PRESENTASI JURNAL INTERNASIONAL DIRUANG BIMA INSTALASI PELAYANAN KESEHATAN JIWA TERPADU RSUD BANYUMAS
Oleh :
Siti Komariyah Hidayati Diana Pertiwi Auliya Rochmatul Umah Rofik Julianto Tatik Wahyu Istikomah
(1811040003) (1811040021) (1811040014) (1811040099) (1811040031)
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS XII FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2016
Effects of Relaxation Exercises and Music Therapy on the Psychological Symptoms and Depression Levels of Patients with Schizophrenia. Judul
:
Pengaruh Latihan Relaksasi dan Terapi Musik pada Gejala Psikologis dan Tingkat Depresi Pasien dengan Skizofrenia
Penulis
:
Kavak F1, Unal S2, Yilmaz E3. 1
Fakultas Ilmu Kesehatan, Departemen Keperawatan Jiwa, Inonu
University, Malatya, Turki. Email :
[email protected]. 2
Faculty of Medicine, Departemen Psikiatri, Inonu University, Malatya,
Turki. Email :
[email protected]. 3
Faculty Ilmu Kesehatan, Departemen Keperawatan Jiwa, Bingol
University, Turki. alamat elektronik:
[email protected]. Tujuan
:
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efek dari latihan relaksasi dan terapi musik pada gejala psikologis dan tingkat depresi pasien dengan skizofrenia kronis.
Metode dan Pembahasan
:
Relaksasi merupakan salah satu bentuk terapi perilaku, relaksasi sebagai upaya untuk mengendurkan teganggan, pertama-tama jasmaniah, yang pada akhirnya mengakibatkan mengendurnya keteganggan jiwa.
Studi semi-eksperimental dilakukan dengan menggunakan pre dan post tes dengan kelompok kontrol. Populasi penelitian terdiri dari pasien dengan skizofrenia yang secara teratur menghadiri pusat kesehatan mental masyarakat di Malatya dan Elazığ provinsi Turki antara Mei 2015 dan September 2015. Sampel penelitian terdiri dari 70 pasien dengan skizofrenia (n = 35 pada kelompok kontrol; n = 35 dalam kelompok eksperimen) yang dipilih secara acak berdasarkan analisis daya. Pasien mengisi “Formulir Informasi Pasien” yang berisi " Brief Psychiatric Rating Scale (Rentang Skala Kejiwaan) (BPRS)" dan "Skala Depresi Calgary untuk Skizofrenia (CDSS)" yang digunakan untuk pengumpulan data. Pasien dalam kelompok eksperimen berpartisipasi dalam latihan relaksasi dan terapi musik 5 kali seminggu selama 4 minggu. Kelompok eksperimen dari 35 orang dibagi menjadi tiga kelompok sekitar 10-12
orang untuk memungkinkan semua peserta untuk mengikuti program tersebut. Tidak ada intervensi diaplikasikan pada pasien dalam kelompok kontrol. Data dievaluasi menggunakan distribusi persentase, berarti aritmatika, standar deviasi, Chi-square dan sampel independen t-tes. Hasil
:
Studi ini menemukan bahwa pasien dalam kelompok eksperimen menunjukkan penurunan total nilai rata-rata pada rentang skala kejiwaan (BPRS) dan Skala Depresi Calgary untuk Skizofrenia (CDSS); perbedaan antara skor post-test dari kelompok eksperimen dan skor posttest dari kelompok kontrol adalah signifikan secara statistik (p <0,05). Praktek latihan relaksasi dan terapi musik terbukti efektif dalam mengurangi gejala psikologis pasien skizofrenia dan tingkat depresi.
Kesimpulan
:
Latihan relaksasi dan terapi musik dapat digunakan sebagai terapi komplementer dalam perawatan medis dari pasien dengan skizofrenia kronis.
Kelebihan
:
Efektif dalam mengurangi gejala gejala psikologis yaitu menunjukkan perilaku menarik diri, cemas, terisolasi dan sulit diatur, sehingga akan mempengaruhi status mental klien, dan menurunkan tingkat depresi pasien skizofrenia. Latihan relaksasi yang diberikan yaitu latihan relaksasi otot progresif dengan gerakan otot yang berfokus pada relaksasi sangat mudah dilakukan. Cara relaksasi dapat bersifat respiratoris yaitu dengan mengatur mekanisme atau aktivitas pernafasan atau bersifat otot, dilakukan dengan tempo atau irama dan intensitas yang lebih lambat.
Kekurangan
:
Latihan relaksasi dan terapi musik hanya dapat dilakukan pada pasien yang sudah dapat berkomunikasi secara terarah, karena dibutuhkan konsentrasi saat latihan relaksasi.
Penerapan
:
Latihan relaksasi dan terapi musik dapat diterapkan diruang Nakula, pada pasien yang sudah dapat berkomunikasi secara terarah, dengan dibimbing oleh perawat ruangan yang sudah dapat melakukan relaksasi otot progresif. Latihan relaksasi ini juga dapat diterapkan saat olahraga pada tahap pemanasan, sehingga dapat dilakukan secara bersamaan.