Sken 12.docx

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sken 12.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,685
  • Pages: 9
Pengaruh Fitofarmaka Terhadap Penurunan Kolesterol Darah Aprilia Rahmawati Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510, Indonesia Email: [email protected] Abstrak Kolesterol merupakan salah satu golongan lemak dan bersifat sangat mudah menempel dan dapat membentuk plak di dinding pembuluh darah. Kadar kolesterol darah yang terlalu tinggi (hiperkolesterolemia) sangat berbahaya bagi kesehatan dan menyebabkan masalah metabolik. Maka penelitian eksperimental terhadap khasiat suatu obat yang berasal dari fitofarmako sangat penting. Fitofarmaka adalah obat dari bahan alam terutama bahan alam nabati, yang khasiatnya jelas. Kata kunci: Kolesterol, obat fitofarmaka, hiperkolesterolemia Abstract Cholesterol is a kind of fat and is very easy to stick and can form plaques on the walls of blood vessels. Blood cholesterol levels that are too high (hypercholesterolemia) are very dangerous for health and can cause metabolic problems. So experimental research on the efficacy of a drug derived from phytopharmaco is very important. Phytopharmaca is a medicine from natural ingredients, especially natural vegetable ingredients, whose effects in health problems are clear. Keywords: Cholesterol, phytopharmaca drug, hypercholesterolemia

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hiperkolesterolemia merupakan suatu kondisi dimana kolesterol dalam darah meningkat melebihi batas normal yang ditandai dengan meningkatnya kadar kolesterol total terutama Low Density Lipoprotein (LDL) dan diikuti dengan penurunan kadar High Density Lipoprotein (HDL) darah. LDL merupakan lipoprotein berdensitas rendah yang membawa kolesterol untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh sedangkan HDL merupakan lipoprotein berdensitas tinggi yang memperantarai penyaluran kolesterol dari jaringan tubuh ke hepar untuk diekskresikan ke cairan empedu.1 Salah satu faktor resiko adalah pada orang obesitas yang cenderung mempunyai kadar kolesterol total dan kadar LDL yang tinggi serta kadar HDL yang rendah. Tecumseh Study, Michigan yang dikutip oleh Barnas (1994), membuktikan bahwa orang yang obesitas mempunyai kadar kolesterol total, LDL dan trigliserida jauh lebih tinggi dibandingkan dengan orang dengan berat badan normal. Selain pada orang yang obesitas, seorang overweight dengan IMT ≥ 23,0 juga memiliki kecendrungan untuk mengalami kolestrol yang tinggi.1,2 Maka berdasarkan uraian di atas menunjukkan betapa pentingnya melakukan penelitian eksperimental terhadap khasiat suatu obat yang berasal dari fitofarmako. Sehingga diharapkan kedepannya obat yang telah diteliti dapat digunakan semestinya sesuai indikasi yang berlaku dan dapat mengurangi prognosis buruk. 1.2 Rumusan Masalah 

Apakah pengaruh obat fitofarmaka terhadap kadar kolesterol darah



Seberapa efektif obat fitofarmaka dalam menurunkan kadar kolesterol darah

1.3 Hipotesis 

H0: tidak ada perbedaan obat fitofarmako dan placebo dalam menurunkan kadar kolesterol

1.4 Tujuan Penelitian 

Tujuan umum: mengetahui pengaruh obat fitofarmaka terhadap kadar kolesterol darah



Tujuan khusus: mengetahui efektivitas obat fitofarmaka dalam menurunkan kadar kolesterol darah 2

1.5 Manfaat penelitian 

Bagi Peneliti: Mendapatkan pengalaman dalam melakukan penelitian terutama dibidang kesehatan serta menambah wawasan dan pengetahuan di bidang farmakologi



Bagi Institusi: Menambah studi kepustakaan dan diharapkan menjadi suatu masukan yang berarti dan bermanfaat bagi mahasiswa UKRIDA untuk dikembangkan kedepannya.



Bagi Masyarakat: Dapat digunakan sebagai sarana pengobatan bagi masyarakat yang memiliki masalah kadar kolestrol yang tinggi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teori Didalam darah ada tiga jenis lipid yaitu, kolesterol, trigliserid, dan fosfolipid. Fungsi utama lemak adalah sebagai sumber kalori dan sumber asam lemak esensial. Kolesterol merupakan komponen penting dalam dinding sel dan sebagai prekursor asam empedu dan hormon steroid (asam empedu, asam folat, hormon-hormon adrenal korteks, estrogen, androgen, dan progesteron). Sebaliknya, kolesterol juga dapat membahayakan tubuh.2 Meningkatnya kadar kolestrol dalam darah disebut hiperkolesterolemia merupakan suatu keadaan dimana kadar kolesterol tinggi dalam darah. Kadar kolesterol total dalam mendiagnosis hiperkolesterolemia adalah:1-3 1. Kadar yang diinginkan dan diharapkan masih aman adalah < 200 mg/dl. 2. Kadar yang sudah mulai meningkat dan harus diwaspadai untuk mulai dikendalikan (bordeline high) adalah 200-239 mg/dl. 3. Kadar yang tinggi dan berbahaya bagi pasien (high) adalah > 240 mg/dl. Hiperkolesterolemia merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya arterosklerosis. Meski tanpa kehadiran faktor lain, keadaan ini sendiri sudah cukup untuk merangsang perkembangan pembentukan lesi. Komponen utama yang terkait dalam meningkatkan resiko ini adalah low-density lipoprotein (LDL) kolesterol dimana LDL berperan utama dalam mengangkut kolesterol ke jaringan perifer. Sebaliknya high-density lipoprotein (HDL) kolesterol terkait terutama dalam menurunkan resiko pembentukan lesi arterosklerosis. HDL berperan dalam mencegah kolesterol dari berkembang dan membentuk ateroma. HDL juga berperan dalam mengangkut kolesterol ke hati untuk 3

diekskresi melalui empedu. Faktor resiko seseorang mengalami hiperkolesterolemia adalah sebagai berikut:1 

Jenis kelamin pria



Wanita menopause karena LDL nya dapat meningkat dan kolesterol HDL biasanya menurun.



Umur pria ≥ 45 tahun dan wanita ≥ 55 tahun



Aktifitas fisik



Kebiasaan Merokok



Overweight-Obesitas (IMT ≥23 - ≥30)

Oleh sebab itu untuk mengatasi kadar kolesterol yang tinggi selain perbaikan dari pola hidup maka dilakukan penelitian untuk mengembangkan obat yang berasal dari alam, berupa tanaman herbal sesuai dengan kekayaan alam Indonesia. Fitofarmaka adalah obat dari bahan alam terutama dari alam nabati, yang khasiatnya jelas dan terbuat dari bahan baku, baik berupa simplisia atau sediaan galenik yang telah memenuhi persyaratan minimal, sehingga terjamin keseragaman komponen aktif, keamanan dan kegunaannya.3 2.2 Kerangka Konsep

Kelompok Perlakuan

Kadar Kolesterol Perlakuan (Pra)

Kadar Kolesterol Perlakuan (Post)

Kelompok Kontrol

Kadar Kolesterol Kontrol (Pra)

Kadar Kolesterol kontrol (Post)

Zat Fitofarmaka

4

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berdasarkan ada tidaknya perlakuan dari sebuah studi penelitian maka untuk uji coba obat fitofarmako terhadap penurunan kadar kolesterol digunakan penelitian intervensi, yaitu penelitian eksperimental. Pada penelitian eksperimental ini akan dilakukan uji klinis. Uji klinis seringkali dilakukan untuk membandingkan efek satu jenis pengobatan dengan pengobatan lainnya.4 Dari desain eksperimental, jenis yang paling sering digunakan adalah desain paralel, yaitu dengan membuat 2 kelompok, satu kelompok memperoleh pengobatan baru (kelompok eksperimental, kelompok perlakuan, kelompok terapi), sedangkan kelompok lain menerima placebo atau terapi standar. Kemudian terhadap subyek yang memenuhi kriteria penelitian di lakukan randomisasi.4,5 3.2 Menetapkan Peserta Penelitian a. Populasi terjangkau adalah bagian dari populasi target yang merupakan sumber peserta yang akan diteliti.4-6 Populasi terjangkau pada penelitian efek obat fitofarmaka adalah warga daerah X yang berusia ≥ 40 tahun dan memiliki kadar kolesterol total ≥ 200 mg/dl. b. Kriteria inklusi merupakan syarat umum yang harus dipenuhi oleh peserta agar dapat disertakan ke dalam penelitian.4 Kriteria inklusi untuk uji klinis efek obat fitofarmaka dalam menurunkan kadar kolesterol darah adalah pasien usia ≥ 40 tahun yang memiliki kadar kolesterol total ≥ 200 mg/dl. c. Kriteria eksklusi adalah setiap keadaan yang menyebabkan peserta yang telah memenuhi kriteria inklusi tidak dapat diikutsertakan dalam penelitian. Dalam kriteria eksklusi ini termasuk kontraindikasi, adanya penyakit lain yang mempengaruhi variable yang diteliti, kepatuhan pasien, peserta yang menolak diteliti dan masalah etika.4,5 Contoh kriteria eksklusi untuk uji efek obat fitofarmaka terhadap kolesterol darah adalah ibu hamil, wanita yang masih menstruasi dan peserta yang menolak untuk dijadikan subjek penelitian. 3.3 Besar Sampel Untuk menghitung besar sampel pada 2 proporsi independen diperlukan 4 informasi, yaitu:4 5

1. P1: proporsi efek standar (dari pustaka) 2. P2: proporsi efek yang diteliti (clinical judgement) 3. α: tingkat kemaknaan (ditetapkan) 4. Zβ: Power (ditetapkan) Rumus yang digunakan:4,5

3.4 Randomisasi Randomisasi adalah proses untuk menentukan alokasi peserta mana yang akan mendapatkan perlakuan dan peserta mana yang merupakan kontrol berdasarkan pada asas peluang. Tujuan utama randomisasi adalah untuk mengurangi bias seleksi dan perancu dengan terbaginya secara seimbang variable yang tidak diteliti pada kedua kelompok. Randomisasi yang dapat dipakai untuk uji obat fitofarmaka ini adalah dengan randomisasi sederhana. Misalnya dilakukan randomisasi sederhana untuk pengobatan 2 kelompok (A dan B) kemudian tentukan untuk kelompok A angka 0-4 dan kelompok B 5-9. Selanjutnya lihat pada tabel angka random (gambar 1) baris pertama kolom pertama, dibaca ke kanan agar dapat ditentukan urutan kelompok.4-6

Gambar 1. Tabel angka random 3.5 Informed Consent Informed consent berisi penjelasan kepada calon peserta mengenai tujuan, untungrugi menjadi peserta uji klinis dan apa yang dilakukan bila timbul efek samping. Informed 6

consent dibuat sebagai bukti pengakuan dari komite etik bahwa uji klinis tersebut telah direncanakan dengan memperhatikan kode etik penelitian. Pada peserta yang tidak kompeten dan anak juga diperlukan informed consent dari keluarga atau orang tuanya.4 3.6 Kaji Etik untuk Manusia Semua penelitian kesehatan dengan subjek manusia wajib didasarkan pada prinsip etik yaitu menghormati harkat martabat manusia, berbuat baik, tidak merugikan dan keadilan. Berikut pernyataan singkat mengenai permasalahan etik yang dapat timbul dari eksperimen, dan dijelaskan bagaimana permasalahan tersebut dapat diatasi. Permasalahan etik termasuk bahaya dan komplikasi perlakuan, kerahasiaan data (confidentiality), informed consent dan sebagainya.4,5 3.7 Rencana Analisis Data Pada uji klinis dengan variable bebas berskala nominal 2 kelompok (obat fitofarmaka vs placebo) dan variable efek berskala nominal (kadar kolesterol total tetap-kadar kolesterol total turun), uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan chi-square (x2) untuk 2 kelompok yang independen. Syarat yang harus dipenuhi jika ingin menggunakan chisquare, yaitu:4,6 1. Jumlah subjek total > 40 (jumlah subjek banyak) 2. Tidak ada sel yang bernilai 0 3. Sel dengan nilai expected < 5 tidak lebih dari 20% jumlah sel Kadar

kolesterol Kadar

kolesterol Total

total tetap

total menurun

Obat fitofarmaka

A

B

A+B

Placebo

C

D

C+D

A+C

B+D

A+B+C+D



Expected sel A: [(A+C) x (A+B)]/A+B+C+D



Expected sel B: [(B+D) x (A+B)]/A+B+C+D



Expected sel C: [(A+C) x (C+D)]/A+B+C+D



Expected sel D: [(B+D) x (C+D)]/A+B+C+D



X2 =

Σ

(𝑂−𝐸)² 𝐸

7

Setelah didapat nilai X2 kemudian kita hitung df ([jumlah baris-1] x [jumlah kolom1]) dan cocokkan hasil X2 yang kita dapat ke tabel chi-square untuk menentukan apakah H0 diterima atau ditolak (gambar 2).4

Gambar 2. Tabel chi-square Selain chi-square, metode analisis data yang dapat digunakan untuk uji efek obat fitofarmaka terhadap kadar kolesterol adalah t-test untuk kelompok independen. Uji t digunakan untuk menganalisis data dengan variable bebas nominal (pemberian obat) dengan variable terikat berskala numerik (kadak kolesterol darah). Pada t-test independen cara pemilihan subyek pada kelompok yang satu tidak tergantung kepada karakteristik subyek kelompok lain.4-6

8

Daftar Pustaka 1. Soleha M. Kadar kolesterol tinggi dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kadar kolesterol darah. Jurnal Biotek Medisiana Indonesia. 2012; Vol.1 2. Adam JMF. Dislipidemia. in: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, editors. Buku ajar ilmu penyakit dalam. 6th ed. Jilid 1. Jakarta: Interna Publishing; 2017. p.2551 3. Dewoto HR. Pengembangan obat tradisional indonesia menjadi fitofarmaka. Maj Kedokt Indon juli 2007; Vol 57 (7) 4. Sastroasmoro S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. 5th ed. Jakarta: Sagung Seto; 2014 5. Notoatmodjo S. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010 6. Sutrisna B. Pengantar metode epidemiologi. Jakarta: Dian Rakyat; 2010

9

Related Documents

Sken 9 B23.docx
May 2020 6
Sken 12 B22.docx
June 2020 8
Ppt Sken 3.pptx
November 2019 22
Makalaha2 Sken 3.docx
May 2020 12
Novia Sken 3.docx
May 2020 8
Sken 10.docx
May 2020 2