SOLOPOS - Pusat Dokumentasi
Page 1 of 1
62/2326 62/2326-OQ$GLVXFLSWR6ROR
386$7'2.80(17$6, *UL\D
7HOS)D[ (PDLO3XVGRN#VRORSRVQHW
Edisi : 2/11/2009, Ha
.ODWHQ
Sejak Januari, DBD capai 67 kasus Klaten (Espos) Berdasarkan data yang dihimpun Dinas Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial (DKKS) Klaten, seja awal Januari lalu tercatat adanya 67 kasus demam berdarah dengue (DBD) di wilayah tersebut. Dari 67 kasus tersebut, 13 kasus terjadi pada bulan Februari ini. Jumlah itu diperkirakan masih ak mengalami peningkatan saat pergantian musim mendatang. Tingginya angka penderita DBD di Klaten itu menjadi perhatian khusus DKKS. “Setiap pergantian musim, penyakit seperti DBD mudah berkembang. Maka semua warga harus waspada dan mulai melakukan pencegahan dengan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN),” tutur Kasubdin Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) DKKS Kabupaten Klaten, Agus Susanto ketika ditemui Espos, Selasa (10/2), di ruang kerjanya. Kasus DBD tersebut, tersebar di sejumlah kecamatan. Pada bulan ini kasus DBD terjadi di Kalikot (satu kasus), Cawas (dua kasus), Ceper (satu kasus), Polanharjo (satu kasus), Klaten Tengah (sa kasus), Delanggu (tiga kasus), Jogonalan (satu kasus), Karangnongko (dua kasus), dan Wedi (sa kasus). “Semua kasus yang terjadi di 2009 ini tidak ada yang sampai meninggal dunia,” ungkap A lebih lanjut. Menurut dia, DKKS telah mewaspadai kantong-kantong persebaran penyakit yang ditularkan oleh nyamuk aides aegypty itu. Salah satunya melakukan penyemprotan atau fogging di sejumlah desa yang warganya dinyatakan positif mengidap penyakit berbahaya tersebut, seperti Kanoman (Karangnongko), Ngabeyan (Karanganom), Talang (Bayat), dan Kedungampel (Cawas). “Permintaan untuk penyemprotan sih banyak. Tapi kami lakukan semua sesuai dengan program standar operasional, seperti adanya kasus dinyatakan positif dalam uji laboratorium, atau terdapat penderita panas tinggi tanpa sebab pada tiga orang dalam radius 100 meter dari yang terkena DB urai Agus. Menurut dia, potensi penyebaran penyakit DBD di wilayah perkotaan dan pedesaan tidak jauh berbeda. Asalkan warga siap siaga dan rajin menjaga kebersihan lingkungan sekitar mereka, terutama menghindarkan tempat yang bisa dijadikan sarang nyamuk, maka permasalahan itu bisa atasi. - m74
&RS\ULJKW62/23263XVDW'RNXPHQWDVL$OO5LJKWV5HVHUYHG
6RIW0HGLD6ROXVL,QIRUPDWLND
0LVL
http://www.solopos.co.id/sp_search_detail_tamu.asp?id=260384
2/12/2009