Bab Ii Tinjauan Kasus Afifah Fix.docx

  • Uploaded by: Afifah Rahmatika
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Ii Tinjauan Kasus Afifah Fix.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,004
  • Pages: 11
BAB II Tinjauan Teori

Pada bab ini penulis akan menguraikan konsep teori asuhan keperawatan dengan Bronkopneumonia yang terdiri dari : pengertian, patofisiologi, penatalaksanaan, pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

1.

Pengertian Bronchopneumoni adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola penyebaran berbecak,teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam bronchi dan meluas ke perenkim paru berdekatan di sekitarnya. ( Smeltzer & Suzanner C, 2002 ).

Pneumonia adalah suatu proses peradangan di mana terdapat konsolidasi yang di sebabkan pengisian rongga alveoli oleh esksudat. Pertukaran gas tidak dapat berlangsung pada daerah yang mengalami konsolidasi,begitupun dengan aliran darah di sekitar alveoli,menjadi terhambat dan tidak berfungsi maksimal

Pnemonia adalah peradangan yang mengenai perenkim paru,distal dari bromkiolus terminalis yang mencakup broniolus respiratorius dan alveoli,serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguanpertukaran gas setempat (Suyono,2001)

Jadi,dapat disimpulkan bahwa bronkopneumonia adalah gangguan pada paru yang terjadi akibat infeksi dari virus dan bakteri yang mengakibatkan tersumbatnya ruang di alveolus dan bronkiolus.

2.

Patofisiologi Pneumonia dikelompokkana berdasarkan sejumlah system yang berlarian.Salah satunya di antaranya adalah berdasarkan cara diperolehnya,dibagi menjadi dua kelompok,yaitu community-acquired (diperoleh di luar sarana pelayanan kesehatan)dan hospital-acquired(diperoleh di rumah sakit atau sarana kesehatan lainnya).Streptococcus pneumoniae menjadi penyebab tersering terjadinya pneumonia yang didapat di luar sarana pelayanan kesehatan.Pneumonia yang di dapat di rumah sakit cenderung bersifat lebih serius karena pada saat menjalanai

perawatan di rumah sakit,sistem pertahanan tubuh penderita untuk melawan infeksi sering kali terganggu.Selain itu,kemungkinan terjadinya infeksi oleh bakteri yang resisten terhadap antibiotic menjadi lebih besar Gambaran patologis dalam batas tertentu bergantung pada agen etiologis.Pneumonia bakteri ditandai oleh eksudat intraalveolar supuratif disertai konsolidasi.Process infeksi dapat di klasifikasikan berdasarkan anatomi,jika terjadi pada suatu atau lebih lobus di sebut dengan pneumonia lobaris,sedangkan pneumonia lobularis atau bronkopneumonia menunjukan penyebaran daerah infeksiyang memiliki bercak dengan diameter sekita 3-4cm mengelilingi dan mengenai bronkus Penting juga di ketauhi tentang perbedaan antara pneumonia yang didapat dari masyarakat dengan pneumonia yang di dapat dirumah sakit frekuensi rekatif dari agen agen penyebab pneumonia berbeda pada kedua sumber ini.infeksi nosokomilal lebih sering di sebabkan oleh bakteri gramnegatif atau Staphylococcus aureus. Stadium dari pneumonia karena Pneumococcus adalah sebagai berikut 1. Kongesti (4-12 jam pertama):eksudat serosa masuk kedalam alveolus dari pembuluh darah yang bocor 2. Hepatisasi merah (48 berikutnya):paru paru tampak merah dan tampat bergranula karena sel darah merah,fibrin,dan leukosit PMN mengisi alveolus 3. Hepatisati kelabu(3-8 hari):paru paru tampak abu abu karena leukosit dan fibrin mengalami konsolidasi dalam alveolus yang terserang 4. Resolusi(7-11):eksudat mengalami lisis dan direabsorbsi oleh makrofag sehingga jaringan kembali kepada struktur semula.

3.

Pathway

4.

Penyebab a. Bakteri b. Virus c. Jamur d. Protozoa atau rickettsia e. Faktor lain : - Iritan kimia - Terapi radiasi

5.

Tanda dan Gejala a. Dispne b. Takipnea c. Nyeri dada pleuritic d. Demam

e. Menggigil f. Haempotitis g. Batuk produktif berupa sputum purulent atau putih h. Penurunan toleransi terhadap aktivitas i. Kehilangan nafsu makan

6.

Etiologi

Secara umur bronchopneumonia diakibatkan penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensiorganisme pathogen.orang normal dan sehat mempunyai mekanisme pertahanan tubuh terhadap organ pernafasan yang terdiri atas : reflek glottis dan baru,adanya lapisan mucus,gerakan silia yang menggerakan kuman keluar dari organ,dan riketsia.(Sandra M.Nettria)antara lain : 1. Bakteri

:Streptococcus,Staphylococcus,H.Influenzae,Klebsiella

2. Virus

:Legionella Pneumoniae

3. Jamur

:Aspergillus Spesies,Candida Albicans

4. Aspirasi makaanan,sekresi orofaringeal atau isi lambung kedalam paru paru 5. Terjadi karena kongesti paru yang lama.

Pemeriksaan penunjang Untuk dapat menegakkan diagnose keperawatan dapat di gunakan cara : 1. Pemeriksaan Laboratorium - Pemeriksaan darah - Pemeriksaan sputum - Analisa gas darah - Kultur darah - Sampel darah,sputum,dan urin 2. Pemeriksaan radiologi - Rontgenogram Thoraks - Laringoskopi/bronkoskopi

7.

Pelataksanaan

Pelataksaan yang di dapat diberikan antara lain: 1. Menjaga kelancaran pernafasan 2. Kebutuhan ishtirahat pasien ini sering hiperpireksia maka pasien perlu cukup ishtirahat,semua kebutuhan pasien harus di tolong di tempat tidur 3. Kebutuhan nutrisi cairan pasien bronkopneumonia hamper selalu mengalami masukan makanan yang kurang,Suhu tubuh yang tinggi selama beberapa hari dan masukan cairan yang kurang dapat menyebabkan dehidrasi.Untuk mencegah dehidrasi kekurangan kalori dipasang infus dengan cairan glukosa 5% dan NaCI0.9% 4. Mengontrol suhu tubuh 5. Pengobatan diberikan berdasarkan eriologi dan uji resitensi akan tetapi karena hal itu perlu waktu dan pasien perlu terapi secepatnya maka biasanya di berikan penicillin di tambah dengan Cloramfenikal atau diberikan antibiotic yang mempunyai spektum luas seperti ampisilin.Pengobatan ini di teruskan sampai bebas demam 4-5 hari,karena sebagian besar pasien jatuh ke dalam asidosis metabolik akibat kurang makan dan hipoksia,maka dapat diberikan koreksi sesuai dengan hasil analisis gas darah arteri

8.

9.

Komplikasi : -

Abses

-

Kavitas

-

Pneumatokel

-

Efusi pleura

-

Empyema

-

Bacteremia

-

Abses metastastik meningitis

Tumbuh kembang dan dampak hospitalisasi Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik ( anatomi ) dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi ( bertambahnya banyak ) sel-sel tubuh dan juga karena bertambah besarnya sel. Adanya multiplikasi dan pertambahan ukuran sel berarti ada pertambahan secara kuantitatif dan hal tersebut terjadi sejak terjadinya konsepsi, yaitu bertemunya sel telur dan sperma hingga dewasa ( IDAI, 2002 ).

Jadi, pertumbuhan lebih ditekankan pada pertambahan ukuran fisik seseorang, yaitu menjadi lebih besar atau lebih matang bentuknya, seperti pertambahan ukuran berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur/fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensisasi sel, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistemnya yang terorganisasi ( IDAI, 2002 ). Dengan demikian, aspek perkembangan ini bersifat kualitatif, yaitu pertambahan kematangan fungsi dari masing-masing bagian tubuh. Anak Usia Sekolah 1. Pengertian Anak Usia Sekolah Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki fisik lebih kuat mempunyai sifat individual serta aktif dan tidak bergantung dengan orang tua. Banyak ahli menganggap masa ini sebagai masa tenang atau masa latent, di mana apa yang telah terjadi dan dipupuk pada masa-masa sebelumnya akan berlangsung terus untuk masa-masa selanjutnya ( Gunarsa, 2006 ). Menurut Wong (2008), anak sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak dianggap mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orang tua mereka, teman sebaya, dan orang lainnya. Usia sekolah merupakan masa anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan tertentu. Konsep hospitalisasi Sakit dan dirawat dirumah sakit merupakan krisis utama yang tampak pada anak. Jika seorang anak dirawat dirumah sakit, maka anak tersebut akan mudah mengalami krisis karena : anak akan mengalami stress akibat perubahan baik terhadap status kesehatannya maupun lingkungannya dalam kebiasaan sehari-hari dan anak mempunyai sejumlah keterbatasan dalam mekanisme koping untuk mengatasi masalah maupun kejadian-kejadian yang bersifat menekan. Reaksi anak dalam mengatasi krisis tersebut dipengaruhi oleh tingkat perkembangan usia, pengalaman sebelumnya terhadap proses sakit dan dirawat, sistem dukungan (support system) yang tersedia dan yang paling dekat dengan anak adalah ayah, ibu atau keluarga, serta keterampilan koping dalam menangani stress pada anak

A. Proses keperawatan Menurut Yura & Walsh, 1967 : Proses keperawatan menjelaskan bagaimana perawat mengelola asuhan pada individu, keluarga, kelompok dan komunitas. Menurut American Nurse Association, 2010; Doenges & Moorhouse, 2008; Wilkinson, 2007 : Proses keperawatan dijelaskan sebagai nproses siklik lima bagian yang meliputi pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

I.

Pengkajian a. Biodata Pneumonia lobaris sering terjadi secara primer pada oranng dewasa , sedangkan pneumonia lobaris primer sering terjadi pada anak anak.ketika

seorang

dewasa

bronkopneumonia,kemungkinan

besar

mempunyai ada

penyakit

penyakit yang

mendahuluinya. Pada anak anak penyebabnya adalah virus pernapasan.penting diketauhui bahwa usia 2-3 tahun,merupakan usia puncak pada anak anak untuk terserang pneumonia. Pada usia sekolah ,pneumonia sering disebabkan oleh bakteri mycoplasma pneumoniae.bayi dan anak anak lebih rentan terhadap penyakit ini karena respon imunitas mereka masih belum berkembang dengan baik.pneumonia sering kali menjadi infeksi terakhir pada orang tua dan orang yang lemah akibat penyakit tertentu. b. Riwayat kesehatan -

Keluhan dan riwayat kesehatan sekarang Keluhan utama yang sering timbul padaa klien pneumonia adalah adanya awitan yang ditandai dengan keluhan menggigil,demam ≥40°c , nyeri pleuritic,sputum berwarna seperti karat.

-

Riwayat kesehatan masa lalu Anak sering menderita penyakit pernafasan, influenza sering terjadi dalam rentang waktu 3-14 hari sebelum diketahui adanya penyakit pneumonia,penyakit paru jantung serta kelainan organ vital bawaan dapat memperberat klinis klien. c. Riwayat imunisasi Riwayat imunisasi jenis IPD,HIB d. Riwayat tumbuh kembang

-

Prenatal : riwayat ANC

-

Natal : riwayat ketuban pecah dini,aspirasi meconium,asfiksia

-

Post Natal : riwayat terkena ISPA e. Pemeriksaan fisik 1) Inspeksi

:

amati

bentuk

thoraks,amati

frekuensi

nafas,irama,kedalamannya,tanda tanda retraksi intercostalis,gerakan dada 2) Palpasi

:

gerakan

pernafasan,raba

apakah

dinding

dada

panas,penurunsn ekspamsi dada 3) Auskultas

:

adakah

terdengar

stridor,adakah

terdengar

wheezing,evaluasi bunyi nafas,dan suara tambahan 4) Perkusi : suara sonor / resonans merupakan karakteristik jaringan paru normal,hipersonor adanya tahanan udara, pekak adanya cairan dan rongga pleura,redup adanya jaringan padat,typmani terisi udara f. Aktivitas / istirahat Kelemahan,kelelahan,insomnia. Letergi , penurunan toleransi terhadap aktivitas. g. Sirkulasi Takikardia,kemerahan atau pucat h. Integritas ego Banyaknya maslaah atau stressor i. Makanan / cairan’ Kehilangan nafsu makan,mual,muntah. Distensi abdomen,heperaktig bunyi usu,kulit kering dengan turgor buruk. j. Neurosensori Sakit kepala pada daerah frontal k. Nyeri / kenyamanan Nyeri dada, sakit kepala, malgia,artalgia Melindungi area sakit l. Pernfasan Pernafasan dangkal,penggunaan otot aksesori,pelebaran nasal m. Keamanan Demam Berkeringat,menggigil berulang,gemetar.

n. Kondisi lingkungan Lingkungan yang kurang bersih dan terpapar polusi.

-

-

o. Pemeriksaan diagnostic 1) Foto thoraks Oada foto thoraks broncopneumonia terdapat bercak infiltrate pada satu atau beberapa lobus. 2) Laboratorium Pemeriksaan laboratorium pada kasus bronkopneumonia meliputi : Gambaran darah tepi menunjukkan leukositosis , dapat mencpai 1500040000/mm³ dengan pergeseran ke kiiri.kuman dapar dibiakkan dari usapaan tenggorok atau darah Urine biasanya berwarna lebih tua,mungkin terdapat albuminaria ringan karena suhu yang naik dan sedikit thoraks hialin. Analisa gas darah arteri terjadi asidosis metabolic dengan atau tanpa retensi C0².

II.

Diagnosa keperawatan a. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d sputum yang sulit dikeluarkan b. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dengan keb oksigen c. Nyeri b.d proses penyakit d. Resiko tinggi terhadap kekurangan cairan b.d kehilangan cairan berlebih

III.

Rencana keperawatan a. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d inflamasi trakeobronkial Kriteria hasil : 1) Jalan nafas bersih 2) Tidak ada dyspnea 3) Berihan jalaan nafas kembali normal Intervensi keperawatan : Kaji frekuensi / kedalaman pernafasan,auskulutasi area paru,bantu pasien batuk efektif,berikan cairan 2500ml/hari,minumkan air hangat. b. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dengan kebutuhan oksigen Kriteria hasil : 1) Rr dalam batas normal 2) Melaporkan toleransi terhadap aktivitas intervensi keperawatan :

evaluasi respon klien terhadap aktivitas,berikan lingkungan yang tenang,jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobtan,bantu klien dalam posisi senyaman mungkin,bantu aktifitas diri yang diperlukan. c. Nyeri b.d proses penyakit Kriteria hasil : 1) Nyeri berkurang 2) Dapat tidur dengan tenang dan nyaman 3) Wajah rileks Intervensi keperawatan : Tentukan karakteristik nyeri, berikan posisi nyaman,bantu klien melakukan teknik menahan dada selama batuk,pantau TTV d. Resiko tinggi pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kehilangan cairan berlbih Kriteria hasil : Nafsu makan membaik,ridak ada anoreksia,BB dalam batas stabil. IV.

Implementasi

Implementasi adalah tahap ketika petrawata mengaplikasikan rencana asuhan keperawatan ke dalam bentuk intervensi keperawatan guna membantu klien mencapai tujuan yang teklah ditetapkan. Kemampuan yang harus dimiliki perawatan pada tahap implementasi adalah kemampuan komunikasi yang efektif, kemapuan untuk menciptakan hubungan saling percaya dan saling bantu, kemampuan melakukan teknik psikomotor, kemampuan melakukan observasi sistematis, kemapuan memberikan pendidikan kesehatan, kemampuan advokasi dan kemampuan evaluasi. ( Asmadi, 2008). Dalam tahap pelaksanaan, dilaksanakan sesuai renana keperawatan, aspek bio-psiko-spiritual, menjelaskan tindakan setiap yang akan dilakukan kepada klien, sesuai dengan waktu yang telah dilakukan, menerapkan teknik aseptik dan antiseptik agar tidak terjadi infeksi, mengutamakan keselamatan pasien, dengan prinsip aman, nyaman dan privacy, melaksanakan perbaikan tindakan berdasarkan respon pasien dan berpedoman pada prosedur yang sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP ). V.

Evaluasi

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawan yang merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang

dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya.jika hasil evaluasi menunjukan tercapainya tujuan dan kriteria hasil, klien bisa keluar dari siklus proses keperawatan. Jika sebaliknya, klien akan masuk kembali kedalam siklus tersebut mulai dari pengkajian ulang ( reassessment ). Evaluasi terbagi ataus dua jenis, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan dan hasil tindakan keperawatan, Sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah semua aktifitas proses keperawatan selesai dilakukan.

Related Documents


More Documents from "Agung Pratama"

Artikel Fix Fix.doc
December 2019 29
Bab 1-5 Anc.doc
December 2019 24
Bab V Anak Fic.docx
December 2019 24