MANAJEMEN NYERI No. Dokumen: RSIA SAMUDRA HUSADA Jl. Samodra No.30 Magetan
No.Revisi:
Halaman :
01
1/4
26/ RSIA-SH/ SPO/II/ 2018
Ditetapkan : STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
PENGERTIAN
Direktur RSIA Samudra Husada
Tanggal Terbit: 01 Desember
dr. Rofiana Komalasari NIK.DR06.810501.2009122.006 Tata cara penanganan nyeri Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk proses penanganan rasa nyeri karena pengalaman sensorik dan
TUJUAN
emosional yang tidak menyenangkan, yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan
yang nyata
atau
yang berpotensi
menimbulkan kerusakan jaringan. Berdasarkan Peraturan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak KEBIJAKAN
Samudra Husada No: 16/RSIA-SH/PER-DIR/II/2018 tentang Manajemen Nyeri. 1. Perawat melakukan terapi non farmakologi (teknik distraksi,
relaksasi
ataupun
fisioterapi)
jika
hasil
pengkajian skor nyeri 1-3 a. Distraksi dengan mengalihkan atensi ke hal lain seperti musik, cahaya, warna, mainan, permen, komputer, permainan, film, dan sebagainya b. Terapi perilaku bertujuan untuk mengurangi perilaku PROSEDUR
yang dapat meningkatkan nyeri dan meningkatkan perilaku yang dapat menurunkan nyeri c. Terapi relaksasi dapat berupa mengepalkan dan mengendurkan jari tangan, menggerakkan kaki sesuai irama, menarik napas dalam.
MANAJEMEN NYERI
RSIA SAMUDRA HUSADA Jl. Samodra No.30 Magetan
No. Dokumen:
No.Revisi:
Halaman :
26/ RSIA-SH/ SPO/II/ 2018
01
2/4
2. Perawat melapor ke dokter jaga jika skor >3, jika dibutuhkan dapat ditambahkan terapi farmakologi yang disesuaikan dengan ringan sampai beratnya nyeri, dengan mengikuti Three Step Ladder Analgetic
Adjuvant : obat-obat yang diberikan untuk mengatasi adversed reaction dari opioid atau anti nyeri tambahan untuk meningkatkan efek analgesik. Secara farmakologi bukan analgesik murni : a.
Langkah pertama Aspirin, asetaminofen atau OAINS dikombinasikan
PROSEDUR
dengan obat-obatan adjuvant analgesik b.
Langkah kedua Bila langkah pertama kurang efektif, maka obat pada langkah pertama diteruskan ditambah dengan narkotik oral dan adjuvant analgesik. Narkotik pilihan adalah codein.
Bisa
dikombinasikan
dengan
aspirin,
asetaminofen atau OAINS c.
Langkah ketiga Langkah ketiga diambil bila langkah kedua kurang efektif. Obat-obatan dilangkah kedua dihentikan, obat dilangkah
pertama
diteruskan,
ditambah
grup
narkotika yang lebih paten. Obat pilihan adalah morfin
MANAJEMEN NYERI
RSIA SAMUDRA HUSADA Jl. Samodra No.30 Magetan
No. Dokumen:
No.Revisi:
Halaman :
26/ RSIA-SH/ SPO/II/ 2018
01
3/4
dengan dosis dapat dinaikkan tanpa batas, sementara diawasi respirasi, mental status dan kesiagaan. (catatan pada penderita kanker dengan fase terminal, pemberian morfin dosis tinggi dapat menyebabkan komunikasi terganggu, maka dapat diberikan stimulant, misalnya methylphenidate, (Ritalin). 3. Perawat melapor ke dokter jaga jika skor VAS 7-10 4. Dokter jaga melapor ke DPJP untuk penatalaksanaan nyeri pasien (bisa diberikan obat-obatan yang kuat dengan dosis optimal, dapat memakai tramadol injeksi atau Obat Anti Inflamsi (OAINS) injeksi yang cukup paten jika masih nyeri dapat menggunakan golongan narkotika. Bila intensitas nyerinya sudah menurun, dosis obat diturunkan seperti menuruni anak tangga. 5.
Dokter memberikan pilihan obat untuk nyeri kronik dan intensitas nyeri tinggi
atau nyeri berat adalah morfin.
Sebaiknya pemberian secar peroral bila pasien masih dapat menelan. Dosisnya antara 10-100mg tergantung intensitas nyeri
maikin
tinggi
dosis
obat
makin
tinggi
efek
analgetiknya. 6.
Dokter
melakukan
intervebsional
blok
langkah
ke
4
yaitu
(somatik,
simpatetik)
tindakan
dan
spinal
medication, apabila telah melakukan 3 langkah tersebut, nyeri masih ada (terutama pada kasus kanker). 7.
Dokter
melakukan
penatalaksanaan
nyeri
kronik
menggunakan analgesik opioid. a. Dokter dan perawat mengedukasi pasien dan keluarga: 1) Efek adikasi narkotik 2) Toleransi 3) Ketergantungan fisik 4) Efek samping lain yang mungkin terjadi
MANAJEMEN NYERI
RSIA SAMUDRA HUSADA Jl. Samodra No.30 Magetan
No. Dokumen:
No.Revisi:
Halaman :
26/ RSIA-SH/ SPO/II/ 2017
01
4/4
b. Dokter meresepan analgetik opioid dan adjuvant PROSEDUR
psikotropika harus dilakukan sesuai prosedur peresepan narkotika dan psikotropika 1. Instalasi Gawat Darurat 2. Instalasi Rawat Jalan
UNIT TERKAIT
3. Instalasi Rawat Inap 4. Instalasi Ruang Operasi 5. HCU