LAPORAN KASUS
SKIZOFRENIA KATATONIK
Disusun oleh : Ilham Arizaldy Aspah 14.18.777.14.283 Supervisor : dr. Patmawaty, Sp.KJ BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA RSD. MADANI PALU 2019
LAPORAN KASUS Nama
: Tn. R Umur : 45 tahun JenisKelamin : laki-laki Alamat : Sigi, Kecamatan Lindu Pekerjaan : Petani Agama : Kristen Status Perkawinan : Belum Menikah Pendidikan : SMA Tanggal Pemeriksaan : 21 Januari 2019 Tempat Pemeriksaan : Ruang Salak RSD Madani Palu
RIWAYAT PENYAKIT Keluhan utama
Gelisah Riwayat Gangguan Sekarang Seorang pria berusia 45 tahun dan sudah menikah, dibawa
ke RSD Madani pada tanggal 18 Januari 2019 oleh Ibu karena gelisah. Menurut keluarga, pasien sering berbicara sendiri, senyum tanpa sebab dengan sendirinya, jalan keluar rumah tanpa tujuan, dan suka mengganggu tetangga. Pasien juga mengalami susah tidur.
Ketika
ditanya, pasien mengaku sering menutup telinganya karena mendengar iblis melalui bisikan bisikan di telinganya yang mengatakan akan membawa kerusakan, pasien juga melihat iblis tersebut sedang dalam keadaan marah. Pasien juga mengatakan bahwa pernah kecelakaan di mobil hingga berlumuran darah dan di angkat oleh Tuhan lalu dirawat oleh dokter. Pasien ini mengaku belum pernah menikah, namun ada keinginan untuk menikah. Pasien juga mengatakan bahwa keluarganya tidak suka dengan dirinya karena mengganggu, sehingga ia diancam dipukul dan bahkan sempat dipukul di beberapa bagian tubuhnya termasuk kepala. Pasien mengatakan bahwa ia petani namun karena penyakitnya ia tidak bisa bekerja
Riwayat penggunaan alkohol dan obat-obatan disangkal,
riwayat merokok ada. Pasien ini pernah dirawat sebelumnya pada tanggal 03 Desember 2018 dengan keluhan gelisah, dan sulit tidur yang timbul sejak dua minggu sebelum masuk rumah sakit.
HENDAYA / DISFUNGSI Hendaya Sosial
(+)
Hendaya Pekerjaan
(+)
Hendaya Penggunaan Waktu Senggang (+)
Faktor Stressor Psikososial
Tidak disenangi keluarga Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat
penyakit fisik dan psikis penyakit sebelumnya: Ada riwayat dengan gejala yang sama yaitu pasien sering berbicara sendiri, jalan keluar rumah tanpa tujuan jelas dan mengganggu tetangga sekitar
Riwayat Gangguan Sebelumnya Riwayat Gangguan sebelumnya :
Pasien sering berbicara sendiri, jalan keluar rumah tanpa tujuan jelas dan mengganggu tetangga sekitar.
Riwayat Kehidupan Pribadi Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien lahir di Lindu secara normal dibantu oleh bidan Riwayat Masa Kanak Awal (1-3 tahun)
Pasien tinggal serumah bersama kedua orang tua dan adik di Lindu Riwayat Masa Pertengahan (4-11 tahun)
Pasien pernah masuk dan lulus sekolah dasar di Lindu, ada riwayat perkelahian dengan teman sekolah
Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja. ( 12-18
tahun)
Pasien pernah masuk SMP GKST di Lindu, memiliki banyak teman, tidak ada riwayat permasalahan sosial. Pasien melanjutkan SMA di Sidera juga tanpa riwayat permasalahan sosial. Namun pasien mengakui sejak SMP tidak mau melanjutkan sekolah namun dipaksa pada masa itu Riwayat masa dewasa
Pasien bekerja sebagai petani sejak lulus SMA hingga sebelum sakit.
Riwayat Kehidupan Keluarga
Pasien belum pernah menikah. Pasien mengaku dimarahi dan diancam dipukul oleh keluarga di rumah sejak mulai sakit Situasi Sekarang
Pasien tinggal bersama adik, ayah dan ibu. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupan.
Pasien tidak menyadari dirinya sakit dan memberikan alasan bahwa keluarga tidak senang dengan dirinya sehingga dibawa kerumah sakit.
STATUS MENTAL
Deskripsi Umum 1. Penampilan: seorang laki laki tampak tidak menggunakan baju, hanya manggunakan celana pendek berwarna biru. Pasien tampak kurang terawat 2. Kesadaran: compos mentis 3. Perilaku dan aktivitas psikomotor : Gelisah 4. Pembicaraan : bicara menyambung, intonasi tidak jelas 5. Sikap terhadap pemeriksa : kurang kooperatif
Keadaan Afektif
• Mood
: hipotimia
• Afek
: Menumpul
• Keserasian : tidak serasi • Empati
: tidak dapat dirabarasakan
Fungsi Intelektual (Kognitif) 1. 2. 3. 4.
5. 6. 7.
Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : Pengetahuan dan kecerdasan sesuai taraf pendidikannya. Daya konsentrasi : Terganggu Orientasi : Terganggu Daya ingat Jangka Panjang : Baik Jangka Pendek : Baik Jangka segera : Baik Pikiran abstrak : Terganggu Bakat kreatif : Tidak ada Kemampuan menolong diri sendiri : Terganggu
GANGGUAN PERSEPSI Halusinasi : Halusinasi auditorik (mendengar bisikan iblis) Halusinasi Visual (melihat iblis sedang marah) 2. Ilusi : Tidak ada 3. Depersonalisasi : Tidak ada 4. Derealisasi : Tidak ada 1.
PROSES BERFIKIR 1. Arus pikiran : A. Produktivitas B. Kontinuitas C. Hendaya berbahasa 2. Isi Pikiran A. Preokupasi B. Gangguan isi pikiran
: Cukup ide : irrelevant : Ada
: Tidak ada : Tidak ada
F. Pengendalian impuls
: Baik
G. Daya nilai Norma sosial Uji daya nilai Penilaian Realitas
: Terganggu : Terganggu : Terganggu
H. Tilikan (insight) Derajat I : Pasien menyangkal dirinya sakit. I. Taraf dapat dipercaya Dapat dipercaya
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
Pemeriksaan fisik : Status internus: T : 120/90 mmHg, N:100x/menit, S: 36.9 ̊ C, P : 20 x/menit. Status neurologis : GCS : E4M6V5, pupil bundar isokor , reflex cahaya (+)/(+), kongjungtiva tidak pucat, sclera tidak icterus, jantung dan paru dalam batas normal, fungsi motorik terganggu, sensorik ke empat ekstremitas dalam batas normal.
IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA Seorang pria berusia 45 tahun dan belum menikah, dibawa
ke RSD Madani tanggal 18 Januari 2019 oleh Ibunya karena gelisah di rumah. Menurut keluarga, pasien sering berbicara sendiri, senyum tanpa sebab dengan sendirinya, jalan keluar rumah tanpa tujuan, dan suka mengganggu tetangga. Pasien mengalami halusinasi auditorik mendengar bisikan iblis, dan visual melihat iblis sedang marah yang akan membuat kerusakan
Perilaku dan aktivitas psikomotor pasien gelisah, mood hipotimia, afek menumpul, keserasian: tidak serasi. Gangguan proses berfikir didapatkan; kontinuitas irelevan. Terdapat halusinasi auditorik dan visual disertai gerakan yang involunter. Tilikan derajat 1.
EVALUASI MULTIAKSIAL PPDGJ III Aksis I : Pada pasien ini ditemukan adanya gejala klinis yang bermakna berupa gelisah, bicara dan senyum sendiri, dan sulit tidur sehingga menimbulkan hendaya (Disability) dan Penderitaan (Distress) Sehingga dapat dikatakan Gangguan Jiwa. Pada pasien ditemukan hendaya berat dalam menilai realita yaitu pasien sering mendengar suara bisikan iblis dan melihat iblis yang sedang marah. Sehingga dapat dikatakan sebagai Gangguan Jiwa Psikotik. Pada pemeriksaan status internus dan neurologis dalam batas Normal. Dengan demikian pasien di kategorikan Gangguan Mental Non Organik
Dari
autoanamnesis didapatkan bahwa pasien memiliki halusinasi auditorik dan visual disertai perilaku yang tidak terorganisasi sudah lebih dari 1 bulan sehingga memenuhi untuk menegakkan diagnosis Skizofrenia (F20). Dari data diatas gejala pada pasien didapatkan gejala Skizofrenia disertai gaduh gelisah (tampak aktivitas motorik yang tak bertujuan, yang tidak dipengaruhi oleh stimuli eksternal), sehingga dapat didiagnosis Skizofrenia Katatonik (F20.2).
Aksis II : Tidak ada gangguan kepribadian Aksis III : Tidak ada diagnosis Aksis IV :
Masalah Keluarga (primary support
group) Aksis V : GAF scale 40-31 (beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita & komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi).
DAFTAR PROBLEM Organobiologik
Terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter sehingga pasien memerlukan psikofarmaka. Psikologik Ditemukan adanya masalah/ stressor psikososial sehingga pasien memerlukan psikoterapi.
PROGNOSIS Faktor pendukung : Patuh minum obat Faktor penghambat : belum menikah Dubia ad bonam
RENCANA TERAPI Psikofarmaka
Haloperidol 2 mg 2x1 tab Non psikofarmaka - Edukasi terhadap pasien jika kondisi sudah membaik
- Pengenalan terhadap penyakit, manfaat pengobatan,
cara pengobatan, dan efek samping pengobatan. - Memotivasi agar minum obat secara teratur dan rajin kontrol setelah pulang dari perawatan. - Membantu agar dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari secara bertahap - menggali kemampuan yang bisa dikembangkan.
Eduksi terhadap keluarga:
- Memberikan penjelasan mengenai gangguan yang dialami pasien agar keluarga lebih memaklumi kondisi pasien. - Menyarankan agar lebih telaten dalam pengobatan pasien dengan membawa kontrol secara teratur, memperhatikan agar minum obat secara teratur, dan memberi dukungan agar mempunyai aktivitas yang positif.
FOLLOW UP Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakit serta menilai efektifitas pengobatan yang diberikan dan kemungkinan munculnya efek samping obat yang diberikan.
TERIMA KASIH