Sitologi Darah

  • Uploaded by: Ratna Maharani
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sitologi Darah as PDF for free.

More details

  • Words: 3,840
  • Pages: 20
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Darah berasal dari kata “haima”,bahasa yunani yang berasal dari akar kata hemo atau hemato. Merupakan suatu cairan yang berada di dalam tubuh yang mengalir dalam arteri, kapiler dan vena; yang mengirimkan oksigen dan zat-zat gizi ke jaringan dan membawa karbon dioksida dan hasil limbah lainnya. Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.. Darah memiliki warna merah yang berasal dari kandungan oksigen dan karbon dioksida di dalamnya. Adanya oksigen dalam darah diambil dengan jalan bernafas, dan zat ini sangat berguna pada peristiwa pembakaran/metabolisme di dalam tubuh.temperature 38°C, dan pH 7,37-7,45. Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.

1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud darah manusia? 2. Apa saja komposisi darah manusia? 3. Sebutkan fungsi darah manusia? 4. Bagaimana proses pembentukan darah?

1

5. Apa itu destruksi darah?

1.3 Tujuan Penulisan 1. Mengetahui apa itu darah 2. Mengetahui komposisi darah manusia 3. Mengetahui fungsi darah manusia 4. Mengetahui proses pembentukan darah 5. Mengetahui destruksi – destruksi darah

2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Darah Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sIstem endokrin juga diedarkan melalui darah.. Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cava inferior. Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obatobatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni. 2.2 Komponen Darah 2.2.1 Plasma Darah Pada dasarnya, plasma darah adalah larutan air yang mengandung albumin, bahan pembeku darah, imunoglobin (antibodi),hormon, berbagai jenis protein, dan berbagai jeis garam. Unsur tersebut merupakan komponen

3

terbesar dalam darah, karena lebih dari, separuh darah mengandung palsam darah. Hampir 90% bagian dari plasma darah adalah air.

Palsma darah taya serum terdiri atas air (91%), protein (8,0%), mineral (0,9%) berupa natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium fosfor, kalium, zat besi, nitrogen, dan lain-lain, serta garam.

Larutan air yang terkandung dalam plasma darah pada dasarnya terdiri atas: albumin, bahan pembeku darah, antibodi, hormon, berbagai jenis protein,dan berbagai jenis garam.

Palsma darah atau serum termasuk kedalam kesatuan cairan ekstraselular yang volumenya kira-kira 5% dari berat badan. Perbedaan plpasma dengan cairan interstisial adalah komponen proteinyang ada di dalamnya, dengan kadar protein berkisar 7%, sedangkan cairan interstisial berkisar 2%. 

Komponen Plasma Darah Komponen terbesar yang mengisi plasma darah adalah air,ditambah bahan

padat organik (protein,karbohidrat) dan anorganik (Fe, K) sebesar 9%. Sebagai contoh, bila dibiarkan beberapa lama, pada darah lengkap (whole blood), dapat ditemukan bekuan. Apabila bekuan tersebut dihilangkan, tampak cairan berwarna kuning yang disebut serum. Serum mempunyai komposisi yang hampir sama dengan plasma, kecuali serum : 1. Tidak mengandung fibrinogen 2. Tidak mengandung faktor-faktor pembekuan fibrinogen, faktor II, faktor V, dan faktor VIII 3. Mengandung serotonin tinggi karena perusakan trombosit.

4

Plasma darah atau serum mengandung bermacam-macam zat yang secara umum dikategorikan dalam beberpa golongan, antara lain: 1. Golongan karbohidrat, seperti glukosa 2. Golongan protein, seperti albumin, globulin, dan fibrinogen 3. Golongan lemak, seperti kolesterol 4. Golongan enzim, seperti amlise, transaminase 5. Golongan hormon, seperti insulin dan adrenalin 6. Golongan mineral, seperti besi dan kalium 7. Golongan vitamin, seperti vitamin A dan vitamin K 8. Golongan ampas metabolik, seperti urea, asam urat, kreatinin 9. Golongan zat warna, seperti bilirubin

Bahan organik pada plasma adalah protein, yang biasa disebut plasma protein, dengan kadar berkisar 6-8 g%. Terdapat beberapa jenis protein yang berbeda sifat dan fungsinya pada tubuh manusia, yaitu kira-kira 200-300 g protein dalam bentuk koloid dan memengaruhi kekentalan darah.

Fraksi albumin atau biasa disebut serum albumin, adalah protein yang berat molekulnya 6800 g, dan merupakan partikel berbentuk lonjong. Albumin merupakan protein plasma yang paling besar jumlahnya, yaitu berkisar 4-5% dari berat plasma yang dibuat dalam hati, sedangkan globulin, atau sering disebut serum globulin, dapat dibedakan menjadi alfa globulin, beta globulin, dan gama gobulin. Bentuk partikel globulin lebih lonjong dibandingkan dengan albumin.

Dalam darah, berat globulin berkisar 2,5% dari berat plasma, dengan komposisi perbandingannya antara lain: 1. Alfa globulin (2,25%) 2. Beta globulin (0,80%) 3. Gama globulin (0,66%)

5



Fungsi Plasma Darah Plasma darah berfungsi sebagai: 1. Pengangkut air, sekaligus menyebarkannya ke seluruh tubuh 2. Pengangkut hasil oksidasi untuk dibuang melalui akat ekskresi 3. Pengangkut oksigen untuk disebarkan ke seluruh tubuh 4. Penjaga temperatur suhu tubuh 5. Pengankut getah hormon dari kelenjar buntu 6. Pengatur dan menjaga kesimbangan assam basa dalam tubuh 7. Pengangkut sari makanan 8. Pencegah infeksi Sementara itu, plasma protein berfungsi menstabilkan darah dengan

mencegah pengendapan sel darah merah, mempertahankan tekanan osmotik koloid, berperan sebagai buffer dalam darah, berperan sebagai antibodi lewat fraksi gama gobulin, dan bersama faktor pembekuan berperan dalam proses pembekuan darah.

2.2.2 Korpuskuli Korpuskuli adalah elemen selular yang terdapat dalam darah. Korpuskuli terdiri atas eritrosit, leukosit dan trombosit. 2.2.2.1 Sel Darah Merah (Eritrosit) Sel darah merah (eritrosit) bentuknya seperti cakram/ bikonkaf dan tidak mempunyai inti. Ukuran diameter kira-kira 7,7 unit (0,007 mm), tidak dapat bergerak. Banyaknya kira–kira 5 juta dalam 1 mm3 (41/2 juta). Warnanya kuning kemerahan, karena didalamnya mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin, warna ini akan bertambah merah jika di dalamnya banyak mengandung oksigen.

Fungsi sel darah merah adalah mengikat oksigen dari paru–paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh dan mengikat karbon dioksida dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru–paru.

6

Pengikatan oksigen dan karbon dioksida ini dikerjakan oleh hemoglobin yang telah bersenyawa dengan oksigen yang disebut oksihemoglobin (Hb + oksigen 4 Hb-oksigen) jadi oksigen diangkut dari seluruh tubuh sebagai oksihemoglobin yang nantinya setelah tiba di jaringan akan dilepaskan: Hb-oksigen Hb + oksigen, dan seterusnya. Hb tadi akan bersenyawa dengan karbon dioksida dan disebut karbon dioksida hemoglobin (Hb + karbon dioksida Hb-karbon dioksida) yang mana karbon dioksida tersebut akan dikeluarkan di paru-paru.

Sel darah merah (eritrosit) diproduksi di dalam sumsum tulang merah, limpa dan hati. Proses pembentukannya dalam sumsum tulang melalui beberapa tahap. Mula-mula besar dan berisi nukleus dan tidak berisi hemoglobin kemudian dimuati hemoglobin dan akhirnya kehilangan nukleusnya dan siap diedarkan dalam sirkulasi darah yang kemudian akan beredar di dalam tubuh selama kebih kurang 114 - 115 hari, setelah itu akan mati. Hemoglobin yang keluar dari eritrosit yang mati akan terurai menjadi dua zat yaitu hematin yang mengandung Fe yang berguna untuk membuat eritrosit baru dan hemoglobin yaitu suatu zat yang terdapat didalam eritrisit yang berguna untuk mengikat oksigen dan karbon dioksida.

Jumlah normal pada orang dewasa kira- kira 11,5 – 15 gram dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0 mg%. Sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya terdiri dari asam amino dan memerlukan pula zat besi, sehingga diperlukan diit seimbang zat besi.

Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang, demikian juga banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila

7

kedua-duanya berkurang maka keadaan ini disebut anemia, yang biasanya disebabkan oleh perdarahaan yang hebat, penyakit yang melisis eritrosit, dan tempat pembuatan eritrosit terganggu. 

Ciri-Ciri Sel Darah Merah (Eritrosit) Pada sel darah merah memiliki beberapa ciri-ciri, yakni: a) Mempunyai rupa yaitu bulat pipih yang di bagian tengahnya cekung atau bikongkaf b) Tidak mempunyai inti sel c) Mempunyai warna merah karena mengandung hemoglobin d) Umur sel darah merah kurang lebih 120 hari e) Sel darah merah mempunyai jumlah 4-5 juta sel/mm3 darah f) Sel darah merah mempunyai diameter 7-8 um dan ketebalan 1-2 um g) Sel darah merah mempunyai sifat elastic



Fungsi Sel Darah Merah (Eritrosit) Terdapat beberapa fungsi serta peranan sel darah merah (eritrosit) pada

tubuh, antara lain yaitu: Fungsi utama eritrosit atau sel darah merah adalah mengalurkan atau menyebarkan darah yang banyak mengandung oksigen (O2) dari paru-paru ke semua jaringan tubuh. Dalam melakukan fungsinya, eritrosit mendapat bantuan dari hemoglobin (Hb), yakni substansi eritrosit yang tersusun atas rantai heme dan globin.

Rantai heme adalah senyawa besi protoporfirin yang membentuk pigmen atau bagian bebas protein dalam hemoglobin dan mempunyai peranan sebagai pengangkut oksigen (O2). Lebih lengkap dari hal diatas, eritrosit juga mempunyai peranan yang penting antara lain:

8

Sebagai dapar asam basa yang baik untuk seluruh darah. Eritrosit memiliki kandungan enzim karbonik anhidrase, yakni enzim yang memiliki fungsi sebagai peningkat kecepatan dalam mengatalisis reaksi reversibel antara karbondioksida (CO2) dan air (H2O) untuk membuat asam karbohidrat (H2CO3) dengan beribu kali lipat. Hemoglobin (Hb) sebagai substansi eritrosit mempunyai peranan dalam penangkal patogen atau bakteri melalui proses lisis dengan mengeluarkan radikal bebas yang dapat meleburkan membran sel patogen dan membuhuh bakteri. Untuk itu, dapat disebut eritrosit memiliki peranan dalam menjaga sistem kekebalan tubuh (antibodi). Eritrosit memiliki peranan dalam melebarkan pembuluh darah. Mekanisme tersebut dapat terjadi disebabkan terdapat senyawa S-Nitthrosothiol yang dilepaskan ketika Hemoglobin (Hb) mengalami deogsigenerasi.



Struktur Sel Darah Merah (Eritrosit) Struktur sel darah merah (eritrosit) norma adalah tidak mempunyai inti

dan bentuknya lempeng bikonkaf dengan garis tengah sekitar 7-8 mikrometer dan tebalnya 2,5 mikrometer, sedangkan dibagian yang sangat tebal dan sekitar 1 mikrometer di bagian tengahnya. Bentuk sel darah merah dapat berubah-ubah ketika sel melewati kapiler, tetapi perubahan bentuk itu tidak akan membuat sel mengalami ruptur. Hal tersebut dikarenakan dalam kondisi norma, sel darah merah mempunyai kelebihan membran sel untuk menampung zat didalamnya menjadikan tidak akan meregangkan membran secara hebat. Dalam sel darah merah (eritrosit) ada hemogrobin (Hb), substansi hemoglobin (Hb) tersebut yang membuat warna merah pada darah. Jumlah rata-rata sel darah merah pada setiap orang adalah 90-95 mikrometer kubik, sedangkan jumlah sel darah merah sangat tergantung dari jenis kelamin dan dataran tempat tingagl seseorang.

9

Pada pria normal, volume rata-rata sel darah merah per mikrometer kubik adalah 5.200.000 (±300.000) dan di wanita normal 4.700.000 (±300.000). Orang yang tinggal pada dataran tinggi mempunyai jumlah sel darah merah yang lebih besar daripada dengan orang yang tinggal pada dataran rendah. 

Proses Pembentukan Sel Darah Merah (Eritrosit) Proses terbentuknya sel darah merah atau eritrosit dinamakan juga

dengan eritropoiesis. Pembentukan eritrosit diregulasi oleh hormon glikoprotein yang disebut eritropoietin. Sel yang pertama yang dikenali sebagai rangkaian pembentukan eritrosit adalah proeritroblas, yang terbentuk dari sel stem CFU-E.Sesudah sel proeritroblas terbentuk, sel akan membelah dalam beberapa kali. Sel baru hasil generasi pertama dalam pembelahan dinamakan basofil eritroblas karena dapat di cat dengan warna basa. Sel tersebut terdiri dari hemoglobin yang sedikit. Pada pembelahan selanjutnya, jumlah hemoglobin yang terbentuk semakin banyak dari sebelumnya. Sel yang sudah ada di tahap ini disebut polikromatofil eritroblas. Di tahap berikutnya, jumlah hemoglobin yang terbentuk akan lebih banyak dan telah menjadi warna merah pada sel Sel dikenal dengan ortokromatik eritroblas. Di generasi selanjutnya, sel telah dipenuhi oleh Hb sampai konsentrasi 34%, nukleus menjadi pada dan mengecil dan sisanya pada akhirnya diabsorbsi dan didorong keluar dari sel.

Dalam waktu bersamaan retikulum endoplasma direabsorpsi. Sel di tahapan ini disebut retikulosit, sebab masih ada kandungan materi basofilik sedikit yang terdiri dari sisa aparatus golgi, mitokondria serta sedikit organel sitoplasma lain. Selama tahap retikulosit, sel akan berjalan dari sumsum tulang masuk mengarah pada kapiler dengan cara diapedesis (terperas melalui pori-pori membran kapiler).

10

Materi basofilik yang menjadi sisa dalam retikulosit normalnya akan menghilang dalam waktu 1-2 hari, dan selanjutnya menjadi eritrosit matur. Karena waktu hidup retikulosit pendek, membuat konsentrasinya antara seluruh sel darah normalnya sedikit kurang dari 1%. Apabila eritrosit sudah didalam sirkulasi, maka dalam kondisi normal umur sel darah merah adalah kurang lebih sekitar 120 hari. Sel darah merah yang telah tua menjadi lebih rapuh dan dapat pecah ketika di perjalanannya melalui pembuluh darah yang sempit. Beberapa eritrosit akan pecah pada limpa karena terjepit ketika pulpa merah limpa dan sebagiannya lagi akan dibongkar di hati. Hemoglobin yang terlepas dari eritrosit akan difagositosis dan dicernakan oleh sel makrofag utamanya yang berada di limpa, hati dan sumsum tulang. Berikutnya pada hati, hemoglobin diubah menjadi zat warna empedu (bilirubin) yang akan ditampung pada kantong empedu. Bilirubin mempunyai fungsi memberi warna pada feses. Zat besi yang berada di hemoglobin diangkut kemudian dilepas dan diangkut pada sumsum tulang untuk dipakai sebagai pembentukan sel darah merah atau disimpan di hati dan jaringan lain dalam ferritin. Pada tahapan pembentukan eritrosit, kadar oksigen (O2) pada udara, hormon eritopoietin, protein, cobalt (Co), tembaga (Cu), Besi (Fe) dan vitamin B12 penting memperoleh perhatian sebab hal itu adalah faktor yang dapat mempengaruhi proses tersebut.



Dampak Kelebihan Dan Kekurangan Sel Darah Merah (Eritrosit) Memiliki kelebihan darah merah pada tubuh dapat menjadi seperti hal

berikut yaitu penggumpalan darah dan kerusakan oksigen. Sedangkan untuk akibat kekurangan darah merah (eritrosit) bisa menyebabkan hal seperti antara lain: Anemia Defisiensi Vitamin, Anemia Aplastik, Penyakit Sumsum Tulang, Anemia Hemolitik, Anemia Sel Sabit.

11

2.2.2.2 Sel Darah Putih (Leukosit) Bentuk dan sifat leukosit berlainan dengan sifat eritrosit apabila kita lihat di bawah mikroskop maka akan terlihat bentuknya yang dapat berubah-ubah dan dapat bergerak dengan perantaraan kaki palsu (pseudopodia), mempunyai bermacam- macam inti sel sehingga ia dapat dibedakan menurut inti selnya, warnanya bening (tidak berwarna), banyaknya dalam 1 mm3 darah kira-kira 6000-9000.

Fungsinya sebagai pertahanan tubuh yaitu membunuh dan memakan bibit penyakit / bakteri yang masuk ke dalam jaringan RES (sistem retikuloendotel), tempat pembiakannya di dalam limpa dan kelenjar limfe; sebagai pengangkut yaitu mengangkut / membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpa terus ke pembuluh darah.

Sel leukosit disamping berada di dalam pembuluh darah juga terdapat di seluruh jaringan tubuh manusia. Pada kebanyakan penyakit disebabkan oleh masuknya kuman / infeksi maka jumlah leukosit yang ada di dalam darah akan lebih banyak dari biasanya. Hal ini disebabkan sel leukosit yang biasanya tinggal di dalam kelenjar limfe, sekarang beredar dalam darah untuk mempertahankan tubuh dari serangan penyakit tersebut. Jika jumlah leukosit dalam darah melebihi 10000/mm3 disebut leukositosis dan kurang dari 6000 disebut leukopenia.

2.2.2.3 Keping-Keping Darah (Trombosit) Trombosit merupakan benda-benda kecil yang mati yang bentuk dan ukurannya bermacam-macam, ada yang bulat dan lonjong, warnanya putih, normal pada orang dewasa 200.000-300.000/mm3.

12

Fungsinya memegang peranan penting dalam pembekuan darah. Jika banyaknya kurang dari normal, maka kalau ada luka darah tidak lekas membeku sehingga timbul perdarahan yang terus- menerus. Trombosit lebih dari 300.000 disebut trombositosis. Trombosit yang kurang dari 200.000 disebut trombositopenia.

Di dalam plasma darah terdapat suatu zat yang turut membantu terjadinya peristiwa pembekuan darah, yaitu Ca2+ dan fibrinogen. Fibrinogen mulai bekerja apabila tubuh mendapat luka. ketika kita luka maka darah akan keluar, trombosit pecah dan mengeluarkan zat yang dinamakan trombokinase. Trombokinasi ini akan bertemu dengan protrombin dengan pertolongan Ca2+ akan menjadi trombin.

Trombin akan bertemu dengan fibrin yang merupakan benangbenang halus, bentuk jaringan yang tidak teratur letaknya, yang akan menahan sel darah, dengan demikian terjadilah pembekuan. Protrombin di buat didalam hati dan untuk membuatnya diperlukan vitamin K, dengan demikian vitamin K penting untuk pembekuan darah. 

Tempat Pembentukan Trombosit Trombosit dibentuk di dalam sumsum tulang dalam bentuk yang lebih

besar yang disebut dengan megakariosit (sel dengan inti yang besar), kemudian mengalami pematangan menjadi trombosit yang tidak memiliki inti sel lagi dan beredar di peredaran darah. Masa hidup trombosit dalam peredaran darah kurang lebih 10 hari.

13



Ciri-ciri Trombosit

Trombosit memiliki beberapa ciri antara lain: 1. Sering disebut sel darah pembeku karena fungsinya dalam proses pembekuan darah. 2. Berukuran lebih kecil daripada eritrosit maupun leukosit dan tidak berinti. 3. Dalam setiap mm3 terdapat 200.000 – 400.000 trombosit. 4. Dibentuk pada sel megakariosit sumsum tulang. 5. Mempunyai waktu hidup sekitar 8 hari.

2.3 Sifat Fisik dan Komponen Darah 

Sifat fisik sel darah merah :

Eritrosit merupakan diskus bikonkaf, bentuknya bulat dengan lekukan pada sentralnya dan berdiameter 7,65 mikro meter. Eritrosit terbungkus dalam membran sel dengan permeabilitas tinggi. Membran inielastis dan fleksibel , sehingga memungkinkan eritrosit menembus kapiler.  Komposisi Sel Darah Merah Setiap eritrosit mengandung sekitar 300 juta molekul hemoglobin. Jumlah sel darah merah padalaki laki sehat berukuran rata rata adalah 4,2 sampai 5,5juta sel permilimeter kubik. Jumlah sel darah merah pada peremppuan sehat berukuran rata rata , jumlah sel darah merahnya antara 3,2 sampai 5,2 juta sel per milimeter kubik. 

Sifat fisik sel darah putih :  Granulosit

a) Neutrofil batang : bentuk muda dari neutrofil segmen yang memiliki ciri seperti tapal kuda. Neutrofil batang sering disebut dengan proses pematangan, bentuk intinya bersegmen, dan menjadi neutril segmen b) Neutril segmen : neutrofil yang intinya terdiri atasa beberapa segmen

14

c) Eosinofil memilki granula sitoplasma yang kasar dan besar. Dengan perwanaan oranye kemerahan. Sel ini memiliki nukleus berlobus dua, dan berdiameter 12-15 mikrometer. d) Basofil memiliki sejumlah granula sitoplasma besar yang bentuknya tidak beraturan dan akan berwarna keunguan sampai hitam serta memeperlihatkan nukleus berbentuk S. Diameternya sekitar 12-15 mikrometer.  Agranulosit a) Limfosit mengandung nukleus bulat berwarna biru pucat yang dikelilingi lapisan tipis sitoplasma. Ukurannya bervariasi, ukuran terkecil 5-8 mikrometer; ukuran terbesar 15 mikrometer. Berdasarkan ukurannya, limfosit terdiri atas beberpa jenis, yaitu:  Resting lymphocyte: biasanya berukuran kecil (7-10 mikron) dan hampir sama dengan ukuran eritrosit, serta inti sel berebntuk bulat atau oval.  Reactive lymphocyte: berukuran paling besar, jumlahnya meningkat bila terjadi infeksi  Large granular lymphocyte: berukuran lebih besar dibandingkan limfosit yang mengandung granula kasar azurofilik.

Ciri lain dari limfosit meliputi inti sel yang terletak dalam sel (eksentrik), kromatin kompak memadat, membran inti kurang jelas terlihat, dan butir inti (nukleoli) tidak ada, luas atau lebar sitoplasma relatif sempit, sitoplasma berwarna oxyphil, perinuclear zone umunya tidak ada, dan granula dalam sitoplasma tidak ada (kalaupun ada, granula azurofilik). Limfosit berfungsi dalam aktivitas imunitas selular dan imunitas humoral.

b) Monosit merupakan sel darah terbesar diameternya rata rata berukuran 10-22 mikrometer. Nukleusnya besar, yang dikelilingi sitoplasma .Warna sitoplasma biru keabuan pucat, warna inti kemerahan atau keunguan. Sel ini berjumlah kra-kira 3-8% dari total jumlah leukosit. Inti sel yang terletak eksentrik dan mengandung granula kromatin halus yang menekuk seperti ginjal. Kromatin tersusun lebih kasar, butir inti (nukleoli) tidak ada, luas sitoplasma lebih besar

15

dan terkadang disterai pseudopia, perinuclear zone tidak ada, granula dalam sitoplasma kadang-kadang tampak azurofilik, dan berfungsi dalam fagositosis.  Komposisi sel darah putih Sel darah putih terdiri dari 60% neutrofil, 1-3 % eusinofil, kurang dari1% basofil, 30% limfosit , 3-8% monosit.

2.4 Fungsi Umum Darah dan Komponen Darah 

Secara umum fungsi darah adalah sebagai berikut :

a) Alat transport makanan, yang diserap dari saluran cerna dan diedarkan ke seluruh tubuh. b) Alat transport oksigen (O2), yang diambil dari paru-paru atau insang untuk dibawa ke seluruh tubuh c) Alat transport bahan buangan dari jaringan ke alat-alat ekskresi seperti paruparu (gas), ginjal dan kulit (bahan terlarut dalam air) dan hati untuk diteruskan ke empedu dalam saluran cerna sebagai tinja (untuk bahan yang sukar larut dalam air). d) Alat transport alat jaringan dari bahan-bahan yang diperlukan oleh suatu jaringan yang dibuat oleh jaringan lain. e) Mempertimbangkan keseimbangan dinamis (homeostatis) dalam tubuh, termasuk di dalamnya adalah mempertahankan suhu tubuh, mengatur keseimbangan distribusi air dan mempertahankan keseimbanagan asam-basa sehingga Ph darah dan cairan tubuh tetap dalam keadaan yang seharusnya. f) Mempertahankan tubuh dari agresi benda atau senyawa asing yang umumnya selalu dianggap mempunyai potensi menimbulkan ancaman. Dengan demikian, secara garis besar dapat dikatakan bahwa fungsi darah adalah sebagai sarana transport, alat homeostatis dan alat pertahanan. 

Fungsi Komponen Darah

a) Eritrosit Fungsi utama eritrosit adalah untuk pertukaran gas. Eritrosit membawa oksigen dari paru menuju jaringan tubuh dan membawa karbon dioksida dari

16

jaringan tubuh ke paru. Sebagian besar sitoplasma eritrosit berisi hemoglobin yang mengandung zat besi Fe sehingga dapat mengikat oksigen. b) Leukosit Leukosit bertanggung hawab terhadap sistem kekebalan tubuhdan bertugas memusnahkan benda yang dianggap asing dan berbahaya bagi tubuh, seperti virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiiki bentuk yang tetap. Fungsi leukosit lebih banyak dalam jaringan. Selama berada dalam darah, leukosit hanya bersifat sementara, mengikuti aliran darah ke seluruh tubuh. Apabila terjadi peradangan padajatingan tubuh, leukosit akan bermigrasi menuju jaringan yang mengalami radang dengan cara menembus dinding pembuluh darah kapiler. Neutrofil berfungsi sebagai fagositosis, pada umunya terhadap bakteri. Bakteri yang mati karena obat-obatan antimikroba ternyata mengandung granula. Fungsi eosinofil adalah untuk fagositosis, dan menghasilkan

antibodi,

terutama terhadap antigenyang dikeluarkanparasit. sementara itu, basofil berperan besar dalamreaksi alergi dan anitgen dengan melepaskan heparin kimia dan histamin.

Berdasarkan fungsinya, limfosit dibedakan menjadi sel B dan sel T. Sel B terutama berefek pada sistem imun humoral, yang berkembang dalam sumsum tulang dan dapat ditemukan pada limfodonus, limpa, dan organ lainnya dalam darah. Setelah terjadi rangsangan dari antigen, sel B dapat berkembang menjadi sel plasma yang memproduksi antibodi. Sementara itu, monosit mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai fagosit mikroorganisme dan benda asing lainnya serta berperan dalam reaksi imun.

c) Trombosit Trombosit atau dikenal juga dengan platelet, berkontribusi terhadapproses hemostatik, melalui fungsi adhesif dan kohesif yang mengarahpada pembentukan plak hemostatik. Trombosit dapat mengaktifkan mekanisme koagulasi (pembekuan darah) melalui pajanan pada permukaan fosfoipid.

17

Selain itu, trombosit berfungsi dalam proses peradangan dan proliferatif serta remodelling jaringan dan penyembuhan luka.

2.5 Penguaraian (Destruksi Eritrosit) Jika eritrosit telah berada dalam sistem sirkulasi, maka dalam keadaan normal umurnya rata-rata 120 hari. Eritrosit yang lebih tua menjadi lebih rapuh. Jika dinding selnya sangat rapuh, maka eritrosit dapat pecah dalam perjalananya melalui pembuluh darah yang sempit. Sebagian besar eritrosit pecah di dalam limpa karena terjepit sewaktu melewati pulpa merah limpa. Hemoglobin yang terlepas dari eritrosit difagositosis dan dicernakan oleh selsel makrofag terutama yang terdapat dalam limpa, hati (sel-sel Kupffer) dan sumsum tulang. Besi (Fe) yang lepas diangkut kedalam sumsum tulang untuk membentuk eritrosit baru, atau disimpan dihati dan jaringan lain dalam bentuk ferritrin. Bagian hem-nya diubah sel-sel retikuloendotelium menjadi bilirubin (pigmen empedu).

18

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme,dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Darah terdiri dari plasma darah,sel darah merah (eritrosit),sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit) di dalam darah mengandung: 1. Air 91% , Protein : 3% (albumin, globulin, protombin dan fibrinigen) 2. Mineral : 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam fosfat, magnesium, kalsium, dan zat besi). 3. Bahan organik : 0,1% (glukosa, lemak asam urat, kreatinin, kolesterol, dan asam amino)

3.2 Saran Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.

19

DAFTAR PUSTAKA

http://fpk.unair.ac.id/webo/kuliahpdf/FISIOLOGI%20PEREDARAN%20DARAH%20%5BCompatibility%20Mod e%5D.pdf http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/ANATOMI%20FISIOLOGI.pdf www.academia.edu/6719606/ANATOMI_FISIOLOGI_DARAH staff.uny.ac.id/sites/default/files/ANATOMIFISIOLOGI.pdf

20

Related Documents

Sitologi Darah
October 2019 29
Darah
June 2020 22
Darah
May 2020 42
Darah
July 2020 20
Sitologi 1.docx
June 2020 6
Sitologi 2.docx
June 2020 7

More Documents from "refestufu"

Sitologi Darah
October 2019 29
25-penanganan Campak
August 2019 52
Bor, Los, Toi.ppt
May 2020 30
Makalah Facebook
June 2020 38
Sk-kebijakan-mutu.docx
June 2020 43