BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktik keperawatan komunitas didasarkan atas sintesa dari praktik kesehatan komunitas dan praktik kesehatan komunitas, bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan pada peningkatan peran serta masyarakat
dalam
melakukan
upaya-upaya
pencegahan,
peningkatan
dan
mempertahankan kesehatan. Dalam konteks ini, keperawatan komunitas merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan dimana sifay asuhan yang diberikan adalah umum dan menyeluruh, lebih banyak tidak langsung dan diberikan secara terus menerus melalui kerjasama. Pendekatan yang digunakan dalam asuhan keperawatan komunitas adalah pendekataan keluarga binaan dan kelompokkerja komunitas. Strategi yang digunakan untuk pemecahan masalah adalah melalui endidikan kesehatan, teknologi tepat guna serta memanfaatkan kebijaksanaan pemerintah. Pengakajian komunitas merupakan suatu proses; merupakan upaya untuk dapat mengenal masyarakat. Warga masyarakat merupakan mitra dan berkontribusi terhadap keseluruhan proses. Tujuan keperawatan dalam mengkaji komunitas adalah mengidentifikasi faktor-faktor (baik positif maupun negatif) yang memepengaruhi kesehatan warga masyarakat agar dapat mengembangkan strategi promosi kesehatan. Hanock dan Minkler (1997, hal. 140) mengemukakan bahwa, ‘Bagi profesional kesehatan yang peduli tentang… membangun masyarakat yang sehat, ada dua alasan dalam melakukan pengkajian kesehatan komunitas; informasi yang dibutuhkan untuk perubahan dan pemberdayaan”. 1.2 tujuan Untuk mengetahui asuhan keperawatan dan proses pengkajian komunitas dengan masalah Atritis Gout
1
BAB II PEMBAHASAN 2.1 KONSEP DASAR MEDIS 2.1.1 Pengertian Gout (pirai) merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan dengan defekgenetik pada metabolisme purin (hiperurisemia).Pada keadaan ini bisa terjadi oversekresi asamurat atau defek renal yang mengakibatkan penurunan eksresi asam urat, atau kombinasikeduanya. Gout dapat bersifat primer maupun sekunder.Goutprimer merupakan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat penurunan eksresi asam urat.Goutsekunder disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebihan atau eksresiasam uratyangberkurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat-obat tertentu. 2.1.2 Etiologi a) Penyakit ginjal kronis Ginjal merupakan filter berbagai benda asing untuk diekskresi keluar tubuh. Karena itu,gangguan yang timbul pada organ ini akan memengaruhi metabolisme tubuh danmenimbulkan berbagai jenis penyakit. Salah satunya penyakit yang bisa ditimbulkanadalah hiperurisemia. Hiperurisemia dan penyakit ginjal memiliki hubungan sebab akibat.Gangguan fungsi ginjal pada ginjal bisa mengganggu eskresi asam urat. Namun, kadarasam urat yang terlalu tinggi juga bisa mengganggu kinerja dan fungsi ginjal. b) Faktor usia Gout umumnya dialami oleh pria dan wanita dewasa yang berusia diatas 40 tahun.Setelah memasuki masa pubertas, pria memiliki resiko gout lebih tinggi dibandingkandengan wanita. Jumlah total penderita gout pada pria lebih banyak dibandingkan dengankaum wanita. Ketika memasuki usia paruh baya, jumlahnya menjadi sebanding antarapria dan wanita.Resiko serangan gout mencapai puncaknya pada saat seseorang berusia 75 tahun, setelah berusia di atas 75 tahun, resiko gout semakin menurun, bahkan tidak ada resiko sama sekali. Kecuali, jika penyakit tersebut merupakan perkembangan dari penyakit gout kronis yang 2
sebelumnya telah dialami. c) Dehidrasi Kekurangan cairan didalam tubuh akan menghambat ekskresi asam urat.Pada dasarnya semua cairan itu adalah pelarut. Namun, daya larut setiap cairan berbeda-beda. Air yang memiliki daya larut paling tinggi adalah air putih. Air putih dapat melarutkan semua zat yang larut di dalam cairan, termasuk asam urat. Air diperlukan sebagai pelarut asam urat yang dibuang atau diekskresi melalui ginjal bersama urine. Jika tubuh kekurangan air,maka akan menghambat ekskresi asam urat sehingga memicu peningkatan asam urat. Saat volume cairan tubuh kurang, maka sampah sisa metabolisme pun akan menumpuk. Penumpukan asam urat dan sisa metabolisme itulah yang menimbulkan nyeri di persendian. d) Makan berlebihan Asupan purin dari makanan akan menambah jumlah purin yang beredar di dalam tubuh.secara teknis, penambahan purin yang beredar di dalam darah tergantung pada jumlah purin yang berasal dari makanan. Artinya, semakin banyak mengkonsumsi purin, semakin tinggi kadar asam urat (produk akhir metabolisme purin) dalam tubuh. e) Konsumsi alkohol Sejumlah studi mengatakan konsumsi alkohol memiliki pengaruh sangat besar dalam meningkatkan prevalensi gout pada penggemar alkohol. Dampak buruk alkohol akan semakin nyata pada individu yang mengalami obesitas. f) Pasca operasi Seseorang yang telah menjalani operasi beresiko mengalami kenaikan kadar asam uratsesaat. Karena penurunan jumlah air yang mereka konsumsi pasca-operasi menyebabkan ekskresi asam urat terhambat untuk sementara waktu. 2.1.3 Patofisiologi Hiperurisemia (konsentrasi asam urat dalam serum yang lebih besar dari 7,0 mg/dl [SI0,4 µmol/L) dapat (tetapi tidak selalu) menyebabkan penumpukan kristal monosodium urat. Serangan gout tampaknya berhubungan dengan peningkatan atau penurunan mendadak kadar asam urat serum. Kalau kristal urat mengendap dalam sebuah sendi respons inflamasi akan terjadi dan serangan gout dimulai. Dengan serangan yang berulang, penumpukan kristal natrium urat yang dinamakan tous akan mengendap dibagian perifer tubuh seperti ibu jari kaki, tangan dan telinga. 3
Nefrolitiasis urat (batu ginjal) dengan penyakit renal kronis yang terjadi sekunder akibat penumpukan urat dapat timbul. Gambaran kristal urat dalam cairan sinovial sendi yang asimtomatik menunjukan bahwa faktor-faktor non kristal nmungkin berhubungan dengan reaksi inflamasi. Kristal monosodium yang ditemukan tersalut dengan imonoglobulin yang terutama berupa IgG. IgG akan meningkatkan fagositosis kristal dan dengan demikian memperlihatkan aktivitas imonologik. 2.1.3 Pemeriksaan Diagnostik 1) Serum asam urat Umumnya meningkat, diatas 7,5 mg/dl. Pemeriksaan ini mengindikasikan hiperuricemia, akibat peningkatan produksi asam urat atau gangguan ekskresi. 2) Angka leukosit Menunjukkan peningkatan yang signifikan mencapai 20.000/mm3 selama serangan akut. Selama periode asimtomatik angka leukosit masih dalam batas normal yaitu 5000 – 10.000/mm3. 3) Eusinofil Sedimen rate (ESR) Meningkat
selama
serangan
akut.Peningkatan
kecepatan
sedimen
rate
mengindikasikanproses inflamasi akut, sebagai akibat deposit asam urat di persendian. 4) Urin spesimen 24 jam Urin dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi dan ekskresi dan asam urat. Jumlah normal seorang mengekskresikan 250 - 750 mg/24 jam asam urat di dalam urin. Ketika produksi asam urat meningkat maka level asam urat urin meningkat. Kadar kurang dari 800 mg/24 jam mengindikasikan gangguan ekskresi pada pasien dengan peningkatan serum asam urat.Instruksikan pasien untuk menampung semua urin dengan peses atau tisu toilet selama waktu pengumpulan. Biasanya diet purin normal direkomendasikan selama pengumpulan urin meskipun diet bebas purin pada waktu itu diindikasikan. 5) Analisis cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau material aspirasi dari sebuah tofi menggunakan jarum kristal urat yang tajam, memberikan diagnosis definitif gout. 6) Pemeriksaan radiografi Dilakukan pada sendi yang terserang, hasil pemeriksaan akan menunjukkan tidak terdapat perubahan pada awal penyakit, tetapi setelah penyakit berkembang 4
progresif maka akan terlihat jelas/area terpukul pada tulang yang berada di bawah sinavial sendi. 2.1.4 Manifestasi klinis Gejala awal dari artritis gout adalah panas, kemerahan dan pembengkakan pada sendi yang tipikal dan tiba-tiba. Persendian yang sering terkena adalah persendian kecil pada basis dari ibu jari kaki. Beberapa sendi lain yang dapat terkena ialah pergelangan kaki, lutut, pergelangan tangan, jari tangan, dan siku. Pada serangan akut penderita gout dapat menimbulkan gejala demam dan nyeri hebat yang biasanya bertahan berjam-jam sampai seharian, dengan atau tanpa pengobatan. Seiring berjalannya waktu serangan artritis gout akan timbul lebih sering dan lebih lama. Pasien dengan gout meningkatkan kemungkinan terbentuknya batu ginjal. Kristal-kristal asam urat dapat membentuk tophi (benjolan keras tidak nyeri disekitar sendi) di luar persendian. Tophi sering ditemukan di sekitar jari tangan, di ujung siku dan sekitar ibu jari kaki, selain itu dapat ditemukan juga pada daun telinga, tendon achiles (daerah belakang pergelangan kaki) dan pita suara (sangat jarang terjadi). 2.1.5 Penatalaksanaan Medis a. Olahraga aerobik/senam Manfaat kesehatan olahraga aerobik meliputi berkurangnya resiko penyakit jantung atau penyakit kronis lainya, menormalkan tekanan darah, mengontrol berat badan, mengurangi gula darah dan lemak, dan mengurangi kekakuan dan nyeri
karena
arthritis.Olahraga
aerobik
berpengaruh
rendah
tidak
memperburuk nyeri arthritis.Digabungkan dengan penguatan dan peregangan, olahraga aerobik menambah kebugaran, mengurangi depresi dan nyeri dan (dalam jangka panjang) memperbaiki fungsi.Durasi suatu kelas biasanya 4560 menit. Kelas 60 menit yang baik meliputi kegiatan pemanasan minimum 10 menit, 15-20 menit gerak inti, dan 10 menit pendinginan. Selama 2-4 minggu dalam jangka waktu 2-3 kali dalam seminggu. Penelitian telah membuktikan bahwa dengan mengikuti aerobik seseorang dapat mengurangi nyeri dan meningkatkan fungsi tangan dan kaki, kekuatan,kecepatan, atau jarak tempuh yang merupakan perkiraan ketahanan aerobik pada aktivitas singkat.
5
b. Kompres panas atau dingin Terapi es dapat menurunkan prostaglandin yang memperkuat sensitivitas reseptor nyeri dan subkutan lain pada tempat cedera dengan menghambat proses inflamasi. Agar efektif, es dapat diletakkan pada tempat cedera segera setelah cedera terjadi. Sementara terapi panas mempunyai keuntungan meningkatkan aliran darah ke suatu area dan kemungkinan dapat menurunkan nyeri dengan mempercepat penyembuhan. c. Relaksasi Relaksasi adalah suatu tindakan untuk membebaskan mental dan fisik dari ketegangan dan stress sehingga dapat meningkatkan toleransi nyeri.Teknik relaksasi yang sederhana terdiri atas nafas abdomen dengan frekuensi lambat, berirama.Pasien dapat memejamkan matanya dan bernafas dengan perlahan dan nyaman. Periode relaksasi yang teratur dapat membantu untuk melawan keletihan dan ketegangan otot yang terjadi dengan nyeri kronis dan yang meningkatkan nyeri. d. Obat-obatan Preparat colchicine (oral atau parenteral) atau NSAID seperti indometasin, digunakan untuk meredakan serangan akut gout. Penatalaksanaan medik hiperurisemia, tofus, penghancuran sendi dan masalah renal biasanya dimulai setelah proses inflamasi akut mereda. Preparat urikosurik seperti probenesid akan memperbaiki keadaan hiperurisemia dan melarutkan endapan urat. Alopurinol juga merupakan oabt yang efektif tetapi penggunaanya terbatas terdapat resiko toksisitas. Kalau diperlukan penurunan kadar asam urat dalam serum, preparat urikosurik merupakan obat pilihan. Kalau pasiennya berisiko untuk mengalami insufisiensi renal atau batu ginjal (kalkuli renal) alupurinol merupakan obat pilihan. 2.1.6 Komplikasi a) Radang sendi akibat asam urat (gouty arthritis) Komplikasi hiperurisemia yang paling dikenal adalah radang sendi (gout).Telah dijelaskansebelumnya bahwa, sifat kimia asam urat cenderung berkumpul di cairansendi ataupunjaringan ikat longgar. 6
Meskipun hiperurisemia merupakan faktor resikotimbulnya gout,namun, hubungan secara ilmiah antara hiperurisemia dengan serangan gout akut masih belumjelas. Atritis gout akut dapat terjadi pada keadaan konsentrasi asam urat serum yang normal.Akan tetapi, banyak pasien dengan hiperurisemia tidak mendapat serangan atritis gout.Gejala klinis dari Gout bermacam-macam, yaitu, hiperurisemia tak bergejala, serangan akutgout, gejala antara(intercritical), serangan gout berulang, gout menahun disertai tofus.Keluhan utama serangan akut dari gout adalah nyeri sendi yang amat sangat yang disertai tandaperadangan (bengkak, memerah, hangat dan nyeri tekan).Adanya peradangan juga dapat disertaidemam yang ringan.Serangan akut biasanya puncaknya 1-2 hari sejak serangan pertama kali.Namun pada mereka yang tidakdiobati, serangan dapat berakhir setelah 7-10 hari.Serangan biasanya berawal dari malam hari.Awalnya terasa nyeri yang sedang pada persendian.Selanjutnya nyerinya makin bertambah
dan
terasa
terus
menerus
sehingga
sangat
mengganggu.Biasanya persendian ibu jari kaki dan bagian lain dari ekstremitas
bawah
merupakan
persendianyang
pertama
kali
terkena.Persendian ini merupakan bagian yang umumnya terkena karenatemperaturnya lebih rendah dari suhu tubuh dan kelarutan monosodium uratnya yang berkurang.Trauma pada ekstremitas bawah juga dapat memicu serangan.Trauma pada persendian yangmenerima beban berat tubuh sebagai hasil dari aktivitas rutin menyebabkan cairan masuk ke sinovial pada siang hari.Pada malam hari, air direabsobsi dari celah sendi dan meninggalkansejumlah MSU.tofi pada kedua tangan.Serangan gout akut berikutnya biasanya makin bertambah sesuai dengan waktu.Sekitar 60% pasien mengalami serangan akut kedua dalam tahun pertama, sekitar 78% mengalami serangan kedua dalam 2 tahun.Hanya sekitar 7% pasien yang tidak mengalami serangan akut kedua dalam 10 tahun.Pada gout yang menahun dapat terjadi pembentuk tofi. Tofi adalah benjolan dari kristal monosodium urat yang menumpuk di jaringan lunak tubuh. Tofi merupakan komplikasi lambat dari hiperurisemia.Komplikasi dari tofi berupa nyeri, kerusakan dan kelainan bentuk jaringan lunak, kerusakan sendi dan sindrom penekanan saraf.
7
b) Komplikasi Hiperurisemia pada Ginjal Tiga komplikasi hiperurisemia pada ginjal berupa batu ginjal, gangguan ginjal akut dan kronis akibat asam urat.Batu ginjal terjadi sekitar 10-25% pasien dengan gout primer. Kelarutan kristal asam urat meningkat pada suasana pH urin yang basa. Sebaliknya, pada suasana urin yang asam, kristal asam urat akan mengendap dan terbentuk batu.Gout dapat merusak ginjal, sehingga pembuangan asam urat akan bertambah buruk. Gangguan ginjal akut gout biasanya sebagai hasil dari penghancuran yang berlebihan dari sel ganas saat kemoterapi tumor.Penghambatan aliran urin yang terjadi akibat pengendapan asam urat pada duktus koledokus dan ureter dapat menyebabkan gagal ginjal akut. Penumpukan jangka panjang dari kristal pada ginjal dapat menyebabkan gangguan ginjal kronik. 2.2 KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 2.2.1 Pengkajian Pada tahap pengkajian, perawat melakukan pengumpulan data yang bertujuan mengidentifikasi data yang penting mengenai klien, Yang perlu dikaji pada kelompok atau komunitas adalah 1. Community Core (data inti)
.a Histori dari komunitas, kaji sejarah perkembangan komunitas. .b Data demografi Yang perlu di kaji pada data Demografi yaitu : 1) Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur Dan Jenis Kelamin 7 6 5 4 laki-laki 3
perempuan
2 1 0 0-5 th
13-20 th 21-35 th 36-54 th >55 th
8
2) Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan BELUM SEKOLAH
8% 15%
SD
21% 28%
SMP
28% SMA
3) Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
15% 5%
Petani 26%
Tidak Bekerja Pelajar
39%
PNS
15%
SWASTA
4) Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama
ISLAM
100%
.c Vital statistik: angka kelahiran, angka kematian, angka kesakitan. .d Agama, nilai-nilai, keyakinan serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas. 2
Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty Neuman) :
.a Lingkungan fisik: perumahan yang dihuni oleh penduduk, bagaimana penerangannya, sirkulasi dan kepadatan penduduk. .b Pendidikan: Apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan. Status pendidikan (lama sekolah, jenis 9
sekolah, bahasa), fasilitas pendidikan (SD, SMP, dll) baik di dalam maupun di luar komunitas. .c Keamanan dan transportasi: Bagaimana keselamatan dan keamanan di lingkungan
tempat
tinggal,
apakah
tidak
menimbulkan
stress.
Transportasi apa yang tersedia di komunitas. .d Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan: Apakah cukup menunjang sehingga memudahkan komunitas mendapat pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan, jenjang pemerintahan, kebijakan depkes. .e Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini gangguan atau merawat atau memantau apabila gangguan sudah terjadi. .f Sistem komunikasi: Sarana komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan di komunitas tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan gangguan penyakit. Misalnya televisi, radio, koran atau leaflet yang diberikan kepada komunitas. .g Sistem ekonomi: Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah sesuai dengan UMR (Upah Minimum Regional), dibawah UMR atau diatas UMR sehingga upaya pelayanan kesehatan yang ditujukan pada anjuran dapat dilaksanakan, misalnya anjuran untuk konsumsi jenis makanan sesuai status ekonomi tersebut. .h Rekreasi: Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan apakah biayanya terjangkau oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan komunitas untuk membantu mengurangi stressor. 3 Status kesehatan komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital statistic, antara lain angka mortalitas, angka morbiditas, IMR, MMR, serta cakupan imunisasi. 4. Analisis data
Analisis
data
adalah
kemampuan
untuk
mengkaitkan
data
dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan (Mubarak, 2005).
10
5. Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria diantaranya adalah (Mubarak, 2005): 1) Perhatian masyarakat 2) Prevalensi kejadian 3) Berat ringannya masalah 4) Kemungkinan masalah untuk diatasi 5) Tersedianya sumberdaya masyarakat 6) Aspek politis 2.2.2 Diagnosa Keperawatan Beberapa diagnosa yang dapat ditemukan pada klien Gout Arthritis : a.
Nyeri akut berhubungan dengan peradangan sendi, penimbunan Kristal pada membrane sinovia, tulang rawan artikular, erosi tulang rawan, prolifera sinovia dan pembentukan panus.
b.
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan rentang gerak, kelamahan otot pada rentang gerakan, dan kekakuan pada sendi kaki sekunder akibat erosi tulang rawan dan pembentukan panus.
c.
Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya mengenal masalah penyakit.
2.2.3 Intervensi keperawatan a. Nyeri akut berhubungan dengan peradangan sendi, penimbungan kristal pada membrane synovia, tulang rawan articular, erosi tulang rawan, prolifera synovia dan pembentukan panus. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri klien berkurang atau hilang. Kriteria hasil : 1)Klien menyatakan tidak terdapat nyeri (nyeri pada sendi). 2) Pasien tidak terlihat meringis. 3)Skala nyeri menurun (misalnya menjadi 3 dari yang kemarin 6).
11
No
Intervensi
No
Rasional
1)
Kaji nyeri secara komperhensif
1)
Untuk menentukan
meliputi lokasi, karakteristik,
intervensi dan mengetahui
skala, intensitas (dengan skala
efek terapi.
0-10), durasi, kualitas dan pemberat nyeri. 2)
Atur posisi tidur yang nyaman
2)
bagi pasien 3)
Posisi yang nyaman dapat menurunkan nyeri
Anjurkan klien untuk
3)
Teknik relaksasi dapat
melakukan teknik relaksasi,
mengalihkan perhatian
seperti menarik napas dalam,
klien, sehingga dapat
mendengarkan musik,
menurunkan nyeri.
menonton TV dan membaca 4)
Kolaborasi dalam pemberian
4)
Untuk menghilangkan nyeri.
terapi. b.Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan rentang gerak, kelamahan otot pada rentang gerakan, dan kekakuan pada sendi kaki sekunder akibat erosi tulang rawan dan pembentukan panus. Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannya. Kriteria hasil : 1) Tidak mengalami kontraktur sendi. 2) Kekuatan otot bertambah. 3)
Klien
menunjukkan
tindakan
untuk
meningkatkan
mempertahankan koordinasi optimal.
No
Intervensi
No
Rasional
1)
Kaji mobilitas yang ada
1)
Untuk mengetahui
dan observasi adanya peningkatan kerusakan
12
mobilitas
dan
2)
Berikan klien latihan
2)
Untuk melemaskan sendi
3)
Mengetahui kadar asam urat
ROM 3)
Kontrol asam urat
klien 4)
Motivasi untuk berobat
4)
ke puskesma
Berkolaborasi untuk pemberian obat klien
c.Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya mengenal masalah penyakit.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien dapat mengenal penyakit yang diderita
Kriteria hasil : 1) Klien paham dengan penyakit yang diderita 2) Klien mampu menjelaskan tentang penyakit yang diderita No
Intervensi
No
Rasional
1)
Kaji pengetahuan klien
1)
Mempermudah dalam
tentang penyakitnya
memberikan penjelasan pada klien
2)
Jelaskan tentang proses penyakit (tanda dan gejala),
2)Meningkatan pengetahuan dan mengurangi cemas
identifikasi kemungkinan penyebab. Jelaskan kondisi tentangklien 3)
Jelaskan tentang program
3)
Mempermudah intervensi
4)
Mencegah keparahan
pengobatan dan alternatif pengobantan 4)
Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin
penyakit
digunakan untuk mencegah komplikasi
13
5)
Tanyakan kembali
5)
Meriview apakah klien
pengetahuan klien tentang
sudah paham dengan
penyakit, prosedur
penyakitnya
perawatan dan pengobatan
2.2.4 Implementasi Merupakan aktualisasi dari perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Prinsip yang mendasari implementasi keperawatan keluarga antara lain : a. Implementasi mengacu pada rencana perawatan yang dibuat. b. implementasi dilakukan dengan tetap memperhatikan prioritas masalah. c. .Kekuatan-kekuatan keluarga berupa, finansial, motivasi dan sumber-sumber pendukung lainnya jangan diabaikan. d. Pendokumentasian implementasi keperawatan keluarga janganlah terlupakan dengan meyertakan tanda tangan petugas sebagai bentuk tanggung gugat dan tanggung jawab profesi (santun setiawati, 2007). 2.2.5 Evaluasi
Evaluasi di dilakukan atas respons komunitas terhadap program kesehatan. Hal-hal yang dievaluasi adalah masukan (input),pelaksanaan
(proses),dan akhir akhir
(output). Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai sesuai dengan perencanaan yang telah disusun semula .Ada 4 deminsi yang perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan penilaian ,yaitu :Daya guna ,hasil guna , kelayakan ,kecukupan Adapun dalam evaluasi difokuskan dalam : a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan b. Perkembangan atau kemajuan proses c. Efensiensi biaya d. Efektifitas kerja e. Dampak : apakah status kesehatan meningkat/ menurun , dalam rangka waktu berapa ? Perubahan ini dapat diamati seperti gambar dibawah ini :
14
Keterangan: =
= peran dari masyarakat = Peran perawat
Pada gambar diatas dapat dijelaskan alih peran untuk mendirikan klien dalam menanggulangi masalah kesehatan ,pada awalnya peran perawat lebih beser dari pada klien dan berangsur-angsur peran klien lebih besar dari pada perawat. Tujuan akhir perawat komunitas adalah kemandirian keluarga yang terkait lima tugas kesehatan yaitu :mengenal masalah kesehatan ,mengambil keputusan tindakan kesehatan ,merawat anggota keluarga ,menciptakan lingkungan yang dapat mendukung upaya peningkatan kesehatan keluarga serta menfaatkan fasilitas pelayanaan kesehatan yang tersedia ,sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pemecahan masalah keperawatan yaitu melalui proses keperawatan .
15
DAFTAR PUSTAKA
Efendi Ferry, Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas. Salemba Medika : Jakarta Fallen R., Dwi Budi R. (2010). Keperawatan Kommunitas. Nuha Medika : Yogyakarta Mubarak Faisalado Candra widyanto (2014) Keperawatan komunitas dengan pendekatan praktis Nuha medika : Yogyakarta Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3. Jakarta: EGC
16
17