2. Penemuan Kebenaran Cara untuk menemukan kebenaran berbeda-beda. Dari berbagai cara untuk menemukan kebenaran dapat dilihat cara yang ilmiah dan yang nonilmiah. Cara-cara untuk menemukan kebenaran sebagaimana diuraikan oleh hartono Kasmadi, dkk, (1990) sebagai berikut: 1.
Penemuan Secara Kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan adalah penemuan yang berlangsung tanpa disengaja. Dalam sejarah manusia,penemuan secara kebetulan itu banyak juga yang berguna walaupun terjadinya tidak dengancara yang ilmiah, tidak sengaja, dan tanpa rencana. Cara ini tidakdapat diterima dalam metode keilmuan untuk menggali pengetahuan atau ilmu. 2.
Penemuan ‘Coba dan Ralat’ (Trial and error)
Penemuan coba dan ralat terjadi tanpa adanya kepastian akan berhasil atau tidak berhasil kebenaran yang dicari. Memang ada aktivitas mencari kebenaran tetapi aktivitas itu mengandung unsure spekulatif atau unsure untungan. Cara coba dan ralat ini pun tidak dapat diterima sebagai cara ilmiah dalam usaha untuk mengungkapkan kebenaran. 3.
Penemuan Melalui Otoritas atau Kewibawaan
Pendapat orang-orang yang memiliki kewibawaan, misalnya orang-orang yang mempunyai kedudukan dan kekuasaan sering diterimasebagai kebenaranmeskipun pendapat itu tidakdidasarkan pada pembuktian istilah. Pendapat itu tidak berarti tidak ada gunanya. Pendapat itu tetap berguna, terutama dalam merangsang usaha penemuan baru bagi orang-orang yang menyaksikannya. Namun demikian adakalanya pendapat itu ternyata tidakdapat dibuktikan kebenarannya. Dengan demikian pendapat pemegang otoritas itu bukanlah pendapatyang berasal dari penelitian, melainkan hanya berdasarkan pemikiran yang diwarnai oleh subjektivitas. 4.
Penemuan Secara Spekulatif
Cara ini mirip dengancara coba dan ralat. Akan tetapi,perbedaannya dengan coba dan ralat memang ada. Seseorang yang menghadapi suatu masalah yang harus dipecahkan pada penemuan secara spekulatif, mungkin sekali ia membuat sejumlah alternative pemecahan, sekalipun ia tidak yakinbenar mengenai keberhasilannya. 5.
Penemuan Kebenaran Lewat Cara Berpikir Kritis danRasional
Dalam menghadapi masalah, manusia berusaha menganalisisnya berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki untuk sampai pada pemecahan yang tepat. Cara berpikir yang ditempuh pada tingkat permulaan dalam memecahkan masalah adalah dengan cara berpikir analitis dan cara berpikir sintetis. 6.
Penemuan Kebenaran Melalui Penelitian Ilmiah
Cara mencari kebenaran yang dipandang ilmiah adalah yang dilakukan melalui penelitian. Penelitian adalah penyaluran hasrat ingin tahu pada manusia dalam taraf keilmuan. Penyaluran sampai pada taraf setinggi ini
disertai oleh keyakinan bahwa ada sebab bagi setiap akibat, dan bahwa setiap gejala yang tampak dapat dicari penjelasan secara ilmia. Pada setiap penelitian ilmiah melekat cirri-ciri umum, yaitu pelaksanaannya yang metodis harus mencapai suatu keseluruhan yang logis dan koheren. Artinya, dituntut adanya system dalam metodemaupun hasilnya. Jadi, susunannya logis. Cirri lainnya adalah universitalis. Setiap penelitian ilmiah harus objektiv, artinya terpimpin oleh objek dan tidak mengalami distorsi karena adanya berbagai prasangka subjektif. Prosedur penelitian ilmiah juga harus terbuka untuk diperiksa oleh ilmuan yang lain. Oleh karena itu, penelitian ilmiah harus dapat dikomunikasian. B.Jenis- jenis Kebenaran
1. Kebenaran Individual Kebenaran Individual ini merupakan kebenaran yang di ikuti manusia berdasarkan pendapat sendiri.
2. Kebenaran Objektif Kebenaran Objektif merupakan kebenaran yang biasanya bersumber dari ajaran leluhur yang diwariskan secara turun temurun dan sudah mendarah daging dalam masyarakat.
3. Kebenaran Hakiki Kebenaran yang sifatnya mutlak, pasti dan tidak akan pernah mengalami perubahan, tentunya kebenaran ini bukan dari manusia, tetapi kebanaran ini datangnya dari Sang Pencipta, sebab itu jangan sekali-kali kita meragukannya. 4. Kebenaran Epistemologikal, adalah kebenaran dalam hubungannya dengan pengetahuan manusia 5. Kebenaran Ontologikal, adalah kebenaran sebagai sifat dasar yang melekat kepada segala sesuatu yang ada maupun diadakan 6. Kebenaran Semantikal, adalah kebenaran yang terdapat serta melekat di dalam tutur kata dan bahasa. 7. Kebenaran batiniah dalam jenis kebenaran ini, nilai "benar" adalah fakta yang dirasakan di dalam batin, seperti marah, sedih, bahagia, gembira, dll. dari fakta-fakta itu kemudian ditemukan hukum-hukum. Hukum-hukum ini kemudian melahirkan pula nilai benar- salah, baik buruk. misal, bila orang marah, ia akan mengetahui bahwa marah itu adalah salah dan buruk, terutama apabila ia telah melihat bahwa kemarahannya itu tidak sesuai dengan hukum-hukum mental. 8. kebenaran referentif. dalam jenis kebenaran ini, nilai "benar" berarti "adanya referensi". tanpa referensi, maka tidak ada kebenaran. dan "yang paling benar" adalah "yang referensinya paling valid dan terpercaya". kelamahan jenis kebenaran ini adalah, adanya kemungkinan pertentangan satu referensi dengan referensi lainnya yang tidak disadari, sehingga orang dapat meyakini dua hal yang bertentangan
sekaligus. 9. kebenaran alamiah dalam jenis kebenaran ini, nilai kata-kata yang "benar" berarti "kesesuain kata-kata itu dengan fakta-fakta alamiah". dalam jenis kebenaran ini, referensi tidak diperlukan sama sekali. kelamahan jenis tidak mampu menjangkau fakta-fakta yang bersifat non indrawi. 10. Kebenaran Logika Dalam jenis kebenaran ini, nilai "benar" berarti sesuai dengan hukum-hukum berpikir, berarti logis. Kebenaran referensi maupun kebenaran alamiah, tidak diperlukan dalam Logika, karena ia hanya mengkalkulasikan atom-atom logic. selama semua itu dikalkulasikan sejalan dengan hukum logika, maka nilainya adalah "benar".