STATUS UJIAN
Penguji: dr. Metta Desvini P.S., Sp. KJ
Disusun Oleh: Aditya Pratama Saanin 1102012006
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI PERIODE 28 JANUARI 2019 – 3 MARET 2019 RUMAH SAKIT JIWA ISLAM KLENDER JAKARTA TIMUR
STATUS PASIEN I. IDENTITAS PASIEN Nama
: Nn. S
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat Tanggal Lahir
: Jakarta, 14 Agustus 1993
Usia
: 24 tahun
Agama
: Islam
Suku Bangsa
: Betawi
Pendidikan
: SMK
Pekerjaan
: Tidak Bekerja
Status Pernikahan
: Belum Menikah
Alamat
: Kp. Pedaengan, Jakarta Timur.
Datang ke Rumah Sakit
: 20 Februari 2019
II.
RIWAYAT PSIKIATRI
Autoanamnesis
26 Februari 2019 pukul 09.00 WIB di Ruang Perawatan perempuan RS Jiwa Islam Klender
Alloanamnesis
25 Februari 2019 pukul 08.00 via telepon dengan ibu pasien
26 Februari 2019 pukul 11.00 WIB di RS Jiwa Islam Klender dengan Ibu pasien
A. Keluhan Utama Pasien dibawa ke RS Jiwa Islam Klender oleh orang tua pasien setelah kabur dari rumah 1 minggu sebelum masuk rumah sakit
2
B. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien dibawa ke RS Jiwa Islam Klender oleh orang tua pasien setelah kabur dari rumah 1 minggu sebelum masuk rumah sakit dan baru ditemukan 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Menurut pasien, pasien hendak mencari pasangan hidup yang dicarinya agar pasien merasa ada yang menjaga dan memperhatikan pasien, lantaran tidak nyaman berada dirumah karena keluarga tidak senang bila melihat pasien bahagia. 1 bulan sebelum masuk rumah sakit, pasien tidak kontrol dan berhenti minum obat, karena pasien merasa tidak bisa beraktivitas bila mengkonsumsi obat yang telah diberikan dokter 3 minggu sebelum masuk rumah sakit, pasien mengurung diri di kamar, tidak mau berinteraksi dengan teman – temannya, karena pasien yakin teman – temannya tidak suka dan mempunyai masalah dengan pasien akibat persoalan laki - laki . pasien sering tertawa sendiri. Pasien selalu lama dan sering terdengar berbicara sendiri saat sedang berada di kamar mandi. Menurut pasien, pasien mendengar bisikan yang menghina tuhan, nabi serta kitab pasien serta bisikan tersebut selalu mengomentari pasien. 2 minggu sebelum masuk rumah sakit, pasien marah – marah hingga membanting peralatan rumah tangga serta menendang ibu pasien. Pasien meyakini seluruh keluarganya tidak suka bila melihat pasien bahagia. Pasien meyakini ada orang yang ingin mencelakakan pasien yang sedang menunggu di depan rumah pasien. Satu minggu sebelum masuk rumah sakit, pasien pergi dari rumah tanpa kabar. karena kesal dengan keluarganya dan pasien ingin mencari pasangan hidup lantara teman – temannya sudah banyak yang berkeluarga. Pasieng mengaku selama pergi dari rumah, pasien bekerja di salah satu kafe yang berada di Jakarta. Hingga akhirnya ada seorang ojek online yang mengenali pasien yang mau mengantarkan pasien pulang ke rumahnya. Pasien merasa isi pikiran pasien dibaca atau disiarkan oleh orang lain. Pasien mengaku pernah melihat seorang nenek yang tidak dapat
3
dilihat orang lain, menurut pasien nenek tersebut seperti mengingatkan pasien bahwa akan terjadi sesuatu. Pasien menyangkal isi pikiran pasien bergema. Pasien juga menyangkal mencium bau atau merasa ada yang meraba dirinya. Keluhan lain seperti kejang terus-terusan, trauma kepala, nyeri kepala, sesak nafas, berdebar-debar, nyeri dada, berkeringat dingin, perasaan takut akan kematian yang datang tiba-tiba disangkal oleh pasien.
C. Riwayat Penyakit Dahulu a. Riwayat Psikiatri Sebelumnya Pada bulan Januari 2011, pasien berperilaku aneh seperti tibatiba meminta maaf ke Ibu pasien setiap habis sholat. Pasien mengaku takut akan kiamat yang akan dating keesokan harinya. Pasien mengaku mendengar bisikan berupa ejekan – ejekan tentang tuhan pasien. Menurut ibu pasien, pasien yang tadinya aktif menjadi pendiam. Sering mengurung diri di kamar dan tidak mau diajak berbicara. Orang tua pasien berasumsi bahwa pasien mengalami masalah terkait mistis sehingga pasien dibawa ke alternatif. Pasien berobat jalan ke alternative tersebut hingga tahun 2012 namun tidak ada perubahan, keluhan pasien makin bertambah berat hingga pasien marah – marah. Pada bulan Juli 2012, pasien dibawa ke RS Jiwa Islam Klender atas saran tetangga pasien. Pasien melakukan rawat jalan dan dibekali 2 jenis obat namun ibu pasien tidak mengingat Namanya. Menurut ibu pasien, selama pasien rutin meminum obat, pasien kembali normal dan dapat beraktifitas seperti biasa. Menurut ibu pasien, pasien sempat beberapa kali tidak patuh minum obat, daan kambuh kembali bila tidak rutin meminum obat. b. Riwayat Medis Umum Pasien tidak memiliki penyakit bawaan sejak lahir dan tidak memiliki riwayat kejang sebelumnya. Riwayat trauma kepala, tumor,
4
epilepsi, dan penyakit neurologis lain tidak ada. Riwayat diabetes mellitus, penyakit jantung, dan hipertensi disangkal. c. Riwayat Penggunaan Alkohol dan Napza Pasien mengatakan tidak pernah mengkonsumsi alcohol, narkotika maupun psikotropika.
D. Riwayat Hidup a. Prenatal dan Perinatal Pasien lahir dari pernikahan yang sah. Pasien merupakan seorang anak yang dinanti kelahirannya. Saat dilahirkan, usia kandungan cukup bulan, dilahirkan secara normal pervaginam dan dilahirkan di rumah pasien karena saat itu sudah tidak cukup waktu pergi ke bidan. Saat lahir bayi langsung menangis. Selama kehamilan, ibu pasien tidak mengalami masalah dan penyakit apapun.
b. Masa Kanak Awal (0-3 tahun) Pasien diasuh oleh kedua orang tua. Pasien mengkonsumsi ASI sampai usia 2 tahun. Nutrisi dan asupan makanan pasien juga baik. Pasien tumbuh dan berkembang seperti anak lain sesuai dengan usianya, perkembangannya tidak ada yang terlambat.
c. Masa Kanak Pertengahan (3-7 tahun) Pasien tumbuh dan berkembang seperti anak seusianya. Pasien adalah anak yang baik dan sopan. Pasien tidak mempunyai masalah dengan teman-temannya. Pasien tidak pernah dikucilkan selama masa kanak kanak.
d. Masa Kanak Akhir dan Remaja Pasien termasuk anak yang baik. Pasien juga anak yang mudah bergaul dan memiliki cukup teman menurut ibu pasien, pasien orang
5
yang ceria. Pasien sering membantu ibunya berjualan. Sering membawa dagangannya ke SMP untuk dijual ke teman – temannya.
e. Masa Dewasa 1. Riwayat Pekerjaan Pasien pernah bekerja di salah satu garment pada tahun 2012, namun hanya bertahan beberapa bulan setelah itu dikeluarkan karena bermasalah dengan pengawasnya. Pada tahun 2013 selama pasien rutin minum obat, pasien sempat bekerja di salah satu pabrik plastic tanpa ada masalah. Tahun 2014 pasien dikeluarkan akibat sering terlambat masuk kerja. Pada tahun 2015 saat pasien tidak patuh minum obat, pasien bekerja di salah satu mini market namun hanya bertahan 6 bulan lalu dikeluarkan karena dianggap tidak cekatan oleh pengawasnya. Setelah itu pasien hanya dirumah dan membantu ibunya bekerja.
2. Riwayat Perkawinan Pasien belum menikah.
3. Agama Pasien memiliki latar belakang dari keluarga Islam. Pasien sudah tidak rajin beribadah seperti dulu. Pasien malas beribadah seperti malas sholat dan tidak menjalankan puasa di bulan Ramadhan.
4. Riwayat Militer Pasien tidak memiliki riwayat militer.
6
5. Aktivitas Sosial Pasien merupakan pribadi yang baik dan tidak pernah ada masalah dengan tetangga maupun lingkungan sekitar.
6. Situasi Kehidupan Sekarang Pasien tinggal bersama bapak dan ibu kandung serta tiga orang saudara kandungnya. Sebelum gejala muncul, pasien membantu ibunya berjualan. Kehidupan sehari-hari pasien berada di rumah, menonton tv dan tidur. 7. Riwayat Hukum Pasien tidak pernah terlibat masalah hukum.
8. Riwayat Psikoseksual Pasien mengalami pubertas seperti remaja pada umumnya. Pasien memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis. Pasien mengaku mempunyai teman dekat lawan jenis yang statusnya tidak jelas hingga saat ini. Pasien tidak pernah melakukan atau mendapatkan pelecehan seksual.
9. Riwayat Keluarga Pasien merupakan anak ke tiga dari enam bersaudara. Pasien memiliki dua orang kakak yang sudah berkeluarga. Kebutuhan sehari-hari pasien ditanggung oleh orang tua pasien. Saat ini, pasien tinggal dengan kedua orang tua dan tiga saudara kandung pasien. Ibu pasien mengaku mendidik pasien dengan cara yang sedikit keras. Menurut keluarga pasien, tidak ada yang pernah memilki keluhan yang sama dengan pasien saat ini. Hubungan pasien dengan orang tuanya kurang harmonis, karena pasien merasa sudah tidak diperhatikan. Pasien seringkali
7
bertengkar ibunya karena menurut pasien, ibunya cerewet dan tidak mengerti pasien.
Genogram
14 agusutus 1993 siti nurlaila
Perempuan
Laki-laki
Pasien
Tinggal satu rumah
III.
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL A. Deskripsi Umum a. Penampilan Pasien merupakan seorang perempuan berkulit sawo matang
yang
tampak
sesuai
dengan
umurnya.
Saat
diwawancara, pasien tampak rapih, memakai baju berwarna merah muda, celana training panjang bermotif garis abu-abu 8
dan
tidak
menggunakan
alas
kaki.
Pasien
kadang
menggerakkan tangannya dan mengusap usap lengannya. b. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor Selama wawancara, pasien duduk berdampingan dengan pemeriksa dalam keadaan tenang, sesekali mengusap-usap lengannya. Pasien mau diajak bicara, namun pasien kurang fokus, kontak mata dengan pemeriksa hanya sesekali, dan pendengaran cukup baik. c. Sikap Terhadap Pemeriksa Pasien kooperatif dan bersikap sopan terhadap pemeriksa.
B. Mood dan Afek a. Mood
: hipotimia
b. Afek
: Menumpul
c. Keserasian Afek : tidak serasi
C. Pembicaraan a. Volume
: Normal
b. Intonasi
: Jelas
c. Kuantitas
: Sedikit
d. Kualitas
: Jelas
e. Irama
: Datar
D. Persepsi a. Halusinasi
Auditorik : Ada, Pasien merasa ada bisikan yang mengomentari dan mengajak dirinya berbicara .
Visual
: Ada, pasien mengaku melihat nenek yang
tidak dapat dilihat orang lain.
Taktil
Olfaktorik : Tidak Ada
: Tidak Ada
9
Gustatorik : Tidak Ada
b. Ilusi
: Tidak Ada
c. Derealisasi
: Tidak Ada
d. Depersonalisasi : tidak ada
E. Pikiran a. Proses dan Bentuk Pikir 1. Produktivitas
: Cukup ide
2. Kontinuitas
: Koheren.
3. Hendaya Bahasa
: Tidak Ada
b. Isi Pikir 1. Waham Waham bizzare
: Tidak Ada
Waham sistematik
: Tidak Ada
Waham kebesaran
: Tidak Ada
Waham nihilistik
:Ada, pasien merasa akan
segera dating kiamat Waham kejar
: Ada, pasien merasa ada
yang seseorang yang menunggu pasien di depan rumahnya. Waham rujukan
: Ada, pasien merasa teman-
temannya tidak menyukai pasien. Thought of echo
: Tidak Ada
Thought of broadcasting
:
Ada,
pasien
merasa
pikirannya dapat dibaca oleh orang lain. Thought of withdrawal
: Tidak Ada
Thought of insertion
: Tidak ada
Delusion of control
: Tidak ada
Delusion of influence
: Tidak Ada
Waham cemburu
: Tidak Ada
Ide bunuh diri
: Tidak Ada
10
2. Preokupasi
: Tidak Ada
3. Obsesi
: Tidak Ada
4. Ide Referensi : Tidak Ada 5. Fobia
: Tidak Ada
F. Sensorium dan Kognisi a. Kesadaran Composmentis
b. Orientasi dan Daya Ingat 1. Orientasi
Waktu
: Baik, pasien menyebutkan hari, tanggal,
bulan, tahun dan waktu dengan benar
Tempat
: Baik, pasien mengetahui ia sedang berada
di RSJI Klender
Orang
: Baik, pasien mengetahui bahwa pemeriksa
adalah seorang dokter dan dapat mengenali perawat dan pasien 2. Daya Ingat
Segera : Baik, pasien mampu mengingat tiga nama benda yang pemeriksa sebutkan.
Jangka Pendek : Kurang baik, pasien tidak mampu mengingat
kembali
tiga
nama
benda
yang
disebutkan pemeriksan dengan selang beberapa menit.
Jangka Sedang : Baik, pasien dapat mengingat menu sarapan pagi
Jangka Panjang : Baik, pasien dapat mengingat kejadian saat pasien kecil
11
c. Konsentrasi dan Perhatian Konsentrasi dan perhatian kurang baik, pasien dapat mengeja kata D U N I A namun tidak bisa mengejanya dari belakang.
d. Kemampuan Membaca dan Menulis Baik, pasien dapat membaca dan menulis sebuah kalimat.
e. Kemampuan Visuospasial Kurang baik, pasien tidak dapat menggambar lingkaran dalam sebuah persegi
f. Pikiran Abstrak Kurang baik, pasien kurang dapat menyebutkan persamaan jeruk dan apel.
g. Intelegensi dan Kemampuan Informasi Baik, pasien mengetahui nama presiden RI saat ini dan presiden RI yang pertama.
G. Pengendalian Impuls Pasien dapat mengendalikan impuls dengan baik
H. Daya Nilai a. Daya Nilai Sosial Baik, ketika ditanya apa yang akan dilakukan pasien saat temannya kelaparan meminta makanan, pasien menjawab akan memberinya makanan.
12
b. Uji Daya Nilai Baik, ketika ditanya apa yang akan dilakukan pasien saat melihat dompet di jalan pasien menjawab akan mengembalikan ke pemiliknya.
I. Tilikan Derajat 1, pasien tidak merasa dirinya sakit.
J. Taraf Dapat Dipercaya Tidak Dapat dipercaya
K. Reliability Testing Ability (RTA) Terganggu
IV.
PEMERIKSAAN FISIK A. Status Internis Keadaan umum
: Baik
Tanda Vital
: TD: 120/80 mmHg; N : 76 x/m; RR : 16 x/m; S: 36,70 C
Kepala
: Normocephal
Thorax
: Pengembangan dada simetris kanan dan kiri
Cor
: BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
Pulmo
: Vesikuler, Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Abdomen
: Bising usus (+), Nyeri tekan (-)
Ekstremitas
: Hangat, edema (-)
B. Status Neurologis Rangsang meningeal : Negatif Mata
: Konjungtiva Anemis -/-, Sklera Ikterik -/-
13
Gerakan bola mata : Baik
V.
Refleks pupil
: Isokor
Motorik
: Dalam batas normal
Tonus otot
: Dalam batas normal
Kekuatan
: Dalam batas normal, 5555
Koordinasi
: Dalam batas normal
Sensorik
: Dalam batas normal
IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA Telah di lakukan pemeriksaan terhadap pasien Nn, S 24 tahun, beragama islam, bertempat tinggal di Jakarta Utara. Pasien datang ke RS Jiwa Islam Klender diantar oleh orang tua pasien setelah pasien kabur dari rumah 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Keluhan diawali dengan pasien yang terlihat gelisah dan berbicara sendiri. Keluhan juga disertai mendengar bisikan yang mengomentari dirinya, melihat seorang nenek yang tidak bisa dilihat orang lain, merasa ada orang yang mengintai di depan rumahnya dan merasa akan segera kiamat. Pasien tidak rutin meminum obat dan jarang mengontrol dirinya ke rumah sakit. Pasien merasa isi pikiran pasien dapat dibaca oleh orang lain. Dari pemeriksaan status mental didapatkan: -
Mood : hipotim
-
Afek : Menumpul
-
Afek serasi
-
Halusinasi visual
-
Halusinasi Auditorik (commenting)
-
Waham nihilistic
-
Waham kejar
-
Thought of Broadcasting
-
Tilikan derajat 1
14
VI.
DAFTAR MASALAH A. Organobiologik Tidak ada
B. Psikologik -
Halusinasi visual
-
Halusinasi Auditorik (Discussing)
-
Waham nihilistik
-
Waham kejar
-
Thought of Broadcasting
C. Lingkungan dan Faktor Sosial Hubungan pasien dengan keluarga baik, namun menurut pasien keluarganya terlalu keras dalam hal mendidik dan membatasi pergaulan pasien.
VII.
FORMULASI MULTIAKSIAL
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan pola perilaku dan psikologis yang secara klinis bermakna dan menimbulkan suatu penderitaan (distress) dan hendaya (impairment/ disability) dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari yang biasa, dan fungsi pekerjaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasien ini menderita gangguan jiwa. Berdasarkan PPDGJIII kasus ini digolongkan ke dalam :
AKSIS I Pada pasien didapatkan :
Berdasarkan keluhan dari ibu pasien didapatkan bahwa pasien sering berbicara sendiri, marah – marah dan memukul ibunya, tampak gelisah. Pasien juga sering tiba-tiba mengamuk.
Halusinasi Auditorik: Pasien mendengar bisikan yang mengomentari perbuatannya.
15
Halusinasi Visual: Pasien mengatakan pernah melihat seorang nenek yang tidak dapat dilihat orang lain.
Waham Nihilistik: Pasien merasa akan kiamat
Thought of broadcast: Pasien merasa isi pikiran pasien dapat dibaca orang lain
Tabel 1. Pedoman Diagnostik Skizofrenia Kriteria Diagnosis
Hasil
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut yang amat jelas: a. Thought echo, thought insertion or withdrawal, thought broadcasting.
Ada
b. Delusion of control, delusion of influence, delusion of passivity, delusional perception.
Tidak ada
c. Halusinasi d. Waham-waham menetap jenis lainnya yang menurut
Ada
budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang
Ada
mustahil. Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas: a. Halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja, apabila
Ada
disertai oleh waham ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus. b. Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak
Tidak Ada
relevan, atau neologisme. c. Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah, posisi
Tidak Ada
tubuh tertentu, fleksibilitas cerea, negativism, mutisme, dan stupor. d. Gejala-gejala negatif yang mengakibatkan penarikan diri
Tidak Ada
dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial. Adanya gejala-gejala tersebut di atas telah berlangsung selama
Terpenuhi
16
kurun waktu satu bulan atau lebih. Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan
dari
beberapa
aspek
perilaku
Terpenuhi
pribadi,
bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri, dan penarikan diri secara sosial.
Kriteria Diagnosis
Hasil
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
Terpenuhi
Sebagai tambahan : -
Halusinasi dan/atau waham yang menonjol; a. Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau
Ada
memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk
verbal
berupa
bunyi
pluit
(whistling),
mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing); b. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat
seksual,
atau
lain-lain
perasaan
Tidak Ada
tubuh;
halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol. c. Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan,
dipengaruhi,
atau
“passivity”
Ada
dan
keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling khas; -
Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan
Tidak Ada
serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata/tidak menonjol. Tabel 2. Pedoman Diagnostik Skizofrenia Paranoid
Sehingga pasien ini memenuhi kriteria diagnosis F20.0 Skizofrenia Paranoid AKSIS II Tidak ada diagnosis AKSIS III Tidak ada diagnosis
17
AKSIS IV Masalah psikososial & lingkungan lain AKSIS V
GAF saat pemeriksaan : 45 - 50 (gejala berat, disabilitas berat) GAF terbaik satu tahun terakhir : 71 - 80, Gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam social, pekerjaan, sekolah, dll. .
VIII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL Aksis I
: F20.0 Skizofrenia Paranoid
Aksis II
: Tidak Ada
Aksis III
: Tidak Ada
Aksis IV
: Masalah psikososial & lingkungan lain
Aksis V
: (Penilaian fungsi secara global) GAF saat diperiksa
: 45 - 50, Gejala berat, disabilitas
berat GAF satu tahun terakhir :
71 - 80,
Gejala sementara dan
dapat diatasi, disabilitas ringan dalam social, pekerjaan, sekolah, dll. I.
PENATALAKSANAAN A. Farmakoterapi -
Risperidon 2 x 2mg
B. Nonfarmakoterapi a.
Edukasi Dilakukan psikoedukasi pada pasien dan keluarganya mengenai penyakit yang dialami pasien, gejala yang mungkin terjadi, rencana tatalaksana yang mungkin diberikan, pilihan obat, efek samping pengobatan, dan prognosis penyakit.
18
b.
Terapi suportif - Membiarkan pasien mengajak bicara dengan orang sekitar atau menyapa sesama pasien ketika di bangsal. - Menerangkan kepada pasien mengenai gejala-gejala yang terdapat pada pasien serta baik-buruknya dan akibat yang dapat timbul dari gejala tersebut. - Memberikan
nasihat-nasihat
yang
berhubungan
dengan
masalah kesehatan jiwa pasien agar pasien sanggup mengatasi masalahnya, seperti cara berkomunikasi, bekerja, belajar, hubungan antar-manusia dan sebagainya. - Menanamkan pikiran pada pasien dan membangkitkan kepercayaan bahwa gejala-gejala tersebut akan membaik. - Menanamkan pikiran pada pasien dan keluarga pasien akan pentingnya kepatuhan minum obat.
c.
Terapi spiritual - Memotivasi pasien agar selalu rajin beribadah dan selalu mengingat Allah.
II. PROGNOSIS
Morbid
Prognosis
Onset usia dewasa muda
Iya
Buruk
Perjalanan penyakit
Akut
Baik
Kelainan organik
Tidak ada
Baik
Gejala positif
Ada
Baik
Gejala negatif
Tidak ada
Baik
Sosial ekonomi
Kurang
Buruk
Riwayat pekerjaan
Tidak
Buruk
bekerja
19
Status pernikahan
Belum
Buruk
Menikah Faktor genetik
Tidak ada
Baik
Faktor yang memberikan pengaruh baik: -
Perjalanan penyakit akut
-
Tidak adanya kelainan organik
-
Adanya gejala positif
-
Tidak adanya gejala negatif
-
Tidak ada faktor genetik
Faktor yang memberikan pengaruh buruk : -
Adanya onset usia dewasa muda
-
Sosial ekonomi kurang
-
Tidak bekerja
-
Tidak menikah
Quo ad Vitam
: Bonam
Quo ad Sanactionam
: Dubia ad Bonam
Quo ad Functionam
: Dubia ad Bonam
20