Soal Take Home Akmen.docx

  • Uploaded by: Wira Santana
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Soal Take Home Akmen.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,767
  • Pages: 8
SOAL 1 Kapan suatu perusahaan lebih memilih sistem manajemen biaya berdasarkan aktivitas daripada sistem berdasarkan fungsi dan tuntutan apa yang mendorong perusahaan untuk menerapkan sistem berdasarkan aktivitas adalah Sistem manajemen biaya berdasarkan aktivitas adalah suatu pendekatan diseluruh sistem dan terintegrasi, yang memfokuskan perhatian manajemen pada berbagai aktivitas, dengan tujuan meningkatkan nilai pelanggan (customer value) dan laba sebagai hasilnya. Hal ini penting karena dapat meningkatkan keakuratan pengalokasian biaya, yaitu pertama-tama dengan menelusuri biaya berbagai aktivitas, kemudian produk atau pelanggan yang menggunakan aktivitas teresbut. Sistem manajemen biaya berdasarkan fungsi adalah suatu pendekatan yang memfokuskan perhatian manajemen pada pengelolaan biaya. Perusahaan memilih sistem manajemen biaya berdasarkan aktivitas daripada berdasarkan fungsi adalah pada saat perusahaan banyak menggunakan aktivitas manusia di dalam operasinya,seperti perusahaan jasa yang menggunakan sistem manajemen biaya berdasarkan fungsi. Tuntutan yang mendorong perusahaan untuk menerapkan sistem berdasarkan aktivitas adalah pada saat perusahaan ingin menemukan cara melakukan aktivitas yang diperlukan secara lebih efisien,untuk menghapus aktivitas yang tidak memberikan nilai pelanggan , meningkatkan nilai pelanggan dan meningkatkan laba sebagai hasilnya. SOAL 2 Perilaku biaya penting bagi pengambilan keputusan manajerial adalah Dimana perilaku biaya dapat menggambarkan apakah biaya berubah seiring dengan adanya perubahan output, karena ada biaya yang tidak berpengaruh atau biaya yang berpengaruh terhadap peningkatan output, dimana ada biaya yang bersifat tetap yaitu suatu biaya yang jumlahnya tetap sama ketika outputnya berubah dan adanya biaya yang bersifat variabel yaitu suatu biaya yang jumlahnya berubah ketika outputya berubah . Disamping itu biaya-biaya tersebut penting untuk mempersiapkan laporan keuangan eksternal, yaitu laba rugi dan neraca, sehingga perilaku biaya sangat diperlukan oleh manajerial dalam pengambilan keputusan.

Sebagai contoh yaitu terdapat sebuah perusahaan tas baru berkembang pesat. Tahun lalu , perusahaan tersebut membuat dan menjual tas 15.000 unit, dimana ditahun berikutnya perusahaan mengharapkan dapat membuat dan menjual tas 30.000 unit. Dalam hal ini tidak dapat dikatakan perusahaan harus mengeluarkan biaya dua kali lipat dari tahun sebelumnya, dimana perusahaan berharap dengan memproduksi dua kali lipat tas, biayanya dapat lebih sedikit atau kurang dari dua kali lipat biaya tas yang di produksi sebelumnya, karena ada biaya yang bersifat tetap yaitu biaya yang tidak akan berubah ketika outputnya berubah dan ada biaya bersifat bersifat variabel yaitu biaya akan berubah ketika outputnya berubah. Karena dengan adanya perilaku biaya, perusahaan dapat mengetahui berapa besar biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk, dan perusahaan dapat menentukan laba atau rugi dalam memproduksi produk tersebut, sehingga perusahaan dapt mengambil keputusan apakah produk tersebut dapat diproduksi atau tidak. SOAL 3 Dua dimensi dari model activity based management (ABM) adalah sebagai berikut : a. Dimensi biaya (cost dimension) adalah memberikan informasi biaya mengenai sumber daya, aktivitas, produk dan pelanggan (serta biaya-biaya lain yang diperlukan), dimana biaya-biaya sumber daya dapat ditelusuri ke aktivitas-aktivitas dan kemudian biaya aktivitas dibebankan ke pelanggan. Dengan demikian dimensi ini merefleksikan kebutuhan untuk membagi sumber daya biaya (cost of resource) terhadap aktivitas dan biaya aktivitas (cost of activity) terhadap objek biaya (cost of object), seperti pelanggan dan produk agar dapat menganalisis keputusan kritikal. Keputusan tersebut seperti penetapan harga, pengadaan produk dan penetapan prioritas untuk usaha perbaikan. b. Dimensi proses (process dimension) adalah memberikan informasi mengenai aktivitas apa saja dilaksanakan, mengapa aktivitas tersebut dilaksanakan dan seberapa baik pelaksanaannya. Dimensi ini menjelaskan mengenai akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas dan lebih mempertanggungjawaban berdasarkan aktivitas bukan biaya dan menekankan pada maksimalisasi kinerja sistem secara menyeluruh bukan secara kinerja individu. Dengan demikian dimensi ini merefleksikan kebutuhan untuk suatu kategori informasi yang baru mengenai kinerja aktivitas. Informasi ini menunjukkan apa yang menyebabkan pemicu biaya dan bagaimana pengukuran

kinerjanya. Dimensi inilah yang sangat membantu manajemen dalam mengidentifikasi kesempatan perbaikan dan cara-cara melakukan perbaikan. Dimensi inilah yang mampu membuat manajer terlibat dan menilai perbaikan yang berkelanjutan. Untuk memahami bagaimana dimensi proses berhubungan dengan dunia perbaikan yang berkelanjutan, perlu adanya pemahaman yang lebih eksplisit tentang analisis nilai proses. SOAL 4 Banyak perusahaan yang berskala kecil tidak membuat anggaran. Alasan mereka bahwa bisnis mereka sangat kecil sehingga mudah menelusuri setiap pengeluaran dan pendapatan. Pengertian anggaran merupakan rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan dan merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan moneter untuk jangka waktu tertentu, . Dan pada prinsip ekonomi, dalam membuat anggaran perusahaan tersebut harus mendapatkan benefit/keuntungan yang lebih besar daripada cost/biaya yang dikeluarkan. Dimana suatu anggaran memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dengan adanya anggaran pada suatu perusahaan yaitu segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama, dapat digunakan sebagai alat penilaian kelebihan dan kekurangan pegawai, dapat memotivasi karyawan karena ada tujuan/sasaran yang akan dicapai, menimbulkan rasa tanggung jawab pegawai, menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu serta sumber daya yang dapat dimanfaatkan seefisien mungkin. Sedangkan kelemahan anggaran pada suatu perusahaan yaitu anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan asumsi sehingga mengandung unsur ketidakpastian, menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang dan tenaga, dan Pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran, dapat menggerutu dan menentang, sehingga pelaksanaan anggaran menjadi kurang efektif. Dengan pernyataan diatas yaitu perusahaan yang berskala kecil dapat tidak membuat anggaran, alasannya karena dengan mudah menelusuri pengeluaran dan pendapatan. Pendapat saya adalah anggaran tersebut sebaiknya dilakukan oleh perusahaan kecil maupun besar, karena anggaran merupakan aspek dasar dari perencanaan dan pengendalian pada suatu perusahaan. Dimana dengan

adanya

penyusunan

anggaran,

perusahaan

tersebut

harus

memperoleh

keuntungan/manfaat yang lebih besar daripada cost/biaya yang dikeluarkan dalam penyusunan anggaran tersebut. SOAL 5 Perusahaan memilih menggunakan desentralisasi adalah Desentralisasi adalah pelimpahan kekuasaan dan pembuatan keputusan secara meluas kepada tingkatan – tingkatan yang lebih rendah. Dimana perusahaan memutuskan menggunakan desentralisasi karena kemudahan mengumpulkan dan menggunakan informasi lokal yaitu kualitas dari berbagai keputusan dipengaruhi oleh kualitas informasi yang tersedia, memfokuskan manajemen pusat yaitu manajemen pusat bebas menangani perencanaan dan pengambilan keputusan, melatih dan memotivasi para manajer segmen yaitu organisasi selalu membutukan manajer yang terlatih untuk menggantikan posisi manajer jenjang lebih tinggi yang keluar untuk mengambil keuntungan dari peluang yang lain, mengurangi cost/biaya yang berlebihan,meningkatkan daya saing serta membuka segmen,segmen ke berbagai kekuatan pasar.

SOAL 6

JUDUL

Pola sistem biaya dan manajemen biaya pada sektor publik di Spanyol

ISU Sistem biaya perkembangannya sangat pesat, dimana ABC (activity based costing) atau aktivitas berbasis biaya telah terbukti kontribusinya terhadap manajemen biaya, khususnya dalam bidang jasa. Sektor publik sebagaian besar terdiri dari fungsi pelayanan, namun sangat kurang pelaporannya dari penggunaan ABC (activity based costing) untuk mendukung manajemen biaya dalam sektor ini. ABC (activity based costing) merupakan bagian dari ABM (activity based management), karena sumber informasi yang diperlukan oleh manajemen untuk dapat bertindak dalam pengambilan keputusan berasal dari ABC (activity based costing). Dimana manajemen dalam sistem ABM (activity based management) memfokuskan untuk meningkatkan nilai pelanggan (customer value) dan laba sebagai hasilnya sedangkan ABC (activity based costing) memfokuskan untuk meningkatkan keakuratan mengalokasikan biaya dengan pertama-tama menelusuri biaya berbagai akrtivitas, untuk menemukan cara melakukan aktivitas yang diperlukan secara efisien dan untuk menghapus aktivitas yang tidak memberikan nilai pelanggan. Dengan tidak diterapkannya ABC (activity based costing), semua biaya menjadi tidak jelas disektor publik Spanyol, karena balai kota harus mengkalkulasi biaya pelayanan yang kena pajak. Oleh karena itu balai kota harus memahami sistem biaya untuk menghitung biaya dengan tepat, karena tidak diperbolehkan mencari keuntungan. Dengan pertimbangan-pertimbangan ini, beberapa balai kota mencoba mengembangkan ABC (activity based costing) untuk memenuhi undang-undang, namun banyak yang gagal dalam menerapkan hal ini. Dalam penerapan sistem biaya dan manajemen biaya, ada beberapa hal yang mempengaruhi keberhasilan penerapan sistem biaya dan manajemen biaya yaitu dukungan manajemen puncak, integrasi dengan strategi kompetitif, evaluasi kinerja dan kompensasi, kepemilikan proyek ABC (activity based costing) bukan akuntansi, pelatihan yang diberikan untuk merancang, menerapkan dan menggunakan

ABC (activity based costing) dan menyediakan sumber daya yang memadai. Adapun juga halhal yang mempengaruhi kegagalan ABC (activity based costing) yaitu biaya tinggi untuk adopsi sistem, pengolahan datanya sangat rumit, aktivitas dimulai dari departemen yaitu perlu koordinasi atas informasi untuk menentukan aktivitas pokok atau utama, tidak fokusnya para senior manajer, dan keengganan para pegawai menerapkan sistem ABC (activity based costing). Dengan adanya banyak kegagalan dalam menerapkan sistem biaya pada sektor publik di Spanyol, maka sistem biaya ini sangat penting untuk diterapkan. Dimana penerapkan sistem biaya ini sangat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan. Di balai kota diharapkan mengembangkan sistem kalkulasi biaya, kenyataan tidak demikian, banyak yang tidak mendapatkan info yang legal tentang biaya pelayan kena pajak. Masalah-masalah dalam penelitian ini adalah pengembangan sistem akuntansi biaya dibalai kota Catalan. Ada tiga pertanyaan yang terkait telah dilakukan : a. Studi empiris (survey) dari balai kota Catalan dengan jumlah penduduk lebih dari 20.000 jiwa untuk menemukan cara-cara umum dalam akuntansi manajemen, termasuk tingkat pengembangan perangkat akuntansi manajemen yang digunakan. b. Studi kasus menganalisis biaya dan ABC (activity based costing) dari satu balai kota Catalan, ini yang sudah diketahui dewan kota Catalan yang telah sukses mengelola dan memperkenalkan model biaya jenis ABC (activity based costing). c. Studi empiris (survey) dari balai kota Catalan yang tersisa untuk menemukan alasan dari pengembangan sistem biaya, termasuk kegagalan pengembangan ABC (activity based costing), sehubungan dengan regulasi yang masih berlaku yang memerlukan analisis biaya. Secara khusus dua elemen terakhir memungkinkan dapat menjawab dengan cukup kuat,faktorfaktor yang menentukan keberhasilan atau kegagalan sehubungan dalam penerapan sistem biaya pada balai kota. Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan penerapan sistem biaya pada balai kota di Spanyol.

Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode campuran yaitu dengan wawancara dan survey. Metode wawancara dilakukan dengan para manajer atau perwakilan baik dibidang akuntansi dan non-akuntansi dengan kuisioner yang disebarkan sebanyak 53 kuisioner dan hanya sebanyak 21 kuisioner yang dapat digunakan. Sedangakan survey dilakukan di balai kota Catalonian. Hasil penelitian Hasil penelitian ini adalah adanya kegagalan penerapan sistem biaya dan manajemen biaya pada sektor publik di Spanyol. Hal ini sebabkan oleh beberapa faktor yang ada, antara lain : a. Biaya yang cukup tinggi yang akan dikeluarkan oleh balai kota untuk mengadopsi sistem biaya tersebut,. b. Pengelolahan data yang sangat rumit,yang membuat para staff enggan untuk mempelajari perubahan-perubahan yang ada. c. Aktivitas dimulai dari departemen yaitu perlu koordinasi atas informasi untuk menentukan aktivitas pokok atau utama. d. Tidak fokusnya para senior manajer untuk menerapkan sistem biaya yang menyebabkan kegagalan. e. Adanya presepsi bahwa sistem biaya merupakan sebagai alat untuk memonitoring orang dibandingkan sebagai alat meningkatkan manajemen. Dimana rata-rata usia staff yang sudah berumur memiliki rasa takut yang lebih besar dibandingkan melakukan perubahan. f. Takut terhadap perubahan yang belum diatasi Hal-hal yang dapat dikembangkan dalam penelitian selanjutnya adalah a. Dalam penelitian diberikan secara spesifik untuk tempat melakukan penelitian pada sektor publik di rumah sakit, sehingga memudahkan untuk melakukan wawancara atau survey, apabila menggunakan metode tersebut. b. Dalam menerapkan ABC (activity based costing) dapat menentukkan harga pokok. Dimana penerapan ABC dapat menentukan harga pokok, harga pokok disini sangatlah

penting karena dengan harga pokok yang mampu bersaing itu, dapat menentukan kelangsungan hidup perusahaan (going concern).

Related Documents

Take Home
November 2019 30
Take Home
June 2020 19
Take Home Profesi.docx
December 2019 16

More Documents from "livia"