Tinjauan Kasus M.doc

  • Uploaded by: Mhey Noiyo
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tinjauan Kasus M.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 4,982
  • Pages: 24
TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Indentitas Nama : Tn. A.S Umur : 48 Tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : Tdk tamat SD (Hanya sampai Kls III) Pekerjaan : Penjaga Parkir Alamat : Kupang Krajan, 3/5 Surabaya Tgl. MRS : 04 Desember 2001 Tgl. Pengkajian : 04 Desember 2001 Nomor Register : 10108678 Informan : Ny.S (Istri) Penggung jawab : Keluarga 2. Alasan Masuk Klien bertingkah laku aneh dengan melempar baju, celana, sarung ke sumur oleh karena sebab yang tidak jelas dan apabila ditanya klien akan marah dan membentak orang tersebut. Mata melotot dan muka merah. Dan sudah 5 hari sebelum MRS klien senang duduk diam di pojok tempat yang gelap dan akan marah dan akan memukul orang yang bertanya. 3. Faktor Predisposisi Klien pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu (tahun 1972 yang lalu) pengobatan sebelumnya tidak selesai dan dan pasien dinyatakan sembuh oleh karena klien melarikan diri dan tidak kontrol. Dan tahun 1982 klien pernah control ke Poli jiwa dengan alasan sakit kepala 4. Dimensi Fisik a. Aktivitas fisik sehari – hari 1. Nutrisi Klien saat di rumah makan tiga kali sehari secara teratur, di RS klien klien makan teratur sesuai dengan jadwal yang telah berlaku, klien makan di dalam kamar dan porsi makan yang diberikan selalu dihabiskan . Klien tidak mendapatkan program diet khusus masalah keperawatan. 2. Istirahat tidur Kebiasaan tidur klien dirumah tidak teratur (klien begadang sampai larut malam). Di rumah sakit klien tidur mulai pukul 23.00 – 04.00 klien sering terbangun juga sering bangun terlalu pagi. keperawatan ? 3. Aktivitas Fisik

Masalah

Di RS klien mau mengikuti kegiatan yang sudah terprogram di ruang jiwa C. Jika diajak melakukan aktivitas, klien tidak menolak tapi hanya sebentar saja terus bilang lelah/malas kemudian pergi jalan-jalan. Dalam berpenampilan, klien kelihatan tidak rapi, rambut acak- acakan b. Pemeriksaan fisik Tingkat kesadaran klien berubah dengan tanda – tanda vital T. 120/80 mmHg, suhu 370C pernafasan 20 x / menit nadi 84 x/mnt. Pada klien tidak ditemukan adanya kelainan maupun keluhan fisik yang dirasakan. 5. Dimensi Psikososial 1. Genogram

Keterangan : Laki-laki

: Ibu Klien gangguan jiwa

: Perempuan : Meninggal : Klien Didalam

keluarga Tn.A.S

ada yang menderita gangguan jiwa, klien

merupakan anak kedua dari 9 bersaudara 5 perempuan 4 laki – laki, klien tinggal bersama ibu, istri kedua , dua saudara perempuan dan tiga orang anak kandung 2. Konsep kasus a. Identitas diri

: Klien dapat menyebutkan identitas dirinya yaitu nama,umur, jenis kelamin, pekerjaan dengan bebas.

b. Harga diri

:

Klien sebelum mereka

menilai dirinya sebagai orang yang sehat,klien bingung mengapa ia dibawa ke RS c. Ideal diri

: Klien berkeinginan kalau sembuh

klien ingin merawat dan membahagiakan kedua orang tuanya yang sakit. d. Gambaran diri e. Peran

: Klien memandang dirinya tidak ada kalainan fisik

: Klien berperan sebagai suami dan orang tua.

3. Hubungan sosial Menurut klien orang yang berarti adalah kedua orang tuannya dan istri. dirumah klien berperan serta dalam kegiatan kelompok siskamling dan kadang – kadang dan klien merasa tidak ada hambatan dalam berhubungan/berinteraksi dengan orang lain. Klien suka menolong org lain terutama teman. 4. Dimensi spiritual Klien beragama islam klien melakukan kewajiban sholat secara rutin 5 waktu dalam sehari, klien berpandangan bahwa sakit adalah suatu cobaan / ujian dari tuhan.Tapi belakangan klien tdk mau lagi melakukan semua itu karena malas. VI Status mental 1. Penampilan Tn.A.S terkesan tidak rapi rambut klien acak – acakan pakaian

ganti tapi dipasang sembarangan.Kadang klien mengganti

pakaian didepan org lain tanpa merasa malu/sungkan. 2. Pembicaraan klien cepat, klien bicara sendiri pembicaraan terarah tapi non realistik karena tidak ada lawan bicara. 3. Aktivitas motorik Klien tampak tenang tanpa menunjukan aktivitas motorik yang berlebihan dan berarti. 4. Alam perasaan

Klien merasa bingung kenapa dibawa ke rumah sakit,ia merasa tdk sakit,klien cuek terhadap keberadaan . 5. Afek datar Klien tidak bereaksi terhadap stimulus / ragsangan dari luar 6. Interaksi selama wawancara Kontak mata klien kurang, klien menerima kahadiran orang lain artinya klien tidak mematuhi / marah pada orang lain yang mendekati klien tidak berespon terhadap kehadiran orang. 7. Persepsi Terdapat halusinasi pendengaran, klien seolah – olah sedang diajak bercakap – cakap & ditemui seseorg 8. Proses pikir Klien mengalami perubahan proses pikir sirkumtansial pembicaraan klien berbelit belit tapi tidak mencapai tujuan. 9. Isi pikir Klien mengalami gangguan isi pikir (obsesi) pikiran yang selalu muncul, walaupun klien berusaha untuk menghilangkanna adanya halusinasi pendengaran. Ide pikir tidak jelas. 10. Tingkat kesadaran Kesadaran klien berubah orientasi klien terhadap orang tempat dan waktu baik 11. Tingkat konsentrasi Klien mudah beralih berbicara dengan topik yang tidak menetap (berganti – ganti) 12.Kemampuan penilaian Klien mengalami gangguan ringan artinya klien masih mampu pengambilan suatu keputusan 13. Memori Klien tidak mengalami gangguan daya ingat saat ini jangka panjang, pendek

VII.

Kebutuhan Persiapan Pulang 1.

Kemampuan klien memenuhi / menyediakan kebutuhan klien hanya mampu memenuhi kebutuhan makanan dan keamanan dalam pemenuhan kebutuhan yang lain klien masih membutuhkan bantuan orang lain.

2.

Kegiatan hidup sehari – hari a. perawatan diri Klien masih membutuhkan bantuan minimal BAB / mandi kebersihan ganti pakaian. Klien masih sering di ingatkan / diperintah dalam melaksanakan kegiatan tersebut. b. Nutrisi Klien tidak mengalami perubahan pola nutrisi baik dirumah / di RS klien makan 3 x sehari sesuai jadwal pemberian nafsu makan baik klien selalu menghabiskan porsi makanan dari RS bahkan klien sering merasa kurang Berat klien 58 kg tidak ada program diit khusus dr. RS. c. Tidur Menurut istri klien. Klien ada masalah dalam tidur klien sulit tidur, sering terbangun seolah – olah ada yang membangunkan dan mengajakan berbicara klein tampak kurang segar. Klien bangun terlalu pagi yang menolong untuk tidur yaitu setelah klien minum obat.

3.

Klien Belum mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri

4.

Klien memiliki sistim pendukung Sistem pendukung klien yaitu keluarga .

VIII. Mekanismen Koping Pertahanan diri (koping) yang digunakan dalam mengatasi masalah yaitu klien berusaha mencederai diri & org lain

1. Masalah Psikososial dan Lingkungan Tidak ada masalah dengan dukungan kelompok, pendidikan, perumahan ekonomi dan pekerjaan, klien mempunyai masalah dengan pelayanan kesehatan klien tidak kontrol karena malu dan putus obat, masalah lainnya 2. Aspek Medik Diagnosa medic : Skizofrenia Katatonik Gaduh Gelisah episode berulang Terapi medik

: Obat – obat – Chlopromazine 3 x 100 mg - Injectie largactil 50 mg lm jika perlu

Terapi gerak : Klien mau ke ruang olah raga tapi tidak mau melakukan aktivitas olah raga (klien hanya duduk dan bicara sendiri) Terapi aktivitas kerja : Klien mau ke ruang terapi kerja tapi tidak mau melakukan aktivitas bermain gitar & bernyanyi sembarangan (syair tdk jelas) bila tdk di ajak/disuruh.

ANALISA DATA KLASIFIKASI DATA

MASALAH

05 Desember 2001  Klien marah-marah merebut barang milik orang lain.  Jika bicara mata sering melotot  Sering tampak tegang Þ Marah yang tidak konstruktif.  Kurang bersahabat, curiga pada klien lain  Bicara kacau  Nada suara tinggi dan cepat  Vena jugularis menonjol,saat bicara.  Kalau lagi marah jalan-jalan dan menghampiri klien lain.  Adanya curiga pada klien lain yaitu pada klien H ( disangka mengambil uang dan membuat Þ Potensial lain /Amuk. bajunya sobek).  Menyuruh klien lain membersihkan ruangan.  Pernah bersitegang dengan klien lain gara-gara tempat sampah yang ada didekat kamarnya diambil oleh klien lain.

melukai

 Klien tidak ganti baju.  Gigi klien kuning. Þ Penampilan  Kulit agak bersisik. adekuat  Rambut kotor banyak ketombe.  Klien tidak rapi sering duduk di lantai.  Klien menyatakan malas mandi.  Setiap kali berinteraksi dengan Þ

Kurang

diri

berminat

orang

kurang

dalam

Mahasiswa ,pk.10.00 WIB Klien kebersihan. belum mandi.

 Klien sering sendiri di ruangan ,tempat tidurnya .  Klien tidak pernah berinteraksi dengan klien /orang lain. Þ Gangguan hubungan sosial;  Klien senang melamun dibawah menarik diri tempat tidur nya sambil merokok.  Klien selalu menyatakan orang lain malas tidak pernah bersihbersih,hanya dia sendiri yang bersih-bersih.  Klien mengatakan barangnya hilang ,bajunya sobek,klien lain yang mengambil dan merobek bajunya.  Kalau ada orang lain yang sedang ngomong- Þ Curiga. ngomong,tingkahnya seperti menyelidik.  Klien selalu jalan-jalan ke kamar klien lain ,melihat-lihat tanpa berinteraksi.  Ada klien H yang asyik duduk ,tiba-tiba klien marah-marah dan memukul klien H.  Kien tidak mau disuntik.

RENCANA KEPERAWATAN NO/ Tgl I 05-1201

Diagnosa Keperawatan Resikol melukai diri sendiri dan orang lain/amuk s/d Ketidak mampuan klien mengungkapkan marah secara konstruktif.  Klien mengatakan kesal sama orang-orang ditumah karena dia tidak pernah diberikan kerjaan yang enak  Klien mengatakan kesal sama orang-orang di RS. Uangnya hilang ada yang mengambil.  Klien mengatakan kesal, orang-orang dirumah sakit bikin kotor saja, habis dibersihkan , kotor lagi. DO :  Jika bicara dengan orang lain mata sering melotot.  Kadang klien tampak tegang.  Jalan tanpa tujuan.  Klien sering marah dengan suara keras.  Bicara kacau & tdk jelas.  Sering membentak orang.

Tunjuan

Perencanaan Kriteria Evaluasi

JIWA Timdakan Keperawatan

Rasional

1.1.1. Sapa klien dengan ramah baik secara verbal maupun non verbal  Perkenalkan diri.  Jelaskan tujuan pertemuan .  Terima klien apa adanya.  Ciptakan suasana tenang dan relaks.  Hargai privasi klien.

Hubungan saling percaya akan menurunkan rasa keterancaman klien terhadap stimulus yang berasal dari perawat , sehingga tercipta hubungan terapeutik.

Tupan : Tidak melukai orang lain, diri sendiri dan mampu mengung-kapkan marah yang konstruktif. Tupen : 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat

1.1. Setellah dua kali pertemuan klien mau berinteraksi dengan perawat  Membalas salam.  Berjabat tangan.  Berkomunikasi verbal.  Dapat menyebutkan nama perawat.

1.1.2. Pertahankan sikap pera-wat secara konsisten.  Menepati janji.  Mempertahankan kontak mata dan posisi yang terbuka.  Hndari komunikasi yang bersifat rahasia didepan klien .  Perhatikan kebutuhan klien .

2. Klien dapat mengidentifikasi sumber marah dan mengenal rasa marahnya.

2.1. Setelah dua kali pertemuan klien dapat mengungkapkan apa yang membuat dia marah.  Mengatakan dalam dalam

2.1.1. Beri respon pd klien dgn tenang dan tidak mengancam.  Bicara perlahan dan jelas  Menggunakan kalimat yang

Sikap yang konsisten akan meningkatkan kepercayaan klien terhadap perawat, dan klien merasa bahwa perawat tahu akan kebutuhannya.

Memberi respon pd klien menandakan perawat menerima kehadiran klien secara utuh, hal ini merupakan lang-

situasi apa klien marah.  Mengatakan penyebab klien marah.  Klien mengatakan dan mengetahui bahwa dirinya sedang marah

3. Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda marah.

4. Klien dapat mendemontrasikan koping yg biasa digunakan apabila klien marah.

3.1. Setelah Dua kali pertemuan klien mampu menyebutkan minimal 3 tanda-tanda marah dari tanda-tanda fisik yang biasa terjadi.  Wajah merah.  Mata melotot.  Tekanan darah meningkat.  Otot-otot tegang/ menggetar.  Tangan dikepal.  Muka tegang.  Nada suara meninggi. 4.1. Setelah 4x pertemuan klien mampu mendemontrasikan cara-cara klien dalam mengatasi marah yang selama ini dilakukan.

mudah dimengerti klien.  Bersikap terbuka.

kah awal komunikasi yg terapeutik dan mempermudah intervensi selanjutnya.

2.1.2. Dorong klien untuk mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan marah.  Tunjukkan prilaku empati Bicara mudah dimengerti 3.1.1 Dorong klien untuk mengungkapkan / mengenal tandatanda saat klien marah yg diketahui klien.

Dengan bantuan perawat diharapkan klien mampu mengungkapkan penyebab marahnya dan klien dapat mengenal marahnya. Dgn mampunya mengemukakan / mengenal tanda-tanda saat klien marah, klien dapat mengidentifikasi tanda marahnya.

3.1.2. Diskusikan dgn klien tentang tanda-tanda yang biasa terjadi pd orang marah.

Dgn tahunya tanda-tanda marah bagi klien dapat mengidentifikasi diri sendiri dan orang lain kalau kondisi spt itu adalah sedang marah.

4.1.1 Dorong klien untuk mengatakan cara-cara yang dilakukan bila klien marah.  Jangan menyinggung klien  Terima apapun yang diungkapkan klien.  Fokusing dan klarifikasi bila klien melantur.

Dgn mengetahui cara-cara yang telah dilakukan klien sebagai bahan untuk intervensi selanjutnya, dan dgn menghargai upaya klien akan terbina hubungan saling percaya antara perawat dan klien.

4.1.2. Perhatikan klien dan bersikap terbuka menerima saat klien sedang mendemontrasikan koping-nya.

Perhatian yang penuh akan memungkinkan klien untuk lebih percaya diri dalam mengekpresikan prilakunya.

5. Klien dapat menilai koping/ cara mengatsi marah mana yang baik untuk dirinya atau yang tidak baik ( mengungkapkan marah secara konstruktif ).

5.1. Setelah 6x pertemuan, klien mampu menilai dan menjelaskan cara marah yang konstruktif.  Tidak menyinggung perasaan orang lain.  Tidak melukai orang lain.  Tidak merusak.  Tidak membuat takut suasana.

4.1.3. Diskusikan bersama klien tentang aspek negatif bila mengekpresikan marah cara tidak konstruktif dan bagaimana caracara yang baiknya.

Pilihan baik dan buruk sangat penting saat klien untuk mempertimbanglkan, sehingga klien sendiri yang akan memutuskan.

5.1.1. Diskusikan dgn klien cara mengungkapkan marah yang konstruktif.  Latihan Asertif; bagaimana diri sebagai orang yg mengalami marah.Mengekplorasi diri untuk mengungkapkan penyebab marah.  Menyalurkan energi kemarahan secara kontruktif.  Tehnik relaksasi; Membaca, menggambar, mendengar musik, nonton tv dll.  Penyelesaian masalah ; Menceritakan pada perawat atau orang lain yang dapat memberikan jalan keluar.  Aktivitas fisik ; olahraga, pekerjaan rumah tangga.  Spiritual ; berdoa.  Bermain peran.

Membantu klien untuk memahami atau meningkatkan pengetahuan klien tentang cara mengungkapkan marah yang bisa diterima orang lain, tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.

5.12. Dorong minat klien untuk belajar mengungkapkan marah secara konstruktif.

Adanya motivasi akan menimbulkan sikap yang konstruktif dlm mengeks presikan marah.

5.1,3. Anjurkan dan dorong klien

Menunjukkan

realita

marah

6. Klien dapat memperlihatkan prilaku yang menunjukkan caracara mengekpresikan marah yang konstruktif.

7. Keluarga dapat memiliki sikap yg mendukung atas keadaan perkembangan kesehatan klien

2 09-1201

Penampilan diri kurang adekuat sehubungan dengan kurang minat dalam kebersihan diri.

Tupan : Penampilan bersih.

klien

rapih

dan

6.1. Setelah 6x pertemuan klien dapat memperlihatkan prilaku yang menunjukkan cara pengungkapan marah yang konstruktif.  Expresi wajah tyidak tegang.  Nada suara tidak ringgi.  Mata tidak melotot.  Nafas tidak cepat.  Tidak menggunakan katakata kasar.  Prilaku tidak agresif.

7.1. Setelah satu kali pertemuan dgn keluarga dpt mengidentifikasi sikap-sikap yang membuat klien marah.

untuk memberi contoh marah yang konstruktif

yang konstruktif.

6.1.1.Diskusikan dgn klien tentang upaya untuk menciba menerapkan cara-cara yang telah dipelajari dalam berhubungan dengan orang lain.

Menerapkan hal yang telah dipelajari berarti klien belajar mengidentifikasikan dirinya sendiri sehubungan dgn perkembangan di dalam proses berubah.

6.1.2. Anjurkan pd klien untuk mengungkapkan marah secara verbal yang dapat diterima orang lain.

Tidak membuat orang lain tersinggung berarti tidak menambah konflik baru.

6.1.3. Ingatkan klien untuk berlatih terus cara mengungkapkan marah secara konstruktif.

Dgn berlatih terus maka akan terpola dalam perilakunya.

7.1.1. Anjurkan keluarga untuk mengidentifikasi sikap-sikap yang telah dilakukan terhadap klien selama ini.

Kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi sikap, memungkinkan keluarga mampu melakukan penilaian terhadap perlakuan yang membuat klien marah.

7.1.2. Beri kesempatan pada keluarga untuk menilai sikap yang telah dilakukan terhadap klien selama ini.

Penilaian terhadap sikap sendiri akan meningkatkan kesadaran keluarga.

D.O :  Penampilan diri kurang rapih.  Baju yang dipakai itu-itu saja tampak kotor.  Kulit agak bersisik & kering  Rambut kotor, banyak ketombe.  Setiap berinteraksi dgn mahasiswa klien belum mandi.  Kuku panjang dan hitam. D.S.  Klien mengatakan malas mandi.  Klien mengatakan waktu pulang malas mandi karena takut menghabiskan air.

Tupen : 1. Klien mampu mengungkapkan pentingnya merawat kebersihan diri sendiri.

1.1. Setelah dijelaskan tentang pentingnya perawatan diri sendiri, klien dapat menyebutkan kembali tujuan dan pentingnya merawat diri sendiri, dan cara memelihara kebersihan diri yang benar.

1.1.1. Diskusikan dengan klien tentang tujuan dan pentingnya merawat diri sendiri. 1.1.2. Berikan motivasi klien untuk melakukan perawatan diri.

Denman mengetahui hal ini klien akan kooperatif dalam merawat diri sendiri. Motivasi sebagai stimulus external yang dapat menggerakkan klien.

2. Klien mampu meningkatkan kemampuan dalam merawat diri sendiri secara bertahap.

2.1. Selama klien di rawat.  Klien dapat mandi sendiri setiap hari dgn menggunakan sabun mandi, gosok gigi pakai odol, klien tampak bersih.  Klien dapat mengganti baju tiap hari dan pakai pakaian bersih.  Klien dapat memperlihatkan kebersihan rambut, wajah dan kuku.

2.1.1. Dorong klien untuk mandi sendiri 2x sehari, menggunakan sabun mandi, ganti baju, dan menggunakan yang bersih, serta memperhatikan kebersihan, badan wajah, dan kukunya.

Dengan dorongan dan memperhatikan kemampuan klien secara bertahap klien dapat mandiri dalam merawat diri sendiri.

2.2. Setelah 4x pertemuan klien dapat melakukan point 2.1 dengan inisiatif sendiri.

2.2. Observasi tingkat kemajuan klien dalam merawat diri sendiri.

Klien merasa dihargai dari apa yang selama ini dilakukannya.

3. Keluarga dapat berperan dalam mengontrol dan memberikan dukungan terhadap perewatan kebersihan diri sendiri.

3.1. Setelah satu kali pertemuan home visit keluarga dapat mengerti tentang, manfaat kebersihan bagi klien dapat memberikan dorongan bagi klien untuk melakukan perawatan kebersihan diri.

3.1.1. Diskusikan dengan keluarga tentang konsep kebersihan/ self care pada klien

Dukungan keluarga sangat diperlukan dalam rangka self care bagi klien.

4. Klien dapat mengikuti kegiatan TAK dengan tujuan untuk

4.1. Setelah 4x pertemuan klien dapat mengikuti TAK . Cara me-

4.1.1. Lakukan TAK mengenai merawat kebersihan diri, pakai

Hal ini dilakukan untuk mengingatkan dan membi-

3 09-1201

Gangguan hubungan sosial : menarik diri s/d curiga. DS :  Klien selalu mengatakan , klien yang lain malas-malas.  Klien mengatakan klien p mengejeknyal. DO :  Klien sering menyendiri di tempat tidurnya.  Klien tidak berinteraksi dengan klien lain.  Klien sering melamun dilantai disamping tempat tidurnya.

meningkatkan kebersihan, klien termotivasi melakukan kebersihan. Tupan : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain. Tupen : 1. Klien dapat mengungkapkan perasaan dan persepsinya dengan rasa aman.

rawat kebersihan, memakai baju, membersihkan tempat tidur klien.

baju yang rapih, membersihkan tempat tidur.

asakan klien dalam melakukan perawatan kebersihan diri.

1.1. Setelah 4x pertemuan klien mau menceritakan perasaan dan persepsinya secara spontan.

1.1.1. Bina hubungan saling percaya :  Tepati janji.  Jelaskan tujuan intrvensi.  Berlaku konsisten.  Perilaku bersahabat.  Empaty.

Terbukanya hubungan saling percaya antara klien dan perawat akan mempermudah klien untuk mengungkapkan perasaannya.

1.1.2. Pelihara ketenangan lingkungan , suasana hangat dan bersahabat.

Suasana lingkungan tenang dan hangat , bersahabat akan mendukung dalan komunikasi terapeutik.

1.2.1. Dorong kesempatan pada mengungkapkan (menggunakan terbuka)

Dengan pertanyaan terbuka memberikan kesempatan pd klien untuk mengekspresikan perasaannya.

1.2. Ekspresi tampak tenang.

2. Klien mengenal curiganya.

wajah

klien

2.1. Setelah 5 - 7 X pertemuan klien dapat mengenal perasaan curiganya.

dan beri klien untuk perasaannya perta-nyaan

1.1.2. Dengarkan klien dengan penuh rasa empaty. 2.1.1. Adakan kontak yang sering dan singkat 2.1.2. Terima perasaan curiga sebagai hal yang nyata bagi klien tetapi tidak nyata bagi perawat.

Akan meningkatkan hubungan saling percaya. Untuk menstimulus hal-hal yang konstruktif dan menghindarkan persaan curiga Menghargai pendapat klien dan menjelaskan apa yang dirasakan dan dilihat, diharapkan hubungan saling percaya tetap terbina dan klien tidak

terlena dengan kecurigaanya.

3. Klien curiganya.

dapat

mengontrol

2.2. Klien dapat mengungkapkan situasi apa yang membuat klien curiga setelah 5-7x pertemuan.

2.2.1. Diskusikan dengan klien tentang perasaan curiga.

Mengetahui penyebab terjadinya curiga, sebagai bahan untuk intervensi selanjutnya.

2.3. Klien dapat menyampaika n pada perawat saat terjadinya curiga.

2.3.1. Tanyakan pada klien, dalam keadaan bagaimana curiga itu timbul.

Menigkatkan kerja sama klien dan perawat dalam mengatasi curiganya.

3.1. Setelah 5-7 kali pertemuan meningkatkan perhatian klien pd rangsangan realita.

3.1.1. Tingkatkan respon klien pd realita ; misalnya ajak klien untuk berinteraksi diyakinkan bahwa lingkungannya tidak mendukung timbulnya curiga.

Meningkatkan kerja sama perawat- klien utk mengontrol curiganya dan lingkungan terapeutik akan mengurangi perasaan curiga klien.

3.2. Klien dapat mengerjakan aktivitas sehari-hari dan aktivitas yang disenangi.

3.2.1. Dorong klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan aktivitas yang disenangi.

Dgn kegiatan sehari-hari fokus curiganya akan berkurang.

3.2.2. Puji klien apabila klien sudah mau ikut melakukan kegiatan sehari-hari.

Reinforcement positif sangatlah penting dalam dalam meningkatkan kepercayaan klien.

3.31. Perkenalkan klien dgn klien lain dan mengikutsertakan dalam kegiatan bersama seperti makan, memelihara kebersihan.

Apabila klien sudah bisa berinteraksi dan mengenal lingkungan yang tidak membuatnya menjadi curiga, klien akan terhindar dari perasaan curiga.

3.3.2. Berikan stimulus yang konstruktif bahwa lingkungan cukup bersahabat.

Hal ini akan mengurangi kecurigaan klien yang sudah terpola.

3.3. Klien dapat memulai dan mempertahankan hubungan dgn orang lain.

4. Keluarga dapat berperan dalam mengontrol perasaan curiga klien.

5. Klien dapat mengikuti program pengobatan.

3.3.3. Dorong klien untuk berkomunikasi dengan lingkungan secara bertahap.

Secara bertahap disesuaikan dgn kemampuan interaksi klien.

3.3.4. Lakukan terapi aktifitas kelompok yg bertujuan untuk membina hubungan sosial dan interaksi dgn lingkungan.

Terapi aktivitas kelompok dgn sosialisasi sangat berarti sekali untuk klien yg menarik diri.

4.1. Setelah satu kali home visit keluarga dapat :  Menjelaskan proses terjadinya curiga.  Tanda-tanda curiga.  Cara mengontrol curiga.

4.1.1. Diskusi dgn keluarga tentang ;  Kecurigaan yang terjadi pada klien.  Tanda-tanda curiga.  Cara mengontrol supaya tidak terjadi curiga.

Dengan meningkatkan pengetahuan keluarga tentang gangguan berhubungan curiga yang terjadi pada klien akan membantu keluarga dalam memberi perawatan kepada klien baik di rumah atau di rumah sakit.

4.2. Keluarga dapat membantu menurunkan perasaan curiga klien.

4.2.1. Berikan motivasi keluarga agar bersikap empati dan bersahabat serta tidak membuat klien tambah curiga.

Dukungan keluarga sangat dibutuhkan sekali pd klien gangguan berhubungan dgn perilaku curiga.

5.1. Kolaborasi; pemberian obat psikofarma.

5.1.1. Menjelaskan kepada klien tujuan pengobatan.  Awasi klien apakah obat dimakan.  Jelaskan kepada klien tentang reaksi obat.  Perhatikan prinsip 5 benar pada pemberian obat.  Observasi reaksi setelah pemberian obat.

Hal ini dilakukan untuk menghindari kecurigaan klien. Dengan perhatian perawat dalam pengobatan maka terapi akan lebih tepat guna dan efektif sesuai sasaran.

CATATAN KEPERAWATAN No 1

Tanggal

Diagnosa Keperawatan

Implementasi

Evaluasi Resspon Klien (S dan O)

05-12-01

Resiko melukai diri sendiri atau orang lain /amuk s/d ketidakmam puan klien mengungkap kan marah secara kons truktif.

1.1.1. membina hubungan saling percaya dengan klien.  Mengucapkan salam.  Memperkenalkan nama.  Berjabat tangan .  Kontak mata.  menyampaikan tujuan pertemuan.

Klien menerima perknalan dengan mahasiswa.  Membalas salam.  Membalas jabat tangan.  Berrespon secara verbal.

Interaksi tetap dipertahankan.

06-12-01

Resiko melukai diri sendiri atau orang lain /amuk s/d ketidakmam puan klien mengungka kan marah secara kons truktif.

1.1.1. Membina hubungan saling percaya dengan klien (melanjutkan ).

Hubungan saling percaya sudah terbina selama 3-5x pertemuan.

Dipertahankan.

1.1.1. Memelihara ketenangan suasana hangat dan bersahabat.

lingkungan,

Klien menerima kehadiran pera wat.

Dipertahankan.

1.1.2. Mempertahankan sikap perawat secara konsisten. Dalam setiap interaksi dengan klien perawat selalu menepati janji dan berikan kontrak yang jelas, time out, serta memperhatikan kebutuhan klien.

O. Klien tampak senang setelah diberikan pujian terhadap apa yang sudah positif pada dirinya.

Dipertahankan.

2.1.2. Mendorong klien untuk mengungkapkan halhal yang menyebabkan klien marah dengan

O. Klien tampak cemberut, tegang, matanya datar, vena

Modifikasi

S. Waktu ditanya mengenai man di klien mengatakan sudah, dan ketika ditawarkan untuk perte muan lagi klien mengatakan ya. Dilanjutkan dan mengekplorasi

07-12-01

Resikol melukai diri sen diri atau orang lain/ amuk s/d. Ketidak mampuan mengungkapkan marah secara konstruktif.

pertanyaan terbuka, menanyakan pada klien apa yang membuat klien marah.

jugularisnya tampak jelas, nada suara agak tinggi pada saat mengungkapkan perasaannya. S. Klien mengatakan habis orang lain disini pada kotor, engga mau bersih-bersih, ke marin aja uang saya hilang dicuri sama klien E.

lagi klien.

1.1.1. Membina hubungan saling percaya, meng ucapkan salam, menanyakan perasaannya hari ini, menanyakan tentang kabarnya dirumah (karena klien habis cuti ) apa yang dilakukan klien di rumah, dan menanyakan perasaan klien setelah pulang.

O. Klien tampak senang diper hatikan., dan menerima kehadir an perawat. S. Klien menjawab salam , “ selamat pagi “, baik-baik saja.

Dipertahankan.

1.1.2. Mempertahankan sikap perawat yang konsisten, menepati janji, kontrak yang jelas setiap pertemuan, dan melakukan time out, serta mempertahankan kebutuhan klien, dan memberikan pujian.

O. Klien tampak senyum -senyum, diberikan puji an.

Dipertahankan.

2.1.2. Mendorong klien untuk mengungkapkan halhal yang menyebabkan klien marah dengan pertanyaan terbuka.

O. Klien tampak serius, berapiapi dalam mengungkapkan perasaannya.

senang, apabila

perasaan

Dipertahankan dan dilanjutkan dgn explorasi yg lain.

S. Klien menjawab apa yang membuat klien marah yaitu “ Habis orang-orang di sini ( klien) malas-malas tidak mau bantu kerja “. 5.1.1. Menanyakan pada klien , apa yang dilakukan klien bila klien marah.

O. Tampak klien tidak terbuka dan menutupi dan mengingkari apa yang sudah dilakukannya. Klien tampak cemberut dan tertunduk.

Dipertahankan dan perlu memo difikasi dengan memcari waktu yg tenang bagi klien.

S. Klien hanya mengatakan Tidak tahu dan saya tidak ingin membuat masalah. Gangguan hubungan sosial : menarik diri S/D curiga.

1.1.1. Membina hubungan saling percaya, bersikap konsisten, dan memelihara ketenangan lingkungan seperti Dx I. 1.1.2. Mendengarkan setiap klien bercerita dengan empati.

O. Klien tampak bersemangat untuk bercerita, tapi kadangkadang melantur.

Dipertahankan dengan memper hatikan komu nikasi dengan fokusing.

2.2.1. Bersama klien mendiskukan tentang curiga pada klien.

O. Klien tampak marah ketika menjawab yang membuat dia jengkel.

Dipertahankan

S. Klien menjawab “Orang-orang bikin kesel”, kagak mau kerja, bisanya bikin kotor, habis klien M sepertinya mengejek. Penampilan diri kurang adekuat s/d. kurang minat dalam kebersihan diri.

1.1.1. Membina hubungan saling percaya, bersikap empati, konsisten serta memelihara ketenangan lingkungan. ( seperti Dx yang lain ). 1.1.1. Mendiskusikan dengan klien tentang :  Manfaat kebersihan.  Cara memelihara kebersihan.  Tanda-tanda badan yang bersih.  Akibat dari tidak terpeliharanya kebersihan diri.

O. Klien tampak tersenyum dan garuk-garuk kepala S. Klien mengatakan kalau mandi satu hari sekali dan kadang-kadang engga mandi. Dan klien mengatakan alasan engga mau mandi “ habisnya malas “.

Dipertahankan dan terus diberi kan stimulus.

07-12-01

07-12-01

Resikol melukai diri sendiri atau orang lain /amuk s/d ketidakmampuan mengungkapkan marah secara konstruktif.

Gangguan hubungan sosial : menarik diri s/d curiga.

1.1.1. Membina hubungan saling percaya sama seperti hari-hari sebelumnya.Tetap bersikap konsisten.

O. Klien tampak perasaan datar.

terdiam

,

7. Mendiskusikan tentang keadaan keluarganya.  Bagaimana keadaan keluarga dalam menerima keadaan klien.

S. Klien bercerira tentang keluarganya, bahwa sebenarnya ingin pulang kerumah tapi keluarga tidak mengijinkan , hanya bilang entar-entar aja.

1.2.1. Mendorong klien untuk mengungkapkan apa saja yang membuat klien curiga.

O. Tampak klien menutupi perasaannya, dan banyak diam. S. Klien hanya tidak apa-apa.

3.1.1. Meningkatkan respon klien terhadap realita dengan menginteraksikan klien dengan klien lain, langsung pada saat klien sedang berkumpul, memberikan pujian bila klien melakukan hal yang positif. 5.1.1. Memberikan obat dan mengawasi respon klien, serta menjelaskan kepada klien .

mengatakan

Diperthankan dan direncanakan utk melakukan kunju ngan rumah. Utk memvalidasi data.

dipertahankan dan perlu memo difikasi dengan memberikan sti mulus yg kons truktif.

O Klien tampak ketawa, tampak senang. S. Klien hanya ketawa “he..he..” O.Klien tampak memakan obat yang diberikan,

Dipertahankan.

S. Klien mengatakan kalau selalu minum obat, bahkan kalu cuti klien selalu membawa obat.

Penampilan diri kurang adekuat s/d. kurang minat dalam kebersihan diri.

1.1.2. Pada saat mahasiswa datang, tampak klien habis ganti pakaian yang bersih dan baru. langsung perawat memberikan pujian dan langsung mendiskusikan tentang pentingnya kebersihan dan bagaimana caranya memelihara kebersihan , serta menunjukkan kepada klien

O. Dengan pujian klien tampak senang, dan tersenyum-senyum, dan langsung mengambil alatalat mandi. S.

Klien

mengatakan

saya

Dipertahankan.

tanda-tanda kalau badan bersih, dan penampilan bersih.

belum mandi, mandi yah.

kalau

begitu

1.1. Memperhatikan kebersihan klien setelah mandi dan memberikan pujian, serta memberikan contoh langsung kalau tanda badan bersih.

O. Klien tampak tersenyum, dan merapihkan rambutnya yang masih basah.

Dipertahankan.

S. Klien mengatakan kalau habis mandi seger dan engga gatal. 07-12-01

Resikol melukai diri sendiri atau orang lain/amuk s/d ketidakmampuan mengungkapkan marah secara konstruktif.

1.1.1 Menciptakan suasana menerima klien.  Menjalin hubungan saling percaya.  Bersama klien menentukan tempat yang nyaman untuk melakukan interaksi.

O. Klien tersenyum dan mem balas salam dari perawat. Klien menentukn sendiri tempat untuk berkomunikasi, dan klien tampak senang. S. Klien mengatakan senang.

Dipertahankan.

3.1.2. Mendiskusikan dengan klien tentang tandatanda yang biasa terjadi pada orang yang sedang marah.

O. Iklien tampak berantusias untuk menjawab S. Dengan suara tegas klien mengatakan kalau marah, cemberut, muka merah, dada terasa sesak, tubuh gemetar.

Dipertahankan

O. Klien tampak tegang. Dipertahankan

4.1.1. Mendorong klien untuk mengatakan caracara yang dilakukan bila klien marah.  Menanyakan kepada klien bagaimana perasaan klien setelah marah.  Mendiskusikan bersama klien tentang aspek negatif bila mengekpresikan marah cara tidak konstruktif dan bagaimana cara-cara yang baik.

S. Klien mengatakan kalau marah, ngamuk, kadang-kadang pengen mukul orang, banting pintu dan suara keras.Serta klien mengatakan kalau marah engga enak cape.

5.1.1. Mendiskusikan dengan klien cara meng-

O. Klien mencontohkan tehnik relaksasi dengan menarik napas

Dipertahankan

ungkapkan marah yang konstruktif yaitu melatih untuk relaksasi, memberikan pujian kepada klien atas keberhasilannya.

7.1.1. Pada saat kunjungan Jam 19.00 WIB Menganjurkan kepada keluarga untuk meng identifikasi yang sudah dilakukan keluarga pada saat klien marah. Diskusikan dengan keluarga penanganan klien marah.

Gangguan hubungan sosial : menarik diri s/d curiga.

O. Keluarga tampak terbuka. S. Keluarga mengatakan kalau klin sedang marah keluarga diam.

Dipertahankan

1.1.1 Membina hubungan saling percaya seperti pada Dx. I. 2.3.1. Bersama-sama klien mengidentifikasi situasi yang menimbulkan curiga.

11-12-01

dalam, klien tersenyum, dan menunduk. S. Klien mengatakan enak habis tarik napas.

Penampilan diri kurang adekuat s/d kurang minat dalam kebersihan diri

3.1.1. Mendiskusikan dengan klien tentang pentingnya kebersihan diri. Mendorong klien untuk mau mengurus kebersihan diri.Memberikan pujian pada klien dengan niat untuk kebersihan diri.

Resikol melukai diri sendiri dan orang lain/ amuk s/d ketidak mam puan klien mengung

1.1.2. Menciptakan suasana menerima klien :  menjalin hubungan saling percaya.  bersama klien menentukan tempat yang nyaman untuk melakukan interaksi.

O. Klien tampak menunjukkan ketegangan. S. Klien mengatakan merasa kesal sama teman-teman klien lain karena mereka malasmalas, klien mengatakan engga tahu.

Dipertahankan.

O. Klien tersenyum dan sambil garok-garok kepala. S. Klien mengatakan mau mandi. klien mengatakan malas mandi.

Dipertahankan.

O. Klien tampak tersenyum, senang. S: “Selamat pagi” “Ngobrol disana saja”

kapkan marah konstruktif.

secara

“Ya, kita bcara cara marah yang baik” 5.1.1.Mendiskusikan dgn klien cara meng ungkapkan marah secara konstruktif misalnya dgn :  penyaluran energi dengan memfokuskan pada ADL ,brsih-bersih dll.  Teknik rrelaksasi  Ikut dalam kegiatan bermain dalam kelompok  Penyelesaian masalah dengan menceritakan kepada perawat /orang ain yang dapat dipercaya.

Gangguan hubungan sosial : menarik diri s/d curiga

1.1.1. Membina hubungan saling percaya (sepert diagnosa no.1) 1.1.2. Memelihara lingkungan yang hangat dan ersahabat 2.1.2. menerima curuga sebagai hal yang nyata pada klien dan memberi penapat bahwa situasi yang dilihat tidak membua perawat curuigadan tak membahayakan.

3.3.4. Mengikut sertakan klien dalam TAK “Sosialisasi” dan menunjukkan pada klien bahwa klien yang lain cukup bersahabat.

O: Klien ikut dalam kegiatan Klien aktif dalam kegiatan TAK namun suaranya kadang masih keras. TAK dalam rangka membuat selingan aktivitas S: “Kalau lgi marah saya ngamuk” Pertahankan O: Nada suara klien tidak tinggi S : “Saya senang tempat yang tenangtidak ramai” S: “Mereka malas semua ,tidak mau kerja” O.  Tampak tegang,cemberut  Klien mau memperkenalkan diri dan mau menerima perkenalan klien lain O. Klien dapat mengikuti TAK sosialisasi. S. Klien mengatakan senang mengikuti TAK.

Pertahankan

Related Documents


More Documents from "Afifah Rahmatika"

Kata Pengantar.docx
May 2020 14
Tinjauan Kasus M.doc
June 2020 15
Komunikasi Fix.docx
May 2020 21
Sampul Pembatas.doc
May 2020 21
Mey Jantung.doc
June 2020 16