Solopos 14feb09 Bl Vii Wabah Dana Penanganan Ai Menyusut 60%

  • Uploaded by: lp3y.org
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Solopos 14feb09 Bl Vii Wabah Dana Penanganan Ai Menyusut 60% as PDF for free.

More details

  • Words: 295
  • Pages: 1
SOLOPOS - Pusat Dokumentasi

Page 1 of 1

62/2326 62/2326-OQ$GLVXFLSWR6ROR

386$7'2.80(17$6, *UL\D

7HOS)D[ (PDLO3XVGRN#VRORSRVQHW

Edisi : 2/14/2009, Ha

.ODWHQ

Dana penanganan AI menyusut 60% Klaten (Espos) Kendati sebagian wilayahnya terancam endemis avian influenza (AI), namun Pemkab Klaten menyusutkan anggaran dana penanganan virus penyebab penyakit berbahaya unggas itu dalam APBD 2009. Tak tanggung-tanggung, penurunan alokasi anggaran itu mencapai lebih dari 60%. Pada tahun sebelumnya, dana penanganan AI mencapai kisaran Rp 150 juta sementara saat ini dananya menyusut sehingga tinggal Rp 50 juta saja. ”Alokasi itu (Rp 50 juta-red) hanya cukup unt penggunaan disinfektan dan perjalanan petugas ke lokasi penyebaran AI,” kata Kasubdin Peterna Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Klaten Sri Muryani kepada Espos, Jumat (13/2). Anggaran itu, nilai Sri masih kurang apabila digunakan untuk menangani penyebaran AI. Penurun alokasi anggaran terjadi karena kondisi keuangan daerah yang tengah sulit. ”Sebetulnya tidak mencukupi, tetapi kalau mau mengajukan penambahan anggaran bagaimana? Kondisi keuangan sedang defisit. Paling banter kami mengandalkan tambahan alokasi dari pemerintah pusat, sepert bantuan vaksin,” terangnya. Sementara saat ini, dia meminta masyarakat mewaspadai serangan virus AI. AI, paling mudah menyebar saat musim penghujan. Sedangkan, dalam hitungan pekan, sudah empat kecamatan yan mengalami serangan kematian unggas karena AI secara sporadis. ”Serangannya berpindah-pindah, saat ini baru Tulung, Prambanan, Gantiwarno dan Bayat. Serang terakhir terjadi di Prambanan pekan lalu, tetapi unggas yang mati hanya sedikit dan sudah kami antisipasi,” terang Sri. Pihaknya saat ini masih gencar melakukan upaya penyuluhan agar masyarakat sadar akan seran AI pada unggas. Sementara untuk vaksinasi unggas, telah dilakukan sebelum memasuki musim hujan. Kendati demikian, DPKP masih merasa kesulitan untuk memberikan pengertian kepada wa akan bahayanya AI. ”Kami tidak jemu-jemu menyampaikan agar unggas dikandangkan. Tetapi kadang-kadang warga beralasan hanya punya sedikit dan sebagainya. Kami cukup kesulitan juga akunya. - haa

&RS\ULJKW‹62/23263XVDW'RNXPHQWDVL$OO5LJKWV5HVHUYHG

6RIW0HGLD6ROXVL,QIRUPDWLND

0LVL

http://www.solopos.co.id/sp_search_detail_tamu.asp?id=260824

2/17/2009

Related Documents