BERPIKIR SISTEM Jika digabungkan pemahaman dari definisi berpikir, proses berpikir, pola berpikir dan definisi dari sistem, maka berpikir sistem didefinisikan sebagai, Keahlian berpikir untuk melihat struktur umpan-balik sebab-akibat pada elemen-elemen sistem permasalahan ... ... dalam berbagai dimensi kontekstual yang bisa mengubah ciri holistik dari sistem ... ... dengan sebuah proses yang iteratif dan interaktif .. ... untuk membangun, memodifikasi dan meningkatkan kualitas struktur internal pikiran (model mental) ... ... melalui serangkaian pertanyaan dialogis reflektif yang berbasis pada ciri-ciri sistem sebagai alat bantunya .
Berbasis pada definisi diatas maka beberapa kalimat kunci yang dapat dijelaskan secara singkat berikut, a) Keahlian berpikir untuk melihat struktur umpan-balik sebab-akibat pada elemen-elemen sistem permasalahan ... Keahlian berpikir memberikan pemahaman bahwa berpikir menjadi sebuah keahlian yang bisa dilatih sehingga tidak ada alasan untuk tidak bisa mengubahnya. Sebagai sebuah keahlian maka diperlukan jumlah latihan yang cukup untuk membuatnya menjadi sebuah kebiasaan yang kita otomatis lakukan setiap kali memandang sebuah permasalahan. Struktur umpan-balik sebab-akibat memberikan pemahaman bahwa berpikir sistem memang berfokus untuk mendapatkan tidak hanya kejadian dan pola perilaku, namun struktur yang mendasari pola dan kejadian tersebut. Struktur ini merupakan sebuah struktur umpan-balik yang bukan umpan-balik biasa, namun umpan-balik sebab-akibat yang seringkali walupun sederhana bisa mengakibatkan kompleksitas luar biasa pada sistem permasalahannya.
Struktur pada elemen-lemen sistem juga mengisyaratkan bahwa berpikir sistem lebih tertarik untuk menggunakan pandangan endogen (endogeneous views) dalam analisanya, yaitu ketika pencarian dilakukan pada perubahan yang bukan karena adanya rangsangan terus-menerus dari luar sistem, namun akibat struktur sistem tersebut sendiri. Ini berarti secara individu merupakan apresiasi tentang apa yang kita lakukan akam mempengaruhi dan membentuk realitas kita sendiri. Dalam klasifikasi ciri sistem maka ciri yang dicari adalah ciri interkoneksi melingkar.
b) ... dalam berbagai dimensi kontekstual yang bisa mengubah ciri holistik dari sistem ... Struktur umpan balik yang ingin dipahami harus dipahami dalam konteksnya dengan tetap tidak terjebak pada aspek detail saja namun juga memperhatikan aspek umum yang berkembang dari interaksi dari aspek detail. Penjelasan ini secara tidak langsung meminta kita untuk mendefinisikan masalah secara baik. Sehingga dalam klasifikasi ciri sistem maka hal ini adalah aksi holistik, multi dimensi, tujuan dan batasan. Aksi holistik menunjukkan c) ... dengan sebuah proses yang iteratif dan interaktif ... Salah satu konsekuensi logis dari pencarian struktur, konteks dan pendekatan holistik adalah sebuah proses yang tidak linear. Proses yang tidak linear dapat memiliki titik awal
dimana saja, kembali kemana saja, maju kemana saja dan titik akhir dimana saja namun wajib untuk menyentuh semua titik. Iteratif berarti disarankan proses ini dilakukan berulang-ulang seiring dengan bertambahnya informasi yang kita miliki ketika kita sedang mengeksplorasi sebuah titik. Jawaban sebuah pertanyaan biasanya menimbulkan sejumlah pertanyaan baru yang perlu kita jawab. Proses iteratif ini menjamin bahwa kita secara dinamis memperbesar dan memperkecil dimensi pemikiran kita.
d) ... untuk membangun, memodifikasi dan meningkatkan kualitas struktur internal pikiran (model mental) ... Tujuan proses berpikir sistem adalah untuk menyiapkan diri kita ketika kita menghadapi permasalahan yang kompleks dengan baik dan lebih baik. Hal ini bisa dilakukan dengan membangun dengan baik pula sebuah mental model baru ketika kita menghadapi masalah yang baru. Masalah yang sama bisa kita selesaikan dengan lebih baik dengan memodifikasi dan meningkatkan kualitas mental model lama kita. e) ... melalui serangkaian pertanyaan dialogis reflektif yang berbasis pada ciri-ciri sistem sebagai alat bantunya . Jika berpikir adalah mencari jawaban atas pertanyaan ke diri sendiri maka untuk berpikir sistem perlu rangkaian pertanyaan yang berbasis kepada ciri-ciri sistem (DeBATIK). Jawaban-jawaban terhadap serangkaian pertanyaan inilah yang membuat kita mampu memahami permasalahan secara sistemik.
Istilah “berpikir sistem” dipopulerkan dalam buku 5th Discipline oleh Peter Senge di awal tahun 1990an. Buku ini membahas bahwa untuk menjawab tantangan kompleksitas dunia di masa akan datang, organisasi perlu membangun 5 kedisiplinan utama: keahlian personal, visi bersama, belajar secara kelompok, model mental dan berpikir sistem. Judul Disiplin ke-5 menunjukkan bahwa disiplin terakhir adalah yang terpenting yaitu disiplin untuk berpikir sistem. Didalam buku ini Senge berargumen pentingnya bagi individu dalam organisasi untuk melakukan metanoia (shift of mind – perubahan pemikiran) melalui penciptaan kembali diri kita melalui belajar tanpa henti dalam kerangka sistem (Senge 1990). Pemilihan kata disiplin oleh Peter Senge memiliki makna kebiasaan. Dalam pengantar berpikir di bagian sebelumnya, telah dijelaskan bahwa kita sering sekali bereaksi otomatis terhadap suatu kondisi yang sama atau yang kita asumsikan sama. Kata lain dari proses otomatis ini adalah kebiasaan (habit). Ketika kita sudah terbiasa dengan sesuatu, maka sesuatu yang sama dan mirip akan memulai sebuah reaksi otomatis berupa pikiran, emosi dan tindakan yang biasa kita lakukan. Sehingga dibutuhkan disiplin untuk mengubahnya.
Konsep 5-disiplin ini juga membuka pentingnya konsep organisasi pembelajar (learning organization). Ketika sebuah manusia dipandang sebagai sebuah sistem juga harus secara aktif beradaptasi terhadap perubahan, maka ternyata organisasi juga sama. Organisasi bisa dipandang sebagai sebuah sistem yang harus beradaptasi dengan perubahan yang bisa sangat kompetitif. Tentunya organisasi secara nyata bukanlah makhluk hidup yang memiliki kemampuan untuk belajar, hanya manusia didalamnya yang mampu belajar. Jadi yang dimaksud dengan organisasi pembelajar adalah organisasi yang mendorong manusia didalamnya untuk saling berinteraksi untuk belajar secara kolektif. Dorongan ini bisa berupa insentif, peraturan, prosedur, struktur organisasi, dan yang terpenting adalah budaya organisasi. Konsep memandang organisasi sebagai sebuah sistem yang perlu belajar menjadi populer sehingga memiliki kelompok pemerhati yang tergabung dalam Society for Organization Learning (SOL - http://www.solonline.org). Pada perjalanan konsep 5th Discipline dikembangkan menjadi Living Organization oleh Arie de Geus (Geus 1997), U-Theory oleh Otto Scharmer (Scharmer 2009), dan isu-isu berkelanjutan yang memang membutuhkan pemahaman secara sistem (Senge 2010).
5.1 BERTANYA UNTUK BERPIKIR SISTEM Berpikir sistem berarti adalah serangkaian pertanyaan untuk mengeluarkan ciri sistem dari permasalahan yang dihadapi. Kelompok Pertanyaan-pertanyaan ini tentunya berdasarkan ciriciri sistem, karena ciri-ciri inilah yang kita butuhkan untuk mendapatkan gambaran sistemik. Jika mengacu kembali pada definisi sistem yang telah didiskusikan sebelumnya pada bagian 3.2 maka ada 5 kelompok pertanyaan untuk berpikir sistem berdasarkan cirinya.
Ciri 1: Sebuah sistem pasti memiliki tujuan Apakah tujuan sistem yang sedang anda amati? Apakah ada perubahan dari tujuan sistem saat ini dengan sebelumnya? bagaimana pada masa yang akan datang, apakah akan berubah? Apa tujuan sebuah sistem yang sempurna/ideal menurut kita? Apakah ada perbedaan tujuan sistem pada komponen-komponennya (termasuk perbedaan interpretasi)? Apakah ada tujuan yang bertentangan? Paralel? Atau Seri (satu per satu bertahap) Ciri 2: Sebuah sistem pasti memiliki variabel-variabel (sub-sistem) yang membangun sistem tersebut melalui sebuah mekanisme keterkaitan tertentu. Apa saja variabel dalam sistem yang berubah-ubah? Bagaimana korelasi dari variabelvariabel? Apakah ada struktur input-proses-output-umpan-balik? Apakah perubahan perilaku sistem berhubungan dengan perubahan salah satu atau beberapa variabel tertentu? Apakah ada komponen yang tidak bekerja sebagaimana mestinya? Apakah ada interaksi yang tidak bekerja seharusnya? Apakah ada elemen yang menghalangi terjadinya interaksi? Ciri 3: Sebuah sistem memiliki ciri-ciri menyeluruh yang berbeda dengan ciri-ciri kumpulan komponennya. Apa yang kita inginkan dari sistem (ideal sistem)? Bagaimana ciri-ciri sebuah sistem yang ideal? Apakah ciri-ciri ini ada didalam sistem saat ini? Jika tidak, mengapa ciri-ciri itu tidak bisa dipenuhi?
Bagaimana perilaku sistem saat ini, berbedakah dengan perilaku sebuah sistem yang ideal?
Ciri 4: Sebuah sistem selalu dalam keadaan terbuka. Dimanakah batas sistem dengan lingkungannya yang ingin kita analisa? Bisakah kita menemukan struktur Input-Proses-Output? Bagaimana bentuk batas ini dan interaksi antara sistem dan lingkungannya? Apakah batasan sistem jelas? Mana yang internal sistem dan eksternal sistem? Bagaimana “gesekan” atau interface antara internal dan eksternal? (lancarkah, butuh penterjemahkan, ada delay kah dsb) Apakah ada norma/kebiasaan/aturan yang menjaga/menginduksi interaksi, Ciri 5: Sebuah sistem selalu berada dalam kondisi multi-dimensi: Dimensi Waktu: bagaimana perilaku sistem sebelumnya dan prediksi perilaku yang pada masa yang akan datang (expanding time horizon). Seberapa jauh ke depan dan ke belakang ruang waktu analisa anda? Sudahkah anda melepaskan diri dari masalah masa kini yang akan terasa lebih berat bobotnya dari masa depan? Apakah anda bisa melihat dalan kurun waktu bukan dalam setiap kejadian saja? Dimensi Ruang Geografis: bagaimana sistem berinteraksi dalam ruangan fisiknya dan terhadap ruang fisiknya yang lain. Seberapa luas cakupan area analisa anda? Apakah masalah anda disebabkan oleh penyebab pada tempat lain? Dimensi Perspektif: Seberapa luas ruang lingkup aktor yang terlibat dalam permasalahan ini? bagaimana perspektif dari berbagai macam aktor yang terlibat didalamnya? Perspektif siapa yang mendominasi dalam penterjemahan masalah? Bagaimana perspektif anda sendiri? Dimensi Ruang Lingkup Sistem: berhubungan dengan ciri ke 4 diatas yaitu batas antara sistem dan lingkungannya. Dalam sebuah pabrik manufaktur misalnya apakah yang dibahas hanya produk, atau diperluas ke alat produksi produk, atau diperluas lagi ke lingkungan kerja alat produk, atau ke desain lantai pabrik keseluruhan atau bahkan hingga strategi dan organisasi pabrik secara keseluruhan. Dimensi Ciri Berpikir Sistem: Jika kita mengubah salah satu dimensi ciri berpikir sistem (tujuan, keterkaitan, batasan) apakah sistem akan berubah secara holistik pada ciri menyeluruhnya ? Bagaimanakah konteks permasalahan dalam berbagai dimensi diatas? Apakah ada perubahan jika kita ubah dimensinya? Kelima ciri diatas jika disingkat maka didapatkan singkatan DeBATIk untuk memudahkan mengingat ke 5 ciri sistem (Gambar 5-1), karena saya memang suka memakai batik produksi industri dalam negeri. Namun tentunya jika ini mengganggu anda, anda boleh membuat singkatan sendiri.
VISI MISI “ Sulawesi Selatan Sebagai Pilar Utama dan Simpul Jejaring Pembangunan Kesehatan Nasional ” MISI : Mendorong penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang berkualitas, terjangkau dan berkeadilan Meningkatkan peran serta masyarakat, kemitraan swasta dan lintas sector. Meningkatkan Sumber Daya Kesehatan (SDK) secara merata baik kuantitas, kualitas dan distribusinya. RISKESDAS..
MASALAH
VISI KOTA MAKASSAR 2014 - 2019 "Mewujudkan Makassar Kota Dunia yang Nyaman untuk Semua" MISI KOTA MAKASSAR 1. Merekonstruksi Nasib Rakyat Menjadi Masyarakat Sejahtera Standar Dunia 2. Merestorasi Tata Ruang Kota Menjadi Kota Nyaman Kelas Dunia 3. Mereformasi Tata Pemerintahan Menjadi Pelayanan Publik Kelas Dunia Bebas Korupsi VISI DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR "Makaassar Sehat dan Nyaman untuk Semua" SASARAN STRATEGIS PEMBANGUNAN KESEHATAN 2010-2014 1. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Yang Merata, Bermutu dan Terjangkau Berbasis Teknologi 2. Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Melalui Pemberdayaan Masyarakat 3. Menjamin Kesehatan Masyarakat Melalui Sistem Jaminan Kesehatan 4. Menciptakan Lingkungan Sehat
https://www.coursehero.com/file/22668717/Makalah-System-Thinking/ MONIKA DANNI JUWITA NIM. 16138056 PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2016
TUGAS ORGANISASI PEMBELAJAR DAN BERPIKIR SISTEM MAKALAH TENTANG PERSONAL MASTERY OLEH: Rini Dwi Primasari 1306488404 S1 EKSTENSI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA 2013/2014 https://www.academia.edu/6423460/TUGAS_ORGANISASI_PEMBELAJAR_DAN_BERPIKI R_SISTEM_MAKALAH_TENTANG_PERSONAL_MASTERY
https://www.academia.edu/11032595/Tinjauan_Pustaka_Din as_Kesehatan
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/732 5/6.%20BAB%20II.pdf?sequence=6&isAllowed=y
Tugas Pokok dan Fungsi DINAS KESEHATAN
Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok membantu Gubernur dalam melaksanakan kewenanganan wajib Pemerintahan dibidang kesehatan yang diserahkan kepada Pemerintah Daerah sesuai dengan PP Nomor 38/2007, melaksanakan tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan dibidang kesehatan sesuai dengan PP nomor 7/ 2007, melaksanakan tugas lainnya yang dilimpahkan oleh Gubernur sesuai dengan tugas-tugas Dinas Kesehatan. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut dalam Pasal 3, di atas Dinas Kesehatan mempunyai fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis dibidang kesehatan sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan Gubernur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; b. Koordinasi penyusunan program pembangunan kesehatan, pengolahan data dan informasi kesehatan serta penelitian dan pengembangan kesehatan; c. Pelaksanaan pengendalian dan pencegahan penyakit, penanggulangan wabah dan kejadian luar biasa (KLB) serta pembinaan penyehatan lingkungan; d. Penyusunan perumusan dan penjabaran kebijakan teknis pelayanan kesehatan dasar, rujukan dan khusus; e. Pengendalian kefarmasian dan alat kesehatan, makanan dan minuman serta obat tradisional; f. Pemberian registrasi, sertifikasi, lisensi dan akreditasi terhadap tenaga kesehatan, teknologi kesehatan dan gizi; g. Pembinaan, pendayagunaan dan pengembangan sumber daya kesehatan, teknologi kesehatan dan gizi; h. Pembinaan promosi kesehatan, pemberdayaan kesehatan masyarakan, Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat ( JPKM ) dan komunikasi publik;
i. Pembinaan, pelayanan, pengawasan, pengendalian,monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan kesehatan; j. Penyelenggaraan urusan kesekretariatan dinas; k. Melaksanakan fungsi lainnya yang dilimpahkan oleh Gubernur sesuai dengan fungsi Dinas Kesehatan; Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud di atas Dinas Kesehatan mempunyai kewenangan sebagai berikut : a) Pelaksanaan bimbingan dan pengendalian tentang surveilans penyakit menular ke seluruh Dinas Kesehatan kabupaten / Kota dan seluruh rumah sakit; b) Pelaksanaan penyelidikan terhadap timbulnya kejadian luar biasa penyakit menular yang terjadi di Kabupaten/Kota dan memiliki kesatuan epidemis; c) Penataan manajemen program imunisasi di Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota dan menata pengendalian faktor resiko terjadinya penyakit menular; d) Penataan penemuan dan tatalaksana kasus penyakit menular Kabupaten / Kota; e) Penataan pengendalian faktor resiko terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah serta penyakit metabolik di Kabupaten / Kota; f) Penatalaksanaan kasus di lapangan wilayah bencana dan wilayah kejadian luar biasa; g) Pembinaan manajemen pencegahan dan pencemaran lingkungan Kabupaten / Kota; h) Penyelenggaraan surveilans gizi buruk dan pemantauan penanggulangan gizi Kabupaten / Kota; i) Bimbingan dan pengendalian pelayanan kesehatan haji, pengelolaan pelayanan kesehatan rujukan sekunder dan tersier tertentu; j) Bimbingan dan pengendalian upaya kesehatan pada daerah perbatasan, terpencil, rawan dan kepulauan; k) Registrasi, akreditasi, sertifikasi rencana kesehatan sesuai peraturan perundang-undangan; l) Pemberian rekomendasi ijin sarana kesehatan tertentu dan pemberian rekomendasi sarana kesehatan rumah sakit pemerintah kelas B non pendidikan, rumah sakit khusus, rumah sakit swasta serta sarana kesehatan penunjang yang setara; m) Pengelolaan, penyelenggaraan dan bimbingan, pengendalian jaminan pemeliharaan kesehatan; n) Penempatan tenaga kesehatan strategis, pemindahan tenaga tertentu antar Kabupaten / Kota; o) Pendayagunaan tenaga kesehatan; p) Pendidikan dan latihan fungsional dan teknis; q) Registrasi, akreditasi, sertifikasi tenaga kesehatan dan pemberian rekomendasi ijin tenaga kesehatan asing; r) Penyediaan dan pengelolaan buffer stock obat, alat kesehatan, reagensia dan vaksin;
https://www.academia.edu/7372332/Makalah_Epdi_Hipertensi
Program Kerja Yang Telah Dilakukan Oleh Bidang Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Makassar Kepala Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat Bapak Andi Salman Baso, SKM. Telah melakukan berbagai upaya-upaya promotive di berbagai kelurahan wilayah kerja dinas kesehatan makassar dengan tujuan agar masyarakat tahu dan paham akan pentingnya kesehatan baik individu maupun kesehatan lingkungan itu sendiri serta sesuai dengan misi pemerintahan yang menjadikan makassar menjadi kota dunia yang bersih dan sehat. Berikut beberapa program kerja yang telah dilakukan : 1. Sosialisasi lorong sehat (longset) Sosialisasi Lorong Sehat (LongSet) di wilayah puskesmas Maradekaya yang di laksanakan di Mesjid Al Amin Jl. pelanduk. Kegiatan ini di hadiri oleh ketua RW, Ketua RT, Tokoh Masyarakat dan kader posyandu. Antusias masyarakat akan longset sangat semangat karena sesuai dengan misi pemerintahan yang menjadikan makassar menjadi kota dunia yang bersih dan sehat.
2. Sosialisasi Kelurahan/Lorong Siaga Sosialisasi Kelurahan Siaga Wilayah Kerja Puskesmas Bira & Puskesmas Kapasa oleh Dinas Kesehatan Kota Makassar. Sosialisasi ini langsung di bawakan oleh Kepala Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat Bapak Andi Salman Baso, SKM. Sosialisasi ini bertujuan agar masyarakat tahu dan paham akan pentingnya kelurahan siaga dalam hal kesehatan. Sosialisasi ini berlangsung pada hari Kamis, 1 Oktober 2015 di Aula Kecamatan Tamalanrea yang di hadiri oleh Lurah, tokoh masyarakat, ketua RT, ketua RW, dan Masyarakat.
3. Pembinaan Kader Persiapan Lomba P2WKSS Pembinaan kader posyandu dalam rangka persiapan P2WSS (Program Terpadu Peningkatan Peran Wanita Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera) di Kelurahan Pannampu Kecamatan Tallo di adakan di posyandu Nusa Indah 4, Pembinaan ini langsung di arahkan oleh kepala Bidang
Bina Kesehatan Masyarakat (Binkesmas) drg. Ita Anwar, M. Kes. Turut serta kepala Puskesmas Kaluku Bodoa dan dan staf sebagai penanggung jawab wilayah.
4. Sosialisasi PHBS Sosialisasi PHBS (Perilaku Hidup Bersih & Sehat) dilaksanakan di Pesantren Darul Aman dilaksanakan olehg Dinas Kesehatan Kota Makassar. Sosialisasi ini dihadiri oleh Anggota dewan DPRD Kota Makassar Bpk. Ikbal Jalil danyang menjadi pemateri yaitu Kepala Bidang Bina Kesehatan Masyarakat drg. Ita Anwar, M. Kes serta Kepala Seksi Promkes bpk. Andi Salman Baso, SKM. Kegiatan ini dihadiri oleh siswi pesantren. Tujuan dari kegiatan ini, agar siswa tahu dan paham pentingnya Perilaku hidup Bersih dan Sehat.
5. Bakti Sosial Dinas Kesehatan dan SBH Bakti sosial Dinas Kesehatan Kota Makassar dan Saka Bakti Husada (SBH) di panti asuhan AlBahri bertujuan untuk mendekatkan diri dengan Anak yatim yang ada di Panti Asuhan. Kegiatan ini di hadiri juga oleh Kepala bidang Bina Kesehatan Masyarakat drg. Ita Anwar, M. Kes, Kepala Seksi Promosi Kesehatan Bapak Andi Salman, SKM dan pengurus SBH Kota Makassar.
6. Lomba LBS Dalam Rangka PKK-KB-KES Lomba tingkat Nasional Lingkungan Bersih dan Sehat (LBS) dalam rangka PKK-KB-Kesehatan di laksanakan di Kelurahan Karunrung Kecamatan Rapoocini. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa 09/06/2014 yang di sambut langsung oleh Wakil Walikota Makassar Dr. Syamsu rizal Mi, S.sos, M.Si, Ibu Ketua Tim Penggerak PKK Kota Makassar Indira Yusuf Ismail, SKPD kota Makassar, Camat rappocini, Lurah Karunrung dan Masyarakat yang ada di wilayah. Makassar terpilih mewakili Sulawesi Selatan dalam lomba LBS ini, tim penilai langsung dari PKK Pusat dan Kementerian Kesehatan. Tim penilai melihat langsung inovasi lingkungan yang ada di wilayah Kel. Karunrung seperti Irigasi tetes dari botol, ATM Sampah, Bank Sampah, CTPS dari genteng bekas, dll.yang di buat oleh Masyarakat. Tim penilai dari pusat langsung merasa takjub dengan pemberdayaan dan partisipasi yang ada di lingkungan tersebut, diharapkan Kota Makassar dapat menjadi Pemenang dalam lomba LBS ini.