Journal Reading Dr.dewi.docx

  • Uploaded by: Fir Furqani
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Journal Reading Dr.dewi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,625
  • Pages: 16
JOURNAL READING 29 Januari 2019

BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ALKAIRAAT PALU

BRIEF STRATEGIC THERAPY FOR OBSESSIVE COMPULSIVE DISORDER: A CLINICAL AND RESEARCH PROTOCOL OF A ONE- GROUP OBSERVATIONAL STUDY

Disusun Oleh : Ilham Arizaldy Aspah

(14.18.777.14.283)

Safirah Furqani

(14 18 777 14 285)

Deasy Handayani Nento (14 18 777 14 306)

Pembimbing: dr. Dewi Suriany A, Sp. KJ DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS KEPANITERAAN KLINIK PADA BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT PALU 2019

1

BRIEF STRATEGIC THERAPY FOR OBSESSIVE COMPULSIVE DISORDER: A CLINICAL AND RESEARCH PROTOCOL OF A ONE- GROUP OBSERVATIONAL STUDY

(World J Psychiatr 2012 December 22; 2(6): 86-90)

A. PENDAHULUAN

Obsesif - kompulsif (OCD) adalah sindrom kecemasan ditandai dengan adanya pikiran berulang atau persisten, impuls atau obsesi yang dialami dapat mengganggu atau bahkan menyusahkan penderitanya, dan penderita juga mencoba untuk menekan obsesinya dengan melakukan hal yang berulang-ulang atau disebut juga kompulsi. Gejala biasanya dimulai secara bertahap, cenderung bervariasi dalam tingkat keparahannya pada seluruh individu, dan umumnya memburuk ketika stres yang intens dialami oleh orang tersebut. OCD, dianggap sebagai gangguan seumur hidup, bisa bersifat parah dan mengganggu rutinitas normal, pekerjaan (atau akademik), dan aktivitas sosial atau hubungan antar sesama. Studi epidemiologis didapatkan prevalensi sebesar 1-4% pada populasi umum, prevalensi hampir sama untuk pria dan wanita, meskipun lebih sering didiagnosis pada anak laki-laki dibandingkan perempuan. Studi Global Burden of Diseases baru-baru ini menempatkan OCD sebagai peringkat penyebab utama kecacatan ke-10 di seluruh dunia dan juga dianggap sebagai penyakit mental paling umum keempat di negara negara barat. Kebanyakan orang dewasa menyadari bahwa obsesi dan kompulsi mereka tidak masuk akal, walaupun tidak selalu seperti itu. Berbeda pada anak anak, mereka sering tidak menyadari bahwa obesesi kompulsi mereka merupakan suatu gangguan, dan bahkan sering petugas kesehatan tidak mengidentifikasi perlunya intervensi yang tepat, hal ini berdampak membuat OCD pada anak menjadi gangguan yang sulit diobati. Penderita OCD umumnya menunjukkan banyak gejala non-OCD, seperti tanda-tanda depresi, gangguan hingga disfungsi pekerjaan, sosial dan hubungan keluarga. Pada penderita dengan perilaku kompulsif, biasanya tidak ada gejala fisik yang ditimbulkan secara langsung,

2

namun mereka bisa mendapat gangguan fisik melalui perilaku mereka sendiri. Misalnya, penderita dengan obsesi kuman, mereka dapat mencuci tangan sedemikian rupa sehingga membuat kulit mereka merah, kering dan terasa perih. Kebanyakan orang dengan OCD termasuk dalam gejala washers. Mereka takut terkontaminasi dan biasanya memiliki kebiasaan membersihkan atau mencuci tangan. Berbeda dengan penderita dengan gejala checker, mereka bisa berulang kali memeriksa hal-hal (mematikan oven, mengunci pintu, dll) yang mereka kaitkan dengan hal hal bahaya. Sedangkan penderita dengan gejala hoarder takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi jika mereka membuang sesuatu sehingga mereka secara kompulsif menimbun hal-hal yang tidak mereka butuhkan atau gunakan. Pola OCD lainnya adalah pathological doubt

yaitu

bahwa jika semuanya tidak sempurna atau dilakukan dengan benar, sesuatu yang buruk akan terjadi, atau mereka akan dihukum. Counter and arrengers, terobsesi dengan urutan dan simetri dan mereka mungkin memiliki kepercayaan tentang angka, warna, atau pengaturan tertentu. Kebanyakan orang dengan OCD memiliki obsesi dan kompulsi, tetapi beberapa orang mungkin mengalami salah satu saja. Manifestasi gejala OCD juga sangat bervariasi dari individu ke individu, dan diperlukan akses perawatan psikologis yang fleksibel, inovatif, terjangkau, dan berbasis studi untuk OCD.

B. PENANGANAN SAAT INI UNTUK OCD

Ada berbagai cara untuk mengobati OCD, Termasuk psikoterapi, obat-obatan (antidepresan) atau kombinasi keduanya. Terapi kognitif-perilaku atau cognitive behavioural treatment (CBT) yang dikombinasikan dengan obat antidepresan saat ini merupakan pilihan pengobatan terbaik untuk OCD. Teknik penanganan campuran ini tidak memberikan 'kesembuhan' untuk OCD, namun dapat mengontrol gejala dan memungkinkan orang dengan OCD untuk dapat kembali beraktivitas normal dalam hidup mereka.

3

CBT mengacu pada dua perawatan yang berbeda: terapi paparan dan pencegahan respon atau exposure and response prevention (ERP) dan terapi kognitif (CT). Meskipun perawatan ini semakin banyak dilakukan dalam kombinasi, tapi dalam penelitian ini akan dibahas secara terpisah. Sebelum memulai perawatan ERP, dibuat situasi yang menimbulkan ketakutan obsesif pada penderita OCD; kemudian mereka akan dipaparkan situasi tersebut, dan selanjutnya mereka diminta untuk fokus perhatiannya pada situasi ini. Pengobatan ERP melibatkan pemaparan langsung yang terkontrol terhadap objek atau situasi yang menyebabkan pasien mengalami kecemasan ringan hingga sedang. Seiring waktu, paparan obsesif membantu individu untuk secara bertahap 'terbiasa' dengan dengan paparan tersebut, yang akan mengarah pada pengurangan kecemasan. Pada paparan pertama kali dilakukan dengan bantuan terapis, dan sesi biasanya memakan waktu antara 45 menit dan 3 jam. Pasien juga diminta untuk mempraktikkan ERP ini selama 2-3 jam / hari. Tujuan utama selama paparan pada dasarnya adalah agar orang tersebut tetap berhubungan dengan pemicu obsesif tanpa terlibat dalam kebiasaan kompulsinya, dan durasi perawatan tergantung pada kemampuan pasien untuk mentolerir kecemasan untuk menolak perilaku kompulsif. CT berfokus pada bagaimana peserta meninterpretasikan obsesi mereka: apa yang mereka yakini atau anggap benar tentang ketakutannya, apa sikap mereka terhadap itu dan mengapa mereka berpikir mereka memiliki obsesi seperti ini. CT pada dasarnya bertujuan membantu peserta untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi kembali keyakinan tentang konsekuensi dari perilaku kompulsif mereka, sehingga mereka dapat mengatasinya. CBT, khususnya ERP, terbukti efektif dalam sejumlah uji klinis. Temuan menunjukkan bahwa CBT mampu mengatasi gejala OCD lebih dari farmakoterapi dan mampu untuk menjamin tingkat keberhasilan terapi pada responden. Perlu diingat, meskipun menunjukkan tingkat kekambuhan yang lebih rendah daripada farmakoterapi, karena sifat CBT menyebabkan orang gelisah, sekitar 25% pasien

4

keluar sebelum perawatan atau menolak perawatan. Khususnya, pasien yang mengalami obsesi lebih lebih tinggi dibandingkan kompulsinya akan menghadapi kesulitan dengan CBT, karena responden akan tetap dapat mempertahankan obsesinya dengan cara mengalihkan perhatiannya. Studi yang meneliti tentang manfaat ERP didapatkan bahwa 75% responden mengalami peningkatan gejala OCD selama perawatan, sebagian besar dari mereka menunjukkan perbaikan secara berangsur-angsur bahkan setelah 3 tahun tanpa intervensi. Namun, hanya 25-40% pasien mencapai pemulihan penuh, sementara sebagian besar dari mereka tetap memiliki gejala menetap. Alasan utama kegagalan CBT termasuk kurangnya motivasi pasien dalam mengurangi kompulsinya dan adanya gangguan komorbiditas, seperti depresi sedang hingga berat atau gangguan kepribadian. Sayangnya, bahkan dengan pengobatan yang efektif, responden yang menderita gejala parah menunjukkan gangguan residual dan ada juga masalah kesehatan yang serius dengan penggunaan farmakoterapi jangka panjang. Saat

ini,

tidak

ada

pengobatan

yang

telah

terbukti

benar-benar

menyembuhkan OCD. Sebagian besar intervensi dapat diharapkan untuk mengurangi gejala hingga 50-80%. Namun, penyakitnya bersifat siklik, dan memburuk ketika individu tersebut sedang stres. Oleh karena itu diperlukan strategi pengobatan tambahan untuk lebih efektif yang dapat menyesuaikan dengan gejala yang kompleks ini.

C. TERAPI STRAGEIS SINGKAT ATAU BRIEF STRATEGIC THERAPY (BST)

Berdasarkan terapi strategis singkat untuk OCD, jika gangguan tersebut tidak sepenuhnya 'diselesaikan', gejala cenderung terulang kembali, dan bukti empiris menunjukkan BST sangat efektif dalam menjamin stabilitas jangka panjang dari hasil terapi.

5

Bukti klinis menunjukkan bahwa BST efektif dalam mengobati beberapa bentuk penderitaan psikologis, termasuk OCD. Pendekatan BST membuat selfcorrective operative diagnosis dari suatu masalah, yang berarti informasi dari OCD penderita dapat dicapai setelah serangkaian strategi berbasis solusi telah diterapkan, menghasilkan cara efektif dalam mengatasi gejala. Dengan kata lain, BST dapat mengetahui realitas penderita OCD melalui strategi pemulihan. Konsep dasar BST adalah bahwa ketika masalah atau kesulitan muncul, pasien mencoba menyelesaikannya, baik mengandalkan pengalaman masa lalu dengan menerapkan kembali solusi yang telah berhasil mengatasi situasi tersebut, atau dengan mencoba strategi baru. Jika tindakan ini tidak berhasil, individu akan belajar dari kesalahannya sehingga mereka dapat mencoba strategi baru untuk dapat mengatasi serangan obsesi kompulsi berikutnya. Psikoterapis tidak tertarik untuk mendiskusikan bagaimana masalah terapi dapat terjadi, tetapi lebih fokus ke bagaimana hal itu diubah dimasa mendatang dengan pola terapi yang baru. Seperti permainan catur, terapi ini menjadi proses penyelesaian masalah strategis di mana pemain yang berpengalaman selalu mengingat strategi mana yang akan mengarah ke skakmat saat ia merespons gerakan musuh. Reaksi potensial untuk setiap manuver harus diperkirakan secara strategis yaitu dengan perubahan yang direncanakan berdasarkan efek yang diamati melalui proses koreksi terhadap masalah sebelumnya. Karena setiap interaksi manusia, termasuk terapeutik, kegagalan dimaksudkan untuk menjadi variasi yang tidak boleh diulangi, terapis BST terus menerus menyesuaikan logika dan pemahamannya dengan pasien, meningkatkan intervensi yang harus fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan kebutuhan individu pasien. Gambar metaforis yang paling mewakili logika yang mendasari OCD dibuat dari sebuah cerita oleh Paul Watzlawick: ‘Seorang pria bertepuk tangan setiap sepuluh detik. Ditanya tentang alasan perilaku aneh ini, ia menjelaskan: "untuk menakuti gajah." Ketika diberi tahu tidak ada gajah pada saat itu, pria itu menjawab: ‘Ya, begitulah. Berhasil bukan?'". Sistem persepsi-reaksi khas pasien OCD mungkin berdasarkan rasa takut. Gagasan obsesif muncul sebagai fiksasi

6

berulang yang seringkali tidak masuk akal dari mana individu tidak dapat mengatasinya tanpa melakukan kompulsi tertentu. Namun, upaya untuk mengatasi masalah itu sendiri membawa orang tersebut kehilangan kendali atas situasi tersebut, dan kompulsi menjadi tak terhindarkan. Misalnya, berhati-hatilah agar tidak kotor dan menjaga kebersihan diri, tetapi pasien mencuci selama berjam-jam dan masih meragukan bahwa itu cukup. Atau, sebelum tidur, tentu merupakan kebiasaan yang baik untuk memeriksa apakah pintu, keran atau katup gas tertutup, tetapi jelas dan tidak masuk akal untuk kembali ke rumah atau bangun beberapa kali di malam hari untuk kontrol lebih lanjut. Pasien dengan OCD, terkenal dengan resisten terhadap perubahan, biasanya meminta bantuan ketika mereka kehilangan kekuasaan atas tindakan dan pikiran mereka sendiri dan masalahnya menjadi sangat tersebar sehingga mempengaruhi sebagian besar aspek kehidupan mereka. Nardone dan Portelli mendefinisikan lima alasan yang memicu pikiran dan tindakan kompulsif: (1) munculnya keraguan yang menghasilkan kebutuhan untuk meyakinkan jawaban; (2) berlebihan ideologis serta penghormatan moral yang ekstrem atau kepercayaan agama; (3) berlebihan pada proses penalaran rasional, sampai mereka menjadi benar-benar tidak masuk akal; (4) pemeliharaan kesehatan yang ekstrem yang menibulkan fobia dan (5) upaya mengurangi kecemasan dan kesusahan yang ditimbulkan oleh trauma. Untuk masing-masing alasan ini, tujuannya mungkin untuk mencegah hal hal buruk yang bisa terjadi, memperbaiki sesuatu yang telah terjadi, dan atau untuk memastikan bahwa segala sesuatu harus berjalan dengan sempurna. Setelah kita dapat membedakan apakah paksaan itu berbasis fobia atau nonfobia, untuk mencapai pengetahuan pragmatis tentang bagaimana menciptakan intervensi terapeutic yang baik, BST berfokus pada upaya yang telah dicoba pasien, yang dalam kasus seseorang penderita OCD biasanya diwakili oleh: 1. Menghindari situasi yang menyebabkan kecemasan

7

2. Meminta bantuan dari orang lain dalam bentuk pendelegasian tugas atau dalam mencari bantuan untuk menghindari kontak dengan rangsangan yang dapat menimbulkan kompulsi 3. Kontrol situasi yang dapat menimbulkan kecemasan melalui melakukan pencegahan Untuk mencegah solusi gagal dan dapat memperburuk situasi, BST menggunakan teknik komunikasi terapeutik tertentu (strategic dialogue), mulai membangun kembali persepsi realitas pasien dengan menggunakan bentuk komunikasi langsung (contoh, 'semakin Anda menghindari situasi yang menakutkan, semakin menakutkan hal itu terjadi' atau 'semakin Anda meminta bantuan, semakin Anda menjadi tidak mampu. Ini semakin membuat Anda semakin tidak mandiri') yang bertujuan menanamkan keraguan tentang kebenaran pikiran obsesi dan tindakan kompulsi orang tersebut. Bergantung pada pola ritual kompulsinya, aspek esensial dan unik dari BST adalah menyusun beberapa teknik utama yang dirancang khusus untuk memecahkan

mekanisme

utama

dari

gejala.

Perintah

terapeutik

perlu

diimplementasikan di antara sela sesi, sehingga membuat pasien secara mandiri belajar bagaimana melawan obsesinya dan menghindari tindakan kompulsi mereka. 1. Ketika kompulsi yang terjadi akibat dari obsesi untuk mengurutkan bendabenda, intervensi dilakukan dengan cara melakukan urutan yang keterbalikan dari urutan yang seharusnya dilakukan oleh pasien, sehingga akan menimbulkan kegagalan pada kompulsinya. 2. Intervensi yang dilakukan harus secara perlahan lahan ditingkatkan untuk memecah pola kompulsi pasien 3. Teknik menahan kompulsi juga dapat dilakukan dan dimaksudkan untuk membuat sumber kesenangan atau kepuasan utama individu yang berasal dari kompulsi menjadi yang membosankan, menjengkelkan, dan tidak menyenangkan, namun intervensi harus berasal dari pasien sendiri.

8

4. Teknik lain yaitu dengan cara mengurangi kompulsi secara perlahan lahan, dengan cara menahan jumlah kompulsi yang terjadi per harinya hingga kompulsi yang terjadi dapat mencapai angka 0.

Seorang pasien yang takut akan kontaminasi, misalnya, akan terus-menerus mencuci, membersihkan, dan mensterilkan dirinya, rumahnya, dan barang-barang lainnya untuk mencegah agar tidak terinfeksi atau terkontaminasi. Namun, begitu kondisi ini tercapai, masalahnya adalah mempertahankannya. Dalam kasus khusus ini, penggunaan dialog strategis perlu untuk mengurangi parameter “bersih” menurut pasien, kemudian memberitahu bahwa untuk menjaga kebersihan, ia tidak harus mencari kebersihan total tetapi harus ada sedikit kotoran. Adanya “sedikit kotoran” menjadi satu-satunya cara untuk melindungi orang tersebut dari kebersihan total, sehingga pasien akan terbiasa dengan adanya kotoran yang sedikit agar tidak harus mencuci hingga bersih total. Ketika membujuk

pasien dengan

OCD untuk

menghentikan ritual

patologisnya secara penuh tidak akan mengarah pada keberhasilan terapi. Namun. Jika pasien diberitahu: ‘setiap kali Anda melakukan salah satu ritual Anda, Anda harus mengulanginya lima kali, tepat lima kali, tidak lebih, tidak kurang. Anda dapat menghindarinya sama sekali, tetapi jika Anda melakukannya sekali, Anda harus melakukannya tidak lebih dan tidak kurang dari lima kali, perintah untuk mengulangi tindakan kompulsif dengan cara ini dapat membuat orang untuk membangun realitas yang berbeda dari anggapan tentang obsesi sebelumnya. Individu tidak diminta untuk menghindari melaksanakan ritual tetapi diberitahu, jika dia perlu melakukan itu sekali, dia harus lakukan lima kali. Dengan cara ini, terapis dan kemudian pasien mengambil kendali atas situasi. Ketika pasien benarbenar mengikutinya, ia akan menunda ritual setelah beberapa hari, penyebab dari hal ini biasanya tidak dapat dijelaskan oleh pasien.

9

D. PERBANDINGAN KONSEPTUAL DAN PRAGMATIS ANTARA CBT DAN BST

Hampir sama dengan CBT, BST didasarkan pada epistemologi konstruktivis modern yang dimana individu secara aktif menciptakan realitas mereka sendiri dalam hubungannya dengan diri mereka sendiri, orang lain dan dunia; BST juga menggunakan protokol perawatan khusus yang berfokus pada dialog dan keputusan yang dibuat. Namun, CBT menggunakan dasar teori “pembelajaran”, sedangkan pendekatan strategis berdasarkan pada teori “perubahan”. Dengan kata lain, disamping terapis CBT memandu pasien melalui proses upaya sukarela untuk belajar bagaimana melawan dan menangani kompulsinya, terapis juga melakukan strategi terapi untuk menciptakan pengalaman emosional pada orang tersebut. Dengan melakukan itu, penolakan pasien untuk berubah dapat diatasi dan cara mereka memandang dan bereaksi terhadap obesesi mereka sendiri dapat diubah. Cara membedakan antara dua pendekatan terapeutik ini adalah pada jenis komunikasi yang digunakan selama dialog klinis dan perintah terapeutik. CBT memiliki karakterisitik komunikasi logis dan rasional. Sebaliknya, bahasa BST bersifat memerintah dan performatif, bertujuan untuk membuat orang tersebut merasa berbeda sebelum melakukan hal yang tidak biasa ia lakukan melalui penggunaan metafora, anekdot, dan cerita.

E. TUJUAN STUDI DAN HIPOTESIS

Sejak 1990, aplikasi klinis BST untuk pengobatan OCD telah dilakukan di Centro di Terapia Strategica (CTS) di Arezzo, Italia, dan secara progresif mengarah pada pengembangan prosedur yang telah terbukti menjadi efektif dalam laporan kasus jangka panjang. Namun, meskipun terdapat bukti klinis yang berhasil baik, hingga saat ini belum ada penelitian kuantitatif yang menilai efektivitas BST untuk OCD.

10

Untuk mengumpulkan bukti empiris, efek jangka pendek dan menengah dari BST pada gejala OCD akan diselidiki dalam studi observasional satu kelompok, desain yang digunakan adalah penelitian berdasarkan populasi yang memudahkan penelitian dan optimalisasi intervensi perawatan kesehatan dalam hal ekologis. Tiga hipotesis akan diuji: 1. Gejala OCD akan meningkat ke tingkat yang signifikan secara statistik maupun klinis pada akhir intervensi BST 2. Perbaikan gejala akan bertahan hingga 3 bulan follow-up 3. Karena

gejala

depresi

sering

menyertai

OCD

dan

tampaknya

mempengaruhi hasil pengobatan secara negatif, pasien yang memiliki tingkat depresi yang lebih tinggi akan memiliki perbaikan yang lebih lambat pada gejala OCD

F. METODE PENELITIAN

Peserta studi akan direkrut di antara pasien dengan OCD yang dirujuk ke Hesed House (psychotherapist), sebuah klinik psikoterapi masyarakat negara bagian di Dublin, Irlandia, untuk melakukan intervensi BST. Klinik ini menawarkan perawatan yang didanai negara berdasarkan kemampuan membayar dan umumnya memberikan perawatan kepada kelompok sosial ekonomi yang lebih rendah. Pasien dirujuk dari dua rumah sakit medis umum, Rumah Sakit Umum Naas dan Rumah Sakit St James, dan dari Layanan Psikiatri perawatan primer berbasis Komunitas, Carlow, West Wicklow, tim Kesehatan Mental, semuanya berlokasi di Dublin, Irlandia, di mana mereka menjalani penilaian diagnostik dan menerima perawatan primer oleh psikiater residen. Setibanya di Hesed House, pasien akan diperiksa secara berturut-turut sesuai dengan kriteria seleksi dan yang memenuhi syarat akan diundang untuk berpartisipasi dalam penelitian oleh seorang peneliti yang akan memberikan mereka informasi terperinci tentang tujuan dan prosedur penelitian. Mereka yang setuju untuk berpartisipasi akan menandatangani formulir informed consent dan dimasukkan dalam penelitian ini. 11

G. KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI

Pasien akan dianggap memenuhi syarat untuk penelitian ketika mereka memenuhi kriteria inklusi berikut: (1) berumur 18 atau lebih (2) dengan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Edisi Keempat (DSM-IV) atau DSM-V terdiagnosis OCD oleh psikiater rujukan. Kriteria eksklusi yaitu: (1) pasien menunjukan masalah kognitif atau komunikasi yang mapan yang membuatnya sulit memahami kuesioner dan ikut serta dalam pertemuan terapeutik; (2) memiliki gangguan penglihatan yang menyulitkan untuk mengisi kuesioner (3) menderita gangguan kejiwaan parah lainnya.

H. UKURAN HASIL

Tingkat keparahan klinis dari gejala-gejala OCD akan diukur dengan Yale-Brown Obsessive Compulsive Scale (Y-BOCS), laporan mandiri, 10-item kuesioner yang digunakan secara luas dalam penelitian dan praktik klinis untuk memantau perbaikan selama perawatan. Y-BOCS terdiri dari dua bagian: Daftar Periksa Gejala untuk mengevaluasi kehadiran gejala saat ini dan masa lalu, dan Skala Keparahan 10-item (diberi nilai 0–4 per item) yang menilai obsesi dan kompulsi secara terpisah dalam lima dimensi (waktu yang dihabiskan, gangguan, kesusahan, resistensi dan kontrol). Obsesi terpisah (terdapat 1–5 item) dan skor subskala Compulsion (terdapat 6-10 item) (range 0-20) kemudian dijumlahkan untuk menghasilkan skor total Y-BOCS (range 0–40). Gejala depresi akan dinilai menggunakan Beck Depression Inventory-II (BDI-II), 21-pertanyaan pilihan ganda, yang banyak digunakan untuk mengukur tingkat keparahan depresi.

12

I. BESAR SAMPEL

Setidaknya dua puluh delapan pasien akan dimasukkan dalam penelitian ini. Ukuran sampel minimum ini dihitung dengan mempertimbangkan kemungkinan pelanggaran asumsi normalitas dan akan memberikan uji statistik yang cukup (80%) untuk mendeteksi efek subjek berukuran sedang ( d = 0,5). Jika asumsi parametrik terpenuhi, jumlah peserta yang sama akan memberikan uji statistik yang lebih tinggi (82%) untuk mendeteksi efek subjek berukuran sedang yang sama.

J. ALUR PENELITIAN

Sebelum memulai pengobatan, peserta akan diberikan kuesioner penelitian di ruangan yang tenang di bawah pengawasan seorang psikometri. Perawatan akan berlangsung setiap 2 minggu dalam bentuk tatap muka dan akan terdiri dari 10-45 menit per sesi BST. Pada akhir sesi yang terakhir, peserta akan diberikan kembali kuesioner penelitian dan yang menunjukkan pengurangan skor total Y-BOCS yang signifikan secara klinis akan dihubungi setelah 3 bulan untuk penilaian tindak lanjut, yang akan terdiri dari pengiriman kuesioner kepada peserta melalui email dan meminta mereka mengirimnya kembali setelah menjawab semua item. Signifikansi klinis dari pengurangan skor total Y-BOCS akan dinilai dengan menggunakan metode Jacobson dan Truax. Sebaliknya, peserta yang tidak menunjukkan pengurangan signifikan dari total skor Y-BOCS pada akhir sesi yang direncanakan akan terus terdaftar dalam terapi namun akan dikeluarkan dari penelitian.

13

K. PSIKOTERAPIS DALAM PERAWATAN

Terapis yang memberikan perawatan BST di Hesed House semuanya dilatih dalam BST dan secara khusus memenuhi syarat untuk perawatan OCD. Proses terapi akan dipantau dan video live akan diawasi oleh seorang dokter senior khusus BST.

L. ANALISIS DATA

Uji sampel akan digunakan untuk memeriksa signifikansi statistik dari perubahan skor Y-BOCS antara baseline dan penghentian pengobatan. Namun, jika data akan sangat jauh dari asumsi parametrik, maka uji Wilcoxon non-parametrik akan digunakan. Hipotesis kedua (pemeliharaan perbaikan gejala OCD pada follow-up 3 bulan) akan diuji dengan metode pengujian ekuivalensi, yang juga akan digunakan untuk menilai signifikansi klinis dari efek BST. Hal ini akan dicapai dengan menentukan apakah kelompok studi akan setara dengan sampel normatif setelah intervensi BST dan pada follow up selanjutnya. Dan yang terakhir, hipotesis ke tiga bahwa tingkat depresi yang lebih tinggi pada awal adalah prediksi penurunan yang lebih rendah pada gejala OCD pada penghentian pengobatan akan diuji dengan menggunakan regresi sederhana. Semua analisis data akan dilakukan dengan menggunakan SPSS V.22 (SPSS, Inc, Chicago, Illinois, USA)

M. ANALISIS KELUARNYA PESERTA DAN DATA YANG HILANG

Peserta penelitian dapat menghentikan pengobatan dengan alasan apa pun kapan saja. Selain itu, mereka dapat berhenti berpartisipasi dalam penelitian dan menarik semua persetujuan. Alasan penarikan akan diselidiki dan dilaporkan hanya untuk peserta yang menarik yang memberikan izin untuk memberitahukan alasannya. Data yang hilang pada penghentian pengobatan dan saat follow up akan diperiksa untuk menentukan pola kehilangan.

14

N. PUBLIKASI

Semua peserta memberikan persetujuan tertulis sebelum menjawab kuesioner dan dapat menarik diri kapan saja. Temuan akan dipublikasikan dalam jurnal review dan dipresentasikan di konferensi. Authorship akan mengikuti kriteria yang direkomendasikan oleh Komite Internasional Editor Jurnal Medis.

O. KESIMPULAN

Program penelitian intervensi yang dilakukan selama> 15 tahun oleh CTS of Arezzo, Italia, telah mengarah pada pengembangan protokol pengobatan khusus untuk serangkaian gangguan psikopatologis, dan bukti klinis yang telah dikumpulkan dari waktu ke waktu mendukung hipotesis. bahwa BST sangat disarankan dalam mengobati OCD. Memang, bukti klinis menunjukkan bahwa bahkan obsesi dan kompulsi yang paling sulit biasanya diatasi dengan mendefinisikan kembali situasi dan dengan menyiapkan serangkaian pengalaman emosional korektif konkret yang dapat membebaskan pasien dari obsesi dan kebiasaan kompulsifnya. Berfokus pada solusi oleh individu, kemudian memahami apa yang dapat memperbaiki maupun memperburuk masalah, pendekatan strategis ini pada dasarnya ditujukan untuk menciptakan pengalaman emosional korektif, mengubah cara orang itu memandang dan bereaksi terhadap realitasnya. Melalui penggunaan strategi terapeutik dan bahasa yang bersifat memerintah dan performatif dalam sesi BST, yang mengarah pada penghapusan logika yang menjebak pikiran penderita selama ini, kemudian dengan cepat memutus siklus obsesi kompulsif yang dapat menghadirkan masalah. Berdasarkan dalam tradisi Lewin, metode penelitian yang biasanya digunakan untuk

menyelidiki

efektivitas

BST

dalam

mengobati

beragam

bentuk

psikopatologi mengacu pada stabilitas jangka panjang dari hasil terapeutik, sebagaimana dinilai oleh terapis dan pasien melalui skala penilaian terkait perubahan, dengan tujuan terapeutik. Data empiris juga merujuk pada berapa banyak terapis yang menerapkan protokol ini dalam praktik sehari-hari mereka 15

pada pasien. Efektivitas BST terkait dengan kesembuhan total dari gejala, yang diuji dalam follow up biasanya dijadwalkan setelah 3, 6, 9 dan 12 bulan setelah penghentian pengobatan. Karena, berdasarkan sifatnya sendiri, BST ditujukan untuk menyelesaikan masalah yang kompleks dalam waktu singkat. Pendekatan intervensi penelitian BST telah terbukti menjadi metode yang valid untuk memperoleh pengetahuan operatif OCD. Namun, belum ada studi empiris yang dilakukan. Oleh karena itu, penelitian observasional yang bertujuan menilai secara empiris efek BST spesifik untuk OCD telah direncanakan. Karena ini merupakan investigasi pertama yang secara statistik akan menguji efek dari protokol BST untuk OCD, uji coba terkontrol selanjutnya diperlukan untuk mengevaluasi lebih baik efisiensi dan efektivitas baik BST sendiri atau dalam kombinasi dengan strategi pengobatan lain dalam mengobati gejala obsesif dan kompulsif.

16

Related Documents

Journal Reading
November 2019 23
Journal Reading
May 2020 22
Journal Reading
December 2019 27
Journal Reading
June 2020 22
Cover Journal Reading
August 2019 29
Reading Journal Burqa
July 2020 6

More Documents from "Mrs. P"