelian kredit dari entitas lain Piutang dagang Penjualan Mencatat penjualan kepada PT. Sep Harga Pokok Penjualan Persediaan Mencatat HPP ke PT. Sep
30.000 30.000 36.000 36.000 30.000 30.000
Pembukuan pada PT. Sep: Persediaan 36.000 Utang Dagang Mencatat pembelian kredit dari PT. Pin Piutang dagang 37.500 Penjualan Mencatat penjualan kepada fihak ketiga (fihak di luar afiliasi) Harga Pokok Penjualan 30.000 Persediaan Mencatat HPP ke fihak ketiga
36.000
37.500
30.000
Dari data di atas dapat diketahui bahwa pada setiap Rupiah barang dagangan yang dikirim PT. Pin pada PT. Sep, 5/6-nya adalah Harga Pokok Penjualan (yaitu Rp.30.000/Rp.36.000), dan 1/5-nya adalah keuntungan yang ditetapkan (yaitu Rp.6.000/Rp.30.000). Dari sudut pandang entitas yang dikonsolidasikan, barang dagangan dengan harga pokok Rp.30.000 ditransfer antar perusahaan: Rp.25.000 (atau 5/6) dari barang dagangan ini kemudian dijual dengan harga Rp.37.500. Rp.5.000 (atau 1/6) tetap dalam persediaan pada akhir tahun. Entitas yang dikonsolidasikan telah merealisasi laba bruto sebesar Rp.12.500 (yaitu Rp.37.500 – Rp.25.000). Kertas kerja untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang dibuat PT. Pin pada 31 Desember 2012 dapat disajikan sebagai berikut ini: PT. Pin Laporan Laba Rugi Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Bruto Neraca Persediaan
36.000 (30.000) 6.000
PT. Sep
37.500 (30.000) 7.500
Penyesuaian & Eliminasi Debet Kredit a.36.000 b.1.000
6.000
Laporan Konsolidasian
a.36.000
37.500 (25.000) 12.500
b.1.000
5.000
Jurnal eliminasi yang dibuat untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut ini: Penjualan 36.000 Harga Pokok Penjualan Mengeliminasi penjualan dan pembelian antar-entitas Harga Pokok Penjualan 1.000 Persediaan Mengeliminasi laba antar perusahaan dari HPP dan persediaan
36.000
1.000
Pengakuan Laba yang Belum Direalisasi dalam Persediaan Awal Pengakuan laba yang belum direalisasi sebelumnya mengharuskan kredit pada kertas kerja pada Harga Pokok Penjualan karena jumlah persediaan awal tercermin pada Harga Pokok Persediaan. Ilustrasinya: Selama tahun 2013, PT. Pin menjual barang dagangan dengan HPP Rp.40.000 kepada PT. Sep dengan harga Rp.48.000, dan PT. Sep menjual 75% dari barang dagangan itu kepada pelanggannya dengan harga Rp.45.000. PT. Sep juga menjual barang dagangan dari persediaan awalnya (harga perolehan Rp.6.000) dengan harga Rp.7.500. Pembukuan masing-masing perusahaan dapat ditunjukkan sebagai berikut ini: Pembukuan pada PT. Pin: Persediaan Utang Dagang Mencatat pembelian kredit dari entitas lain Piutang dagang Penjualan Mencatat penjualan kepada PT. Sep Harga Pokok Penjualan Persediaan Mencatat HPP ke PT. Sep
40.000 40.000 48.000 48.000 40.000 40.000
Pembukuan pada PT. Sep: Persediaan 48.000 Utang Dagang 48.000 Mencatat pembelian kredit dari PT. Pin Piutang dagang 52.500 Penjualan 52.500 Mencatat penjualan Rp.45.000 dan Rp.7.500 kepada fihak ketiga (fihak di luar afiliasi) Harga Pokok Penjualan 42.000 Persediaan 42.000 Mencatat HPP (75% dari Rp.48.000 ditambah Rp.6.000 dari persediaan awal)
Dari data di atas dapat diketahui bahwa pada setiap Rupiah barang dagangan yang dikirim PT. Pin kepada PT. Sep pada tahun 2013, PT. Pin menetapkan laba 20% dari HPP atau 1/6 dari harga pengiriman ke PT. Sep (yaitu Rp.8.000 / Rp.48.000). Persediaan akhir PT. Sep adalah Rp.12.000 (yaitu 25% dari Rp.48.000). dalam persediaan tersebut termasuk laba yang belum direalisasi sebesar Rp.2.000 (yaitu 1/6 dari Rp.12.000). Dari sudut pandang entitas yang dikonsolidasikan, barang dagangan dengan harga pokok Rp.40.000 ditransfer antar perusahaan: Rp.30.000 dari barang dagangan ditambah dengan persediaan awal sebesar Rp.5.000 ini dijual dengan harga Rp.52.500. Rp.10.000 (atau 25%) menjadi persediaan pada akhir tahun. Entitas yang dikonsolidasikan telah merealisasi laba bruto sebesar Rp.17.500 (yaitu Rp.52.500 – Rp.35.000). Kertas kerja untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang dibuat PT. Pin pada 31 Desember 2013 dapat disajikan sebagai berikut ini:
PT. Pin Laporan Laba Rugi Penjualan Harga Pokok Penjualan
PT. Sep
48.000 (40.000)
52.500 (42.000)
8.000
10.500
Penyesuaian & Eliminasi Debet Kredit a.48.000 c.2.000
Laba Bruto Neraca Persediaan Investasi pada PT. Sep
a.48.000 b.1.000
52.500 (35.000) 17.500
12.000 xxx
Laporan Konsolidasian
c.2.000
10.000
b.1.000
Jurnal eliminasi yang dibuat untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut ini: Penjualan 48.000 Harga Pokok Penjualan 48.000 Mengeliminasi penjualan dan pembelian antar-entitas Investasi pada PT. Sep 1.000 Harga Pokok Penjualan 1.000 Mengakui laba antar-entitas dari persediaan awal yang sebelumnya ditangguhkan Harga Pokok Penjualan 2.000 Persediaan 2.000 Mengeliminasi laba antar perusahaan dari HPP dan persediaan akhir
Catatan: penjelasan lebih lengkap mengenai laba antar-entitas dari barang dagangan silahkan dipelajari pada buku DM bab 5.