Skenario A 2014 Jawaban.docx

  • Uploaded by: Emma Charlotte
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Skenario A 2014 Jawaban.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,915
  • Pages: 22
Skenario Kasus Laporan 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Kenanga, ternyata Hipertensi menempati posisi kedua dan penyebab kematian no 3 terbanyak .Berdasarkan hasil penelitian kualitatif melalui FGD kepada pasien – pasien hipertensi diperoleh beberapa faktor penyebab tingginya kejadian hipertensi antara lain; pola makan dengan asupan garam yang tinggi, kurang olahraga dan keturunan. Untuk emmastikan hasil penelitian kualitatif tersebut, dokter Regina mendapat perintah dari Kepala Dinas Kabupaten untuk melakukan penelitian kuantitatif faktor – faktor apa saja yang menyebabkan peningkatan kasus Hipertensi di daerahnya, laporan hasil penelitian akan digunakan Dinas kesehatan dalam menyusun Program Menurunkan Angka Kejadian Hipertensi di Puskesmas Kenanga.

2.1 Identifikasi Masalah 1. Laporan 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Kenanga, ternyata Hipertensi menempati posisi kedua dan penyebab kematian no 3 terbanyak . 2. Berdasarkan hasil penelitian kualitatif melalui FGD kepada pasien – pasien hipertensi diperoleh beberapa faktor penyebab tingginya kejadian hipertensi antara lain; pola makan dengan asupan garam yang tinggi, kurang olahraga dan keturunan. 3. Untuk memastikan hasil penelitian kualitatif tersebut, dokter Regina mendapat perintah dari Kepala Dinas Kabupaten untuk melakukan penelitian kuantitatif faktor – faktor apa saja yang menyebabkan peningkatan kasus Hipertensi di daerahnya, laporan hasil penelitian akan digunakan Dinas kesehatan dalam menyusun Program Menurunkan Angka Kejadian Hipertensi di Puskesmas Kenanga.

2.2 Analisis Masalah 1. Laporan 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Kenanga, ternyata Hipertensi menempati posisi kedua dan penyebab kematian no 3 terbanyak . a. Apa makna terdapat data laporan 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Kenanga, ternyata Hipertensi menempati posisi kedua dan penyebab kematian no 3 terbanyak? Jawab: Merupakan latar belakang dalam penelitian tersebut.

1

Dalam latar belakang masalah penelitian, akan diuraikan fakta – fakta, pengalaman si peneliti, hasil penelitian dari orang lain atau teori yang melatarbelakangi masalah yang ingin diteliti. Dengan uraian tentang fakta, pengalaman dan teori tersebut maka oang lain diyakinkan bahwa masalah yang akan diajukan cukup penting. (Notoatmodjo, 2012 hal:78)

b. Bagaimana cara menyusun latar belakang suatu penelitian? Jawab: Latar belakang Berisi uraian secara singkat, jelas dan logis dari suatu kegiatan ilmiah untuk menjelaskan alasan-alasan teoritik dan faktual mengapa permasalahan tersebut perlu dijawab melalui kegiatan penelitian. Alasan teoritik adalah penjelasan secara konseptual seperti teori dari masalah penelitian, apakah masih urgen dan relevan, serta untuk mengetahui sejauh mana penelitian yang akan dilakukan itu memberikan pilihan jawaban atau pemecahan terhadap masalah penelitian. Alasan faktual, adalah alasan yang mencakup dukungan data, informasi, dan fenomena, yang memperkuat adanya suatu kesimpulan bahwa masalah penelitian tersebut sangat fleksibel serta berbobot untuk diteliti. (Sastroasmoro, 1999)

c. Apa manfaat data tersebut dalam penelitian? Jawab:. 1. menjadi objek dalam penelitian 2. hipotesis penelitian analitik. d. Apa saja jenis – jenis data? Jawab: Untuk kepentingan analisis statistik, jenis data dibagi menjadi 2, yaitu: 1. Data kategorik/ kualitatif Data dari hasil penggolongan atau pengklasifikasian data, misalnya: jenis kelamin, jenis pekerjaan, tingakat pendidikan. 2. Data Numerik/kuantitatif Variable hasil perhitungan dan pengukuran, misalnya tekanan darah, tinggi badan, berat badan dan sebagainya. (Notoatmodjo, 2012 hal:180)

2

2. Berdasarkan hasil penelitian kualitatif melalui FGD kepada pasien – pasien hipertensi diperoleh beberapa faktor penyebab tingginya kejadian hipertensi antara lain; pola makan dengan asupan garam yang tinggi, kurang olahraga dan keturunan. a. Menggunakan desain penelitian kualitatif apakah kalimat tersebut? Jawab: Menggunakan desain penelitian fenomenologi. Metode penelitian kualitatif berdasarkan fenomenologi menuntut pendekatan holistik, mendudukan objek penelitian dalam suatu konstruksi ganda, melihat objeknya dalam konteks natural bukan parsial. Merupakan tradisi melihat untuk memahami pengalaman hidup individu dan tujuan hidup mereka. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan prilaku untuk mempromosikan pemahaman tertentu dan daapt dibuktikan dengan kuantitatif. Contohnya diberikan kuisioner berupa faktor resiko, kuisioner yang telah ada, uji validitas. (Martha, 2016 hal:31 ) b. Apa saja macam – macam desain penelitian kualitatif? Jawab:  Etnografi Gambaran atau potret dari manusia mengenai kebudayaan dan masyarakat berdasarkan temuan di lapangan. Data diperoleh dari hasil Observasi sangat mendalam sehingga memerlukan waktu lama dilapangan, wawancara dengan anggota kelompok budaya secara mendalam.  Studi Kasus Explorasi mendalam dan menyempit yang berfokus pada peristiwa nyata dalam kontex hidup sesungguhnya yang dibatasi oleh ruang dan waktu.  Fenomenologi Metode penelitian kualitatif berdasarkan fenomenologi menuntut pendekatan holistik, mendudukan objek penelitian dalam suatu konstruksi ganda, melihat objeknya dalam konteks natural bukan parsial. Merupakan tradisi melihat untuk memahami pengalaman hidup individu dan tujuan hidup

3

mereka.

Tujuan

penelitian

ini

mendeskripsikan

prilaku

untuk

mempromosikan pemahaman tertentu.  Grounded Theory Penelitian berfokus pada rangkaian peristiwa , tindakan, dan aktivitas menggunakan pendekatan substantif. Peneliti mampu melakukan penafsiran terhadap data yang diperoleh. (Martha, 2016 hal:27)

c. Apa saja teknik pengambilan data dalam penelitian kualitatif? Jawab: 1. Teknik Wawancara a. Wawancara Terstruktur (Structured Interview) Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya. b. Wawancara Semi Terstruktur (Semistructure interview) Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-depth interview, di mana dalam pelaksanaanya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. c. Wawancara Tidak Berstruktur (Unstructured Interview) Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. 2. Teknik Observasi a. Observasi Partisipatif Dalam observasi ini peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dalam observasi partisipatif ini maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak. b. Observasi Terus Terang dan Tersamar Dalam hal ini, peneliti melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi mereka yang

4

diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. c. Observasi Tidak Terstruktur. Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan. Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan teknik observasi terus terang dan tersamar sebagai pendukung teknik wawancara sebagai teknik pengumpulan data. Ini didasarkan karena observasi yang dilakukan peneliti telah melalui perijinan terlebih dahulu serta terencana sehingga sumber data mengetahui pengamatan yang dilakukan oleh peneliti namun peneliti juga akan memastikan atau mengecek apakah hasil wawancara itu benar adanya. 3. Teknik Dokumentasi Basrowi dan Suwandi (2008:158) mengungkapkan bahwa ‘metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan.’ 4. Teknik FGD (Focus Group Discussion) Focus Group Discussion (FGD) disebut juga grup interview yang tergolong dalam jenis wawancara terfokus atau terstruktur. Minichello (Basrowi dan Suwandi, 2008:165) mengemukakan ‘wawancara jenis ini menggunakan panduan diskusi tersusun dari beberapa topik tetapi urutan pertanyaannya tidak disusun secara kaku, melainkan lebih fleksibel.’ Menurut Hoed (Basrowi dan Suwandi, 2008:165) FGD dirancang dengan tujuan mengungkapkan persepsi kelompok mengenai suatu gejala budaya (misalnya sebuah merek produk, program, atau kebijaksanaan tertentu). (Sugiyono, 2016 hal:73) d.Apa alasan dilakukannya FGD pada penelitian kualitatif ini? Jawab: Data yang didapat lebih bervariasi, kaya, dan efektif dalam penggunaan waktu. FGD dibangun berdasarkan asumsi: a. Keterbatasan individu selalu tersembunyi pada ketidaktahuan kelemahan pribadi tersebut

5

b. Masing-masing anggota kelompok saling memberi pengetahuan satu dengan lainnya dalam pergaulan kelompok c. Setiap individu dikontrol oleh individu lain, sehingga ia berupaya agar menjadi yang terbaik d. Kelemahan subjektif terletak pada kelemahan individu yang sulit dikontrol oleh individu yang bersangkutan e. Intersubjektif selalu mendekati kebenaran yang terbaik. (Martha, 2016 hal:96) e. Bagaimana langkah-langkah FGD? Jawab: FGD haru dipertimbangkan tempat, jumlah kelompok, karakteristik peserta homogen. Contoh : status sosial yang sama dan status hidup yang sama. Biasanya Fasilitator melaksankan FGD dengan menggunakan daftar Outline pertanyaan kunci. Fasilitator dapat menggunakan flip chart dan pulpen untuk daftar pendapat, Leaflet, Kliping koran untuk menarik perhatian orang dalam berpendapat sesuai perspektif.  Menjadi Fasilitator yang efektif untuk mengarahkan setiap kelompok dan menjaga diskusi agar sesuai topik yang dibicarakan.  Mempersiapkan Informed Consent penelitian.  Menumbuhkan suasana positif dalam FGD yang dapat meningkatkan partisipasi dan diskusiyang kaya data. (Martha, 2016 hal:93) f. Apa hubungan penelitian kualitatif yang sudah ada dengan penelitian kuantitaif yang akan dilakukan? Jawab: Bahwa design kualitatif dapat digunakan sebagai acuan atau dasar untuk penelitian kuantitatif asal subyek penelitian tetap sama. Metode kualitatif dan kuantitatif keberadaannya tidak perlu dipertentangkan karena keduanya justru saling melengkapi (Complement each other). Metode penelitian kuantitatif cocok digunakan untuk penelitian yang masalahnya sudah jelas, dan umumnya dilakukan pada populasi yang luas sehingga hasil penelitian kurang mendalam. Sementara itu metode penelitian kualitatif cocok digunakan untuk meneliti dimana masalahnya belum jelas, dilakukan pada situasi sosial yang tidak luas, sehingga hasil penelitian lebih mendalam dan bermakna. Metode kuantitatif cocok untuk menguji hipotesis/teori sedangkan metode kualitatif cocok untuk menemukan hipotesis/teori.Dua metode tersebut dapat

6

digunakan bersama-sama atau digabungkan, tetapi dengan catatan sebagai berikut. 1. Dapat digunakan bersama untuk meneliti pada obyek yang sama. Tetapi tujuan yang berbeda. 2. Digunakan secara bergantian. Pada tahap pertama menggunakan metode kualitatif, sehingga ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut diuji dengan metode kuantitatif. 3. Metode penelitian tidak dapat digabungkan karena paradigmanya berbeda. Tetapi dalam penelitian kuantitatif dapat menggabungkan penggunaan teknik pengumpulan data (bukan metodenya), sepertinya penggunaan trigulasi dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif misalnya, teknik pengumpulan data yang utamanya menggunakan kuosioner, data yang diperoleh adalah data kuantitatif. 4. Dapat menggunakan metode tersebut secara bersamaan, asal kedua metode tersebut telah difahami dengan jelas, dan seseorang telah berpengalaman luas dalam melakukan penelitian. (Sugiyono, 2016 hal:25)

h. Apa kelebihan dan keterbatasan penelitian kualitatif ? Jawab: Kelebihan Penelitian Kualitatif:  Permasalahan dapat diteliti secara detail dan mendalam.  Wawancara tidak dibatasi oleh pertanyaan spesifik.  Kerangka Fikir dan arah penelitian dapat direfisi dengan cepat. Atas adanya informasi baru.  Data yang terkumpul berdasarkan pengalaman individu.  Penelitian kualitatif didapat dari sedikit kasus sehingga tidak dapat digeneralisasi ke populasi yang lebih besar. Keterbatasan penelitian Kualitatif.  Kualitas penelitian sangat berpengaruh pada ketrampilan individu.  Akurasi penelitian sulit dipertahankan.  Membutuhkan waktu yang lama.  Penelitian kualitatif sering tidak dapat dimengerti oleh komunitas ilmiah.  Kehadiran peneliti selama mengumulkan data dapat mempengaruhi respon subyek.

7

 Kerahasiaan identitas subyek dapat menjadi masalah. (Sastoasmoro, 2014 hal:297)

3. Untuk memastikan hasil penelitian kualitatif tersebut, dokter Regina mendapat perintah dari Kepala Dinas Kabupaten untuk melakukan penelitian kuantitatif faktor – faktor apa saja yang menyebabkan peningkatan kasus Hipertensi di daerahnya, laporan hasil penelitian akan digunakan Dinas kesehatan dalam menyusun Program Menurunkan Angka Kejadian Hipertensi di Puskesmas Kenanga. a. Apa saja jenis design penelitian kuantitatif? Jawab:

Gambar 1. Klasifikasi Desain Penelitian Desain penelitian kuantitatif/ Observasional terbagi menjadi: a. Laporan kasus dan seri kasus Dari laporan kasus dan seri kasus kita tidak dapat menilai terdapatnya hubungan sebab-akibat,karena dilakukan tanpa menggunakan kontrol. Bila pada laporan kasus dikemukakan adanya efek samping terhadap sejenis obat baru, hal ii harus ditanggapi secara verhati – hati karena faktor peluang (chance) yang sangat besar. Tetapi deskripsi efek samping pada laporan kasus merupakan dokumentasi yang amat berharga, karena dapat menggugah kita untuk waspada terhadap kemungkinan efek samping tersebut dan memberikan stimulasi untuk penelitian selanjutnya. Contoh : Laporan seri kasus yaitu 5 lelaki homoseksual yang menderita pneumonia akibat Pneumocystis carinii pada tahun 1980-1981, akhirnya membuakhan penemuan penyakit AIDS. b. Penelitian Cross – Sectional Peneliti melakukan observasi atau pengukuran variable pada satu saat tertentu. Dalam studi analitik cross-sectional yang mempelajari hubungan antara faktor risiko dengan penyakit ( efek), pengukuran

8

terhadap variable bebas(faktor resiko) dan variable tergantung (efek) hanya dilakukan sekali dalam waktu yang bersamaan. Contoh: Persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif di komunitas, prevalens obesitas pada mahasiswa di Jakarta, bada prporsi pemberian ASI eksklusif pada perbagai tingkat pendidikan ibu. c. Studi kasus-kontrol Pengukuran variable bebas dan variable tergantung tidak dilakukan pada saat yang sama. Pada studi kasus kontrol diidentifikasi subyek ( kasus) yang telah terkena penyakit (efek), kemudian ditelusuri secara retrospektif ada atau tidaknya faktor resiko yang diduga berperan. Untuk kontrol harus dipilih subyek dari populasi dengan karakteristik yang sama dengan kasus; bedanya kelompok kontrol tidak menderita penyakit atau kelainan yang diteliti d. Studi Kohort Pada penelitian Kohort yang diidentifikasi lebih dahulu adalah kausa atau faktor resikoya, kemudian sekelompok subyek ( yang disebut kohort) diikuti secara prospektif selama periode tertentu untuk menentukan terjadi atau tidaknya efek. (Sastroasmoro, 2014 hal: 104)

Gambar 2. Dimensi Waktu Desain Penelitian Kuantitatif b. Design kuantitaif apa yang tepat untuk pernyataan tersebut? Jawab: Desain penelitian yang tepat untuk kasus ini adalah desain Cross – Sectional, karena dalam kasus ini peneliti melakukan observasi dalam satu saat tertentu, pada pengukuran terdapat variable bebas adalah faktor resiko

9

Hipertensi (pola makan dengan asupan garam yang tinggi, kurang olahraga dan keturunan) dan variable tergantung/ efeknya adalah hipertensi.

c. Bagaimana teknik pengumpulan data penelitian kuantitatif? Jawab: 1) Langsung dari responden (wawancara, pengukuran, pengamatan)  Wawancara (interview) adalah tekhnik pengambilan data dimana peneliti mendapat keterangan secara lisan dari seseorang ( sasaran penelitian)  Pengamatan (observasi) adalah prosedur yang terencana meliputi melihat dan mencatat jumlah dan aktifitas tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang kita teliti. 2) Tidak langsung dari responden (didapat dari berbagai sumber departement dan lembaga). (Riyanto, 2011 hal: 127) d. Apa saja Kelebihan dan kekurangan dari Desain penelitian kuantitatif Cross Sectional ? Jawab: Kelebihan Desain Cross Sectional:  Populasi didapat dari masyarakat umum sehingga generalisasi cukup memadai.  Mudah, murah, dan penelitian lebih cepat.  Dapat digunakan untuk meneliti beberapa variable sekaligus.  Responden tidak terancam drop out.  Dapat dijadikan penelitian lanjutan (yang lebih konklusif).  Sebagai dasar penelitian Cohort / Eksperiment. Kekurangan Desain Cross Sectional:  Diperlukan responden yang banyak.  Tidak menggambarkan perkembangan penyakit insident maupun prognosis.  Sulit menentukan sebab akibat karena pengambilan fsktor resiko dan efek secara bersamaan.  Tidak praktis dalam meneliti kasus yang jarang dan studi prevalensi lebih banyak menjaring subyek yang mempunyai masa sakit yang panjang (Riyanto, 2011 hal:33) e. Apa fomat penulisan laporan penelitian? Jawab: JUDUL

10

NAMA PENULIS NAMA INSTITUT/ TEMPAT PENELITIAN ABSTRAK BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah 1.3. Tujuan Penelitian 1.4. Manfaat Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.2. Kerangka Teori 2.3. Hipotesis (bila deskriptif tidak perlu hipotesis, analitik dan hubungan sebabakibat perlu ada hipotesis) BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian 3.2. Waktu dan Tempat Penelitian 3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi 3.3.2. Sampel dan Besar Sample (jika diperlukan) 3.3.3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi (jikadiperlukan) 3.3.4. Cara Pengambilan Sampel (jika diperlukan) 3.4. Variabel Penelitian 3.4.1. Variabel Dependent 3.4.2. Variabel Independent Untuk penelitian deskripsi tidak ditulis variabel dependent dan independent cukup ditulis variabel penelitian. 3.5. Definisi operasional (definisi, alat ukur, cara ukur, hasil ukur) 3.6. Kerangka operasional 3.7. Cara Kerja / Cara Pengumpulan Data 3.7.1. Data Primer 3.7.2. Data Sekunder 3.7.3. Cara Pengolahan dan Analisis Data BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.2. Pembahasan Bila penelitian deskriptif, hasil dan pembahasan dapat disatukan.

11

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 5.2. Saran DAFTAR PUSTAKA (Yin, 2002) f. Apa judul penelitian yang tepat untuk penelitian ini? Jawab: Judul merupakan komponen yang pertama dibaca, karenanya harus dapat menarik minat pembaca untuk membaca seluruh penelitian. Judul harus jelas, lugas dan mewakili isi utama hasil penelitian. Judul hendaknya ringkas, tidak mengandung singkatan kecuali singkatan yang baku dan mengandung 2 atau lebih variabel penelitian. Judul umumnya terdiri dari 12 sampai 20 kata. (Affudin, 2010) Adapun judul penelitian yang tepat pada kasus adalah “ Hubungan Pola Makan dengan Asupan Garam Tinggi, Olahraga, Keturunan Dengan Angka Kejadian Hipertensi di Puskesmas Kenanga” g. Apa latar belakang pada penelitian ini? Jawab: Berisi uraian secara singkat, jelas dan logis dari suatu kegiatan ilmiah untuk menjelaskan alasan-alasan teoritik dan faktual mengapa permasalahan tersebut perlu dijawab melalui kegiatan penelitian. Alasan teoritik adalah penjelasan secara konseptual seperti teori dari masalah penelitian, apakah masih urgen dan relevan, serta untuk mengetahui sejauh mana penelitian yang akan dilakukan itu memberikan pilihan jawaban atau pemecahan terhadap masalah penelitian. Alasan faktual, adalah alasan yang mencakup dukungan data, informasi, dan fenomena, yang memperkuat adanya suatu kesimpulan bahwa masalah penelitian tersebut sangat fleksibel serta berbobot untuk diteliti. ( Azwar, 2010) Adapun latar belakang yang tepat pada kasus ini dalah : Salah satu penyakit tidak menular yang menyerang masyarakat saat ini adalah penyakit hipertensi. Sampai saat ini, hipertensi masih menjadi masalah karena beberapa hal antara lain, meningkatnya prevalensi hipertensi, masih banyaknya pasien hipertensi yang belum mendapat pengobatan maupun yang sudah diobati tetapi tekanan darahnya belum mencapai target, serta adanya penyakit lain yang mempengaruhi hipertensi sehingga dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas. (Sudoyo dkk, 2007) Menurut WHO (World Health Organization) 2011, sekitar 1 milyar penduduk di

12

seluruh dunia menderita hipertensi dimana dua pertiganya terdapat di Negara-negara berkembang. Hipertensi menyebabkan 8 juta penduduk di seluruh dunia meninggal setiap tahunnya, dimana hampir 1,5 juta penduduk diantaranya terdapat di kawasan Asia tenggara. WHO mencatat pada tahun 2012 terdapat 839 juta kasus penderita hipertensi dan diperkirakan meningkat menjadi 1,15 milyar pada tahun 2025 atau sekitar29% dari total penduduk dunia. (Triyanto, 2014). Prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil pengukuran menurut usia ≥18 tahun sebesar 25,8%. Prevalensi hipertensi di Indonesia yang diperoleh melalui kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4% yang di diagnosis tenaga kesehatan sebesar atau sedang minum obat sebesar 9,5%. Jadi terdapat 0,1 % yang minum obat sendiri. Responden yang mempunyai tekanan darah normal tetapi sedang minum obat hipertensi sebesar 0,7%. Jadi prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5 %. (Kemenkes RI, 2013) Prevalensi hipertensi di Sulawesi Utara yang diperoleh melalui kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan adalah 15%, sedang minum obat 15,2% dan melalui pengukuran adalah 27,1% (Kemenkes RI, 2013). Faktor-faktor hipertensi yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah dan faktor risiko yang dapat di ubah.Faktor risiko yang tidak dapat diubah terdiri dari genetika, umur, jenis kelamin.Faktor yang dapat di ubah yaitu obesitas, kurang olahraga, konsumsi garam berlebih, merokok dan mengkonsumsi alkohol dan stres.Berdasarkan masalah yang ada, maka penyakit hipertensi menjadi salah satu penyakit yang ditakuti masyarakat dan menjadi perhatian pemerintah. Berdasarkan hasil laporan, 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Kenanga, ternyata Hipertensi menempati posisi kedua dan penyebab kematian no 3 terbanyak pada tahun 2016, dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti, tanggal 16 -17 Maret 2017 pada 20 pasien hipertensi yang berkunjung di Poli Umum, diketahui bahwa sejumlah 7 orang (35%) mempunyai riwayat keturunan hipertensi, sejumlah 9 orang (45%) menderita obesitas, dan mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh seperti daging dan jerohan sebanyak 11 orang (55%), serta tidak terbiasa berolah raga sejumlah 14 orang (70%). Jika ditinjau dari umur, sejumlah 5 orang (25%) berusia 20 -35 tahun, 7 orang (35%) berusia 36 – 50 tahun dan sejumlah 8 orang (40%) berusia 51 – 65 tahun. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin mengetahui gambaran pengaruh faktor-faktor risiko hipertensi terhadap kejadian hipertensi pada pasien hipertensi di Puskesmas Kenanga.

13

h. Apa rumusan masalah pada penelitian ini? Jawab: Rumusan masalah adalah pertanyaan kritis yang diambil dari uraian masalah penelitian, sebagaimana tercantum dalam latar belakang. Rumusan masalah dimulai dengan kalimat pernyataan dan diikuti dengan kalimat pertanyaan penelitian. (Aziz, 2010) Adapun rumusan masalah yang tepat pada kasus ini adalah : Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “Faktor-faktor risiko apa sajakah yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada pasien di Puskesmas Kenanga tahun 2017? i. Apa tujuan penelitian yang tepat pada penelitian ini? Jawab: Tujuan penelitian terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum berisi maksud atau tujuan akhir penelitian yang dibuat dalam kalimat ringkas tanpa perlu mencantumkan bagaimana mendapatkan dasar teori tersebut. Tujuan khusus adalah uraian ringkas serta jelas tentang apa yang hendak dilakukan secara observable (dapat teramati) dan measurable (dapat diukur). ( Hasmi, 2016) Adapun tujuan penelitian yang tepat pada kasus ini adalah: Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada pasien di Puskesmas Kenanga tahun 2017. Tujuan Khusus 1. Mengetahui hubungan pola makan dengan asupan garam tinggi terhadap kejadian hipertensi pada pasien di Puskesmas kenanga tahun 2017. 2. Mengetahui hubungan faktor genetik terhadap kejadian hipertensi pada pasien di Puskesmas Kenanga tahun 2017. 3. Mengetahui hubungan faktor kebiasaan olah raga terhadap kejadian hipertensi pada pasien rawat jalan di Puskesmas Kenanga tahun 2017.

14

j. Apa manfaat penelitian ini? Jawab: Manfaat Penelitian Uraian tentang manfaat hasil penelitian baik secara teoritis/akademis (untuk kepentingan sciences) maupun praktis, yang benarbenar dapat dipraktekkan atau digunakan oleh dokter dan atau masyarakat. (Syahdrajat, 2015) Adapun manfaat penelitian yang tepat pada kasus ini adalah: 1. Puskesmas dan Dinas Kesehatan a. Bahan informasi faktor risiko hipertensi berbasis masyarakat b. Sebagai acuan dalam pengambilan keputusan program pengendalian hipertensi di Puskesmas Kenanga 2. Masyarakat Sebagai informasi faktor risiko hipertensi agar masyarakat dapat mengetahui secara dini faktor risiko penyakit ini, sehingga dapat melaksanakan pencegahan dan pengendaliannya. 3. Bagi peneliti Sebagai pengalaman langsung dan pengembangan ilmu yang diperoleh, meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam penelitian serta penulisan ilmiah. k. Teori apa saja yang akan dibahas pada tinjauan pustaka untuk penelitian ini? Jawab: Teori tersebut berupa : 1. Analisis teoritik tentang masalah yang diteliti. 2. Untuk mendukung permasalahan yang diungkapkan. 3. Mendasari penelitian yang dilakukan. 4. Tinjauan teori-teori dan tinjauan dari hasil–hasil penelitian orang lain yang berkaitan dengan masalah penelitian. 5. Cara mengambil teori atau statement dari berbagai sumber kepustakaan dengan mengambil intisarinya saja atau mengutip bagian tertentu. 6. Berisi penjelasan tentang variabel-variabel yang diteliti. (Wantik, 2013) Adapun tinjauan pustaka yang tepat pada kasus ini adalah: 1. Pengertian Hipertensi 2. Patofisiologi Hipertensi 3. Gejala Klinis Hipertensi

15

4. Diagnosis Hipertensi 5. Pengukuran Tekanan Darah 6. Pemeriksaan Penunjang 7. Klasifikasi Hipertensi 8. Faktor Risiko Hipertensi 9. Penatalaksanaan Hipertensi l. Apa kerangka teori dan kerangka konsep pada penelitian ini? Jawab: Setelah pelbagai aspek teoritis disajikan dalam tinjauan pustaka. Selanjutnya dibuat ringkasan yang merupakan dasar untuk membuat kerangka teori, kerangka teori biasanya dibuat berupa diagram yang menunjukkan pola pikir dari masalah yang diteliti. Kerangka konsep merupakan hasil sintesis pemikiran peneliti berdasarkan tinjauan pustaka tentang masalah atau topik penelitian. Kerangka konsep umumnya dibuat untuk penelitian yang bersifat analitik. (Bungin, 2010) Adapun kerangka teori yang tepat pada kasus ini adalah: Adapun kerangka konsep yang tepat pada kasus ini adalah:

l. Apa Hipotesis untuk penelitian ini? Jawab: Hipotesis adalah jawaban sementara yang dibangun dari kerangka pemikiran sang peneliti. Hipotesis berbentuk pernyataan yang terdiri dari dua variabel atau lebih yang menyatakan hubungan sebab akibat. Hipotesis inilah yang akan dibuktikan atau diverifikasi dengan melakukan penelitian atau eksperimen. Adapun hipotesis yang tepat pada kasus ini adalah: 1. Ada hubungan pola makan dengan asupan garam tinggi terhadap kejadian hipertensi pada pasien di Puskesmas kenanga tahun 2017. 2. Ada hubungan faktor genetik terhadap kejadian hipertensi pada pasien di Puskesmas Kenanga tahun 2017. 3. Ada hubungan faktor kebiasaan olah raga terhadap kejadian hipertensi pada pasien rawat jalan di Puskesmas Kenanga tahun 2017.

H0: Tidak terdapat hubungan antara Pola Makan dengan Asupan Garam Tinggi, Olahraga, Keturunan Dengan Angka Kejadian Hipertensi di Puskesmas Kenanga.

16

H1:Terdapat hubungan antara Hubungan Pola Makan dengan Asupan Garam Tinggi, Olahraga, Keturunan Dengan Angka Kejadian Hipertensi di Puskesmas Kenanga m. Bagaimana menyusun metode penelitian ini? Jawab: Metode penelitian biasanya terdiri dari : 1. Jenis penelitian Jenis penelitian dituliskan misalnya berdasarkan klasifikasi ada atau tidaknya intervensi, menjadi penelitian observasional atau penelitian eksperimental. Berdasarkan ada atau tidaknya analisis antarvariabel, menjadi penelitian deskriptif atau penelitian analitik. Berdasarkan waktu pengumpulan data/eksperimen, menjadi penelitian cross sectional (potong lintang) atau penelitian case control/penelitian cohort. 2. Waktu dan tempat penelitian Tempat dilakukan penelitian disebutkan (lebih baik lagi bila mencantumkan alasan mengapa tempat tersebut dipilih) dan berapa lama penelitian dilakukan sejak penyusunan proposal hingga pembuatan laporan akhir. 3. Populasi dan Subjek/Sampel Penelitian 4. Cara Kerja/Cara Pengumpulan Data Uraian secara lengkap dan jelas tentang jenis data yang digunakan dalam penelitian, serta bagaimana cara mengumpulkan data tersebut. Dijelaskan juga cara atau metode yang digunakan untuk pengumpulan data, misalnya metode wawancara dilengkapi dengan observasi atau metode angket dilengkapi dengan wawancara. Bila eksperimen maka jelaskan prosedur kerja yang digunakan untuk mengumpulkan data. Alat dan bahan penelitian harus disebutkan dari mana asalnya, berapa jumlahnya. Alat yang digunakan harus valid (benar-benar mengukur apa yang diukur) dan reliable (hasil ukur yang ajeg) jadi sebaiknya di uji coba terlebih dahulu. Sebutkan juga mereknya bila ada. 5. Cara Pengolahan dan Analisis Data Penjelasan tentang bagaimana cara mengolah dan menganalisis data penelitian.

n. Bagaimana cara menentukan variable dan definisi operasional pada penelitian ini? Jawab: Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah :

17

1. Variabel bebas : genetik (riwayat keluarga kebiasaan olah raga, konsumsi garam 2. Variabel terikat : kejadian hipertensi

Definisi Operasional.

Variabel Definisi Operasional Genetik (riwayat keluarga)

Obesitas

Genetik adalah ada atau tidaknya keluarga yang menderita hipertensi yaitu kakek dan atau nenek, bapak dan atau ibu kandung Obesitas adalah keadaan kelebihan berat badan responden yang ditentukan melalui penetapan Body Mass Index (BMI)

Konsumsi Konsumsi garam garam adalah jumlah maksimal konsumsi makan responden terhadap makanan yang mengandung garam

Alat Ukur

Kategori Hasil Skala Pengukuran Wawancara - Faktor risiko Nominal dengan (+)jika ada keturunan menggunaka - Faktor risiko n lembar (-) jika tidak kuesioner ada keturunan Faktor risiko Nominal Observasi (+)jika hasil dengan penghitungan melakukan penghitungan > 25 BMI = BB 2 Faktor risiko (TB) (-)jika hasil penghitungan < 25 (pembagian obesitas menurut : Klasifikasi IMT orang Indonesia) Wawancara - Faktor risiko (+) Nominal menggunaka jika responden mengkonsumsi n lembar makanan yang kuesioner mengandung garam melebihi batas

(Aziz, 2010) o. Bagaimana cara pengambilan populasi dan sample pada penelitian ini? Jawab: Populasi dalam penelitian adalah sekelompok subyek dengan karakteristik tertentu. Cara menentukan populasi menurutSastroasmoro (2014): 1. Populasi target adalah populasi yang merupakan sasaran akhir penerapan hasil penelitian; sementara ahli menyebutnya ranah atau domain. Populasi

18

target bersifat umum yang pada penelitian klinis biasanya ditandai dengan karakteristik demografis (misalnya kelompok usia, jenis kelamin) dan karakteristik klini (misalnya sehat, OA). Contoh populasi target: -

Anak sehat

-

Remaja pengguna narkoba

-

Pasien usia subur

2. Populasi terjangkau disebut pula populasi sumber adalah bagian populasi target yang dapat dijangkau oleh peneliti. Contoh: Pasien Morbus Hansen yang berobat di RSMH pada tahun 2011. Dengan kata lain populasi terjangkau adalah bagian populasi target yang dibatasi oleh tempat dan waktu. Dari populasi terjangkau ini dipilih sampel, yang terdiri atas subyek yang akan langsung diteliti

p. Bagaimana cara menentukan jumlah sampel? Jawab: Menurut Sugiyono (2002), cara untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian kuantitatif, dapat diperoleh melalui 4 (empat) cara, yaitu: 1. Penghitungan rumus Slovin Slovin (1960), menentukan ukuran sampel suatu populasi yang diasumsikan terdistribusi normal dengan persamaan sebagai berikut.

Dengan:

2. Tabel Isaac dan Michael Isaac dan Michael (1981), membuat tabel yang bisa digunakan dalam penentuan jumlah sampel dengan didasarkan atas kesalahan 1%, 5%, dan 10%. Peneliti dapat secara langsung menentukan besaran sampel berdasarkan jumlah populasi dan tingkat kesalahan yang dikehendaki.

19

3. Tabel Krejcie dan Morgan Krejcie dan Morgan (1970), membuat tabel yang bisa digunakan dalam penentuan jumlah sampel dengan didasarkan atas kesalahan 5%, atau dengan tingkat kepercayaan 95% terhadap populasi. Untuk Tabel KrecjieMorgan seperti table berikut.

4. Tabel Yount (berdasarkan persentase) Yount (1999), apabila jumlah anggota populasi kurang dari 100, lebih baik seluruhnya diambil sebagai sampel sehingga penelitian merupakan penelitian populasi atau sensus. Penentuan besarnya sampel menurut Tabel Yount seperti tabel berikut.

Teknik pemilihan sampel (sampling) menurut Sugiyono (2002), adalah sebagai berikut. 1) Random sampling (propbiality sampling) Merupakan pengambilan sample secara acak. Dalam teknik random sampling, semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersamasama diberik kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sample. Teknik ini sampai sekarang dipandang sebagian teknik yang paling baik. Untuk menentukan anggota sample dalam random sampling dapat dilakukan dengan cara undian, ordinal, randomisasi dari tabel bilangan random . Jenis-jenis sample yang diperoleh dari teknik random sampling (probiality sampling) ada tiga, yaitu simple random sampling, stratified random sampling dan cluster random sampling.

20

2) Non random sampling (non probiality sampling) Adalah teknik pengambilan sample dimana tidak semua individu dalam populasi diberi peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sample. Teknik ini mempunyai kemungkinan lebih rendah dalam menghasilkan sample yang representatif. Jenis-jenis sample non random sampling (non probiality sampling) adalah: sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling. (Affudin, 2009)

q. Bagaimana cara membuat kesimpulan dan saran? Jawab:  Kesimpulan Laporan akhir dari suatu kegiatan penelitian. Pada laporan ini disimpulkan apa saja yang telah berhasil dikumpulkan dari kegiatan penelitian terutama dalam menjawab permasalahan penelitian yang timbul atau tujuan penelitian.  Saran Berikan saran berdasarkan hasil/kesimpulan yang didapat dari penelitian tersebut. Saran ini sangat berguna untuk membantu memberikan solusi dari hasil akhir penelitian sebagai suatu kegiatan ilmiah. Permasalahan dalam kesimpulan yang belum terjawab dapat disarankan untuk dilakukan penelitian selanjutnya dan dari manfaat penelitian yang didapatkan disarankan untuk ditindaklanjuti. ( Azwar, 2010) p. Bagaimana etika dalam melakukan penelitian? Jawab: Prinsip dalam etika penelitian : 1. Menghormati seseorang (respect for persons) (a) menghormati otonomi (b) melindungi yang otonominya terganggu atau kurang 2. Kemanfaatan (beneficence) (a) manfaat maksimal, risiko minimal (b) memenuhi persyaratan ilmiah (c) peneliti mampu meneliti & menjaga

21

kesejahteraan subjek penelitian (d) nonmaleficence, do no harm 3. Keadilan (justice) (a) memperlakukan setiap orang dengan moral yang benar dan pantas serta memberi setiap orang haknya (b) distribusi seimbang dan adil antara beban & manfaat keikutsertaan (Sastroasmoro, 2014)

2.6 Kesimpulan Bahwa design kualitatif dapat digunakan sebagai acuan atau dasar untuk penelitian kuantitaif dan design penelitian kuantitatif yang tepat untuk penelitian ini adalah cross sectional 2.7 Kerangka Konsep Latar Belakang: Hipertensi Menempati posisi

Dilakukan Penelitian Kualitatif: Pola makan dengan asupan garam yang tinggi, kurang olahraga dan keturunan

Metode Penelitian Kuantitatif Cross Sectional

Menyusun Program menurunkan angka kejadian hipertensi

22

Related Documents

Skenario A 2014 Jawaban.docx
November 2019 16
Skenario A Blok 28 2014.docx
November 2019 13
Laporan Skenario A Print.pdf
December 2019 26
2014
October 2019 115
2014
October 2019 125
2014
May 2020 69

More Documents from ""

Ringkasan Sken B Blok X.docx
November 2019 16
Skenario A 2014 Jawaban.docx
November 2019 16
Ggk.docx
November 2019 10
Sn.docx
November 2019 10