REFLEKSI KASUS
KEJANG DEMAM KOMPLEKS OLEH I GEDE ADITYA WIBISANA ANANDA PEMBIMBING KLINIK dr. Amsyar Praja Sp.A
PENDAHULUAN Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal > 380C) yang disebabkan oleh proses estrakranium
LAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN Nama : An. V Umur : 4 bulan Jenis Kelamin : Laki-laki Tanggal masuk / waktu : 13 juni 2016/ 17.00
Keluhan utama: Kejang
Riwayat penyakit sekarang • Kejang dialami dirumah sebanyak 2 kali pada seluruh tubuh. Kejang pertama dialami ± 2 menit, kemudian kejang kedua terjadi ± 15 menit. • Sebelum kejang pasien sempat demam sejak 1 hari yang
lalu. Demam sempat turun setelah pemberian obat penurun panas, namun setelah itu naik kembali. • Batuk (-) beringus (-), sesak (-). Muntah (-). BAB kesan biasa dan BAK lancar.
• Riwayat Penyakit Dahulu : • Pasien pernah mengalami kejang sebelumnya. • • Riwayat Penyakit Keluarga : • Tidak ada keluarga yang mengalami hal yang sama . Hipertensi (-), asma (-), Diabetes Melitus (-)
• Kemampuan dan Kepandaian anak: • Pasien mulai mengangkat kaki nya dan menggerakkan-gerakan tangannya untuk bermain-main sendiri. Kadangkala juga memperhatikan tangannya yang bisa bergerakgerak. • • Anamnesis Makanan: • ASI eksklusif diberikan dari lahir sampai sekarang
• Riwayat kehamilan dan persalinan : Ibu rutin kunjungan ANC 4 kali, selama hamil ibu tidak pernah sakit. Persalinan secara normal dirumah ditolong oleh bidan. Bayi langsung menangis. BBL dan PBL tidak diketahui • • Riwayat Imunisasi : Imunisasi pasien lengkap
PEMERIKSAAN FISIK Kulit Keadaan umum Kesadaran
:Sakit sedang :Kompos mentis
Pengukuran Tanda vital : Nadi :142 kali/menit, reguler, kuat angkat Suhu : 37,8 °C Respirasi: 52 kali/ menit Berat badan : 6 kg Tinggi badan : 69 cm Status gizi : Gizi baik (z score 0, -1)
:Warna :Sawo matang Efloresensi : tidak ada Pigmentasi: Sianosis tidak ada Turgor
tidak ada
:cepat
kembali Kepala: Bentuk :Normocephal Rambut : Warna hitam, tidak mudah dicabut, tebal, alopesia (-)
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN LAB Hasil Pemeriksaan
Range normal pemeriksaan
darah
darah
RBC : 3,86 x 106 /L
RBC : 4,4-5,9x 106/L
HCT : 37,1 %
HCT : 40-52 %
PLT : 280 x 103 /L
PLT : 150.000-450.000 /L
WBC : 13,4 x 103 /L
WBC : 3,8-10,6x 103/L
HB
HGB : 13,2-17,3 gr/dL
: 13,1 g/dl
RESUME Pasien anak laki-laki umur 4 bulan masuk rumah sakit dengan keluhan kejang. Kejang dialami dirumah sebanyak 2 kali pada
seluruh tubuh. Kejang pertama dialami ± 2 menit, kemudian kejang kedua terjadi ± 15 menit. Saat kejang tangan mengepal, mata ke atas, dan kaki seperti menendang-nendang. Setelah kejang pasien langsung menangis. Sebelum kejang pasien sempat demam sejak 1 hari yang lalu. sempat diukur panas di rumah, suhu 39oc. Demam sempat turun setelah pemberian obat penurun panas, namun setelah itu naik kembali. Batuk (-) beringus (-), sesak (-). Muntah (-).
BAB kesan biasa dan BAK lancar.
RESUME Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum compos mentis, tampak sakit sedang, gizi baik. Pemeriksaan tanda vital didapatkan nadi 142x/menit, reguler, kuat angkat, respirasi 52 kali/menit, suhu 38oC. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan.disertai dengan pemeriksaan neurologis normal. Pada pemeriksaan penunjang wbc 13,4 x 103 /L.
Diagnosa : Kejang demam kompleks
• TERAPI • IVFD Ringer laktat 10 tetes per menit • Paracetamol syrup 120 mg/ 5 ml, 4 x 60 mg (½ cth) • Diazepam rektal 5 mg (kalau kejang) • Inj. Ceftriaxone 200 mg/12 jam/iv
• • • • •
ANJURAN PEMERIKSAAN Darah rutin (kontrol) EEG pungsi lumbal urinalisis
FOLLOW UP • Tanggal 14/6/2016 S : Panas (-), kejang (-). O: Tanda vital : Nadi : 128 kali/menit, reguler, kuat angkat Suhu : 37,°C Respirasi : 36 kali/menit • A: kejang demam kompleks • P: IVFD Ringer laktat 14 tetes per menit Paracetamol syrup 120 mg/ 5 ml, 4 x 60 mg (½ cth) jika demam Inj. Ceftriaxone 200 mg/12 jam/iv
• Tanggal 15/6/2016 S : Panas (-), kejang (-) O: Tanda vital : Nadi : 130 kali/menit, reguler, kuat angkat Suhu : 36,8°C Respirasi : 34 kali/menit • A: • P: Pasien pulang dan melakukan rawat jalan
DISKUSI Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 380C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium tanpa adanya infeksi susunan saraf pusat atau gangguan elektrolit akut dan tidak ada riwayat kejang tanpa demam sebelumnya. Kejang demam terjadi pada 2-4% anak berumur 6 bulan – 5 tahun. (1)(3)
DISKUSI • Kejang demam kompleks adalah kejang demam dengan ciri berikut: 1. Kejang lama > 15 menit 2. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial 3. Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.
Pengobatan
Pengobatan Fase Akut
Profilaksis Intermitten
Profilaksis Terus Menerus
Pengobatan fase akut : • semua pakaian yang ketat harus dibuka dan pasien dimiringkan apabila muntah. • jalan napas harus bebas agar oksigen terjamin. • Awasi keadaan vital • Suhu tubuh yang tinggi diturunkan dengan kompres dan antipiretik.
Pengobatan fase akut : • apabila kejang diazepam diberikan : • Diazepam rektal, BB < 10 kg dosis 5 mg rektal, BB > 10 kg dosis 10 mg rektal.
Profilaksis intermitent : • segera diberikan antikonvulsan (oral atau rektal), apabila suhu tubuh > 38 derajat celcius. • Diazepam rektal diberikan setiap 8 jam < 10 kg dosis 5 mg dan > 1o kg dosis 10 mg. • Diazepam oral : dosis 0,5 mg//kgbb dibagi dalam 3 dosis.
Profilaksis terus menerus Indikasi : • sebelem kejang pertama sudah ada kelainan nerurologis. • Ada riwayat kejang tanpa demam pada orang tua atau saudara kandung. • Kejang demam > 15 menit, diikuti kelainan neurologis sementara / menetap • Dipertimbangkan profilaksis bila kejang demam < 12 bulan atau terjadi kejang multiple dalam satu episode demam.
Profilaksis terus menerus • Obat : • Fenobarbital oral 4-5 mg/ kgbb//hari. Menunjukkan hasil yang bermakna untuk mencegah berulangnya kejang demam. • Asam valproat 15-40 mg /kgbb/hari. Diberikan secara terus- menerus selama 1-2 tahun setelah kejang berakhir, kemudian dihentikan secara bertahap selama 1-2 bulan.
• Penyebab demam sering disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan akut, infeksi gastrointestinal, dan infeksi saluran kemih. • Pada pemeriksaan penunjang : 13,4 x 103 /L. menunjang adanya infeksi bakteri. • sehingga diberikan antibiotik.
Pemeriksaan anjuran • Pemeriksaan EEG masih dapat dilakukan pada keadaan kejang demam yang tidak khas. Misalnya: kejang demam kompleks pada anak usia lebih dari 6 tahun, atau kejang demam fokal.[1] • perlu dilakukan pungsi lumbal pada pasien yang mengalami demam, khususnya pada pasien berusia di bawah 18 bulan dengan kejang demam pertama kali meskipun tidak ada tanda spesifik meningitis (2) (4)
Komplikasi : • Gangguan memori bila tidak ditangani pada anak berumur di bawah 1 tahun. • Resioko epilepsi yang meningkat pada kejang demam kompleks disertai adanya kelainan neurologis.
TERIMA KASIH