Spo Penemuan Penderita Kusta.docx

  • Uploaded by: sri astuti
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Spo Penemuan Penderita Kusta.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 523
  • Pages: 4
PENEMUAN PENDERITA KUSTA

PEMERINTAH

SPO

No. Kode

:

Terbitan

:

No. Revisi Tgl.MulaiBerlaku

: :

Halaman

: 1/2

BLUD PUSKESMAS UKUI

Disahkan oleh : Kepala BLUD Puskesmas Ukui

KABUPATEN PELALAWAN

dr. Hj.Leila Handayani NIP. 19800715 200701 2003

1. Pengertian 2. Tujuan

Adalah penilaian klinis atau pernyataan ringkas tentang status kesehatan individu yang didapatkan melalui proses pengumpulan data yang sistematis.  Mengetahui secara jelas nama penyakit yang diderita oleh individu.  Menentukan terapi dan tindakan yang sesuai

3. Kebijakan 4. Referensi 5. Prosedur

SK No : 440 / ......... / 431.201.7.1.15 / 2015 tentang Penanggung Jawab Pelayanan dan Program BLUD Puskesmas Ukui 1. Petugas mempersiapkan alat tulis, kartu penderita, dan register kohort kusta. 2. Petugas mengamati hasil pemeriksaan yang dilakukan pada pasien kusta yang telah dicatat pada kartu penderita. 3. Petugas mengamati tanda-tanda tersangka kusta pada pasien kusta, yaitu : A. Tanda-tanda pada kulit -

Bercak kulit yang merah atau putih dan atau plakat pada kulit, terutama di wajah dan telinga.

-

Bercak kurang / mati rasa.

-

Bercak yang tidak gatal

-

Kulit mengkilap atau kering bersisik

-

Adanya kelainan kulit yang tidak berkeringat dan atau tidak berambut

-

Kulit melepuh dan tidak nyeri

B. Tanda-tanda pada syaraf -

Nyeri tekan dan atau spontan pada syaraf

-

Rasa kesemutan, tertusuk-tusuk dan nyeri pada anggota gerak

-

Kelemahan anggota gerak dan atau wajah

-

Adanya cacat ( deformitas )

-

Luka ( ulkus ) yang sulit sembuh

C. Lahir dan tinggal di daerah endemik kusta dan mempunyai kelainan kulit yang tidak sembuh dengan pengobatan rutin, terutama bila terdapat keterlibatan syaraf tepi. 4. Petugas membandingkan tanda-tanda kusta tersebut dengan penyakit kulit lainnya, seperti panu, kurap, kudis, psoriasis, vitiligo, dan lain-lain ) 5. Petugas menanyakan kepada petugas laboratorium, apakah pengambilan kerokan jaringan kulit untuk pasien kusta tersedia di laboratorium. A. Bila tersedia -

Petugas mengantarkan pasien kusta ke laboratorium untuk pengambilan kerokan

jaringan. B. Bila tidak tersedia -

Petugas hanya mengamati tanda-tanda kelainan pada kulit, pada syaraf, dan menanyakan tempat tinggal pasien apakah tinggal di daerah endemik kusta.

6. Petugas menetapkan diagnosis penyakit kusta pada pasien dengan memperhatikan tandatanda utama atau cardinal sighn, yaitu : a. Kelainan ( lesi ) kulit yang mati rasa. Kelainan kulit / lesi dapat berbentuk bercak putih ( hipopigmentasi ) atau kemerahan ( eritema ) yang mati rasa b. Penebalan syaraf tepi yang disertai dengan gangguan fungsi syaraf. Gangguan syaraf tepi ini merupakan akibat dari peradangan syaraf tepi ( neuritis perifer ) kronis. Gangguan fungsi syaraf ini bisa berupa : -

Gangguan fungsi syaraf sensoris, seperti mati rasa.

-

Gangguan fungsi motoris, seperti kelemahan ( paresis ) atau kelumpuhan ( paralisis ) otot.

-

Gangguan fungsi otonom, seperti kulit kering dan retak-retak.

c. Adanya hasil BTA di dalam kerokan jaringan kulit, bila di laboratorium Puskesmas tersedia. 7. Jika penetapan diagnosis kusta masih ragu, petugas menyarankan pasien untuk kembali lagi setelah 3 – 6 bulan untuk diperiksa kembali adanya tanda utama atau pasien harus dirujuk. 8. Petugas mencatat diagnosa kusta yang telah ditetapkan di dalam kartu penderita dan register kohort kusta. 6. Unit Terkait

Poli umum

7. Distribusi

Laboratorium Apotik Rawat inap

8. Rekaman Historis

No

Halaman

Yang dirubah

Perubahan

Diberlakukan Tgl.

Related Documents


More Documents from ""