HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN TINDAKAN PEMELIHARAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI LINGKUNGAN III KELURAHAN SYAHMAD WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN LUBUK PAKAM KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013
SKRIPSI
OLEH : KURNIAMAN GEA NIM 0901040
\\
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMATERA UTARA MEDAN 2013
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN TINDAKAN PEMELIHARAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI LINGKUNGAN III KELURAHAN SYAHMAD WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN LUBUK PAKAM KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keparawatan
OLEH : KURNIAMAN GEA NIM 0901040
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMATERA UTARA MEDAN 2013
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan atau dipublikasikan dalam bentuk apapun, termasuk dalam bentuk yang sama dengan skripsi ini untuk memperoleh gelar kesarjanaan atau menempuh pendidikan di suatu perguruan tinggi. Sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan,
15 Juli 2013
Kurniaman Gea Nim :0901040
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Pas Photo 3 x 4 cm
Nama
: Kurniaman Gea
Tempat / Tanggal Lahir
: Tuhemberua, 22 Januari 1992
Agama
: Kristen Protestan
Status Perkawinan
: Belum Menikah
Jumlah Anggota Keluarga
: Anak kelima dari enam bersaudara
Alamat Rumah
:Desa
Silimabanua
Kecamatan
Tuhemberu
Kabupaten Nias Utara Riwayat Pendidikan
: 1. Tahun 1997-2003 SDN No. 071042 Tuhemberua 2. Tahun 2003-2006 SMP N.1 Tuhemberua 3. Tahun 2006-2009 SMA N.1 Tuhemberua 4. Tahun 2009-2013 Pendidikan S-1 Keperawatan STIKes Sumatera Utara
ABSTRAK Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimal sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimal pula. Kondisi yang terdapat di Lingkungan III Kelurahan Syahmad adalah kesehatan lingkungan tersebut tidak memenuhi syarat dalam memelihara kesehatan lingkungan, ditambah lagi perilaku masyarakat yang tidak menjaga lingkungan sekitar baik di dalam atau di luar tempat tinggal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap keluarga dengan tindakan pemeliharaan kesehatan lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam kabupaten Deli Serdang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik korelasional dengan pendekatan cross-sectional (sekat-silang). Sampel dalam penelitian adalah keluarga yang ada di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam kabupaten Deli Serdang, yaitu sebanyak 62 responden. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukan memiliki tingkat pengetahuan mayoritas berpengetahuan kurang 27 responden ( 43,5 % ), sikap mayoritas berkategori sikap negatif yaitu sebanyak 47 responden ( 75,8 % ). Tindakan mayoritas berkategori tindakan buruk yaitu sebanyak 46 responden (74,2 %). Hasil analisa dapat diperoleh bahwa ada hubungan antara pengetahuan keluarga dengan tindakan pemeliharaan kesehatan lingkungan dengan hasil P < α (α =0,05), dan ada hubungan antara sikap keluarga dengan tindakan pemeliharaan kesehatana lingkungan dengan hasil P < α (α =0,05), dan nilai OR pada sikap 9,53. Saran diberikan kepada puskesmas perlu mengadakan penyuluhan kesehatan dalam memberikan informasi kepada masyarakat tentang kesehatan lingkungan dan upaya-upaya dalam menjaga lingkungan hidup bersih dan sehat, sehingga diharapkan masyarakat memperoleh informasi dan menambah wawasan pengetahuan masyarakat dalam menjaga lingkungan hidup
Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Kesehatan Lingkungan
ABSTRACT Environmental health is a condition or state of an optimal environment and therefore contributes positively to the realization of optimal health status as well. Environmental conditions in the Village III Syahmad is environmental health is not qualified in maintaining environment health, plus public behavior that is not keeping the environment both inside and outside the residence. This study aims to determine the relationship of the family with the knowledge and attitudes of health care measures in the environment Environmental Working Area Syahmad Village III District Health Clinics Lubukpakam Deli Serdang regency. The method used in this study is an analytical correlation with crosssectional (cross-bulkhead). The sample is a family that is in the Village Syahmad Environmental Working Area III District Health Clinics Lubukpakam Deli Serdang district, as many as 62 respondents. The results obtained show has the knowledge level of the majority of the less knowledgeable respondents 27 (43.5%), the attitude of the majority of the negative attitude that is categorized by 47 respondents (75.8%). Act of bad acts that the majority categorized as many as 46 respondents (74.2%). Analysis results can be obtained that there is a relationship between knowledge of family health care environment with the action with the result P <α (α = 0.05), and there is a relationship between family attitudes to environmental kesehatana maintenance actions with the results of P <α (α = 0.05 ), and the value of OR 9.53 attitudes. Advice given to the need to conduct health education centers in providing information to the public about the environmental and health efforts in keeping the environment clean and healthy, so expect the public to be informed and broaden public knowledge in maintaining environmental
Keywords: Knowledge, Attitude, Action, Environmental Health
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan berkatnya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul “Pengetahuan Dan Sikap Keluarga Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan Di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013.” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Drs. Asman Karo-Karo, MM, selaku Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara. 2. Bapak Dr. H. Paul Sirait, SKM, M.Kes, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara. 3. Ibu Evawani M. Silitonga, SKM, M.Si, selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara. 4. Bapak Donal Nababan, SKM, M.Kes, selaku Pembantu Ketua II Bidang Administrasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara. 5. Bapak Dian Fajariadi, S.Kep, Ns, selaku Pembantu Ketua III Bidang Kemahasiswaan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara. 6. Ibu Roslenni Sitepu, S.Kp, MARS, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara.
7. Ibu Rinawati, S.Kep, Ners, sebagai Sekertaris Juruasan Keperawatan, sekaligus penguji I yang telah memberikan banyak saran demi terselesaikannya skripsi ini. 8. Ibu Mazly Astuti, S.Kep,Ns,M.Kep, sebagai selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis. 9. Ibu Dameria Ginting, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Penguji II yang telah memberikan banyak saran demi terselesaikannya skripsi ini. 10. Bapak Fotarisman Zaluchu, SKM, M.Si, MPH, yang telah memberikan ilmu, waktu, dan dukungan bagi peneliti demi terselesainya skripsi ini. 11. Seluruh staf dan dosen yang telah memberikan ilmu, mengarahkan dan mendidik penulis. 12. Kepala Lurah Kelurahan Syahmad yang telah membantu dalam penelitian ini 13. Ucapan terimakasih yang teristimewa buat ayah dan ibu tercinta, atas doa kalian yang selalu menaungi saya, dan kasih sayang kalian tidak pernah saya lupakan seumur hidup saya, kalian memberikan segalanya demi anakmu tercinta, materi, dukungan, motivasi yang tak pernah henti, serta rela menderita hanya demi cita-cita saya. Semoga Tuhan yang membelas kebaikan kalian agar Tuhan selalu memberikan umur panjang dan kesehatan yang baik kepada kalian.
iv
14. Saudara-saudara saya : Abang Oza, Kakak Linnes, Abang Warman, Kakak Mery, Kakak Nita, Abang Berkat, dan Adik Enafao, yang selalu mendukung,
dan
memanjatkan
doa
kepada
penulis,
sehingga
terselesainya skripsi ini. 15. Terima kasih banyak buat adek saya tercinta Novil Miser Febriang Halawa yang selalu berdoa, menemani, membantu, dan memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini. 16. Terimakasih juga buat teman-teman semua : Yesman Gea, Fajar Lase, Sonda Baeha, Edi Tel, Ivan Waruwu, Yusman Lase, Anas zega, Metieli Zega, Johan Tel, Kornelius Harefa, Leo Tel, Damar Nazara, Luther Tel, Tian Nazara, Nidar Zai, Belinda Zendarato, Yesti Zendarato, Ones Tel, Tien Gea, Arliusman Harefa, Deliyan Larosa, Ayu Zega, Julia Zebua, Syafar Waruwu, Noven Tel, Evaniaman Zega, Ceria Zega, Sari Zega, Setiaman Zega, Allfrend Halawa, Abang Optu, Abang Herman dan teman-teman semua yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu, terima kasih banyak atas dukungan kalian semua. 17. Teman-teman yang selama ini selalu bersama, memberi saran dan membantu penulis agar terselesaikannya skripsi ini, khususnya keperawatan A stambuk 2009.
v
Penulis berusaha untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaikbaiknya, namun demikian penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan, oleh karena itu demi kesempurnaan skripsi ini penulis mengharapkan adanya kritikan dan saran dari semua pihak untuk menyempurnakannya.
Medan,
15 Juli 2013
Penulis
Kurniaman Gea NIM:0901040
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT DAFTAR RIWAYAT HIDUP ABSTRAK.................................................................................................... KATA PENGANTAR ................................................................................. DAFTAR ISI ............................................................................................... DAFTAR SKEMA ..................................................................................... BAB I
i iii vii xi
PENDAHULUAN ....................................................................... 1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1.2. Perumusan Masalah ............................................................... 1.3. Tujuan Penelitian ................................................................... 1.3.1. Tujuan Umum............................................................. 1.3.2. Tujuan Khusus ............................................................ 1.4. Manfaat Penelitian .................................................................
1 1 9 9 9 10 11
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 2.1 Pengetahuan ........................................................................... 2.1.1 Defenisi ........................................................................ 2.1.2 Tingkat Pengetahuan..................................................... .. 2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan.......... 2.1.4 Pengukuran Pengetahuan.............................................. .. 2.2 Sikap ..................................................................................... 2.2.1 Defenisi ........................................................................ 2.2.2 Tingkatan Sikap ............................................................ 2.2.3 Pengukuran Sikap............................................................ 2.3 Tindakan ................................................................................ 2.3.1 Defenisi ........................................................................ 2.3.2 Tingkatan Tindakan......................................................... 2.3.3 Pengukuran Tindakan...................................................... 2.4 Kesehatan Lingkungan ........................................................... 2.4.1 Perumahan....................................................................... 2.4.2 Penyediaan Air Besih............................ ......................... 2.4.3 Pembuangan Kotoran Manusia..................................... .. 2.4.4 Pengolahan Sampah..................................................... ... 2.4.5 Pembuangan Kotoran Manusia...................................... . 2.5 Kerangka Konsep Penelitian................................................... 2.6 Hipotesa Penelitian................................................................. BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................
12 12 12 12 15 16 17 17 18 19 20 20 20 21 21 21 25 29 33 39 43 43 44
3.1 Jenis Penelitian....................................................................... 3.2 Lokasi dan waktu Peneltian .................................................... 3.2.1 Lokasi Penelitian........................................................ ..... 3.2.2 Waktu Penelitian............................................................ vii
44 44 44 44
BAB II
3.3 Populasi dan Sampel ............................................................. 3.3.1 Populasi ........................................................................ 3.3.2 Sampel .......................................................................... 3.4 Teknik Pengambilan Data ...................................................... 3.5 Instrumen Penelitian............................................................... 3.6 Etika Penelitian ...................................................................... 3.7 Defenisi Operasional .............................................................. 3.8 Aspek Pengukuran ................................................................. 3.8.1 Aspek Pengukuran Pengetahuan .................................... 3.8.2 Aspek Penegukuran Sikap ............................................. 3.8.3 Aspek Pengukuran Tindakan ......................................... 3.9 Pengolahan dan Teknik Analisa Data 3.9.1 Pengolahan Data............................................................ 3.9.2 Teknik Analisa data ....................................................... BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................ 4.1 Karakteristik Responden ........................................................ 4.2 Pengetahuan Keluarga Tentang Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan di Lingkungan III keluarahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang ..................................................................................... 4.3 Sikap Keluarga Tentang Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan di Lingkungan III keluarahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang................................................................................... 4.4 Tindakan Keluarga Tentang Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan di Lingkungan III keluarahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang .................................................................................. 4.5 Hubungan Pengetahuan Keluarga dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungandi Lingkungan III Keluarahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.................................. 4.6 Hubungan Sikap Keluarga dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan di Lingkungan III Keluarahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang................................................................................... BAB V
44 44 45 45 46 46 47 49 48 48 49 50 50 53 53
54
55
56
57
58
PEMBAHASAN .......................................................................... 61 5.1 Pengetahuan Keluarga Tentang Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan Di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang...................................................................................... 61 5.2 Sikap Keluarga Tentang Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang....................................................................................62 Viii
5.3 Tindakan Keluarga Tentang Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang............................................................................... ...... 64 5.4 Hubungan Pengetahuan Keluarga Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang .................................. 66 5.5 Hubungan Sikap Keluarga Dengan Tindakam Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan Di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang ......................................................... 67 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.................................................... 6.1 Kesimpulan ............................................................................ 6.2 Saran ...................................................................................... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Lembar Persetujuan Responden 2. Lembar Kuesioner 3. Lembar Master Tabel 4. Lembar Hasil SPSS 5. Lembar Konsultasi 6. Surat Izin Penelitian
ix
70 70 71
DAFTAR TABEL Tabel Halaman Tabel 4.1
Distribusi frekuensi karakteristik responden di Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 (n=62).............................. 55
Tabel 4.2
Distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang pemeliharaan kesehatan lingkungan di Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 (n=62)........................................................................................... 57 Distribusi frekuensi sikap responden tentang pemeliharaan kesehatan lingkungan di Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 (n=62)..................................................................... 58 Distribusi frekuensi tindakan responden tentang pemeliharaan kesehatan lingkungan di Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 (n=62)..................................................................... 58 Hubungan Pengetahuan Keluarga Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan Di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 (n =62)............................................................................................... 59 Hubungan Sikap Keluarga Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan Di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 (n =62) ............................................. 60
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
x
DAFTAR SKEMA Skema 2.1. Kerangka Konsep Penelitian Hubungan Pengetahuan dan Sikap Keluarga Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.................................................................................... ...
43
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang
optimal sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimal pula. Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain mencakup perumahan, pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan air kotor (air limbah), pengolahan sampah dan sebagainya. Sedangkan usaha kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau mengoptimalkan lingkungan hidup manusia agar merupakan media yang baik untuk terwujudnya kesehatan yang optimal bagi manusia yang hidup di dalamnya (Notoatmodjo, 2003). Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan kepada paradigma sehat yang menekankan kepada interaksi berbagai faktor sehingga upaya lebih diarahkan
pada
peningkatan
(promotif),
pencegahan
(preventif),
tanpa
mengabaikan upaya pengobatan (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) (Depkes, 2003). Salah satu dari unsur pembangunan nasional dalam bidang kesehatan adalah kesehatan lingkungan yang memuat komponen-komponen tertentu bagaimana sebenarnya keterikatan lingkungan dengan pembangunan kesehatan lingkungan dalam meningkatkan kemampuan mencapai derajat kesehatan (Depkes, 2008).
1
Namun, dari survey Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index/HDI) pada tahun 2006, kondisi kesehatan masyarakat Indonesia berada dalam peringkat 109 dari 176 negara. Indikator dalam penilaian HDI adalah pendidikan, paendapatan masyarakat dan kesehatan berperilaku hidup sehat (Departemen Kesehatan, 2006). Rumah Sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah (Notoatmodjo, 2003). Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Langkat Tahun 2008 persentase rumah sehat telah mencapai angka 75,33% (Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat, 2009). Meskipun persentase tersebut hampir mencapai target Indonesia Sehat 2010, penyebaran rumah sehat di 23 kecamatan yang terdapat di Kabupaten Langkat masih belum merata. Hal ini terlihat dari masih adanya kecamatan dengan persentase rumah sehat yang masih rendah. Salah satunya adalah Kecamatan Selesai dengan persentase rumah sehat sebesar 32,05%. Kecamatan Selesai menduduki peringkat ketiga kecamatan dengan jumlah rumah terbanyak di Kabupaten Langkat, yaitu sebanyak 11.277 rumah, setelah Kecamatan Tanjung Pura (15.897 rumah) dan Batang Serangan (12.761 rumah). Di Kecamatan Selesai, jumlah rumah terbanyak terdapat di Kelurahan Pekan Selesei (Depkes, 2008).
Masalah kondisi lingkungan dalam pembuangan kotoran manusia tidak terlepas dari aspek kepemilikan rumah yang harus menyediakan dan melengkapi sarana tersebut. Keberadaan jamban di Indonesia menurut Bank Dunia tahun 2003 dari jumlah penduduk Indonesia yaitu 203 juta orang yang menggunakan jamban baru 100 juta orang atau hanya 47 % saja. Secara nasional pencapaian jumlah jamban di Indonesia terlihat dari laporan 19 Propinsi di Indonesia. Pada tahun 2005 telah dilakukan pemeriksaan rumah di beberapa Kabupaten / Kota di Indonesia tetapi hasilnya menunjukan dari 401780 rumah yang dilakukan pemeriksaan, ketersediaan jamban keluarga baru 68,54 %. Propinsi Sumatera Utara dari hasil pemeriksan rumah, terlibat bahwa cakupan penggunaan jamban pada tahun 2004 sekitar 51,72%. Hal ini jika dibandingkan dengan angka nasional yang berkisar 61,8%, maka propinsi Sumatera Utara masih dibawah angka nasional ( Elisabeth, 2008). Sampah merupakan salah satu masalah dalam kesehatan lingkungan, karena dengan kemajuan yang dicapai oleh manusia,makin banyak barang-barang yang sukar dihancurkan atau dilapukkan. Akibatnya penumpukkan sampah terjadi di mana-mana. Sebagian besar sampah kota berasal dari sampah rumah tangga. Sementara itu jumlah sampah yang dihasilkan setiap orang berkisar antara 0,5-1 kg. Seandainya jumpah penduduk di suatu perkotaan misalnya 1000 000 orang maka dalam sehari dihasilkan sampah kira-kira 500-1000 ton per hari. Bila diumpamakan kontribusi sampah rumah tangga 50 % saja maka jumlah sampah yang harus dikelola sebanyak 250-500 ton per hari (Suhartini, 2008). Mengingat banyaknya masalah yang ditimbulkan oleh sampah, seperti halnya kesehatan, pencemaran lingkungan, pengotoran dan penyumbatan saluran
air sehingga menimbulkan banjir, mencemari air tanah dan sungai, maka keterlibatan masyarakat sangatlah diharapkan. Keterlibatan masyarakat ini dimulai dari keluarga yang dapat membantu dalam meminimalisir bahaya sampah. Berdasarkan data yang di peroleh, Indonesia diprediksi bahwa dengan acuan pertumbuhan penduduk kota pada tahun 1990, maka diperkirakan penduduk di wilayah perkotaan di Indonesia akan mencapai 257 juta jiwa pada tahun 2020, maka diperkirakan di wilayah perkotaan akan terjadi pembuangan air limbah domestik ke sungai sebesar ± 10,28 juta setiap harinya. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satu alternatif untuk mengatasi masalah pencemaran oleh air limbah rumah tangga adalah dengan cara mengolah air limbah rumah tangga tersebut secara individal sebelum dibuang ke saluran umum (Depkes, 2007). Berdasarkan data Kementerian Kesehatan 2010, baru 36,6 persen penduduk Indonesia yang benar-benar bisa mengakses air bersih secara optimal, yakni minimal 100 liter per orang per hari. Secara nasional, penduduk yang kesulitan air bersih (di bawah 20 liter per orang sehari) jumlahnya berkurang dari 16,2 persen jadi 14 persen. Namun, lima provinsi kondisinya berkebalikan, yaitu DKI Jakarta, Kalimantan Barat, Gorontalo, Jawa Timur, dan Kalimantan Tengah. DKI Jakarta ibu kota negara justru yang terparah. Pertambahan penduduk yang kekurangan air bersih (2007-2010) mencapai 11 persen. Ancaman penyakit akibat infeksi pencernaan, seperti diare, muntaber, tifus, dan kolera, kerap muncul. Secara umum, pasokan air bersih rumah tangga di Indonesia masih mengandalkan sumber air tanah, baik yang terlindung maupun tidak (Kompas, 2012).
Menurut Notoadmodjo (2007) menyebutkan bahwa ruang lingkup kesehatan lingkungan yang merupakan indikator kesehatan lingkungan antara lain mencakup : perumahan, pembuangan kotoran manusia (jamban), penyediaan air bersih, pembuangan sampah, dan pembuangan air limbah. Mengingat bahwa masalah kesehatan lingkungan yang paling banyak adalah dari kelima indikator tersebut diatas. Perilaku hidup sehat masyarakat Indonesia masih belum memuaskan (Libertina, 2009). Hal ini dapat dilihat dari berbagai sudut masalah kesehatan yang menjadi isu nasional yang tak bisa dihindari. Perilaku hidup sehat didefenisikan sebagai perilaku yang proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat (Departemen Kesehatan, 2006). Pembentukan perilaku di pengaruhi banyak faktor antara lain faktor internal yang ada dalam individu seperti pengetahuan, sikap, nilai, persepsi, dan keyakinan, sehingga perilaku tidak terlepas juga dari perilaku keluarga dalam menuju hidup sehat. Melalui faktor lingkungan, seseorang yang keadaan fisik atau daya tahan tubuhnya kurang terhadap penyakit, akan mudah terserang penyakit (Sukarni, 2007).
Pengetahuan masyarakat merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2010), sementara menurut Sarwono (2008), mendefenisikan sikap sebagai kesiapan seseorang untuk bertindak pada situasi tertentu dalam bentuk sikap yang
positif
yang
cenderungan
pada
tindakan
mendekati,
menyenangi
dan
mengharapkan objek tertentu, sedangkan dalam sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci. Hubungan positif sikap terhadap kebersihan lingkungan dengan perilaku hidup sehat dalam keluarga di dukung oleh apabila seseorang memiliki pengetahuan atau pemahaman yang baik akan hal tersebut. Makin positif sikap terhadap kebersihan lingkungan, maka makin tinggi pula kualitas perilaku hidup sehat dan sebaliknya makin negatif sikap terhadap kebersihan lingkungan, maka makin buruk pula perilaku hidup sehatnya dalam keluarga (Libertina, 2009). Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan orang yang berkumpul dan tinggal di satu tempat dan satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga juga sebagai lembaga paling utama dan paling penting bertanggung jawab di tengah masyarakat dalam menjamin kesejahteraan sosial dan kelestarian biologis anak manusia, karena di tengah keluargalah anak manusia di lahirkan serta di didik sampai menjadi dewasa (Sukarni, 2007). Dari survei pendahuluan yang di lakukan di Kelurahan Syahmad Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang di Lingkungan III, terdapat 248 Kepala Kelurga yang terdiri dari 1.415 jiwa. Merupakan pemukiman padat penduduk yang sebagian besar rumah penduduk bersifat semi permanen dan jarak rumah saling berdekatan. Di lingkungan ini terdapat parit yang besar yang dipenuhi oleh sampah dan tercemar sehingga saat terjadinya hujan parit ini akan meluap dan menyebabkan banjir. Hal ini terbukti dari hasil wawancara kepada Kepala Lurah setempat bahwa baru-baru ini telah terjadi banjir di lingkungan III.
Hasil wawancara yang kepada Kepala Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Mengatakan bahwa program kesehatan lingkungan yang merupakan program puskesmas selama ini sudah dilaksanakan, akan tetapi ada berbagai masalah selama ini terjadi, yaitu kurangnya
petugas kesehatan dipuskesmas
mempengaruhi penanganan masalah kesehatan, sehingga penyuluhan kesehatan merupakan masalah yang masih terkendala selama ini, apalagi masalah tentang lingkungan masih belum maksimal. Terbukti dari survei yang dilakukan oleh kepala puskesmas bersama dengan petugas kesehatan lainnya mendapatkan data bahwa sebagian besar masih belum melakukan tindakan dalam pemeliharaan kesehatan lingkungan dan masih tingginya masalah kesehatan yang terjadi, seperti penyakit DBD,diare, demam, dan penyakit kulit, yang merupakan masalah penyakit yang tinggi dan sering terjadi di Lingkungan III Kelurahan Syahmad. Kepala Puskesmas juga menambahkan penyuluhan kesehatan yang kurang mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang upaya dan usaha dalam menjaga lingkungan baik didalam tempat tinggal maupun diluar tempat tinggal , ditambah lagi karena jarak antara puskesmas dengan Lingkungan III Kelurahan Syahmad sangat jauh sehingga mempersulit masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Dari hasil wawancara kepada 10 Kepala Keluarga di lingkungan III, hanya 7 Kepala Keluarga orang tidak mengetahui tentang pemeliharan kesehatan lingkungan yakni tentang perumahan, pembungan kotoran manusia (jamban), penyediaan air bersih, pembuangan sampah, dan pembungan air limbah Perumahan di lingkungan III Kelurahan Syahmad yang paling banyak adalah semi permanen yang ukuranya tidak sesuai dengan banyak orang yang
tinggal di dalamnya dan tidak memenuhi syarat rumah sehat seperti yang memakai ventilasi rumah hanya sedikit, pencahayaan yang belum memadai, serta sarana dan prasarana rumah sehat yang belum tercukupi. Pembuangan kotoran (tinja) kelurga di lingkungan III
Kelurahan
Syahmad, masih belum memenuhi syarat tempat pembuangan kotoran manusia dimana, masih banyak yang jambanya belum tertutup sehingga mengganggu pandangan, serta ada yang membuang kotoran di sungai atau menyalurkannya dari rumah ke sungai yang ada. Penyediaan air bersih keluarga di lingkungan III Kelurahan Syahmad, sebagian besar menggunkan air sumur gali yang masih berwarna sehingga kelurga menyaring air dari sumur gali, walaupun demikian masih menimbulkan rasa bau, dan kelurga masih tetap memakainya untuk keperluan sehari-hari. Pengolahan sampah kelurga di lingkungan III di Kelurahan Syahmad, melakukan pengolahan sampah yang sebagian besar dengan cara membakar dan membuang sampah bukan pada tempatnya seperti membuang di belakang rumah, di samping rumah, serta membuang sampah di sungai, hal ini mengakibatkan banjir yang sering terjadi jika hujan deras. Pembuangan air limbah keluarga di lingkungan III di Kelurahan Syahmad, di buang di parit yang selanjutnya di alirkan di sungai, ada juga yang membuang di sembarangan tempat seperti di belakang rumah yang berdekatan dengan sumur dan tidak melakukan pengaliran air limbah, sehingga mengakibatkan air tergenang. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang “ Pengetahuan Dan Sikap Keluarga Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan
Lingkungan di Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013.
1.2.
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah ditemukan maka, penulis
merumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah Adakah hubungan pengetahuan dan sikap keluarga dengan tindakan pemeliharaan kesehatan lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013.
1.3.
Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap keluarga dengan tindakan pemeliharaan kesehatan lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013. 1.3.2. Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian dalam ini adalah : 1.
Untuk mengetahui pengetahuan keluarga tentang pemeliharaan kesehatan lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013.
2.
Untuk mengetahui sikap keluarga tentang pemeliharaan kesehatan lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja
Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013. 3.
Untuk mengetahui tindakan keluarga tentang pemeliharaan kesehatan lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013.
4.
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan tindakan pemeliharaan kesehatan lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013.
5.
Untuk mengetahui hubungan sikap dengan tindakan pemeliharaan kesehatan lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013.
1.4.
Manfaat Penelitian Adapun manfaat dilakukan penelitian ini di lakukan adalah :
1.4.1 Bagi Peneliti Hasil peneliti dapat memperdalam ilmu dan memperluas wawasan peneliti terhadap pengetahuan dan sikap keluarga dengan tindakan pemeliharaan kesehatan lingkungan.
1.4.2 Bagi Peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk peneliti selanjutnya, sebagai data awal ataupun tambahan informasi untuk mengembangkan penelitian selanjutnya. 1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan masukan dalam mengembangkan teori ilmu keperawatan tentang pemeliharaan kesehatan lingkungan. 1.4.4 Bagi Puskesmas dan Masyarakat Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan kepada petugas kesehatan di puskesmas dalam upaya pemeliharaan kesehatan lingkungan dan sebagai bahan informasi bagi masyarakat tentang cara memelihara kesehatan lingkungan dalam keluarga.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengetahuan
2.1.1. Defenisi Pengetahuan (knowledge) adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap suatu objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata). Pengetahuan seseorang terhadap suatu objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda (Notoatmodjo, 2010). 2.1.2 Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010) dalam bukunya promosi kesehatan teori dan aplikasi, tingkatan penegtahuan dibagi atas: a.
Tahu (know) Tahu artinya sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya, tahu bahwa buah tomat banyak mengandung vitamin C, jamban adalah tempat membuang air besar, penyakit demam berdarah ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes Agepti dan sebagainya. Untuk mengukur dan mengetahui bahwa orang tahu sesuatu dapat dapat melakukannya dengan memberikan pertanyaanpertanyaan, misalnya: apa tanda-tanda anak yang kurang gizi, apa
12
penyebab penyakit TBC, bagaimana cara melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk), dan sebagainya. b.
Memahami (comprehension) Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar
dapat
menyebutkan,
tetapi
orang
tersebut
harus
dapat
menginterprestasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut. Misalnya, orang yang memahami cara pemberantasan penyakit demam berdarah, bukan hanya sekedar menyebutkan 3 M (mengubur, menutup, dan menguras), tetapi harus dapat menjelaskan mengapa harus mengubur, menguras, dan menutup tempat-tempat penampungan air. c.
Aplikasi (aplication) Aplikasi diartiakan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain. Misalnya, seseorang yang telah paham tentang proses perencanaan, ia harus dapat membuat perencanaanperencanaan progaram kesehatan di tempat seseorang bekerja atau dimana saja. Orang yang telah paham metedologi penelitian, akan mudah membuat proposal penelitian dimana saja.
d.
Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam struktur organisasi, dan masih ada ikatannya satu sama lain. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila
orang
tersebut
dapat
membedakan
atau
memisahkan
mengelompokkan, membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan dalam objek tertentu. Misalnya, dapat membedakan antara nyamuk Aedes Agepty dengan nyamuk biasa, dapat membuat diagaram siklus hidup cacing kremi dan sebagainya. e.
Sintesis (synthesis) Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat membuat atau meringkas dengan kata-kata atau kalimat sendiri tentang hal-hal yang telah dibaca atau didengar, dapat membuat kesimpulan tentang artikel yang telah dibaca.
f.
Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada sehingga berlaku di masyarakat. Misalnya, seorang ibu dapat menilai atau menentukan seorang anak menderita malnutrisi atau tidak, seseorang dapat menilai menfaat ikut keluarga berencana, dan sebagainya.
2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Notoatmodjo, 2003) terbagi atas : a.
Pengalaman Pengalaman artinya berdasarkan pemikiran kritis akan tetapi pengalaman belum teratur dan bertujuan. Mungkin pengalaman hanya dicatat saja. Pengalaman yang disusun sistematis oleh orang maka hasilnya adalah ilmu pengetahuan.
b.
Pendidikan Pendidikan berhubungan dengan pengembangan dan perubahan kelakuan anak didik. Pendidikan bertalian dengan trasmisi pengetahuan, sikap, kepercayaan, keterampilan dan aspek kelakuan yang lain. Pendidikan adalah proses belajar dan mengajar pola-pola kelakuan manusia menurut apa yang diharapkan oleh masyarakat.
c.
Usia Kemantangan berpikir atau pengetahuan seseorang akan mengalami perubahan sejalan dengan perubahan usia seseorang baik dilihat dari segi fisik maupun segi kognitif. Pemikirang yang matang akan megajarkan seseorang untuk melakukan proses berpikir dalam perilaku dan sikapnya dalam kehidupan sehari-hari.
d.
Informasi Dengan memberikan informasi tentang kebiasaan hidup sehat dan cara pencegahan penyakit diharapkan akan terjadi peningkatan pengethuan, sikap dan perilaku kesehatan dalam diri individu/ kelompok sasaran yang berdasarkan kesadaran dan kemampuan individu yang bersangkutan.
e.
Sosial Budaya Semua orang hidup dalam kelompok yang saling berhubungan melalui lambang-lambang, khususnya bahasa. Manusia mempelajari kelakuan orang lain di lingkungan sosilanya. Hampir segala sesuatu yang dipikirkan, dirasakan, bertalian dengan orang lain, bahasa, kebiasaan, makan, pakaian, dan sebagainya di pelajari dari lingkungan sosial budayanya.
2.1.4 Pengukuran Pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan secara langsung (wawancara) atau melalui pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket. Indikator pengetahuan kesehatan adalah tingginya pengetahuan responden tentang kesehatan, atau besarnya persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel atau komponen-komponen kesehatan. Tolak ukur pengukuran pada penelitian ini adalah baik, cukup, kurang. Misalnya, berapa persen responden atau masyarakat yang tahu tentang cara-cara mencegah penyakit demam berdarah, atau berapa persen masyarakat atau responden yang mempunyai penegtahuan yang tinggi tentang ASI ekslusif, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010).
2.2
Sikap
2.2.1. Defenisi Sikap adalah juga respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan atau senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebaginya (Notoatmodjo, 2010). Sikap juga diartikan sebagai suatu kecenderungan atau bertindak. Sikap merupakan suatu timgkah laku yang dipelajari, artinya terbentuknya sikap ini dengan melalui proses belajar. Pengalaman belajar seseorang akan berbentuk atau pengubah sikapnya terhadap objek tertentu. Hasil belajar seseorang akan kelihatan dari sikap-sikapnya baik terhadap materi yang dipelajari ataupun objek-objek lain yang berhubungan erat dengan materi tersebut. Menurut (Notoatmodjo, 2010), sikap merupakan suatu sindroma atau kumpulan gejala dalam merespon stimulus atau objek, sehingga sikap melibatkan pikiran, perasaan, dan perhatian. Sikap masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan sangat penting. Sikap masyarakat yang positif memberikan dampak yang baik bagi kesehatan, dan apabila siukap atau penerimaan masyarakt kurang baik terhadap pemeliharaan kesehatan akan mempengaruhi kesehatannya. Misalnya, seoarang ibu mendengar (tahu) penyakit demam berdarah (penyebabnya, cara, penularannya, cara pencegahannya, dan sebagianya). Pengetahuan ini akan membawa ibu untuk berpikir dan berusaha supaya keluargaanya, terutama anaknya tidak terkena demam berdarah sehingga ibu tersebut mempunyai sikap (melakukan 3 M).
2.2.2. Tingkatan Sikap Menurut
(Notoatmodjo,
2010)
sikap
juga
mempunyai
tingkatan
berdasarkan intensitasnya, yaitu : a.
Menerima (receiving) Menerima diartikan bahwa seseorang atau objek mau menerima stimulus yang diberikan (objek). Misalnya, sikap seseorang terhadap periksa hamil (ante natal care), dapat diketahui atau diukur dari kehadiran si ibu untuk mendengarkan penyuluhan tentang ante natal care di lingkungannya.
b.
Menanggapi (responding) Menanggapi di sini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap
pertanyaan atau objek yang dihadapi. Misalnya, seorang ibu
yang mengikuti penyuluhan ante natal care tersebut ditanya atau diminta menanggapi oleh penyuluh, kemudian ia menjawab atau menanggapinya. c.
Menghargai (valuing) Mengahrgai diartikan subjek, atau seseorang memberikan nilai positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti, membahasnya dengan orang lain dan bahkan mengajak atau mempengaruhi atau mengajurkan orang lain merespons. Contoh lain, ibu yang sedang mendiskusikan ante natal care dengan
suaminya,
atau
bahkan
mengajak
tetangganya
untuk
mendengarkan penyuluhan ante natal care. d.
Bertanggung jawab (responsible) Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab terhadap apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah mengambil sikap tertentu berdasarkan keyakinanya, dia harus berani mengambil resiko bila
ada orang lain yang mencomoohkan atau adanya resiko lain. Contoh tersebut diatas, ibu yang sudah mau mengikuti penyuluhan ante natal care, ia harus berani untuk mengorbankan waktunya, atau mungkin kehilangan penghasilannya, atau di marahin oleh mertuanya karena meninggalkan rumah, dan sebagainya.
2.2.3. Pengukuran Sikap Pengukuran sikap dapat di lakukan secara langsung ataupun tidak langsung. Pengukuran sikap secara langsung dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang stimulus atau objek yang bersangkutan. Misalnya, bagaimana pendapat responden tentang imunisasi pada anak balita, bagaimana pendapat responden tentang keluarga berencana, dan sebagainya. Pertanyaan secara langsung juga dapat dilakukan dengan cara memberikan pendapat dengan menggunakan kata : sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju, yang tolak ukurnya adalah positif dan negatif dari pertanyaan-pertanyaan terhadap objek tertentu (Notoatmodjo, 2010).
2.3
Tindakan
2.3.1
Defenisi Tindakan adalah semua kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh
seseorang yang merupakan wujud dari sikap seseorang tersebut (Notoatmodjo, 2010). 2.3.2
Tingkatan Tindakan Menurut (Notoatmodjo, 2010), tingkatan tindakan terdiri atas:
a.
Persepsi (perception) Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang di ambil
b.
Respon Terpimpin (guided responden) Dapat melakukan sasuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh
c.
Mekanisme (macanism) Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan.
d.
Adopsi (adoption) Suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
2.3.3
Pengukuran Tindakan Pengukuran tindakan dapat dilakukan secara langsung maupun tidak
langsung. Secara langsung yakni dengan pengamatan (observasi), sedangkan secara tidak langsung yakni dengan menggunakan metode mengingat kembali (recall) dimana metode ini berupa pertanyaan-pertanyaan terhadap subjek tentang apa yang telah dilakukannya dengan memberikan pendapat ya atau tidak, sehingga tolak ukurnya adalah ya atau tidak.
2.4
Kesehatan Lingkungan Kesehatan lingkungan adalah ilmu untuk mencegah penganggu,
menanggulangi masalah sehingga meningkatkan kesehatan lingkungan melalui pengelolaan unsur-unsur / faktor-faktor lingkungan yang berisiko terhadap kesehatan manusia dengan cara identifikasi, analisis, sehingga tersedianya lingkungan yang menjamin bagi derajat kesehatan manusia secara optimal (Chandra, 2007). 2.4.1.
Perumahan (Housing) Rumah adalah bangunan tempat perlindungan dan beristirahat serta
sebagai sarana pembinaan keluaraga yang menumbuhkan kehidupah sehat secara fisik, mental, dan sosial, sehingga seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara produktif. Oleh karena itu, keberadaan rumah sehat, aman, serasi, teratur sangat diperlukan agar fungsi dan kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik (Notoatmodjo, 2007). Rumah sahat menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2005), merupakan bangunan tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan
yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan limbah, ventilasi yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah.
2.4.1.2. Indikator Penilaian Rumah Sehat Menurut Notoadmodjo (2007) lingkup penilaian rumah sehat dilakukan terhadap kelompok komponen rumah, sarana sanitasi dan perilaku penghuni. 1.
Kelompok komponen rumah, meliputi langit-langit, dinding, lantai, jendela, kamar tidur, jendela ruang keluarga dan ruang tamu, ventilasi, sarana pembuangan asap dapur dan pencahayaan.
2.
Kelompok sarana sanitasi, meliputi air bersih, sarana pembuangan kotoran, saluran pembuangan limbah, sarana pembuangan sampah.
3.
Kelompok perilaku penghuni, meliputi membuka jendela kamr tidur, membuka jendela ruang keluarag, membersihkan lantai dan halaman rumah, dan membuang sampah pada tempatnya.
2.4.1.3. Kriteria Rumah Sehat Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2005) kriteria rumah sehat adalah sebagi berikut : 1.
Kering Rumah
dikondisikan
dengan
membangun
sistem
bangunan
yang dikonstruksi dengan lingkungan dalam ruangan yang terkontrol. Bisa dilakukan dengan menjaga agar sistem saluran air, saluran pembuangan terjaga dengan baik. Begitu pun masalah perembesan dan kebocoran rumah, hendaknya diatur agar tidak terjadi.
2.
Bersih Sistem bangunan yang dimiliki memungkinkan agar rumah bebas kotoran,
debu, asap serta kontaminan lainnya. Rumah yang berada di dekat jalan raya jelas berbeda penangannya dengan rumah yang ada di kompleks persawahan. 3.
Aman Rumah hendaknya dibangun dengan bentuk, fungsi, dan peralatan yang
aman bagi penghuni. Konsep ergonomis di setiap piranti hendaknya juga dipikirkan dengan matang. Sisi keamanan adalah faktor yang penting, demi menghindari terjadinya kecelakaan di dalam maupun di sekitar rumah. 4.
Bebas Kontaminasi Gunakan cat rumah dan produk-produk bangunan yang aman dan tidak
mengganggu kesehatan. Jauhi penggunaan formaldehida untuk meminimalisir kontaminasi anggota keluarga.
5.
Memiliki Ventilasi Ventilasi berfungsi untuk memperlancar pertukaran udara segar.
Standardnya harus ada di setiap ruangan. Suatu ruangan yang tidak memiliki sistem ventilasi yang baik akan menimbulkan keadaan yang merugikan kesehatan, antara lain: a.
Kadar oksigen akan berkurang, padahal manusia tidak mungkin dapat hidup tanpa oksigen dalam udara.
b.
Kadar karbon dioksida yang bersifat racun bagi manusia, akan meningkat.
c.
Ruangan akan berbau, disebabkan oleh bau tubuh, pakaian, pernafasan, dan mulut.
d.
Kelembapan udara dalam ruangan akan meningkat disebabkan oleh penguapan cairan oleh kulit dan pernafasan.
6.
Bebas dari hewan pengganggu Penghuni hendaknya menjaga agar setiap sudut rumah bebas dari hewan
pengganggu seperti tikus, kecoa, cicak, dan lain-lain. Hewan-hewan ini selalu berusaha untuk mencari makanan dan sarang di dalam rumah sehingga anda harus benar-benar ekstra bekerja keras untuk mengenyahkannya. 7.
Terawat Rumah yang sehat adalah rumah yang setiap elemennya terawat dan
terpelihara dengan baik. Para penghuni rumah hendaknya mengatur jadwal khusus untuk saling berbagi tugas melakukan tugas ini demi kepentingan bersama.
2.4.2. Penyediaan Air Bersih Air merupakan salah satu yang paling penting dalam kehidupan manusia. Air dapat digunakan untuk memasak, mencuci, mandi, dan lain sebagainya. Air juga digunakan untuk keperluan industri, pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi, dan lain sebagainya (Chandra, 2007). Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi. Air minum adalah air yang dapat langsung diminum oleh manusia. Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan ataupun tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum (Sukarni, 2007).
Kebutuhan air dalam kehidupan sangat banyak. Menurut perhitungan WHO yang dikutip oleh (Notoatmodjo, 2007) bahwa di negara-negara maju setiap orang memerlukan air antara 60-120 liter per hari, sedangkan di negaranegara berkembang, termasuk Indonesia setiap orang memerlukan air antara 3060 liter per hari. 2.4.3.1 Syarat Air Minum Sehat Agar air minum tidak menyebabkan penyakit maka air tersebut hendaknya diusahakan memenuhi persyaratan-persyaratan kesehatan, setidaknya diusahakan mendekati persyaratan tersebut. Air yang sehat harus mempunyai persyaratan sebagai berikut : 1.
Syarat Fisik Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tak
berwarna), tidak berasa, suhu dibawah suhu udara diluarnya sehingga dalam kehidupan sehari-hari. Cara mengenal air yang memenuhi persyaratan fisik ini tidak sukar. 2.
Syarat Bakteriologis Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri,
terutama bakteri patogen. Cara untuk mengetahui apakah air
minum
terkontaminasi oleh bakteri patogen adalah dengan memeriksa sampel (contoh) air tersebut. 3.
Syarat Kimia Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu didalam jumlah
yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia didalam air akan menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia.
Sesuai dengan prinsip teknologi tepat guna di pedesaan maka air minum yang berasal dari mata air dan sumur dalam adalah dapat diterima sebagai air yang sehat dan memenuhi ketiga persyaratan tersebut diatas asalkan tidak tercemar oleh kotoran-kotoran terutama kotoran manusia dan binatang. Oleh karena itu mata air atau sumur yang ada di pedesaan harus mendapatkan pengawasan dan perlindungan agar tidak dicemari oleh penduduk yang menggunakan air tersebut. 2.4.3.2. Sumber Air Minum Pada prinsipnya semua air dapat diproses menjadi air minum. Sumbersumber air ini, sebagai berikut : 1.
Air Hujan Air hujan dapat ditampung kemudian dijadikan air minum. Tetapi air
hujan ini tidak mengandung kalsium. Oleh karena itu agar dapat dijadikan air minum yang sehat perlu ditambahkan kalsium didalamnya. 2.
Air Sungai dan Danau Menurut asalnya sebagian dari air sungai dan air danau ini juga dari air
hujan yang mengalir melalui saluran-saluran ke dalam sungai atau danau ini. Kedua sumber air ini sering juga disebut air permukaan. Oleh karena air sungai dan danau ini sudah terkontaminasi atau tercemar oleh berbagai macam kotoran maka bila akan dijadikan air minum harus diolah terlebih dahulu. 3.
Mata Air Air yang keluar dari mata air ini berasal dari air tanah yang muncul
secara alamiah. Oleh karena itu air dari mata air ini bila belum tercemar oleh kotoran sudah dapat dijadikan air minum langsung. Tetapi karena kita belum
yakin apakah betul belum tercemar maka alangkah baiknya air tersebut direbus dahulu sebelum di minum. 4.
Air Sumur Dangkal Air ini keluar dari dalam tanah maka juga disebut air tanah. Air berasal
dari lapisan air didalam tanah yang dangkal. Dalamnya lapisan air ini dari permukaan tanah dari tempat yang satu ke yang lain berbeda-beda. Biasanya berkisar antara 5 sampai dengan 15 meter dari permukaan tanah. Air sumur pompa dangkal ini belum begitu sehat karena kontaminasi kotoran dari permukaan tanah masih ada. Oleh karena itu perlu direbus dahulu sebelum diminum. 5.
Air Sumur Dalam Air ini berasal dari lapisan air kedua didalam tanah. Dalamnya dari
permukaan tanah biasanya diatas 15 meter. Oleh karena itu sebagaian besar air sumur dalam ini sudah cukup sehat untuk dijadikan air minum yang langsung (tanpa melalui proses pengolahan).
2.4.3.3. Pengolahan Air Untuk Rumah Tangga Seperti telah disebutkan didalam uraian terdahulu bahwa air minum yang sehat harus memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu. Sumber-sumber air minum pada umumnya dan di daerah pedesaan khususnya tidak terlindung (protected) sehingga air tersebut tidak atau kurang memenuhi persyaratan kesehatan. Untuk itu perlu pengolahan terlebih dahulu.
1.
Pengolahan Secara Alamiah Pengolahan ini dilakukan dalam bentuk penyimpanan (storage) dari air
yang diperoleh dari berbagai macam sumber, seperti air danau, air kali, air sumur dan sebagainya. Didalam penyimpanan ini air di biarkan untuk beberapa jam di tempatnya. Kemudian akan terjadi koagulasi dari zat-zat yang terdapat didalam air dan akhirnya terbentuk endapan. Air akan menjadi jernih karena partikel-partikel yang ada dalam air akan ikut mengendap. 2.
Pengolahan Air dengan Menyaring Penyaringan air secara sederhana dapat dilakukan dengan kerikil, ijuk dan
pasir. Lebih lanjut akan diuraikan kemudian. Penyaringan pasir dengan teknologi tinggi dilakukan oleh PAM (Perusahaan Air Minum) yang hasilnya dapat dikonsumsi umum. 3.
Pengolahan Air dengan Memanaskan Sampai Mendidih Tujuannya untuk membunuh kuman-kuman yang terdapat pada air.
Pengolahan semacam ini lebih tepat hanya untuk konsumsi kecil misalnya untuk kebutuhan rumah tangga. 2.4.3.
Pembuangan Kotoran Manusia Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi
oleh tubuh yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja (faeces), air seni (urine), dan CO2 sebagai hasil dari proses pernapasan. Pembuangan kotoran manusia didalam tulisan ini dimaksudkan hanya tempat pembuangan tinja, yang pada umumnya disebut latrine (jamban atau kakus)
Bertambahnya penduduk yang tidak sebanding dengan area pemukiman, masalah pembuangan kotoran manusia meningkat. Dilihat dari segi kesehatan masyarakat, masalah pembuangan kotoran manusia merupakan masalah yang pokok untuk sedini mungkin diatasi. Karena kotoran manusia (faeces) adalah sumber penyebaran penyakit yang multikompleks. Penyebaran penyakit yang bersumber pada faeces dapat melalui berbagai macam jalan atau cara. Benda-benda yang telah terkontaminasi oleh tinja dari seseorang yang sudah menderita suatu penyakit tertentu, sudah barang tentu akan merupakan penyebab penyakit bagi orang lain. Kurangnya perhatian terhadap pengelolaan tinja disertai dengan cepatnya pertambahan penduduk, jelas akan mempercepat penyebaran penyakit-penyakit yang ditularkan melalui tinja. 2.4.3.1
Pengolahan Pembuangan Kotoran Manusia Mengurangi kontaminasi tinja terhadap lingkungan maka pembuangan
kotoran manusia harus diolah dengan baik, maksudnya pembuangan kotoran harus di suatu tempat tertentu atau jamban yang sehat. Menurut Soemirat (2004) jamban disebut sehat untuk daerah pedesaan apabila memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut : a.
Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban tersebut.
b.
Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya.
c.
Tidak mengotori air tanah di sekitarnya.
d.
Tidak dapat terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa dan binatang- binatang lainnya.
e.
Tidak menimbulkan bau.
f.
Mudah digunakan dan dipelihara (maintenance).
g.
Sederhana desainnya.
h.
Murah
i.
Dapat diterima oleh pemakainya.
2.4.3.2. Syarat Tempat Pembuangan Kotoran Manusia Menurut (Notoatmodjo, 2003) persyaratan dalam pembuangan kotoran manusia adalah sebagai berikut : a.
Sebaiknya jamban tersebut tertutup, artinya bangunan jamban terlindung dari panas dan hujan, serangga dan binatang-binatang lain, terlindung dari pandangan orang (privacy) dan sebagainya.
b.
Bangunan jamban sebaiknya mempunyai lantai yang kuat, tempat berpijak yang kuat, dan sebagainya.
c.
Bangunan jamban sedapat mungkin ditempatkan pada lokasi yang tidak mengganggu pandangan, tidak menimbulkan bau, dan sebagainya.
d.
Sedapat mungkin disediakan alat pembersih seperti air atau kertas pembersih.
2.4.3.3 Tempat Pembuangan Kotoran manusia Tempat pembuangan kotoran manusia untuk daerah pedesaan sudah barang tentu berbeda dengan teknologi jamban di daerah perkotaan. Oleh karena itu, jamban di daerah pedesaan disamping harus memenuhi persyaratanpersyaratan jamban sehat seperti telah diuraikan di atas, juga harus didasarkan pada ekonomi masyarakat pedesaan. Jenis-jenis Jamban terdiri dari : 1.
Pit privy (cubluk) Lubang berdiameter 80 – 120 cm sedalam 2,5 sampai 8 meter. Dinding di perkuat dengan batu bata atau tembok, tetapi hanya dibuat di tanah.
2.
Angsatrine Closetnya berbentuk leher angsa sehingga selalu terisi air. Fungsinya sebagai sumbat yang artinya bau busuk tidak keluar, keuntungan lainnya adalah aman untuk anak-anak, dan dapat dibuat dalam rumah.
3.
Bored hole laterine Sama seperti cubluk, hanya ukurannya kecil kerena untuk sementara. Jika penuh dapat meluap dan mengotori air permukaan
4.
Overhung laterine Rumah kakusnya dibuat di atas kolam, selokan, kali, rawa, dan lain-lain, sehingga dapat mengotori permukaan tanah dan air
5.
Septic Tank Latrin jenis septic tank ini merupakan cara yang paling memenuhi
persyaratan, oleh sebab itu, cara pembuangan tinja semacam ini dianjurkan. Septic tank terdiri dari tangki sedimentasi yang kedap air dimana tinja dan air buangan masuk kedalam septic tank.
2.4.4
Pengolahan Sampah. Sampah merupakan bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi
oleh manusia, atau benda padat yang sudah digunakan dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang. Sampah dibagi menjadi tiga jenis yaitu sampah padat, sampah cair dan sampah gas. Para ahli kesehatan masyarakat Amerika membuat batasan, sampah (waste) adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Notoatmodjo, 2003).
2.4.4.1 Sumber-Sumber Sampah Menurut Soemirat (2004) sampah-sampah bersumber dari : a.
Sampah yang berasal dari pemukiman (domestic wastes) Sampah ini terdiri dari bahan-bahan padat sebagai hasil kegiatan rumah
tangga yang sudah dipakai dan dibuang seperti sisa-sisa makanan, baik yang sudah dimasak atau belum, bekas pembungkus, baik kertas, plastik, daun, dan sebagainya, pakaian-pakaian bekas, bahan-bahan bacaan, perabot rumah tangga, daun-daunan dari kebun atau taman. b.
Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum Sampah ini berasal dari tempat-tempat umum seperti pasar, tempat-tempat
hiburan,terminal bis, stasiun kereta api, dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas, plastik, botol, daun dan sebagainya. c.
Sampah yang berasal dari perkantoran Sampah ini dari perkantoran, baik perkantoran pendidikan, perdagangan,
departemen, perusahaan dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas-kertas, plastik, karbon, klip, dan sebagainya. Umumnya sampah ini bersifat kering dan mudah terbakar (rabbish). d.
Sampah yang berasal dari jalan raya Sampah ini berasal dari pembersihan jalan yang umumnya terdiri dari
kertas-kertas, kardus-kardus, debu, batu-batuan, pasir, sobekan ban, onderdilonderdil kendaraan yang jatuh, daun-daunan, plastik dan sebagainya. e.
Sampah yang berasal dari kawasan industri Sampah ini berasal dari kawasan industri, termasuk sampah yang berasal
dari pembangunan industri dan segala sampah yang berasal dari proses produksi,
misalnya sampah-sampah pengepakan barang, logam, plastik, kayu, potongan tekstil, kaleng dan sebagainya. f.
Sampah yang berasal dari pertanian / perkebunan Sampah ini sebagai hasil dari perkebunan atau pertanian misalnya jerami,
sisa sayur-mayur, batang padi, batang jagung, ranting kayu yang patah, dan sebagainya. g.
Sampah yang berasal dari pertambangan Sampah ini berasal dari daerah pertambangan dan jenisnya tergantung dari
jenis usaha pertambangan itu sendiri misalnya batu-batuan, tanah / cadas, pasir, sisa-sisa pembakaran (arang), dan sebagainya. h.
Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan ini berupa kotoran-
kotoran ternak, sisa-sisa makanan, bangkai binatang, dan sebagainya.
2.4.4.2 Klasifikasi sampah berdasarkan sifatnya. Dilihat dari sifatnya, sampah di sini dibagi atas: a.
Sampah organik, yaitu sampah yang mengandung senyawa-senyawa organik yang tersusun dari unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen dan lain-lain. Yang termasuk sampah organik adalah daun-daunan, kayu, kertas,
karton,
sisa-sisa
makanan,
sayur-sayuran,
buah-buahan,
potonganpotongan kayu, ranting, daun-daunan, rumput-rumputan pada waktu pembersihan kebun atau halaman yang mudah diuraikan mikroba.
b.
Sampah anorganik, yaitu sampah yang terdiri dari kaleng, plastik, besi, gelas atau logam lain yang tersusun oleh senyawa-senyawa anorganik. Sampah ini tidak dapat diuraikan oleh mikroba
2.4.4.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Banyak Sampah Menurut Soemirat (2004) faktor-faktor yang mempengaruhi sampah banyak adalah: 1.
Jumlah penduduk Hal tersebut dapat dipahami dengan mudah, bahwa semakin banyak
penduduk maka semakin banyak pula jumlah sampahnya. Pengelolaan sampah inipun berpacu dengan laju pertambahan penduduk. 2.
Keadaan sosial ekonomi Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat, semakin banyak
jumlah per kapita sampah yang dibuang. Kualitas sampahnya pun semakin banyak bersifat tidak dapat membusuk. Perubahan kualitas sampah ini, tergantung pada bahan yang tersedia, peraturan yang berlaku serta kesadaran masyarakat akan persoalan persampahan. Kenaikan kesejahteraan ini pun akan meningkatkan kegiatan konstruksi dan pembaharuan bangunan-bangunan, transportasipun bertambah, produk pertanian, industri dan lain-lain akan bertambah dengan konsekuensi bertambahnya volume dan jenis sampah. 3.
Kemajuan teknologi Kemajuan teknologi akan menambah jumlah maupun kualitas sampah,
karena pemakaian bahan baku yang semakin beragam, cara pengepakan dan produk manufakturpun semakin beragam. Sampah harus dikelola dengan baik sampai sekecil mungkin agar tidak mengganggu atau mengancam kesehatan
masyarakat. Pengelolaan sampah yang baik, bukan saja untuk kepentingan kesehatan saja, tetapi juga untuk keindahan lingkungan. Pengelolaan sampah di sini meliputi pengumpulan, pengangkutan, sampai dengan pemusnahan atau pengolahan sampah sedemikian rupa, sehingga sampah tidak menjadi gangguan kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup. 2.4.4.4 Pengolahan Sampah Menurut (Notoatmodjo, 2003), cara-cara pengelolahan sampah adalah sebagai berikut: 1.
Pengumpulan dan pengangkutan sampah Pengumpulan sampah adalah menjadi tanggung jawab dari masing-
masing rumah tangga atau instansi yang menghasilkan sampah, maka dari itu mereka harus membangun atau mengadakan tempat khusus untuk mengumpulkan sampah. Kemudian dari masing-masing tempat pengumpulan sampah tersebut harus diangkut ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) sampah dan selanjutnya ke Tempat Penampungan Akhir (TPA). 2.
Pemusnahan dan pengelolaan sampah Pemusnahan dan atau pengelolaan sampah ini dapat dilakukan melalui
berbagai cara, antara lain sebagai berikut: a.
Ditanam (Landfill) yaitu pemusnahan sampah dengan membuat lubang di tanah (jugangan) kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun dengan tanah.
b.
Dibakar (Inceneration) yaitu memusnahkan sampah dengan jalan membakar di dalam tungku pembakaran (incenerator).
c.
Dijadikan pupuk (Composting) yaitu pengelolaan sampah menjadi pupuk (kompos), khususnya untuk sampah organik seperti: daun-daunan, sisa makanan dan sampah lain yang dapat membusuk.
2.4.4.5 Syarat tempat pembuangan sampah Tempat sampah merupakan suatu sarana atau tempat yang digunakan untuk membuang segala sesuatu yang tidak lagi dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat. Syarat tempat sampah yang sehat menurut Sukarni (2007) yaitu : a.
Konstruksinya kuat dan tidak mudah bocor sehingga sampah-sampah tersebut tidak berserakan.
b.
Mempunyai tutup yang dibuat sedemikian rupa agar mudah dibuka dan ditutup tanpa harus mengotorkan tangan.
c.
Mudah dibersihkan.
d.
Mempunyai ukuran yang sesuai sehingga mudah diangkat.
e.
Tempat sampah basah dan kering harus dipisahkan untuk memudahkan dalam proses pengolahan
f.
Menyediakan plastik di dalamnya
g.
Tempat sampah dibersihkan secara rutin agar kuman-kuman penyakit tidak tertinggal
h.
Letakkan tempat sampah di tempat yang strategis atau ramai yang sering dilalui, tapi tidak menghalangi jalan dan jangan di dekat penyimpanan makanan atau minuman
i.
Kosongkan tempat sampah secara rutin.
2.4.5 Pengolahan Air Limbah Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta menggangu lingkungan hidup. Batasan lain mengatakan bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri, bersama-sama dengan air tanah, air permukaan dan air hujan yang mungkin ada Dari batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah air yang tersisa dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti indusri, perhotelan dan sebagainya. Meskipun merupakan air sisa namun volumenya besar karena lebih kurang 80% dari air yang digunakan bagi kegiatan-kegiatan manusia sehari-hari tersebut dibuang lagi dalam bentuk yang sudah kotor (tercemar). Selanjutnya air limbah ini akhirnya akan mengalir ke sungai dan laut dan akan digunakan oleh manusia lagi. Oleh sebab itu, air buangan ini harus dikelola dan atau diolah secara baik.
2.4.5.1 Sumber Air Limbah Air limbah ini berasal dari berbagai sumber, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut : a.
Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water), yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya air limbah ini terdiri dari ekskreta (tinja dan air seni), air bekas cucian dapur dan kamar mandi, dan umumnya terdiri dari bahan-bahan organik.
b.
Air buangan industri (industrial wastes water) yang berasal dari berbagai jenis industri akibat proses produksi. Zat-zat yang terkandung didalamnya sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai oleh masing-masing industi, antara lain nitrogen, sulfida, amoniak, lemak, garam-garam, zat pewarna, mineral, logam berat, zat pelarut, dan sebagainya. Oleh sebab itu, pengolahan jenis air limbah ini, agar tidak menimbulkan polusi lingkungan menjadi lebih rumit.
c.
Air buangan kotapraja (municipal wastes water) yaitu air buangan yang berasal dari daerah perkantoran, perdagangan, hotel, restoran, tempattempat umum, tempat-tempat ibadah, dan sebagainya. Pada umumnya zat-zat yang terkandung dalam jenis air limbah ini sama dengan air limbah rumah tangga.
2.4.5.2 Karakteristik Air Limbah Karekteristik Air Limbah adalah sebagai berikut: Karakteristik air limbah perlu dikenal karena hal ini akan menentukan cara pengolahan yang tepat sehingga tidak mencemari lingkungan hidup. Secara garis besar karakteristik air limbah ini digolongkan sebagai berikut : a.
Karakteristik Fisik Sebagian besar terdiri dari air dan sebagian kecil terdiri dari bahan-bahan
padat dan suspensi. Terutama air limbah rumah tangga, biasanya berwarna suram seperti larutan sabun, sedikit berbau. Kadang-kadang mengandung sisa-sisa kertas, berwarna bekas cucian beras dan sayur, bagian-bagian tinja, dan sebagainya.
b.
Karakteristik Kimiawi Biasanya air buangan ini mengandung campuran zat-zat kimia anorganik
yang berasal dari air bersih serta bermacam-macam zat organik berasal dari penguraian tinja, urine dan sampah-sampah lainnya. Oleh sebab itu pada umumnya bersifat basa pada waktu masih baru dan cenderung ke asam apabila sudah mulai membusuk. 2.4.5.3 Gangguan Masalah Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup Sesuai dengan zat-zat yang terkandung didalam air limbah ini maka air limbah yang tidak diolah terlebih dahulu akan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup antara lain : a.
Menjadi transmisi atau media penyebaran berbagai penyakit, terutama kolera, typhus abdominalis, disentri baciler.
b.
Menjadi media berkembangbiaknya mikroorganisme patogen.
c.
Menjadi tempat-tempat berkembangbiaknya nyamuk atau tempat hidup larva nyamuk.
d.
Menimbulkan bau yang tidak enak serta pandangan yang tidak sedap.
e.
Merupakan sumber pencemaran air permukaan, tanah dan lingkungan hidup lainnya.
f.
Mengurangi produktivitas manusia karena orang bekerja dengan tindak nyaman dan sebagainya.
2.4.5.4 Cara Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Pengolahan air limbah dimaksudkan untuk melindungi lingkungan hidup terhadap pencemaran air limbah tersebut. Secara ilmiah sebenarnya lingkungan mempunyai daya dukung yang cukup besar terhadap gangguan yang timbul
karena pencemaran air limbah tersebut. Namun demikian, alam tersebut mempunyai kemampuan yang terbatas dalam daya dukungnya sehingga air limbah perlu diolah sebelum dibuang. Beberapa cara sederhana pengolahan air limbah menurut Sukarni (2007) antara lain : a. Pengenceran (Dilution) Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah kemudian baru dibuang ke badan-badan air. Tetapi dengan makin bertambahnya penduduk, yang berarti makin meningkatnya kegiatan manusia maka jumlah air limbah yang harus dibuang terlalu banyak dan diperlukan air pengenceran terlalu banyak pula maka cara ini tidak dapat dipertahankan lagi. Disamping itu cara ini menimbulkan kerugian lain, diantaranya bahaya kontaminasi terhadap badanbadan air masih tetap ada, pengendapan yang akhirnya menimbulkan pendangkalan terhadap badan-badan air, seperti selokan, sungai, dananu, dan sebagainya. Selanjutnya dapat menimbulkan banjir. b. Kolam Oksidasi (Oxidation Ponds) Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari, ganggang (algae), bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air limbah dialirkan ke dalam kolam besar berbentuk segi empat dengan kedalaman antara 1-2 meter. Dinding dan dasar kolam tidak perlu diberi lapisan apapun. Lokasi kolam harus jauh dari daerah pemukiman dan di daerah yang terbuka sehingga memungkinkan sirkulasi angin dengan baik. c. Irigasi Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali dan air akan merembes masuk ke dalam tanah melalui dasar dan dinding parit-parit tersebut.
Dalam keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk pengairan ladang pertanian atau perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk pemupukan. Hal ini terutama dapat dilakukan untuk air limbah dari rumah tangga, perusahaan susu sapi, rumah potong hewan, dan lain-lainnya dimana kandungan zat-zat organik dan protein cukup tinggi yang diperlukan oleh tanam-tanaman.
2.5
Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep dalam
penelitian ini adalah : Variabel Independent Pengetahuan a. b. c. a. b. Skema 2.1.
2.6
Baik Cukup Kurang Sikap Positif Negatif
Variabel Dependent Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan a. Baik b. Buruk
Kerangka Konsep Penelitian Pengetahuan dan Sikap Keluarga dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Wialayah Kerja Puskesmas Syahmad Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013.
Hipotesa Penelitian Dari kerangka konsep diatas maka, hipotesa penelitian adalah :
1.
Ada hubungan pengetahuan keluarga dengan tindakan pemeliharaan kesehatan lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.
2.
Ada hubungan sikap keluarga dengan tindakan pemeliharaan kesehatan lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Jenis Penelitian Penelitian
ini
menggunkan
metode
analitik
korelasional
dengan
pendekatan cross-sectional (sekat silang) yang bertujuan untuk menggambarkan hubungan variabel yaitu pengetahuan dan sikap keluarga dengan tindakan pemeliharaan kesehatan lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang. 3.2.
Lokasi Dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian telah dilaksanakan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang. 3.2.2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22 Maret s/d 22 April 2013 3.3.
Populasi Dan Sampel
3.3.1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Arikunto, 2006), maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kepala Keluarga yang ada di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang dengan jumlah 248 Kepala Keluarga.
3.3.2. Sampel Menurut (Arikunto, 2006), apabila subjek kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjek besar dapat diambil antara 10% - 15 % atau 20 % - 25% atau lebih, maka peneliti mengambil sampel yakni 25 % dari 248 KK yaitu sebanyak 62 KK di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang dengan menggunakan teknik simpel random sampling yaitu populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel dalam penelitian. Untuk mencapai sampling ini, setiap elemen di seleksi secara acak, nomor ditulis secarik kertas, diletakkan di kotak, diaduk, dan diambil secara acak. Didapat 4, maka sampel diperoleh dari kelipatan 4 sehingga diperoleh sampel sejumlah 62 Kepala Keluarga. 3.4
Teknik Pengambilan Data Adapun prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut : 1.
Peneliti mengajukan permohonan surat izin penelitian dari institusi pendidikan yaitu Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Sumatera Utara.
2.
Peneliti mengajukan permohonan surat izin penelitian pengumpulan data kepada pihak Kelurahan Syahmad Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.
3.
Peneliti mendatangi rumah calon responden (door to door), kemudian peneliti menjelaskan tentang penelitian yang akan dilaksanakan.
4.
Peneliti meminta kesediaan calon responden untuk berpartisipasi dalam penelitian. Jika calon responden bersedia, maka calon responden diminta untuk mendatangani informed consent.
5.
Peneliti membagikan kuesioner kepada responden dan mengumpulkan kembali kuesioner yang telah diisi oleh responden.
6.
3.5
Setelah semua data telah terkumpul, penelitian melakukan analisa data.
Instrumen Penelitian Untuk mengumpulkan data pada penelitian ini peneliti menggunakan
kuesioner, dengan jumlah pertanyaan ; pengetahuan 25 pertanyaan, sikap 20 pernyataan, dan tindakan 20 pernyataan. Dimana pada bagian awal instrumen berisi data demografi responden. Data demografi hanya bertujuan untuk mengetahui karakteristik responden. 3.6
Etika Penelitian Peneliti menjelaskan kuesioner ini tidak untuk penilaian tetapi hanya untuk
mengetahui sejauh mana pengetahuan dan sikap keluarga dengan tindakan pemeliharaan kesehatan lingkungan. Untuk menjaga kerahasiaan data, responden tidak mencantumkan nama, tetapi mengunakan inisial. Calon responden dipersilahkan untuk menanda tangani informed consent, tetapi jika calon responden tidak bersedia maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung.
3.7
Defenisi Operasional Defenisi operasional dalam penelitian ini adalah :
1.
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh responden tentang kesehatan lingkungan
2.
Perumahan mencakup tentang pengertian, kriteria rumah sehat, dan syarat rumah sehat.
3.
Penyediaan air bersih mencakup tentang pengertian, syarat air bersih, dan pengolahan air.
4.
Pembuangan kotoran manusia mencakup tentang pengertian, syarat tempat pembuangan kotoran manusia.
5.
Pengolahan sampah mencakup tentang pengertian, syarat tempat pembuangan sampah
6.
Pengolahan air limbah mencakup tentang pengertian, syarat tempat pembuangan air limbah, masalah kesehatan dan lingkungan yang di timbulkan
7.
Sikap
adalah
cara
pandang
atau
tanggapan
responden
tentang
pemeliharaan kesehatan lingkungan 8.
Tindakan adalah reaksi konkrit dari keluarga untuk melakukan kesehatan lingkungan.
3.8
Aspek Pengukuran
3.8.1 Aspek Pengukuran Pengetahuan Dalam pengukuran tingkat pengetahuan responden, peneliti menggunakan kuesioner dalam bentuk pertanyaan dan memberikan skor pada setiap jawaban yang diberikan. Kuesioner tersebut terdiri dari 25 pertanyaan, dimana bila jawabannya benar diberi skor 1 dan bila jawaban salah diberi skor 0. Sehingga skor terendah adalah 0 dan skor tertinggi adalah 25. Penentuan skor masingmasing kategori pengetahuan ditentukan melalui rumus interval sebagai berikut: P= P=
= 8,33
Berdasarkan hasil skala interval di atas, maka didapatkan rentang kelas yaitu 8, sehingga skor untuk tiap kategori pengetahuan adalah: 1.
Pengetahuan baik
: 17 – 25
2.
Pengetahuan cukup
: 9 – 16
3.
Pengetahuan kurang : 0 – 8
3.8.2 Aspek Pengukuran Sikap Selain itu, pengukuran sikap responden menggunakan kuesioner dalam bentuk pertanyaan dan memberi skor untuk setiap jawaban yang telah disediakan. Kuesioner terdiri dari 20 pernyataan. Jika soal positif maka, Sangat Setuju (SS) skornya 3, Setuju (S) skornya 2, Tidak Setuju (TS) skornya 1 dan Sangat Tidak setuju (STS) skornya 0 dan jika soalnya negatif Sangat Setuju (SS) skornya 0, Setuju (S) skornya 1, Tidak Setuju (TS) skornya 2 dan Sangat Tidak setuju (STS) skornya 3, sehingga skor terendah adalah 0 dan skor tertinggi adalah 60.
Penentuan skor masing-masing kategori sikap menggunakan rumus interval sebagai berikut: P= P=
= 30
Berdasarkan hasil skala interval di atas, maka didapatkan rentang kelas yaitu 30. Sehingga skor untuk setiap kategori sikap adalah: 1.
Sikap Positif
: 31 – 60
2.
Sikap Negatif : 0 – 30
3.8.3 Aspek Pengukuran Tindakan Untuk pengukuran tindakan responden, peneliti menggunakan kuesioner dalam bentuk pertanyaan dan memberi skor untuk setiap jawaban yang telah disediakan. Kuesioner terdiri dari 20 pertanyaan. Jika soal positif maka, jawaban ‘ya’ skornya 1 dan jawaban ‘tidak’ skornya 0 dan jika soalnya negatif maka, jawaban “ya” skornya 0 dan jawaban “tidak” skornya 1. Penentuan skor masingmasing kategori tindakan menggunakan rumus interval sebagai berikut: P= P=
= 10
Berdasarkan hasil skala interval di atas, maka didapatkan rentang kelas yaitu 10. Sehingga skor untuk setiap kategori tindakan adalah:
3.9
1.
Tindakan Baik
: 11 – 20
2.
Tindakan Buruk
: 0 – 10
Pengolahan dan Teknik Analisa Data
3.9.1 Pengolahan Data Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan komputer dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1.
Editing Memeriksa kelengkapan jawaban responden dalam kuesioner dengan tujuan agar data yang dimaksud dapat diolah secara benar.
2.
Coding Dalam langkah ini peneliti merubah jawaban responden menjadi bentuk angka-angka yang berhubungan dengan variabel peneliti untuk memudahkan dalam pengolahan data.
3.
Skoring Dalam langkah ini peneliti menghitung skor yang diperoleh setiap responden berdasarkan jawaban atas pernyataan yang diajukan.
4.
Tabulating Memasukan hasil perhitungan kedalam tabel, untuk melihat persentase dari jawaban yang telah ditemukan.
3.9.2 Teknik Analisa Data Dalam penelitian ini digunakan analisa data univariat dan analisa bivariat. a.
Analisa Univariat Analisa univariat adalah seluruh variabel yang akan digunakan dalam
analisa ditampilkan dalam distribusi frekuensi. Analisa univariat bertujuan untuk melihat distribusi frekuensi dari masing-masing variabel yaitu variabel tindakan (dependen), dan variabel pengetahuan dan sikap (independen) dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Arikunto, 2006):
P = F/N x 100% Keterangan: P : Jumlah persentase yang dicari F : Jumlah frekuensi untuk setiap kategori N : Jumlah populasi b.
Analisa Bivariat Analisa bivariat adalah analisa yang digunakan untuk melihat hubungan
antara variabel dependen dengan variabel independen secara bersamaan yaitu hubungan pengetahua, sikap, dengan tindakan Analisa bivariat menggunakan analisa statistic chi - square, dengan derajat kemaknaan (α) 0,05, dan tingkat signifikan 95% dengan rumus sebagai berikut (Arikunto, 2006) :
=
(
−
)
= ( − 1)( − 1) Keterangan: X2
= Chi-Square
Fo
= Frekuensi yang diperoleh dari sampel
Fh
= Frekuensi yang diharapkan dalam sampel sebagai pencerminan dari frekuensi yang diharapkan
df
= Derajat kebebasan
b1
= Baris
k
= Kolom Menguji penerimaan atau penolakan hipotesis penelitian ini maka dapat
dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa:
1.
Ho ditolak dan Ha diterima, yaitu nilai X2 hitung < X2 tabel atau nilai probabilitas (p) < 0,05, maka ada hubungan antara pengetahuan dan sikap keluarga dengan tindakan pemeliharaan kesehatan lingkungan .
2.
Ho diterima dan Ha ditolak, yaitu nilai X2 hitung > X2 tabel atau nilai probabilitas (p) > 0,05, maka tidak ada hubungan antara pengetahuan dan sikap keluarga dengan tindakan pemeliharaan kesehatan lingkungan.
BAB IV HASIL PENELITIAN
Bab ini akan menguraikan hasil penelitian terhadap 62 responden yang dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2013 sampai dengan 22 April 2013 di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang. Hasil penelitian ini menggambarkan tentang hubungan pengetahuan dan sikap keluarga dengan tindakan pemeliharaan kesehatan lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang. 4.1
Karakteristik Responden Karakteristik responden dalam penelitian ini dibagi dalam 3
karakteristik, yaitu berdasarkan umur, pendidikan, dan pekerjaan. Uraian data dapat dilihat dibawah ini Tabel 4.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden di Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 (n=62) No Karakteristik Jumlah Persentase (%) 1 Umur a. < 30 Tahun 14 22,5 b. 30-40 Tahun 28 45,2 c. >40 Tahun 20 32,3 Jumlah 2
Pendidikan a. SD b. SMP c. SMA d. D-III
62
100,0
14 26 10 7
22,6 42,0 16,1 11,3
Karakteristik
3
Jumlah
e. S-1 (sarjana) Jumlah Pekerjaan a. PNS b. Petani c. Wiraswasta Jumlah
Persentase (%) 5 62
8,0 100,0
12 28 22 62
19,4 45,2 35,4 100,0
Berdasarkan table 4.1 diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden berada pada kategori umur 30-40 tahun yaitu sebanyak 28 orang (45,2%), dan minoritas responden berada pada kategori umur <30 tahun yaitu sebanyak 14 orang (22,5%). Kategori pendidikan responden mayoritas berada pada tingakat pendidikan SMP yaitu sebanyak 26 orang (42,0 %), dan minoritas responden berada pada tingkat pendidikan S-1 (sarjana) sebanyak 5 orang (8%). Pekerjaan responden mayoritas bekerja sebagai petani yaitu sebanyak 28 orang (45,2%), dan minoritas responden bekerja sebagai PNS sebanyak 12 orang (19,4%).
4.2
Pengetahuan
Keluarga
tentang
Pemeliharaan
Kesehatan
Lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Pengetahuan responden yang diukur dalam penelitian ini dibagi dalam 3 kategori, yaitu kategori baik, cukup, kurang. Uraian data selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang pemeliharaan kesehatan lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 (n = 62) No 1 2 3
Kategori Pengetahuan Baik Cukup Kurang Total
Frekuensi 13 22 27 62
Persentasi ( % ) 21,0 35,5 43,5 100,0
Tabel 4.2 menunjukan bahwa pengetahuan responden tentang pemeliharaan kesehatan lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang. Memiliki tingkat pengetahuan baik yaitu 13 responden ( 21,0 %), pengetahuan cukup sebanyak 22 responden (35,5 % ), dan pengetahuan kurang 27 responden ( 43,5 % ).
4.3
Sikap Keluarga tentang Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Sikap responden yang diukur dalam penelitian ini dibagi dalam 2
kategori, yaitu positif dan negatif. Uraian data selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi sikap responden tentang pemeliharaan kesehatan lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 (n = 62) No 1 2
Kategori Sikap Positif Negatif Total
Frekuensi 15 47 62
Persentasi ( % ) 24,2 75,8 100,0
Tabel 4.3 menunjukan bahwa sikap responden tentang pemeliharaan kesehatan lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang. Memiliki kategori sikap positif yaitu sebanyak 15 responden (24,2%), dan kategori sikap negatif yaitu sebanyak 47 responden ( 75,8 % ).
4.4
Tindakan Keluarga tentang Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tindakan responden yang diukur dalam penelitian ini di bagi dalam 2
kategori yaitu, baik dan buruk. Uraian data selengkapnya dapat dilihat pada tabel bawah ini Tabel 4.4 Distribusi frekuensi tindakan responden tentang pemeliharaan kesehatan lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 (n = 62) No Kategori Tindakan Frekuensi Persentasi ( % ) 1 Baik 16 25,8 2 Buruk 46 74,2 Total 62 100,0
Tabel 4.4 menunjukan bahwa tindakan responden tentang pemeliharaan kesehatan lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang. Berkategori tindakan baik yaitu sebanyak 16 responden
(25,8 %), dan kategori tindakan
buruk yaitu sebanyak 46 responden ( 74,2 % ).
4.5
Hubungan Pengetahuan Keluarga dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Mengetahui
hubungan
pengetahuan
keluarga
dengan
tindakan
responden yang dilakukan dengan uji Chi-Square. Uraian data dapat dilihat dibawah ini Tabel 4.5 Hubungan Pengetahuan Keluarga dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 (n =62) Tindakan No
Pengetahuan
Baik
F 1 Baik 13 2 Cukup 2 3 Kurang 1 Total 16 *Signifikan pada ɑ = 0,05
% 21 3,2 1,6 25,8
Buruk F % 0 0 20 32,3 26 41,9 46 74,2
Total f 13 22 27 62
% 21 35,5 43,5 100,0
P
0,00
Hasil analisa didapatkan bahwa ada hubungan pengetahuan keluarga dengan tindakan pemeliharaan kesehatan lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang, dengan p = 0,00 (α = 0,05).
4.6
Hubungan Sikap Keluarga dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Mengetahui hubungan sikap keluarga dengan tindakan responden yang
dilakukan dengan uji Chi-Square. Uraian data dapat dilihat dibawah ini Tabel 4.6 Hubungan Sikap Keluarga dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 (n =62) Tindakan No 1 2
Sikap Positif Negatif
Baik F 13 3
% 21 4,8
Total 16 25, 8 *Signifikan pada ɑ = 0,05
Buruk f
Total
2 44
% 3,2 71
F 15 47
% 24,2 75,8
46
74,2
62
100,0
P
OR
0,00
9,53
Hasil analisa didapatkan bahwa ada hubungan sikap keluarga dengan tindakan pemeliharaan kesehatan lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang, dengan nilai p = 0,00 (α = 0,05 ) dan nilai OR = 9,53.
BAB V PEMABAHASAN
Penelitian ini membahas bagaimana hubungan pengetahuan dan sikap keluarga dengan tindakan pemeliharaan kesehatan lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 yang dilakukan terhadap 62 orang keluarga.
5.1
Pengetahuan Keluarga tentang Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang atau overt behaviour (Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan sangat penting karena hal tersebut dapat mempengaruhi sikap dan tindakan seseorang. Begitu juga halnya bagi kelurga, dalam melakukan pemeliharaan kesehatan lingkungan harus didasari oleh pengetahuan karena dapat memberikan sikap dan tindakan yang baik. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang dan pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber, misalnya media masa, media elektronik, buku petunjuk, media poster, dan sebagainya.
Pengetahuan ini dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga berperilaku sesuai keyakinan tersebut (Istiatri, 2005). Berdasarkan hasil penelitian pada 62 responden dengan menggunakan kuesioner menunjukan bahwa responden yang memliki tingkat pengetahuan baik 13 orang (21,0 %), pengetahuan cukup 22 orang (35,5%), dan pengetahuan kurang 27 orang (43,5%). Pengetahuan responden mayoritas berada pada pengetahuan kurang dan cukup. Hal ini disebabkan karena kurangnya informasi yang diterima responden tentang bagaimana melakukan pemeliharaan kesehatan lingkungan, kurangnya peran petugas kesehatan dalam memberikan penyuluhan kesehatan serta kurangnya kesadaran dan inisiatif masyarakat dalam mencari informasi baik di media (koran, majalah, televisi, radio, dan lain-lain). Berdasarkan hasil penelitian Kusumawati (2009) dengan judul penelitian “Hubungan Antara Pendidikan Dan Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang Kesehatan Lingkungan Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Tahun 2009”, didapatkan hasil bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh pendidikan, keterkaitan antara pendidikan kepala keluarga dengan perlaku hidup bersih dan sehat mempunyai hubungan yang erat dengan tingkat kesehatan. Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin mudah menerima konsep hidup sehat secara mandiri, kreatif dan berkesinambungan. Menurut Hurlock (2004) umur adalah rentang kehidupan yang diukur dengan tahun. Umur merupakan lamanya hidup dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan. Semakin bertambah umur seseorang, semakin berkembang pula pola pikirnya. Maka umur memiliki hubungan dengan pengetahuan, dengan semakin
bertambahnya umur maka akan semakin banyak pengalaman yang dimiliki sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan pengetahuan. Menurut Fajriyah Nur Afriyanti (2209) mengatakan bahwa pekerjaan merupakan suatu kegiatan atau aktivitas seseorang untuk memperoleh penghasilan guna kebutuhan hidupnya sehari-hari. Lama bekerja merupakan pengalaman individu yang akan menentukan pertumbuhan dalam pekerjaan, sehingga dapat di simpulkan bahwa, semakin baik pekerjaan seseorang, maka akan semakin baik juga pengetahuan tentang kesehatannya, terutama dalam pemilharaak kesehatan lingkungan.
Pengalaman
dalam
bekerja
memberikan
pengetahuan
dan
keterampilan lansia serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan dari masalah nyata dalam bidang kerjanya Menurut Notoadmodjo (2005), mengatakan bahwa pendidikan kesehatan merupakan proses perubahan, yang bertujuan untuk mengubah individu, kelompok dan masyarakat menuju hal-hal yang positif secara terencana melalui proses
belajar.
Perubahan
tersebut
mencakup
pengetahuan,
sikap
dan
keterampilan melalui proses pendidikan kesehatan. Menurut Wood (1926) Susilo (2011), mengatakan bahwa pendidikan kesehatan adalah sejumlah pengalaman yang berpengaruh secara mengutungkan terhadap kebiasaan, sikap, dan pengetahuan yang ada hubungannya dengan kesehatan perorangan, masyarakat, dan bangsa. Semuanya itu dipersiapkan dalam mempermudah perubahan perilaku yang akan meningkatkan pengetahuan dalam memelihara lingkungan, dan sumber informasi sangat mendukung tingginya
wawasan masyarakat sehingga memberikan pengetahuan yang bertambah bagi masyarakat. Menurut Notoatmodjo (2007), bahwa sumber informasi yang diperoleh dari berbagai sumber maka seseorang cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang, meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media informasi (TV, radio, majalah, penyuluhan, dan lain-lain) akan meningkatkan pengetahuan seseorang. Sumber informasi sangat mempengaruhi pengetahuan seseorang baik pemberi informasi maupun penerima (keluarga), tetapi tergantung dari minat seseorang untuk mencari informasi dari berbagai sumber baik dari majalah atau buku kesehatan, leaflet, koran, mengikuti perkumpulan atau penyuluhan tentang kesehatan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lian (2003) dengan judul “ Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Keluarga Terhadap PHBS dan Lingkungan di Desa Ilomangga Kecamatan Tabonggo Gorontalo” dengan hasil penelitian yang mayoritas berpengetahuan kurang, yaitu sebanyak 25 orang (56 %), yang disimpulkan bahwa pengetahuan yang rendah sebagai salah satu faktor yang mendukung proses terjadinya penularan berbagai penyakit, diantaranya dipengaruhi oleh perilaku masyarakat dalam berperilaku hidup bersih dan sehat. Keadaan yang sedemikian rupa bisa terjadi pada keluarga di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang, Hal ini disebabkan karena lingkungan tersebut masih minimnya dilakukan penyuluhan kepada masyarakat terutama keluarga tentang
pemeliharaan
kesehatan
mengaplikasikannya
lingkungan,
dalam
kehidupan
sehingga
keluarga
sehari-hari,
faktor
belum
bisa
lain
yang
menyebabkannya adalah tingkat pendidikan responden yang kebanyakan masih rendah. Menurut asumsi peneliti, kurangnya pengetahuan masyarakat dipengaruhi oleh pendidikan kesehatan yang minim dilakukan oleh petugas kesehatan, inisiatif dari diri masyarakat dalam memodifikasi, dan memelihara kesehatan lingkungan masih belum tecapai secara optimal, dan sumber informasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat masih kurang, sehingga hal ini dapat mengakibatkan berpengetahuan kurang mempunyai peluang lebih besar lebih cenderung megalami masalah kesehatan, seperti berbagai penyakit antara lain: diare, typhus, muntaber, disentri, cacingan dan gatal-gatal, dibandingkan dengan yang berpengetahuan baik. 5.2
Sikap Keluarga tentang Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 Sikap merupakan respon tertutup individu terhadap suatu stimulus atau
obyek, baik yang bersifat dari dalam maupun luar, sehingga gejalanya tidak dapat dilihat secara langsung, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup tersebut. Sikap yang realitas menunjukkan adanya kesesuaian respon terhadap stimulus tertentu (Sunaryo, 2006). Sikap merupakan keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya. Selain itu sikap
juga memberi kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi (Arikunto S. , 2006). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 62 responden dengan menggunakan kuesioner menunjukan yang memiliki sikap positif yaitu sebanyak 15 responden
(24,2%), dan kategori sikap negatif yaitu sebanyak 47 responden (
75,8 % ). Sikap responden lebih banyak berada pada sikap negatif, hal ini disebabkan karena responden masih belum mengerti tentang pemeliharaan kesehatan lingkungan dikarenakan kurangnya pengetahuan dalam melakukan pemeliharaan kesehatan lingkungan, kurangnya informasi, serta ketidakpedulian kelurga dalam melakukan pemeliharaan kesehatan lingkungan. Hasil penelitian yang diperoleh tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lian (2003) dengan judul penelitian “Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Keluarga Terhadap PHBS dan Lingkungan di Desa Ilomangga Kecamatan Tabonggo Gorontalo” menunjukkan secara umum sikap masyarakat terhadap perilaku PHBS berada pada sikap negatif, yaitu sebanyak 42 orang (74 %), hal ini disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat (PHBS), sehingga mempengaruhi dan perilaku masyarakat dalam melakukan upaya dalam melakukan PHBS. Sejalan dengan teori bahwa sikap merupakan suatu tingkah laku yang dipelajari, artinya, terbentuknya sikap harus dimulai dengan proses belajar. Pengalaman belajar seseorang akan terbentuk atau pengubah sikapnya terhadap objek-objek tertentu. Hasil belajar seseorang akan kelihatan dari sikap-sikapnya baik terhadap materi yang dipelajari ataupun terhadap objek lain lain yang berhubungan dengan materi tersebut (Susilo, 2011).
Pembentukan sikap seseorang dapat ditentukan oleh kepribadian, inteligensi, dan minat yang mana sikap akan mencerminkan kepribadian seseorang. Sikap dapat digambarkan sebagai nilai-nilai yang menunjukkan konsistensi organisasi tingkah laku. Jadi, sikap pada kategori atau baik terhadap maslah kesehatan akan mendukung terbentuknya tindakan yang baik terhadap kesehatan (Sunaryo, 2006). Menurut asumsi peneliti, sikap seseorang negatif dipengaruhi oleh pengetahuan yang di dapat melalui proses belajar, artinya hubungan sikap terhadap kebersihan lingkungan dengan perilaku hidup sehat dalam keluarga di dukung oleh apabila seseorang memiliki pengetahuan atau pemahaman yang baik akan hal tersebut. Makin positif sikap terhadap kebersihan lingkungan, maka makin tinggi pula kualitas perilaku hidup sehat dan sebaliknya makin negatif sikap terhadap kebersihan lingkungan, maka makin buruk pula perilaku hidup sehatnya dalam keluarga, sehingga perlu diberikan informasi kepada masyarakat melalui program kesehatan dari petugas kesehatan, yang diharapkan nantinya dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang baik dan berefek pada sikap seseorang. 5.3
Tindakan Keluarga tentang Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 Tindakan merupakan semua hal yang dilakukan seseorang (Notoatmodjo,
2012). Tindakan pemeliharaan kesehatan lingkungan merupakan wujud dari pengetahuan dan sikap seseorang yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Dalam melakukan suatu tindakan pemeliharaan kesehatan lingkungan diperlukan
tindakan yang baik, sehingga dapat meminimalisir masalah kesehatan yang ditimbulkan dari lingkungan. Praktek atau tindakan, setelah seseorang mangetahui stimulus atau objek kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap tindakan pemeliharan kesehatan lingkungan. Secara teori menyebutkan memang perubahan perilaku atau mengadopsi baru ini manghadapi tahap – tahap yaitu pengetahuan, sikap, dan praktek ( Notoatmodjo, 2005). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 62 responden dengan menggunakan kuesioner menunjukan yang memiliki tindakan baik yaitu sebanyak 16 responden (25,8 %), dan kategori tindakan buruk yaitu sebanyak 46 responden (74,2 % ). Berdasarkan hasil pengisian kuesioner tersebut didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki tindakan buruk, hal ini disebabkan karena kurangnya
informasi
dan
pengetahuan
tentang
pemeliharaan
kesehatan
lingkungan serta kurangnya pemahaman dan kesadaran dalam menyikapi dan mengambil keputusan yang harus dilakukan dalam melakukan tindakan pemeliharaan kesehatan lingkungan, kecenderungan untuk melakukan tindakan dapat terwujudnya pada faktor lain, yaitu motivasi serta kesadaran dalam melakukan pemeliharaan kesehatan lingkungan. Hasil penelitian yang diperoleh tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lian (2003) dengan judul penelitian “Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Keluarga Terhadap PHBS dan Lingkungan di Desa Ilomangga Kecamatan Tabonggo Gorontalo” Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Ilomangga Kecamatan Tabongo berada pada kategori rendah, yaitu sebanyak 32 orang (52,3 %), dengan kata lain masyarakat selalu bertindak negatif
dalam melakukan tindakan pemeliharaan kesehatan lingkungan. Hal ini dikarenakan kurangnya upaya masyarakat dalam melakukan tindakan dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, ditambah lagi kurangnya pendidikan kesehatan pada masyarakat yang dilakukan oleh petugas kesehatan dalam memodifikasi lingkungan hidup. Menurut asumsi peneliti, tindakan seseorang buruk dipengaruhi oleh pengetahuan, dan sikap seseorang yang minim, sehingga kegiatan yang dilakukan masyarakat dalam tindakan memelihara kesehatan lingkungan tidak memberikan hasil yang optimal. Meningkatnya pengetahuan dan sikap seseorang dapat memberikan perubahan pribadi seseorang sehingga mampu terbentuknya tindakan dan kepercayaan seseorang dalam melakukan kegiatan memelihara kesehatan lingkungan.
5.4
Hubungan Pengetahuan Keluarga dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 Hasil perhitungan uji statistik untuk hubungan pengetahuan keluarga
dengan tindakan pemeliharan kesehatan lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syhmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang menghasilkan nilai p = 0,000 dengan ɑ = 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak, dengan demikian dapat diketahui ada hubungan pengetahuan keluarga dengan tindakan pemeliharan kesehatan lingkungan di Lingkungan III Kelurahan
Syhmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Hal ini juga selaras dengan pendapat yang dikemukakan oleh Nanda (2005) yang mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan domain penting dalam membentuk tindakan seseorang atau overt behaviour. Pengalaman penelitian tertulis bahwa perilaku didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Meningkatnya pengetahuan dapat memberikan perubahan persepsi dan kebiasaan seseorang. Selain itu juga pengetahuan akan membentuk kepercayaan seseorang serta sikap terhadap suatu hal. Perilaku yang didasrakan penegtahuan akan jauh lebih bermakna daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Siti Nur Ramdaniati (2008) dengan judul penelitian “ Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan Tindakan Hidup Bersih Dan Sehat Terhadap Lingkungan Pada Ibu Rumah Tangga RW 04 Kelurahan Manggarai Jakarta Selatan Tahun 2008, menyimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan tindakan hidup bersih dan sehat terhadap lingkungan, dengan P=0,036 dan α = 0,05, p < α.
5.5
Hubungan
Sikap
Keluarga
dengan
Tindakan
Pemeliharaan
Kesehatan Lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 Hasil perhitungan uji statistik untuk hubungan sikap keluarga dengan tindakan pemeliharan kesehatan lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syhmad
Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang menghasilkan nilai p = 0,000 dengan ɑ = 0,05, dan nilai OR adalah 9,53, maka Ha diterima dan Ho ditolak, dengan demikian dapat diketahui ada hubungan sikap keluarga dengan tindakan pemeliharan kesehatan lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syhmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Siti Nur Ramdaniati (2008) dengan judul penelitian “ Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan Tindakan Hidup Bersih Dan Sehat Terhadap Lingkungan Pada Ibu Rumah Tangga RW 04 Kelurahan Manggarai Jakarta Selatan Tahun 2008”, menyimpulkan bahwa ada hubungan antara sikap dengan tindakan hidup bersih dan sehat terhadap lingkungan, dengan P=0,03 dan α = 0,05, p < α. Sikap mempunyai tiga komponen pokok yaitu kepercayaan (keyakinan), kehidupan emosional dan evaluasi terhdap objek dan kecenderungan untuk bertindak. Ketiga komponen ini secara sama membantu sikap yang utuh. Hal ini dapat dikatakan, sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus. Sikap itu merupakan kesiapan atau ketersediaan untuk bertindak, dan bukan pelaksanaan motif tertentu, sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku (Notoatmodjo, 2010). Kecenderungan atas ketersediaan untuk bertindak yang disertai dengan perasaan-perasaan yang memiliki individu tersebut. Pengetahuan dan pengalaman masa lalu makan timbul sikap dalam diri manusia dengan perasaan-perasaan
tertentu dalam menghadapi suatu objek yang menggerakkan untuk bertindak (Notoatmodjo, 2005). Pembentukan sikap keluarga ditentukan oleh kepribadian, intelegasi dan minat dari setiap anggota keluarga yang mana sikap akan mencerminkan kepribadian seseorang. Sikap dapat digambarkan sebagai nilai-nilai yang menunjukan konsistensi organisasi tingkah laku, sehingga sikap dalam kategori baik terhadap tindakan pemeliharaan kesehatan lingkungan dapat memberi dukungan terbentuknya tindakan yang baik, sebaliknya sikap dengan kategori kurang baik terhadap tindakan pemeliharaan kesehatan lingkungan dapat memberi dukungan yang buruk. Pengetahuan dan sikap sangat berhubungan dengan tindakan, karena semakin tingginya pengetahuan dan sikap seseorang dapat mempengaruhi tindakan, sehingga dapat disimpulkan hubungan setiap variabel diatas dapat mempengaruhi pribadi, kelompok, dan masyarakat dalam melakukan suatu kegiatan kesehatan,
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1
Kesimpulan Berdasarkan
hasil
analisa
dan
pembahasan
tentang
hubungan
pengetahuan dan sikap keluarga dengan tindakan pemeliharaan kesehatan lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013, dapat disimpulkan bahwa : 1. Karakteristik responden, berdasarkan umur responden mayoritas 30-40, yaitu sebanyak 28 orang (45,2%), tingkat pendidikan responden mayoritas SMP 26 orang (42,0%), pekerjaan responden mayoritas petani 28 orang (45,2%). 2. Pengetahuan keluarga mayoritas berada pada kategori pengetahuan kurang, yaitu sebanyak 27 responden ( 43,5 % ). 3. Sikap keluarga mayoritas berada pada kategori sikap negatif yaitu sebanyak 47 responden (75,8 % ). 4. Tindakan keluarga mayoritasi berada pada kategori tindakan buruk yaitu sebanyak 46 responden ( 74,2 % ). 5. Terdapat hubungan antara pengetahuan keluarga dengan tindakan pemeliharaan kesehatan lingkungan dengan nilai P= 0,000 (α =0,05). 6. Terdapat hubungan antara sikap keluarga dengan tindakan pemeliharaan kesehatan lingkungan dengan nilai P= 0,000 (α =0,05), dan nilai OR 9,53.
6.2
Saran Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti memberikan saran kepada
berbagai pihak antara lain : 1. Bagi Puskesmas Petugas Kesehatan mengadakan penyuluhan kesehatan dalam memberikan informasi kepada masyarakat tentang kesehatan lingkungan dan upayaupaya dalam menjaga lingkungan hidup bersih dan sehat, sehingga diharapkan masyarakat memperoleh informasi dan menambah wawasan pengetahuan masyarakat dalam menjaga lingkungan hidup. 2. Bagi Responden Keluarga sebaiknya ikut berpartisipasi dalam memberikan informasi kepada keluarga lain dan menerapkan informasi yang diterima dalam kehidupan
sehari-hari
tentang
bagaimana
memelihara
kesehatan
lingkungan, sehingga diharapkan nantinya dapat meminimalisir tentang masalah kesehatan yang timbul akibat lingkungan. 3. Bagi Institusi Pendidikan Perpustakan STIKes Sumatera Utara agar menambahkan sumber bacaan atau referensi mengenai pemeliharan kesehatan lingkungan, sehingga calon perawat dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat pada saat melakukan praktek lapangan atau menjadi tenaga kesehatan dalam lingkungan masyarakat.
4. Bagi peneliti selanjutnya Agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai data tambahan bagi peneliti selanjutnya, sehingga penelitian ini dapat dikembangkan khususnya tindakan agar langsung di obsevasi pada lokasi tempat penelitian dan melakukan penelitian tentang pengaruh penyuluhan kesehatan kepada keluarga terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan lingkungna.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Chandra. (2007). Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Buku Kedokteran. Departemen Kesehatan RI. (2003). Pembangunan Kesehatan di Indonesia dan Paradigma
Sehat[Online].
Indonesia:
http://data
rumah
sehat.depkes.go.id [Diakses 29 January 2012]. (2005). Rumah sehat (Profil Kesehatan rumah Kalimantan Tengah)., dari
Kementerian
Kesehatan
Republik
[Online].
Indonesia:
http://data rumah sehat.depkes.go.id [Diakses 29 January 2012]. (2006). Masalah Kesehatan dan Isu Sosial di Indonesia [Online]. Indonesia: http://data rumah sehat.depkes.go.id [Diakses 29 January 2012]. (2007). Data Pertumbuhan Penduduk dan Pembuangan Air Limbah [Online]. Indonesia: http://data rumah sehat.depkes.go.id [Diakses 29 January 2012]. (2010, Maret 22). Air Bersih [Online]. Dipetik January 29, 2012, dari Kompas: http://megapolitas.kompas.com [Dipetik 29 January 2012] Elisabeth. (2008). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Keluarga Dalam Penggunaan Jamban. Universitas Sumatera Utara , Hal 10-11. [Online].
Dari
http://www.google.com/search?q=tesis+elisabeth+tarigan+di+usu+ta hun+2008. [Diakses: 11 Desember 2012]. Istiatri. (2005). Pendidikan pengetahuan Masyarakat: Promosi Pendidikan. Yogyakarta: Nuha Medika. Lian. (2011). Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Keluarga terhadap PHBS dan Lingkungan di Desa Ilomangga Kecamatan Tobongga Gorontalo. Dosen Pendidikan Islam IAIN Sultan Amai Gorontalo , 1,5-10. Libertina. (2009). Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Terhadap Kesehatan Lingkungan [Online]. Universitas Negeri Yogyakarta, Hal 2 [Diakses 29 January 2012]
Notoatmodjo. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-Prinsip Dasar). Jakarta: Rineka Cipta. (2005). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. (2007). Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta. Ramdani, S. N. (2008). Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan Hidup Bersih dan Sehat terhadap Lingkungan pada Ibu Rumah Tangga RW 04 Kelurahan Manggarai Jakarta Selatan Tahun 2008. Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan Masyarakat UI Depok , 1,20-25. Sarwono. (2008). Promosi dan Perilaku Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta. Soemirat. (2004). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Sukarni. (2007). Kesehatan Keluarga dan Lingkungan. Yogyakarta: Kanisius. Suhartini. (2008). Pemerdayaan Ibu Rumah Tangga Dan Remaja Putri Dalam Pengolahan Sampah Dengan Teknologi Sederhana dan Ramah Lingkungan [Online]. Universitas Negeri Yogyakarta, Hal 2 [Diakses 29 January 2012] Sunaryo. (2006). Defenisi Perilaku. Sunaryo: Cita Pustaka Adelia. Susilo. (2011). Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN TINDAKAN PEMELIHARAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI LINGKUNGAN III KELURAHAN SYAHMAD WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN LUBUK PAKAM KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013 OLEH: KURNIAMAN GEA NIM: 0901040 Saya adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara. Penelitian ini diberikan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi Ilmu Keperawatan Kesehatan Sumatera Utara. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap keluarga dengan tindakan pemeliharaan kesehatan lingkungan di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013. Saya mengharapkan partisipasi dari Saudara/i dalam memberikan jawaban atas pertanyaan kuesioner penelitian yang diberikan. Saya akan menjamin kerahasiaan identitas dari Bapak/Ibu serta informasi yang Bapak/Ibu berikan hanya akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu keperawatan dan tidak akan digunakan untuk maksud yang lain. Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, Bapak/Ibu bebas menerima atau menolak untuk menjadi peserta penelitian tanpa ada sanksi apapun. Jika Bapak/Ibu bersedia menjadi peserta penelitian ini silahkan Bapak/Ibu menandatangani surat persetujuan ini pada tempat yang telah disediakan dibawah ini sebagai bukti kesukarelaan Bapak/Ibu Terimakasih atas partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini.
Medan, ___________2013 Responden
Lampiran II Kuesioner Penelitian HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN TINDAKAN PEMELIHARAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI LINGKUNGAN III KELURAHAN SYAHMAD WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN LUBUK PAKAM KEBUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013
A.
Petunjuk Pengisian 1.
Bacalah terlebih dahulu pertanyaan pada kuesioner pengetahuan, kemudian pilihlah salah satu jawaban dengan cara memberikan tanda silang ( X ) pada jawaban yang sesuai dengan pendapat anda.
2.
Bacalah terlebih dahulu pertanyaan pada kuesioner sikap dan tindakan kemudian pilihlah salah satu jawaban dengan cara memberikan tanda silang ( √ ) pada jawaban yang sesuai dengan pendapat anda.
B.
Profil Responden 1.
No. Responden
:
2.
Umur
:
< 30 tahun
> 40
30 – 40 tahun 3.
4.
Pendidikan Terakhir :
Pekerjaan
:
SD
SMP
D-III
S-1
PNS
Petani
Wiraswasta
SMA
a.
Pengetahuan responden dengan pemeliharaan kesehatan
lingkungan
Petunjuk Pengisian: Pilihlah jawaban yang menurut anda paling benar Berilah tanda silang ( X ) pada jawaban yang anda pilih.
1. Bagaimanakah rumah sehat itu? a. Bersih, aman, terawat, memiliki ventilasi b. Bersih, aman, terawat, tidak memiliki ventilasi c. Kotor, aman, terawat, memiliki ventilasi 2. Dimanakah ventilasi rumah harus ada? a. Setiap kamar tidur
c. Setiap kamar mandi
b. Setiap ruangan 3. Kapankah jendela rumah sebaiknya dibuka ? a. 2 x seminggu
c. Setiap hari
b. 1 x seminggu 4. Rumah yang terawat dan terpelihara baik, dapat memberikan? a. Rasa nyaman b. Rasa yang biasa saja c. Rasa yang kurang baik 5.
Bangunan jamban yang baik, seharusnya ? a. Terbuka
c. Tidak kuat
b. Kuat dan tertutup 6.
Bangunan jamban sebaiknya di tempatkan dilokasi ? a. Umum / banyak warga b. Depan rumah c. Yang tidak mengganggu pandangan
7.
Sampah adalah ? a. Sesuatu yang tidak dipakai dan dibuang b. Sesuatu yang bisa dipakai dan tidak dibuang c. Sesuatu yang tidak dipakai dan tidak dibuang
8. Syarat tempat sampah yang baik ? a. Mempunyai tutup dan kuat b. Terbuka c. Ukurannya kecil 9. Air minum yang sehat, sebaiknya? a. Tidak berwarna dan kotor b. Tidak berwarna dan tidak bau c. Berwarna dana bau 10. Apakah tujuan air minum dimasak sampai mendidih ? a. Membunuh kuman-kuman yang terdapat pada air b. Menghilangkan gas yang tidak diperlukan c. Memang sudah tradisi dari dulu 11. Apakah air limbah itu ? a. Sisa air yang harus dijaga b. Sisa air yang harus dikumpulkan c. Sisa air yang harus dibuang d. Sisa air yang bersih 12. Membuang air limbah sebaiknya dibuang? a. Di samping rumah
c. Di tempat pengaliran air limbah
b. Di depan rumah 13. Tujuan pengolahan air limbah adalah ? a. Untuk melindungi lingkungan hidup b. Untuk melindungi diri c. Untuk melindungi keluarga 14. Dimanakah sebaiknya sampah dibuang? a. Di sungai b. Di jalan raya c. Di Tempat pembuangan sampah 15. bagaimana sebaiknya keadaan lantai rumah a. Bersih dan kering b. Licin c. lembab
16. Bagaimanakah saluran pembungan air limbah yang baik? a. Tertutup (mempunyai riol dan mengalirkan ke saluran umum) b. Terbuka dan dialirkan kesaluran umum c. Disalurkan didepan rumah 17. Bagaimana jenis jamban yang paling baik? a. Jamban leher angsa dan memiliki septic tank b. Jamban yang langsung dialirkan disungai c. Gali tanah 18. Bagaimana sebaiknya lokasi tempat pembungan sampah? a. Tidak dekat dengan sumber air b. Dekat dengan sumber air c. Di sungai 19. Sampah organik adalah ? a. Sampah yang dapat membusuk b. Sampah yang sukar membusuk c. Sampah yang berasal dari hewan 20. Sampah yang mana saja yang menjadi contoh sampah organik ? a. Kulit buah, sisa sayuran, dun kering, ranting b. Kaleng susu, kaleng botol minuman c. Kaleng botol minuman, kulit buah, ranting 21. Sampah anorganik adalah ? a. Sampah yang sukar membusuk b. Sampah yang dapat membusuk c. Sampah yang berasal dari hewan 22. Sampah yang mana saja menjadi contoh sampah anorganik ? a. Kaleng susu, kaleng botol minuman b. Kulit buah, sisa sayuran, daun kering, ranting c. Kaleng susu, sisa sayuran, ranting
23. Bagaimanakah sebaiknya tempat pembuangan sampah organik dan sampah anorganik? a. Dipisahkan b. Disatukan c. Di kumpulkan saja 24. Apa akibatnya jika membuang sampah sembarangan ? a. Dapat menimbulkan bau dan penyakit b. Dapat memberikan rasa senang c. Dapat memberikan dampak yang baik 25. Apa akibatnya jika membuang air limbah sembarangan? a. Dapat memberikan rasa senang b. Dapat menimbulkan bau dan penyakit c. Dapat memberikan dampak yang baik
b. Sikap responden dengan pemeliharaan kesehatan lingkungan Petunjuk pengisian : Berilah jawaban pernyataan di bawah ini dengan memberi tanda checklist (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan tanggapan anda Sangat Setuju
(SS)
Setuju
(S)
Tidak Setuju
(TS)
Sangat Tidak Setuju (STS) No
Pernyataan
SS
1
Rumah merupakan tempat perlindungan
2
Rumah sehat harus memiliki ventilasi
3
Membuka jendela rumah setiap hari, merupakan perilaku yang sehat
4
Ventilasi penting dalam rumah sehat
5
Air yang baik adalah tidak berbau, tidak berwarna,
6
Air dimasak terlebih dahulu sebelum diminum
7
Sampah yang ada dimana-mana sebaiknya dikumpulkan dan dibuang pada tempatnya
8
Tempat sampah harus tertutup
9
Pembuangan air limbah sembarangan dapat menimbulkan masalah kesehatan dan lingkungan
10
Air minum harus dimasak sampai mendidih
11
Sampah
organik
dan
anorganik
disatukan
sebelum dibuang ke tempat pembuangan akhir 12
Sampah yang dikumpulkan dibakar didepan rumah
13
Saluran pembuangan kotoran di salurkan ke sungai
S
TS
STS
14
Membuang air limbah di selokan atau parit yang tergenang
15
Mengunakan saluran pengaliran air limbah tertutup
16
Membuka jendela pada pagi hari
17
Lantai rumah bersih dan tidak lembab
18
Ventilasi rumah harus ada dan selalu dibersihkan
19
Langit-langit rumah harus selalu dibersihkan
20
Memisahkan anorganik
sampah sebelum
Pembuangan Akhir
organik
dan
sampah
dibuang
ke
Tempat
c. Tindakan responden dengan pemeliharaan kesehatan lingkungan Petunjuk pengisian : Berilah jawaban pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda checklist (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan tanggapan anda Ya atau Tidak No
Pernyataan
1
Membersihkan rumah setiap hari selalu bersama
2
Keluarga mengatur jadwal dalam membersihkan rumah
3
Memasak air minum sampai mendidih
4
Menggunakan air bersih setiap hari
5
Ventilasi rumah terdapat di semua ruangan
6
Membuang kotoran di jamban
7
Menyediakan tempat sampah
8
Membuang sampah pada tempatnya
9
Membersihkan aliran air limbah yang tergenang
10
Membuang air limbah yang penyalurannya di sungai
11
Menyatukan sampah organik dan anorgnik
12
Tempat penampungan air dibersihkan secara teratur
13
Memiliki jamban leher angsa dirumah
14
Menggunakan saluran pengaliran air limbah tertutup
15
Memiliki tempat pembuangan sampah sampah diluar rumah
16
Tempat sampah yang digunakan terbuka
17
Membuang sampah pada tempatnya
18
Membuka jendela setiap pagi hari
19
Rumah dan halaman selalu dibersihkan setiap hari
20
Ventilasi rumah selalu dalam keadaan bersih
Ya
Tidak
KUNCI JAWABAN a. Pengetahuan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan Di Lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kebupaten Deli Serdang Tahun 2013 1.
A
2.
B
3.
C
4.
A
5.
B
6.
C
7.
A
8.
A
9.
B
10.
A
11.
C
12.
C
13.
A
14.
C
15.
A
16.
A
17.
A
18.
A
19.
A
20.
A
21.
A
22.
A
23.
A
24.
A
25.
B
Lampiran III Master Tabel Hubungan Pengetahuan dan Sikap Keluarga Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan Di lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 N O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Umur
Pend
PKJ
3 3 2 1 3 2 1 3 2 3 1 2 3 2 3 3 2 1 3 1 1 2 3 2 2 3 2 1 2 3 2 3 2 3 1 2 3 2 1 1 2 2
2 1 5 3 2 4 1 2 2 2 1 2 1 2 3 2 1 3 3 3 2 1 2 1 3 2 1 2 2 2 5 1 4 2 1 5 2 3 4 2 1 5
3 2 1 3 2 1 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 1 2 1 3 3 1 2 3 1 2 3 1
1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1
2 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1
3 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1
4 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1
5 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1
6 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1
7 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1
8 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0
9 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0
10 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1
11 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1
12 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1
13 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1
Pengetahuan 14 15 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1
16 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0
17 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1
18 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1
19 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1
20 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1`
21 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1
22 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1
23 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1
24 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1
25 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1
Jlh
Kategori
12 8 19 15 8 20 7 8 10 6 12 14 7 16 8 11 12 7 12 17 7 7 12 7 8 10 8 10 8 9 18 7 19 14 6 21 12 8 23 13 8 22
Cukup Kurang Baik Cukup Kurang Baik Kurang Kurang Cukup Kurang Cukup Cukup Kurang Cukup Kurang Cukup Cukup Kurang Cukup Baik Kurang Kurang Cukup Kurang Kurang Cukup Kurang Cukup Kurang Cukup Baik Kurang Baik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang Baik
43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62
2 3 2 1 3 2 2 1 1 2 3 2 1 3 2 2 2 2 3 2
N O
Umur
Pend
PKJ
3 3 2 1 3 2 1 3 2 3 1 2 3 2 3 3 2 1 3 1 1 2 3 2 2 3 2
2 1 5 3 2 4 1 2 2 2 1 2 1 2 3 2 1 3 3 3 2 1 2 1 3 2 1
3 2 1 3 2 1 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
2 1 2 3 3 2 4 2 3 4 5 2 2 1 1 2 2 2 4 4
2 3 3 3 2 2 1 2 3 1 1 2 2 3 2 3 3 2 1 1
0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0
1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1
1 1 1 2 1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 2
0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1
2 2 1 2 2 2 3 2 1 3 2 2 2 2 2 3 3 3 1 1 2 3 1 2 2 2 2 2
1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0
1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1
3 2 2 3 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 3 1 3 1 2 1 3 1 2 2 2 2 1 2
0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1
4 1 1 2 1 1 2 2 2 2 3 1 1 1 2 1 1 1 1 3 2 1 1 1 1 1 2 2
1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1
5 2 1 2 2 2 3 1 1 3 1 2 0 0 2 3 2 3 2 1 2 3 2 3 3 3 1 2
1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0
6 1 2 2 1 1 2 2 2 2 3 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 3 3 3 1 3
1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1
7 2 1 3 2 2 2 0 1 2 2 2 2 2 3 1 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2
1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0
1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1
8 1 2 3 1 1 1 2 2 3 1 1 1 1 2 0 1 0 2 1 3 0 2 0 0 0 1 0
9 2 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2
1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0
1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1
10 1 1 3 1 1 3 2 1 3 1 1 1 1 2 3 1 3 1 1 3 3 1 1 1 1 1 3
Sikap 11 0 1 2 0 0 2 2 2 2 3 0 2 2 3 3 1 3 1 0 2 3 1 2 2 2 2 1
0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1
1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1
12 1 1 2 1 1 3 0 0 3 1 1 1 1 2 1 0 1 3 1 3 1 3 0 0 0 1 0
0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1
13 1 2 3 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 0 3 1 3 2 0 1 3 2 2 2 2 2 3
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1
14 0 1 2 0 0 3 0 1 3 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 2
0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1
15 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 1 0 1 0 3 1 1 0 2 2 2 2 0
1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1
0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1
16 1 2 3 1 1 3 1 1 3 0 2 1 1 2 1 1 1 1 0 3 1 1 0 0 0 1 0
17 1 2 3 1 1 2 1 3 2 1 0 0 0 1 1 0 1 2 3 1 1 2 1 1 1 1 1
1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1
`18 2 1 3 2 2 2 2 3 3 1 1 2 2 3 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1
0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1
19 1 1 3 1 1 3 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1
1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1
20 1 2 3 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 1
16 6 7 7 15 8 20 12 8 18 19 7 6 15 7 14 8 12 20 19
Jlh 25 28 52 25 25 46 27 30 47 29 23 26 26 40 29 24 29 28 24 52 29 28 26 26 26 26 30
Cukup Kurang Kurang Kurang Cukup Kurang Baik Cukup Kurang Baik Baik Kurang Kurang Cukup Kurang Cukup Kurang Cukup Baik Baik
Kategori Negatif Negatif Positif Negatif Negatif Positif Negatif Negatif Positif Negatif Negatif Negatif Negatif Positif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Positif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif
28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62
1 2 3 2 3 2 3 1 2 3 2 1 1 2 2 2 3 2 1 3 2 2 1 1 2 3 2 1 3 2 2 2 2 3 2
2 2 2 5 1 4 2 1 5 2 3 4 2 1 5 2 1 2 3 3 2 4 2 3 4 5 2 2 1 1 2 2 2 4 4
2 2 3 1 2 1 3 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 3 3 2 2 1 2 3 1 1 2 2 3 2 3 3 2 1 1
2 1 2 3 1 3 1 1 3 1 2 2 1 1 3 1 1 2 2 1 2 3 1 2 3 3 1 1 1 1 1 2 1 3 3
3 2 3 2 2 1 2 3 1 2 1 3 2 2 1 2 2 2 1 2 1 3 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 0 2 2 3 2 1 3 2 2 1 2 2 0 2 2 3 2 2 2 3 2 1 3 3 2 2 1 2 2 3 1 3 3
1 1 2 3 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 3 1 1 2 3 1 1 2 1 2 3 2 1 1 2 1 1 2 2 2 3
2 3 0 2 3 1 2 1 1 3 2 1 3 2 2 2 2 1 1 2 1 3 2 0 2 3 2 2 1 2 2 1 1 3 2
3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 1 1 3 2 3 1 1 3 3 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 3 2 2 1
1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 3 1 1 2 2 2 2 1 2 1 3 1 2 3 3 1 1 1 2 2 2 1 2 3
2 0 1 2 0 3 1 2 1 0 3 1 0 3 2 1 1 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 3 2
3 1 2 3 1 1 1 1 3 1 1 2 1 2 3 1 1 1 3 1 2 3 2 1 1 3 2 1 1 1 1 1 1 2 1
1 1 3 2 1 3 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 0 1 0 3 1 0 3 3 1 2 0 1 1 2 1 3 3
1 2 2 0 2 0 1 1 3 2 1 0 2 3 1 1 1 0 1 1 0 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 0 1 1 2
0 0 0 3 0 3 0 2 1 0 1 2 0 1 2 2 2 3 0 2 2 3 1 2 2 3 1 2 2 2 2 3 0 3 2
1 2 2 0 2 1 1 1 3 2 2 2 2 0 3 1 1 0 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 0 1 2 3
2 1 0 3 1 3 2 3 2 1 1 0 1 1 0 1 1 2 1 1 2 3 1 0 2 3 1 2 0 1 1 2 0 3 2
0 2 2 2 2 2 1 1 3 2 2 2 2 0 1 1 1 0 1 1 0 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 0 1 0 1
1 0 0 2 0 3 3 1 3 0 1 2 0 1 3 1 1 1 0 1 2 3 1 2 3 3 1 0 1 1 1 1 2 3 3
1 1 2 3 1 2 1 1 3 1 2 2 1 0 2 1 1 2 0 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2
2 1 0 2 1 3 3 0 2 1 0 3 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 3 2
1 1 2 3 1 2 1 1 3 1 0 2 1 1 3 1 1 1 1 1 2 3 1 2 3 3 1 1 2 1 1 1 1 3 3
3 1 2 2 1 2 1 1 2 1 3 2 1 1 2 1 1 1 1 1 3 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 3 2
32 26 30 44 26 42 28 29 45 26 30 34 26 26 39 25 25 30 27 25 27 49 28 23 45 49 28 27 27 25 25 30 24 48 45
Positif Negatif Negatif Positif Negatif Positif Negatif Negatif Positif Negatif Negatif Positif Negatif Negatif Positif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Positif Negatif Negatif Positif Positif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Positif Positif
N O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
Umur
Pend
PKJ
3 3 2 1 3 2 1 3 2 3 1 2 3 2 3 3 2 1 3 1 1 2 3 2 2 3 2 1 2 3 2 3 2 3 1 2 3 2 1 1 2 2 2 3 2 1 3 2
2 1 5 3 2 4 1 2 2 2 1 2 1 2 3 2 1 3 3 3 2 1 2 1 3 2 1 2 2 2 5 1 4 2 1 5 2 3 4 2 1 5 2 1 2 3 3 2
3 2 1 3 2 1 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 1 2 1 3 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 3 3 2 2
1
2 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1
3 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0
4 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1
5 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0
6 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
7 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1
8 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1
9 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0
0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1
10 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1
Tindakan 11 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0
12 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1
13 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0
14 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0
15 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1
16 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1
17 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0
18 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0
19 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0
20 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0
Jlh 8 9 13 9 9 17 6 7 10 17 13 9 8 9 7 8 6 8 9 16 5 6 11 6 9 6 10 7 10 7 11 7 12 9 9 15 9 7 12 9 10 17 8 7 5 8 8 10
Kategori Buruk Buruk Baik Buruk Buruk Baik Buruk Buruk Buruk Buruk Baik Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Baik Buruk Buruk Baik Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Baik Buruk Baik Buruk Buruk Baik Buruk Buruk Baik Buruk Buruk Baik Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk
49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62
2 1 1 2 3 2 1 3 2 2 2 2 3 2
4 2 3 4 5 2 2 1 1 2 2 2 4 4
1 2 3 1 1 2 2 3 2 3 3 2 1 1
1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1
0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1
1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1
1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1
1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1
1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0
0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0
1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1
1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0
1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1
1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1
0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0
0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
Keterangan : a. Karakteristik Umur 1 = < 30 Tahun 2 = 30-40 Tahun 3 = > 40
b. Karakteristik Pendidikan 1 = SD 2 = SMP 3 = SMA 4 = D-III 5 = S-1
e. Kategori Sikap Positif = 31 – 60 Negatif = 0 – 30
f.
Kategori Tindakan Baik = 11 - 20 Buruk = 0 - 10
c. Karakteristik Pekerjaan 1 = PNS 2 = Petani 3 = Wiraswasta
d. Kategori pengetahuan Baik = 17 - 25 Cukup = 9 - 16 Kurang = 0 - 8
0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1
12 7 7 18 19 10 8 9 8 10 8 9 13 14
Baik Buruk Buruk Baik Baik Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Baik Baik
Hasil SPSS Hubungan Pengetahuan dan Sikap Keluarga Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan Di lingkungan III Kelurahan Syahmad Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 Statistics Tindakan Pemeliharaa
N
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Pengetahua
Sikap
n Kesehatan
Responden
Responden
Responden
n Keluarga
Keluarga
Lingkungan
Valid Missing
62
62
62
62
62
62
0
0
0
0
0
0
Umur Responden
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
<30 Tahun
14
22.6
22.6
22.6
30-40 Tahun
28
45.2
45.2
67.7
>40 Tahun
20
32.3
32.3
100.0
Total
62
100.0
100.0
Pendidikan Responden
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
SD
14
22.6
22.6
22.6
SMP
26
41.9
41.9
64.5
SMA
10
16.1
16.1
80.6
D-III
7
11.3
11.3
91.9
S-1
5
8.1
8.1
100.0
62
100.0
100.0
Total
Pekerjaan Responden Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
PNS
12
19.4
19.4
19.4
Petani
28
45.2
45.2
64.5
Wiraswasta
22
35.5
35.5
100.0
Total
62
100.0
100.0
Pengetahuan Keluarga Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Baik
13
21.0
21.0
21.0
Cukup
22
35.5
35.5
56.5
Kurang
27
43.5
43.5
100.0
Total
62
100.0
100.0
Sikap Keluarga Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Positif
15
24.2
24.2
24.2
Negatif
47
75.8
75.8
100.0
Total
62
100.0
100.0
Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Baik
16
25.8
25.8
25.8
Buruk
46
74.2
74.2
100.0
Total
62
100.0
100.0
Pengetahuan Keluarga Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan Crosstab Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan Baik Pengetahuan Keluarga
Baik
Buruk
Count % of Total
Cukup
13
0
13
21.0%
.0%
21.0%
2
20
22
3.2%
32.3%
35.5%
1
26
27
1.6%
41.9%
43.5%
16
46
62
25.8%
74.2%
100.0%
Count % of Total
Kurang
Count % of Total
Total
Count % of Total
Total
Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
a
2
.000
Likelihood Ratio
48.849
2
.000
Linear-by-Linear Association
34.002
1
.000
Pearson Chi-Square
47.475
N of Valid Cases
62
a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,35.
Symmetric Measures Asymp. Std. Value
Error
a
b
Approx. T
Approx. Sig. c
Interval by Interval
Pearson's R
.747
.071
8.693
.000
Ordinal by Ordinal
Spearman Correlation
.698
.084
7.553
.000
N of Valid Cases
62
a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation.
c
Sikap Keluarga Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan Crosstab Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan Baik Sikap Keluarga
Positif
Buruk
Count % of Total
Negatif
13
2
15
21.0%
3.2%
24.2%
3
44
47
4.8%
71.0%
75.8%
16
46
62
25.8%
74.2%
100.0%
Count % of Total
Total
Count % of Total
Total
Variables in the Equation 95,0% C.I.for EXP(B) B a
Step 1
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
PTTKAT
4.557
.966
22.262
1
.000
9,5333
Constant
-6.024
1.471
16.770
1
.000
.002
Lower 14.357
Upper 633.038
a. Variable(s) entered on step 1: PTTKAT.
Chi-Square Tests
Value
df
Asymp. Sig. (2-
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
a
1
.000
Continuity Correction
34.200
1
.000
Likelihood Ratio
36.713
1
.000
Pearson Chi-Square
38.279 b
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association b
N of Valid Cases
.000 37.661
1
.000
62
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,87. b. Computed only for a 2x2 table
.000
Symmetric Measures
Asymp. Std. Value Interval by
Error
a
Approx. b
Approx. T
Pearson's R
Interval Ordinal by
Spearman
Ordinal
Correlation
Sig. c
.786
.091
9.840
.000
.786
.091
9.840
.000
N of Valid Cases 62
c