SOLOPOS - Pusat Dokumentasi
Page 1 of 1
62/2326 62/2326-OQ$GLVXFLSWR6ROR
386$7'2.80(17$6, *UL\D
7HOS)D[ (PDLO3XVGRN#VRORSRVQHW
Edisi : 2/13/2009, H
+DODPDQ8WDPD
Giliran unggas di Palur terkena AI Sukoharjo (Espos) Serangan virus flu burung atau Avian influenza (AI) terus meluas. Beberapa hari terakhir, sekitar 30 ayam milik warga Gapanan, Palur, Mojolaban, Sukoharjo mati mendadak. Diduga, ayam-ayam tersebut juga terserang virus mematikan itu. Anggota Dewan Sukoharjo, Dwi Jatmoko, kepada Espos, melalui telepon, Kamis (22/2), menuturk berdasarkan keterangan Camat Mojolaban, dalam rentang waktu selama sepekan terakhir, 300-an ayam milik warga Gapanan, Palur, Mojolaban, mati secara mendadak. ”Untuk hari ini (Kamis, 12/2 red), ada delapan ayam milik warga Gapanan, mati secara mendadak. Dari delapan ekor itu, men keterangan Camat Mojolaban, dua ekor di antaranya positif terserang virus AI,” ujar Dwi Jatmoko yang menjabat Ketua Komisi IV DPRD Sukoharjo. Dia melanjutkan, dugaan kedua ayam tersebut terserang virus AI berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan tim UPTD Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Dinas Pertanian (Dispertan) Sukoharjo, kemarin siang. Ayam-ayam yang mati secara mendadak sudah dibakar dan dikubur aga tak menularkan virus ke unggas atau manusia yang ada di sekitarnya. Jangan terulang ”Malam ini (tadi malam-red) langsung diadakan sosialisasi dari pihak kecamatan maupun kabupat kepada masyarakat Gapanan mengenai AI dan cara pencegahan penularan virusnya. Pemkab ha benar-benar mewaspadai kasus ini agar jangan sampai terulang kematian salah satu warga Sape Mojolaban tahun 2007 lalu akibat AI,” ujar dia. Dikonfirmasi terpisah, Kepala UPTD Puskeswan Dispertan Sukoharjo, Ngatmini, mengatakan, pad Rabu (11/2) pihaknya memang menerima permohonan dari warga Gapanan agar dilakukan penyemprotan desinfektan terhadap unggas di daerah itu. ”Tadi (kemarin-red) ada petugas yang ke sana (Gapanan-red). Tapi hasilnya seperti apa, saya be tahu. Coba besok dicek saja ke kantor apakah ayam di Gapanan positif AI atau tidak,” jelas Ngatm Pada bagian lain, Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Sragen terus memantau Dukuh Karangsido, Desa Karangtalun, Tanon menyusul terjadinya kematian puluhan ayam akibat tersera virus flu burung. Untuk mencegah ancaman penyakit tersebut meluas Posko kewaspadaan flu bur langsung dibuka. Posko yang melibatkan tim kesehatan hewan dan Puskesmas Tanon II tersebut rencananya dibuk selama dua pekan ke depan. Kabid Kesehatan Hewan Disnakkan Sragen, Ir Suhudi, menyatakan sejauh ini pihaknya langsung melakukan biosecurity atau memberi de-sinfektan di sekitar lingkungan Dukuh Karangtalun. ”Tindakan pemusnahan ayam ternak belum kami lakukan karena kami masih menunggu perkembangan dari lokasi. Sejauh ini yang kami lakukan hanya biosecurity serta menggelar penyuluhan kepada warga. Untuk pemberian vaksinasi tidak bisa kami lakukan karena tidak efekti terlebih saat ini musim hujan,” terangnya. Sementara itu, berdasarkan pantauan Espos, Kamis, di Posko kewaspadaan flu burung yang didirikan di kediaman Bayan I Karangtalun, Hadi Sukismo, masih dibuka. Namun, sejauh pengamatan Posko tersebut belum sepenuhnya dimanfaatkan warga. Bahkan, wa sekitar terkesan dingin menanggapi kasus kematian ayam akibat flu burung di daerahnya. Ayamayam peliharaan warga juga masih dibiarkan berkeliaran bebas di lingkungan tersebut. - mrm/m7
&RS\ULJKW62/23263XVDW'RNXPHQWDVL$OO5LJKWV5HVHUYHG
6RIW0HGLD6ROXVL,QIRUPDWLND
0LVL
http://www.solopos.co.id/sp_search_detail_tamu.asp?id=260747
2/16/2009