Stase Pediatri

  • Uploaded by: Putri Kusuma Wardani
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Stase Pediatri as PDF for free.

More details

  • Words: 1,358
  • Pages: 31
Stase Pediatri

diare adalah perubahan pada frekuensi BAB menjadi lebih sering dari normal (> dari 3 kali) dan perubahan konsistensi feses menjadi lebih lembek atau cair dalam waktu kurang dari 7 hari. Bertambahnya frekwensi> 3 X / hr Perubahan konsistensi  lembek/cair Diare akut = Berlangsung < 14 hari Diare Kronis/persisten = Berlangsung > 14 hari

Infeksi  

Virus : Rotavirus, Adenovirus, Calicivirus, Norwalk virus, Astrovirus. non-inflamasi, invasi mukosa (-), cair, lekosit feses (-).

Bakteri:  

Akibat infeksi bakteri di usus halus (Vibrio cholera, Eschericia coli), biasanya bersifat non inflamasi, cair, invasi mukosa (-), lekosit feses (-). Akibat infeksi bakteri di kolon (Salmonella sp., Shigella sp., Campylobacter jejuni, Yersinia enterocolica, EIEC, S.aureus, Clostridium difficile), biasanya terdapat invasi mukosa, bersifat inflamasi, diare berdarah serta lekosit feses (+).

Parasit:  

Akibat infeksi parasit di usus halus (Giardia lamblia, Cryptosporidium), bersifat non inflamasi, invasi mukosa (-),cair, lekosit feses (-). Akibat infeksi parasit di kolon (Entamoeba histolytica), biasanya bersifat inflamasi, invasi mukosa (+), diare berdarah, lekosit feses (+).

1. Diare Osmotik  Diare yang disebabkan karena sejumlah besar bahan makanan yang tidak dapat diabsorbsi dalam lumen usus sehingga terjadi hiperosmolaritas intra lumen yang menimbulkan perpindahan cairan dari plasma ke dalam lumen.  Terjadi pada malabsorbsi karbohidrat, penggunaan garam magnesium ataupun bahan yang bersifat laksantia.  Dikatakan diare osmotik bila osmotic gap feses > 125 mosmol/kg (normal < 50 mosmol/kg)  Berhenti bila pasien puasa

2. Diare Sekretorik  Diare yang terjadi bila ada gangguan transpor elektrolit baik absorbsi yang berkurang maupun sekresi yang meningkat melalui dinding usus. Hal ini dapat terjadi akibat toksin yang dikeluarkan oleh bakteri.  Biasanya dengan volume banyak, cair, pus/darah (-).  Diare tetap berlangsung walaupun pasien dipuasakan.

3. Diare eksudatif  Diare yang terjadi akibat proses inflamasi/ peradangan yg menyebab-kan kerusakan mukosa baik usus halus maupun usus besar.  Inflamasi dan eksudasi dapat terjadi akibat infeksi bakteri ataupun bersifat non infeksi seperti gluten sensitive enteropathy, IBD, atau akibat radiasi.  Oleh karena terjadi kerusakan dinding usus, feses dapat mengandung pus, darah atau mukus.  Pada diare ini terjadi juga peningkatan beban osmotik, hipersekresi cairan akibat peningkatan prostaglandin dan terjadi hiperperistaltik.

4. Diare Hiperperistaltik  Terjadi akibat gangguan motilitas yang menyebab-kan waktu transit usus menjadi lebih cepat.  Pada usus halus menyebabkan waktu paparan untuk absorbsi berkurang.  Tipe ini terjadi pada keadaan tirotoksikosis, IBS, diabetes melitus, pasca gastrektomi (dumping syndrome).

 Antibiotika

hanya bermanfaat pada penderita diare dengan darah (sebagian besar karena shigellosis), suspek kolera  Pemberian Zinc selama diare terbukti mampu mengurangi lama dan tingkat keparahan diare, mengurangi frekuensi buang air besar, mengurangi volume tinja, serta menurunkan kekambuhan kejadian diare pada 3 bulan berikutnya. Zinc tetap diberikan selama 10 hari walaupun diare sudah berhenti.

 Anak

yang masih minum ASI harus lebih sering di beri ASI. Anak yang minum susu formula juga diberikan lebih sering dari biasanya. Anak usia 6 bulan atau lebih termasuk bayi yang telah mendapatkan makanan padat harus diberikan makanan yang mudah dicerna dan diberikan sedikit lebih sedikit dan lebih sering. Setelah diare berhenti, pemberian makanan ekstra diteruskan selama 2 minggu untuk membantu pemulihan berat badan. Sumber : Buletin Jendela Data & Informasi Kesehatan Volume 2, TRIWULAN 2, 2011

Non - Infeksi  Keracunan makanan karena toksin dari S.aureus, Baccillus cereus, Clostridium perfringens, Clostridium botulinum. Dalam keadaan ini, biasanya bersifat non inflamasi, invasi mukosa (), cair.  Obat dan toksin  IBS  IBD  Ischemic bowel disease  Alergi makanan  Defisiensi laktosa

Derajat dehidrasi:  Asupan per oral, frekuensi miksi/urin, frekuensi/volume tinja dan muntah  Obat apa yang diminum  Amati KU dan aktivitas anak  Demam karena inflamasi atau dehidrasi

Derajat dehidrasi  Dehidrasi berat: dua atau lebih tanda berikut  letargi atau penurunan kesadaran, mata cowong, malas minum, turgor kulit sangat lambat

Sunken eyes

Turgor :

 Dehidrasi

ringan-sedang: gelisah, mata cowong, sangat haus, turgor kembali lambat  Tanpa tanda dehidrasi: tidak ada tanda-tanda di atas

Tatalaksana: 5 lintas tatalaksana  rehidrasi, dukungan nutrisi, suplementasi Zinc, AB selektif, edukasi orang tua

    

Anamnesis Salam Identitas Keluhan utama RPS :          

Sejak kapan? Berapa kali BAB ? Seberapa banyak ? Bagaimana konsistensinya? Ada ampas ? Apakah nyemprot? Bagaimana baunya? Asam (virus)? Telur busuk(bakteri) ? Bau amis ? Disertai lendir/darah? Disertai batuk pilek muntah kembung? Sudah diberi obat apa? Bagaimana hasilnya? Apakah anak rewel? Kencing berkurang? Kehausan? Apakah ada riwayat makan makanan basi? Apakah ada riwayat perubahan pola makan?



RPD : 



RPK : 





    

Adakah anggota keluarga yang sakit seperti ini ?

R.SOSEK : 



Apakah pernah sakit ini sebelumnya?

Anak ke berapa? Apa pekerjaan orangtua?

Px. Fisik Keadaan umum, kesadaran, status gizi, tanda vital Status hidrasi Kualitas nyeri perut Colok dubur Identifikasi penyakit komorbid

 Seorang

bayi umur 10 bulan dibawa ibunya ke dokter karena mengalami mencret.  Instruksi : lakukan anamnesis untuk melengkapi informasi yang anda butuhkan!

   

   

 

 

Identitas diri dan orang tua, lengkap Sudah berapa lama mencret berlangsung? Tiga hari yang lalu. Berapa kali sehari ? > 8x/hari Kualitas tinja seperti apa ( warna, kosistensi, lendir, darah, bau )? kuning, cair, ampas(+), lendir (-),darah (-). Tinja keluar nyemprot, bau asam (+). Apakah anak mual dan muntah, bila iya berapa kali sehari dan seperti apa muntahannya?? Anak merasa mual, muntah > 3x/hari, muntahan seperti apa yang dimakan/minum. Apakah ada gejala lainnya? perut kembung (+), nafsu makan berkurang. Anak panas (+) tidak terlalu tinggi, batuk (-), pilek (-), sudah periksa ke bidan diberi obat sirup dan puyer tidak ada perubahan Apakah anak rewel, mudah haus dan kencingnya bagaimana? anak menjadi rewel, kehausan, napas tidak terengah-engah, kencing berkurang, warna kuning tua, kaki dan tangan tidak dingin. Apakah anak minum ASI atau susu formula, atau apakah anak makan yang tidak biasa?? Riwayat perubahan pola makan (+), anak habis diberi makan keju yang dicampur di bubur tim. Riwayat makan makanan yang sudah basi disangkal.

   

   

 

RPD Sebelumnya pernah mengalami sakit serupa atau tidak? Riwayat mengalami diare sebelumnya disangkal Apakah dalam 3 bulan terakhir pernah mengalami sakit parah? Riwayat mengalami sakit parah dalam 3 bulan terakhir disangkal RPK Sebelumnya pernah mengalami sakit serupa atau tidak? Riwayat mengalami diare sebelumnya disangkal Apakah dalam 3 bulan terakhir pernah mengalami sakit parah? Riwayat mengalami sakit parah dalam 3 bulan terakhir disangkal

 Inspeksi:letargi

atau penurunan kesadaran, dilihat UUB , mata cowong, malas minum, anusnya dilihat ekskoriasi atau tidak  Aus: peristaltik meningkat  Perkusi: hipertimpani  Palpasi: turgor kulit sangat lambat

     

    

KU: sadar, rewel, kehausan (+) TV: Nadi 100x/menit isi dan tegangan cukup, RR36x/menit, t: 37,7°C Kepala: mesosefal, UUB cekung (+) Mata: cekung (+) Abdomen: cembung, Hipertimpani (+), hiperperistaltik (+), turgor kembali lambat, Hepar/Lien ttb ( tidak teraba pembesaran) Anus: ekskoriasi (+) Ekstremitas: akral dingin -/-/sianosis -/-/capp. Refill <2” <2”

Pemeriksaan Penunjang  Darah rutin  Feses rutin (makros&mikros feses)  Diagnosa  Diare

akut dehidrasi ringan/sedang/berat

Suplementasi Zinc < 6 bulan = ½ tablet 6 bulan = 1 tablet selama 10-14 hari, dilarutkan dalam air matang, ASI, oralit  Antibiotika selektif  indikasi untuk diare berdarah dan kolera: Kotrimoksazol 5-8 mg/kgBB/hari  sefalosporin generasi ketiga (cefixime 5 mg/kgBB/hari peroral) 

Dosis oralit bagi penderita diare tanpa dehidrasi sbb :  Umur < 1 tahun : ¼ ½ gelas setiap kali anak diare  Umur 1 – 4 tahun : ½ - 1 gelas setiap kali anak diare  Umur diatas 5 Tahun : 1 – 1½ gelas setiap kali anak diare 

Indikasi Rawat Inap pada Diare Akut :  -Dehidrasi sedang sampai berat  -Vomitus persisten  -Diare yang memberat dalam 48 jam  -Usia lanjut dan geriatri  -Pasien dengan imunkompromais  -Diare akut dengan komplikasi (misal gagal ginjal akut)

 kembali

segera bila ada demam, tinja berdarah, muntah berulang, makan dan minum sedikit, sangat haus, diare makin sering atau belum membaik dalam 3 hari  indikasi rawat inap pd diare akut berdarah: malnutrisi, < 1 tahun, menderita campak 6 bulan terakhir, ada dehidrasi, adanya komplikasi

Related Documents

Stase Pediatri
December 2019 24
Fisioterapi Pediatri
October 2019 33
Pediatri R.docx
December 2019 19
Pediatri Sosial.docx
October 2019 26
Tutor 1 Pediatri Sasha.docx
December 2019 13

More Documents from "Aldi Rafael"

Daftar Isi.docx
December 2019 15
F1-f5 Putri Fixed.docx
December 2019 19
December 2019 7
Stase Pediatri
December 2019 24
Pengmas Tugas.docx
October 2019 17