Bab V.docx

  • Uploaded by: necis
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab V.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,675
  • Pages: 14
BAB V PEMBAHASAN

Pada penelitian ini penliti ingin mengetahui Hubungan Antara Perilaku Ibu Tentang Alat Permainan Edukatif Dengan Perkembangan Anak Di Tk Pendidikan Yayasan Sola Fide Tahun 2017. 5.1.

Pengetahuan Ibu Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden pada kategori

pengetahuan baik sebanyak 12 responden (37.5%), sedangkan minoritas responden berada pada kategori pengetahuan kurang baik sebanyak 20 responden (62.5%). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang di hadapi (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini sejalan dengan pendapat Mahyub (2010) yang mengatakan bahwa pendidikan seseorang juga dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dimiliki. Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Asumsi peniliti terhadap pengetahuan responden tentang alat permainan edukatif yang mayoritas berpengetahuan kurang disebabkan karena kurangnya informasi yang diterima oleh responden serta kurang nya pemahaman responden mengenai pentingnya alat permaianan edukatif terhadap perkembangan anak, hal

42

43

ini dipengaruhi oleh pendidikan responden yang berdasarkan penelitian dari 32 responden mayoritas berpendidikan SLTP sebanyak 10 responden (31.3%).

5.2.

Sikap Ibu Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa mayoritas sikap

responden berada pada kategori sikap kurang baik sebanyak 22 responden (68.8%), dan kategori sikap baik sebanyak 10 responden (31.2%). memiliki sikap yang kurang baik karena responden berpengetahuan baikkurang tentang perkembanagan anak. Berdasarkan analisa data yang dilakukan peneliti, diketahui bahwa dari 32 responden 10 responden (31.3%) memiliki sikap baik dalam perkembangan anak. Dan 22 responden (68.8%) memiliki sikap yang kurang baik. Hal ini didukung oleh Notoatmodjo yang mengatakan bahwa pengetahuan dapat mempengaruhi sikap seseorang. Jika pengetahuan sesesorang maka akan memiliki sikap yang baik. Penelitian ini sejalan dengan pendapat Mahyub (2010) yang mengatakan bahwa pendidikan seseorang juga dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dimiliki. Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Menurut Azwar (2005) bahwa terbentuknya sikap dapat dipengaruhi oleh faktor pengalaman pribadi, orang lain yang dianggap penting, media massa, pengaruh kebudayaan, pengaruh emosional. Sehingga dalam proses terbentuknya pun tidak selalu dilihat dari tingkat pengetahuan karena sikap merupakan suatu respon yang bersifat tertutup yang akan memberikan pengaruh terhadap tindakan selanjutnya. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo

44

yang menyatakan bahwa sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek dan menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. (Notoatmodjo, 2005) Menurut asumsi peneliti sikap responden bersikap kurang baik karena mayoritas responden di Tk Yayasan Sola Fide berpengetahuan kurang baik. Sebagaimana dikatakan Notoatmojo pengetahuan dapat mempengaruhi sikap seseorang.

5.3

Tindakan Ibu Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa mayoritas tindakan

responden berada pada kategori tindakan kurang baik sebanyak 19 responden (59.4%), dan kategori tindakan baik sebanyak 13 responden (40.6%). Hasil penelitian menunjukkan tindakan responden di Tk Yayasan Sola Fide tindakan kurang baik, dikarenakan sebagian besar responden menyatakan kurang mengetahui tentang perkembangan anak dan sejumlah responden mengatakan telah mengetahui cara tentang permainan alat edukatif dengan perkembangan anak. Hasil penelitian menunjukkan tindakan responden di Tk Yayasan Sola Fide tindakan kurang baik, dikarenakan sebagian besar responden menyatakan kurang mengetahui tentang perkembangan anak dan sejumlah responden mengatakan telah mengetahui cara tentang permainan alat edukatif dengan perkembangan anak.

45

Tindakan adalah realisasi dari pengetahuan dan sikap, tindakan juga merupakan respon seseorang terhadap stimulasi dalam bentuk nyata atau terbuka. (Notoatmodjo, 2013). Menurut asumsi peneliti tindakan responden tindakan kurang baik karena responden moyoritas tidak pernah mengajak anak tentang alat permainan edukatif tersebut seperti permainan puzzle. 5.4

Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Alat Permainan Edukatif Dengan Perkembangan Anak Di Tk Pendidikan Yayasan Sola Fide Tahun 2017. Berdasarkan uji Statistik (uji chi-square) didapatkan nilai P = 0,000.

Berdasarkan ketentuan, jika nilai P > 0,005 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan nilai hasil uji yang didapat P = 0,000 < α = 0,05, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan perkembangan anak usia pra sekolah Pengetahuan adalah hasil tahu berkenaan dengan sesuatu hal melalui penginderaan terhadap suatu objek. Menurut Harlock, pengetahuan dapat diperoleh melalui pendidikan, pengalaman diri sendiri dan orang lain, media masa serta lingkungan (Rini, 2012). Menurut Baker dan Lopez (2010) pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan, dimana semakin tinggi pendidikan seseorang maka dapat memberikan pengetahuan lebih dibandingkan mereka yang berpendidikan rendah, sehingga yang berpengetahuan lebih semakin paham dengan materi, strategi serta mampu dalam menerapkan apa yang diketahui.

46

Selain dari tingkat pendidikan, pengetahuan orang tua juga dapat dipengaruhi oleh media masa, hubungan sosial dan pengalaman. Dari segi pekerjaan mayoritas berprofesi sebagai petani dan IRT, dimana untuk memenuhi kebutuhan setiap hari kebanyakan dari mereka melakukan aktivitas jauh dari paparan media masa, kurangnya pengalaman dan interaksi sosial dengan orangorang berpengetahuan baik tentang pentingnya stimulasi dini terhadap perkembangan anak. Orang tua sebagai pengasuh memiliki peranan penting dalam mengontrol, membimbing dan mendampingi anakanaknya menuju kedewasaan (Reni, 2011). Dalam menuju kedewasaan, orang tua memiliki kewajiban untuk memenuhi apa yang menjadi hak-hak anak. Untuk itu, pengetauan yang baik merupakan hal yang perlu dicapai karena dapat menjadi salah satu faktor pendukung stimulasi terhadap perkembangan anak. Pengetahuan ibu yang baik tentang alat permainan edukatif bukan berarti perkembangan anaknya normal. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian, bahwa pengetahuan ibu yang baik juga terdapat perkembangan anak untestable. Menurut analisa peneliti bahwa perkembangan anak untestable dapat terjadi karena pada saat dilakukan pengambilan data, anak tersebut menangis dan menolak untuk melakukan tugas perkembangan. Kemungkinan anak tersebut malu untuk melakukan tugas pada masing-masing aspek perkembangan (Hermawati, 2012). Penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Rini (2009) dengan Judul “hubungan pengetahuan lbu tentang perkembangan anak dengan perkembangan motorik kasar dan motorik halus anak usia 4-E tahun di TK

47

Aisyiyah Bustanul Athfal 7 Semarang” mengatakan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan perkembangan anak usia pra sekolah. Penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh oleh Wahyuni (2016) dengan judul “hubungan pengetahuan dan sikap orang tua tentang konsep bermain dengan tingkat perkembangan motorik anak usia prasekolah di TK/Paud alazhiim lapangan Manado” , mengatakan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan orang tua tentang konsep bermain dengan tingkat perkembangan motorik anak usia prasekolah Di TK/PAUD Al Azhiim Lapangan Kecamatan Mapanget Kota Manado. Menurut Hurlock dalam Rini (2012) interaksi antar anak dan orang tua sangat bermanfaat bagi keseluruhan proses perkembangan anak karena jika terjadi kelainan dalam proses tumbuh kembang anak maka orang tua bisa dengan cepat mengenalinya dan memberikan tindakan sesuai kebutuhan anak. Orang tua sebagai pengasuh merupakan fasilitator yang memiliki dampak bagi perkembangan anak (Siswanto, 2012). Orang tua yang menggunakan berbagai fasilitas misalnya mainan dapat membantu menstimulasi potensi yang dimiliki anak sehingga anak dapat mencapai perkembangan optimal sesuai dengan tahapan usianya. Menurut Septiari (2012) perkembangan adalah pertambahan kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan. Wong menyebutkan bahwa proses tumbuh kembang seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling terkait yaitu; faktor genetik/keturunan, lingkungan

48

bio-fisikososial dan perilaku, serta bersifat individual dan unik sehingga memberikan hasil akhir yang berbeda dan memiliki ciri tersendiri pada setiap anak (Rini, 2012). Pengetahuan yang baik tentang cara cara, kegiatan atau materi yang bisa membuat anak tertarik dan menggemasnya dalam program kegiatan yang menarik sebelum melakukan stimulasi terhadap perkembangan anak merupakan hal penting karena dapat mendukung perilaku stimulasi yang baik dari orang tua terhadap perkembangan anak (Rini, 2012). Menurut Asumsi

peneliti

Pengetahuan ibu

semakin baik

maka

perkembangan anak akan semakin baik sesuai dengan analisa yang di dapat Pengetahuan ibu

dengan perkembangan anak. Walaupun pengetahuan ibu

semakin baik masih terdapat perkembangan anak yang kurang di karenakan adanya faktor lain yang dapat menyebabkan hambatan pada perkembangan anak tersebut. Faktor lain yang di maksud yaitu pendidikan kurang, dan kurangnya informasi yang di dapat tentang permainan alat permaian edukatif untuk memenuhi perkembangan anak. 5.5

Hubungan Antara Sikap Ibu Tentang Alat Permainan Edukatif Dengan Perkembangan Anak Di Tk Pendidikan Yayasan Sola Fide Tahun 2017. Berdasarkan uji Statistik (uji chi-square) didapatkan nilai P = 0,001.

Berdasarkan ketentuan, jika nilai P > 0,005 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan nilai hasil uji yang didapat P = 0,001 < α = 0,05, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, ada hubungan antara

49

sikap ibu dengan perkembangan anak usia pra sekolah di TK Yayasan Pendidikan Sola Fide Medan Tuntungan Tahun 2017. Menurut Poerwadarmita dalam tulisan Iskandar (2017) mengemukakan bahwa sikap adalah tingkah laku, perbuatan yang berdasarkan pada pendirian pendapat atau keyakinan. Sedangkan menurut Moelono sikap adalah tindakan atau tingkah laku yang dipilih diantara sejumlah pilihan tindakan yang bisa dilakukan. Hal ini telah diselidiki sejak peralihan abad ke – 19 melalui eksperimen amggapan yang mendasarinya adalah bahwa melalui pengalaman – pengalaman yang spesifik terjadi harapan – harapan atau dengan kata lain hal-hal yang pernah dialami akan mempunyai suatu arti dalam tulisan Iskandar (2017). Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakuka oleh Wahyuni (2016) dengan judul “hubungan pengetahuan dan sikap orang tua tentang konsep bermain dengan tingkat perkembangan motorik anak usia prasekolah di tk/paud alazhiim lapangan Manado” , mengatakan bahwa tidak ada hubungan sikap orang tua tentang konsep bermain dengan tingkat perkembangan motorik anak usia prasekolah Lapangan Kecamatan Mapanget Kota Manado. Berdasarkan hasil penelitian Rossita dalam tulisan Marhaba (2014) tentang “Penelitian Hubungan Sikap dan Keaktifan Ibu dalam Stimulasi Anak dengan Alat Permainan” didapatkan bahwa dari 53 responden didapatkan 17 responden yang mengetahui dan memberikan alat permainan sesuai dengan usia toddler (1-3 tahun), 26 responden yang tidak mengetahui dan memberikan alat permainan yang tidak sesuai usia toddler (1-3 tahun), dan 10 responden yang hanya memberikan

50

alat permainan yang sudah ada. Dari penelitian tersebut juga dikatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara pengetahuan yang menjadi fungsi dari sikap, dengan pemberian stimulasi yang tepat melalui alat permainan pada anak usia 1-3 tahun. Pada penelitian yang dilakukan di Kanada (2009) menunjukkan bahwa 17.5%-43.5% anak mulai lahir sampai usia 5 tahun mengalami masalah dalam stimulasi tumbuh kembangnya, hal ini disebabkan oleh ketidaktahuan para ibu dalam memberikan permainan yang sesuai dengan usia anak (Wycoff dalam musbikin, 2010). Sedangkan di Indonesia sendiri, Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) sepanjang tahun 2007-2010 menunjukkan bahwa 87% dari 100% orang tua memberikan alat permainan yang tidak sesuai dengan usia anak, selain karena alat permainan yang sesuai dengan usia anak tergolong mahal, ketidaktahuan orang tua dalam memilih juga menjadi salah satu faktor pemicunya (dalam Musbikin, 2010). Sikap orang tua sangat berperan dalam mendukung perkembangan anak. Anak usia prasekolah merupakan masa dimana anak tersebut berkembang fisik, berkembang emosional, serta perkembanga mental. Perkembangan pada saat ini sangat berpengaruh terhadap persiapan untuk masa depan anak tersebut. Saat anak bermain suatu permainan, ada satu peran vital orang tua yakni memotivasi. Orang tua harus mengetahui apakah permainan ini dapat membahayakan anak atau tidak. Peran memotivasi muncul saat melakukan dialog dengan anak untuk meningkatkan rasa percaya diri pada anak, kemandirian, inisiatif, kreatifitas, serta bahasa anak (Sari, 2015).

51

Perhatian selama proses bermain anak sangat penting mengingat dalam proses bermain dapat ditemukan kekurangan dari kebutuhan bermain seperti kreativitas anak, perkembangan mental dan emosional yang harus diarahkan agar sesuai dengan proses kematangan perkembangan. Menurut Azwar (2013), faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukkan sikap diantaranya media massa yang termasuk didalamnya media untuk berinteraksi dengan orang lain seperti buku saku, adanya informasi baru mengenai sesuatu sesuatu hal memberikan landasan kognitif bagi terbentuknya sikap terhadap sesuatu hal. Perubahan sikap sesorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh budaya, pengaruh media massa, lembaga pendidikan, lembaga agama, dan pengaruh faktor emosional (Suryani, 2016). Menurut Asumsi Peneliti Sikap juga sangat mempengaruhi perkembangan anak, Sikap yang semakin baik maka Perkembangan anak akan semakin baik, sesuai dengan analisa sikap yang semakin baik ternyata masih terdapat perkembangan anak yang kurang baik. Biasanya dikarenakan karna faktor lain yang kurang mendukung, seperti kurangnya pengalaman ibu,dan kurangnya perhatian dalam memberikan alat permainan edukatif untu menunjang perkembangan anak. 5.6

Hubungan Antara Tindakan Ibu Tentang Alat Permainan Edukatif Dengan Perkembangan Anak Di Tk Pendidikan Yayasan Sola Fide Tahun 2017.

52

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan uji Statistik (uji chi-square) didapatkan nilai P = 0,000. Berdasarkan ketentuan, jika nilai P > 0,005 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan nilai hasil uji yang didapat P = 0,000 < α = 0,05, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, ada hubungan antara tindakan ibu dengan perkembangan anak usia pra sekolah di TK Yayasan Pendidikan Sola Fide Medan Tuntungan Tahun 2017. Tindakan (practice) merupakan salah satu domain operasional dari perilaku kesehatan. Tindakan merupakan overt behavior atau suatu respon nyata seseorang terhadap adanya stimulus. Tindakan dilakukan seseorang dilakukan setelah seseorang mengetahui dan menilai suatu stimulus (Rahadian, 2012). Berdasarkan kualitasnya, tindakan dibedakan menjadi 3 tingkatan, yaitu: (1) Tindakan terpimpin (guided response). Apabila seseorang telah melakukan sesuatu kegiatan tetapi masih tergantung tuntunan maupun panduan orang lain. (2) Tindakan secara mekanisme (mechanism response). Apabila seseorang telah melakukan sesuatu kegiatan secara otomatis. Tindakan ini dilakukan tanpa perintah dari orang lain. (3) Adopsi (adoption). Adopsi merupakan tindakan yang tidak sekedar rutinitas, sudah berkembang dan dilakukan modifikasi, sehingga menjadi perilaku yang berkualitas. Seorang ibu pada umumnya lebih dekat dengan anak dibandingkan dengan ayah. Tindakan ibu setiap harinya selalu dilihat oleh anaknya. Perilaku seorang anak dapat muncul akibat dari pengalaman, baik yang dilihat, dilakukan maupun dirasakan. Tindakan ibu dalam menerapkan permainan edukatif terhadap

53

anak sangat berperan penting dalam mendukung tumbuh kembangnya anak. Kebanyakan anak-anak suka meniru apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Hal ini disebabkan karena dalam anggapan mereka orang tua merekalah yang paling baik bagi mereka untuk mereka turuti. Walaupun hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa ibu yang melakukan tindakan kurang baik anaknya mengalami perkembangan dengan normal, bukan berarti perkembangan anak tersebut tidak ada hubungannya dengan perkembangan anak. Walaupun ibu dari anak-anak diatas tidak terlalu menerapkan permainan edukatif terhadap anaknya, tetapi di sekolah PAUD anakanak diterapkan permainan edukatif oleh guru-gurunya. Guru merupakan wakil orang tua dalam mendidik anak. Oleh karena itu, tindakan ibu sangat penting dalam tumbuh kembangnya anak usia prasekolah. Menurut

Asumsi

Peneliti,

Tindakan

juga

sangat

mempengaruhi

perkembangan anak. Tindakan yang semakin baik maka perkembangan anak akan semakin baik. Sesuai dengan analisa yang di dapat tindakan yang baik sebanyak 17 (53.1) yang dapat mempengaruhi perkembangan anak. Namun walaupun tindakan sangan baik masih terdapat perkembangan anak yang kurang baik sebanyak 1 (3.1%) hal ini di karenakan karna masih kurang orang tua atau terdapat faktor lan yang kurang mendukung dalam memberikan tindakan yang baik untuk memenuhi perkembangan anak tersebut. 5.7

Hubungan Perilaku Ibu Tentang Alat Permainan Edukatif Dengan Perkembangan Anak Prasekolah Di Tk Pendidikan Yayasan Sola Fide Tahun 2017.

54

Berdasarkan uji Statistik (uji chi-square) didapatkan nilai P = 0,000. Berdasarkan ketentuan, jika nilai P > 0,005 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan nilai hasil uji yang didapat P = 0,000 < α = 0,05, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, ada hubungan antara perilaku ibu dengan perkembangan anak usia pra sekolah di TK Yayasan Pendidikan Sola Fide Medan Tuntungan Tahun 2017. Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktifitas manusial, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2012). Periaku mempunyai tiga domain yang menyangkut tentang pengetahuan, sikap dan tindakan. Pengetahuan yang baik akan mendasari terbentuknya sikap yang baik dan sikap akan mendorong terjadinya praktik atau tindakan yang baik akan di dasari oleh pengetahuan yang baik. Faktor lingkungan khusunya keluarga memiliki peranan yang besar dalam menentukan sikap dan tindakan dalam mengembangkan kemampuan anak secara optimal. Menurut asumsi

peneliti tentang hubungn

perilaku ibu

dengan

perkembangan anak sangatlah mempengaruhi. Sesuai dengan hasil yang di dapat perilaku ibu sangatlah mempengaruhi perkembangan anak. Jika perilaku ibu baik maka perkembangan anak juga baik, dan jika perilaku ibu buruk maka

55

perkembangan anak kurang baik. Walaupun perilaku ibu baik masih terdapat perkembangan anak yang buruk itu dikarenakan karna terdapat faktor lain seperti lingkungan, dimana kondisi yang ada disekitarnya dapat mempengaruhi perkembanganya. Sosial budaya. Secara sosial budaya yang ada pada masyarakat atau yang di sekitarnya dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi yang di dapat seperti dalam memberikan alat permaian edukatif.

Related Documents

Bab
April 2020 88
Bab
June 2020 76
Bab
July 2020 76
Bab
May 2020 82
Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87
Bab I - Bab Ii.docx
April 2020 72

More Documents from "Putri Putry"