ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN.S DENGAN KATARAK DIRUANG DAHLIA RSUD BANYUMAS
AULIYA ROCHMATUL UMAH
(1811040014)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
kasus Tn.S usia 53 tahun pendidikan SD Pekerjaan tani dibawa ke RS oleh keluarga dengan keluhan pandangan berkabut, setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter dan pasien dinyatakan katarak. Dari riwayat kesehatan sekarang didapatkan : Pasien datang ke poli mata RSUD Banyumas tanggal 12 februari 2019 jam 10.28 dengan keluhan mata kanan penglihatannya berkabut dan tidak jelas untuk melihat. Kabur yang dirasakan perlahan-lahan, lama kelamaan kabur semakin bertambah, terutama pada malam hari. Penglihatan pasien tidak jelas seperti ada kabut dan pasien merasa silau saat melihat cahaya. Saat dilakukan pengkajian : pupil berwarna putih keabu-abuan,nucleus pada lensa berwarna coklat keruh.Pasien dianjurkan untuk operasi katarak oleh dokter. Pasien masuk keruang dahlia pada jam11.30 untuk persiapan operasi. Riwayat kesehatan daluhu didapatkan data pasien pernah dirawat di RS karena katarak sebelah kanan, pasien pernah dilakukan operasi sebelumnya, pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis. TD : 140/80 mmHg, N : 80 x/m, S : 36.2C, RR : 20 x/m. Pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil : APTT 32,9 detik (normal), PT 11,7 detik (normal), Glukosa sewaktu 93 mg/dL (normal), HBsAg (Negatif). Pemeriksaaan EKG (normal Sinus Rythm), pemeriksaan USG mata : katarak senilis imatur. Terapi medis yang diberikan : Captropil 3x50 mg, Amlodiphin 1x10 mg, Clonidin 2x0,15 mg, po. Dexametason 3x500 mg, po. Cepadroxil 2x1, condocydrone 6x1 tetes/ 3 jam.
Pathways Perubahan fisik lensa
Usia
Penurunan fungsi
Pada nukleus
Perubahan kimia
Fiber lensa yang baru Mendorong lensa yang lama
Koagulasi protein
Nukleus lebih padat, dehidrasi, penimbunan kalsium, penimbunan pigmen
Kekeruhan lensa Bloking sinar yang Mengaburkan bayangan Otak mengiterpretasikan sebagai bayangan berkabut
operasi
ansietas
Pandangan kabur
Adanya agen injury Nyeri akut
Resiko infeksi
Gangguan persepsi sensori penglihatan
Resiko cedera
Diagnosa Keperawatan Pre op
Pre OP
1. Gangguan persepsi sensori penglihatan b/d menurunnya ketajaman penglihatan pasien mengatakan penglihatannya berkabut dan tidak jelas, silau jika melihat cahaya, dan sulit untuk melihat pada malam hari. Pupil berwarna putih ke abu-abuan, nucleus berwarna coklat keruh. 2. Ansietas b/d perubahan status kesehatan pasien mengatakan takut akan di operasi, ekspresi wajah tegang, TD 140/90 mmHg, RR: 20 x/m, T : 36.2 C, N : 80 x/m.
Post OP
1.
Nyeri akut b/d Luka insisi (pembedahan) pasien mengatakan nyeri pada area operasi, P : insisi. Q : seperti disayat, R : mata kanan, S: skala 5, T : hilang timbul. Pasien meringis kesakitan.
2.
Resiko infeksi b/d prosedur invasif Pasien mengatakan mata kanan pedih dan panas. Mata kanan post OP katarak.
Gangguan persepsi sensori penglihatan b/d menurunnya ketajaman penglihatan NOC Fungsi Sensori
No
Indikator
A
T
1
Ketajaman 2 penglihatan
5
2
Respon 2 untuk rangsangan penglihatan
5
NIC - Monitor Neurologik - Perawatan Mata - Monitor vital sign 1. 2. 3. 4. 5.
6.
Kaji ketajaman penglihatan Rasional : untuk mengidentifikasi kemampuan visual pasien. Orientasikan pasien akan lingkungan fisik sekitarnya Rasional : untuk meningkatkan kemampuan persepsi sensori. Anjurkan penggunaan alternatif rangsang lingkungan Rasional : untuk meningkatkan kemampuan respons stimulus lingkungan Cegah sinar yang menyilaukan Rasional : untuk mencegah distress Letakkan barang yang dibutuhkan /posisi bel pemanggil dalam jangkauan pada sisi yang tak dioperasi Rasional : Memungkinkan pasien melihat objek lebih mudah dan memudahkan panggilan untuk pertolongan bila diperlukan Perhatikan tentang suram atau penglihatan kabur dan iritasi mata, dimana dapat terjadi bila menggunakan tetes mata Rasional : Gangguan penglihatan/ iritasi dapat berakhir 1-2 jam setelah tetesan mata tetapi secara bertahap menurun dengan penggunaan. Catatan: iritasi lokal harus dilaporkan ke dokter, tetapi jangan hentikan penggunaan obat sementara
Ansietas b/d perubahan status kesehatan NOC -Kontrol kecemasan
No
Indikator
A
T
1
Ekspresi wajah menunjukan berkurangnya kecemasan
2
5
2
Pasien mengungkapkan kecemasan berkurang
2
5
NIC Pengurangan kecemasan
1.
Kaji tingkat kecemasan Rasional : Untuk mengetahui tingkat kecemasan klien 2. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya Rasional : Hal ini dapat mengurangi rasa cemas pada klien 3. Menjelaskan gambaran yang terjadi pada saat pembedahan Rasional : Peningkatan pemahaman tentang kejadian yang mungkin terjadi dapat menurunkan kecemasan 4. Memberikan kesempatan bertanya Rasional : Dapat memerjelas pemahaman.
Nyeri akut b/d luka insisi(pembedahan) NOC : • Level nyeri •Kontrol nyeri No
Indikator
A
T
1
Melaporkan nyeri berkurang
2
4
2
Menggunakan teknik non farmakologi
2
4
NIC Manajemen Nyeri
1.
2. 3. 4. 5.
Kaji nyeri secara komprehensif Rasional : untuk mengetahui derajat nyeri klien. Mengajarkan teknik relaksasi non farmakologis untuk menurunkan nyeri (relaksasi nafas dalam) Rasional : Dapat menurunkan intensitas nyeri Berikan posisi yang nyaman Rasional : posisi yang tepat mempengaruhi perasaan nyeri Monitor kenyamanan manajemen nyeri Rasional : untuk memantau perkembanagan. Lakukan kolaborasi pemberian analgetik Rasional : untuk mengurangi nyeri
Resiko infeksi b/d prosedur invasif NOC : •Kontrol resiko •Pengetahuan : infeksi No
Indikator
A
T
1
Klien terbebas dari tanda dan gejala infeksi
2
5
2
Menunjukan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
2
5
NIC : Kontrol Infeksi
1.
Diskusikan pentingnya mencuci tangan sebelum menyentuh/ mengobati mata Rasional : Menurunkan jumlah bakteri pada tangan, mencegah kontaminasi area operasi. 2. Gunakan/tunjukan teknik yang tepat untuk membersihkan mata dari dalam keluar dengan tisu basah/ bola kapas untuk tiap usap, ganti balutan , dan masukan lensa kontak bila menggunakan. Rasional : Teknik aseptik menurunkan resiko penyebaran bakteri dan kontaminasi silang. 3. Tekankan pentingnya tidak menyentuh /menggaruk mata yang dioperasi. Rasional : Mencegah kontaminasi dan kerusakan sisi operasi. 4. Observasi /diskusikan tanda terjadinya infeksi contoh kemerahan , kelopak bengkak , drainase purulen. Rasional : Infeksi mata terjadi 2-3 hari setelah prosedur dan memerlukan upaya intervensi.
Komplikasi
Tidak ada komplikasi yang terjadi pada pasien
Prognosis
Prognosis pasien baik, ditandai dengan tidak ada tanda dan gejala infeksi, TD = 130/80 mmHg, N = 84 x/ menit, T= 36,7C, RR = 22 x / menit. Nyeri post op berkurang, tidak terjadi cedera, pasien dapat melakukan kebersihan diri secara mandiri, keluarga mengerti cara perawatan mata dan penggunaan obat tetes mata.
Soal 1.
Tn.A umur 53 tahun dibawa ke poli mata RSUD Banyumas pada tanggal 12 februari 2019 dengan keluhan penglihatan tidak jelas dan berkabut pada mata kanan. pasien juga merasa silau jika melihat cahaya,terkadang nyeri setelah aktivitas berat. pasien susah melihat di malam hari. TD 140/90 mmHg, RR: 20 x/m, T : 36.2 C, N : 80 x/m. Lab : APTT 32,9 detik, PT : 11,7, Glukosa sewaktu 93 mg/dL, HBsAg negatif. Hasil pemeriksaan USG mata: Katarak senilis imatur. Apakah diagnosa keperawatan utama pada kasus tersebut? a. Nyeri akut b. Intoleransi aktifitas c. Resiko cedera d. Gangguan persepsi sensori penglihatan e. Ansietas