BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Dalam pengertian yang luas, rumah bukan hanya sebuah bangunan (struktural), melainkan juga tempat kediaman yang memenuhi syarat-syarat kehidupan yang layak, dipandang dari berbagai segi kehidupan masyarakat. Selain berfungsi sebagai tempat tinggal, rumah tinggal juga memiliki fungsi yang lain seperti tempat melakukan kegiatan sehari-hari, tempat beristirahat, tempat berlindung dan lain-lain. Untuk menunjang aktivitas dari penghuni rumah, terdapat beberapa sistem yang perlu direncanakan dengan baik di dalam area rumah tinggal. Sistem yang dimaksud yaitu sistem plambing, sistem sampah, pencahayaan alami dan buatan, penghawaan alami dan buatan, dan sistem transportasi bangunan (non mekanis). Pada makalah ini kami akan membahas mengenai pencahayaan pada sebuah bangunan yang kami observasi. Pencahayaan pada bangunan memiliki beberapa dampak baik dari segi suhu ruangan maupun visual ruangan. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam memaksimalkan pencahayaan pada sebuah ruang terutama pencahayaan alami.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan pada penjelasan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat kami
jabarkan diantaranya : 1.2.1
Apa yang dimaksud dengan sistem pencahayaan ?
1.2.2
Apa saja fungsi dari pencahayaan dalam ruang ?
1.2.3
Bagaimana sistem pencahayaan pada bangunan objek observasi ?
1.2.4
Bagaimana perhitungan kapasitas cahaya pada objek observasi?
1
1.3
Manfaat Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah yang dijabarkan di atas, manfaat penyusunan
makalah ini diantaranya : 1. Pembaca dapat mengetahui pengertian dari sistem pancahayaan 2. Pembaca dapat mengetahui fungsi dari pencahayaan dalam ruang 3. Pembaca dapat mengetahui bagaimana sistem pencahayaan pada bangunan yang digunakan sebagai objek observasi 4. Pembaca dapat mengetahui bagaimana perhitungan kapasitas cahaya pada objek observasi 1.3
Tujuan Penulisan Agar pembaca dapat mengetahui apa yang dimaksud sistem pencahayaan alami dan bagaimana sebaiknya menerapkan sistem pencahayaan alami pada sebuah bangunan
2
BAB II METODE PENGUMPULAN DATA 2.1
Metode Pengumpulan Data Pembahasan tugas ini dilakukan dengan cara diskusi antar anggota kelompok dan juga pencarian data melalui referensi-referensi yang ada, misalnya dari buku dan internet. Penyusunan tugas ini dilakukan dengan teknik deskriptif kualitatif, yaitu pembahasan secara menyeluruh dan detail mengenai suatu yang dijadikan pokok bahasan. Selain itu kami juga mencantumkan beberapa buah gambar sebagai referensi tambahan bagi pembaca.
2.2 Objek Observasi
Gambar 2.2.1 Tampak Depan Rumah Sumber : Dokumentasi Pribadi
2.2.1. Fungsi dan Keterangan Objek Objek merupakan sebuah bangunan dengan fungsi sebagai rumah tinggal. Rumah tinggal ini adalah milik seorang wirausaha bernama Bapak Surya Adinatha. Rumah ini selain difungsikan sebagai rumah tinggal juga di bagian depan rumah dimanfaatkan sebagai took dari usaha pemiliknya, yaitu sebagai pedagang telur dan pakan ternak yang bernama UD. Surya Mas. Rumah memiliki 3 lantai dengan pembagian pada lantai dasar dan lantai 2 sebagai fungsi utama aktivitas pengguna dan pada lantai 3 lebih difungsikan sebagai area servis pengguna.
3
2.2.2. Kapasitas Objek Objek rumah ini dihuni oleh sekeluarga dengan sepasang suami istri, dengan 3 orang anak serta 2 orang pembantu rumah tangga. 2.2.3. Lokasi Objek Lokasi objek terletak di Jalan mawar, Banjar Gerokgak Gede, Tabanan, Bali
Gambar 2.2.2 Peta Pulau Bali Sumber : https://www.google.co.id/maps
Gambar 2.2.3 Peta Kabupaten Tabanan Sumber : https://www.google.co.id/maps
Gambar 2.3 Lokasi Objek Sumber : https://www.google.co.id/maps
4
BAB III PEMBAHASAN
3.1
Sistem Pencahayaan Sistem pancahayaan pada bangunan dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan sumber cahayanya. Diantaranya yaitu pencahayaan alami yang menggunakan sinar matahari langsung sebagai sumber cahaya dan pencahayaan buatan yang menggunakan alat penerangan buatan seperti lampu atau api sebagai sumber cahaya. Pencahayaan alami dapat diartikan sebagai cahaya yang masuk kedalam ruangan pada bangunan yang berasal dari cahaya matahari. Sebelum masuk kedalam ruangan melalui bukaan, cahaya ini dapat diproses terlebih dahulu dengan menggunakan “shading”. Shading dimaksud sebagai penyaring cahaya yang masuk kedalam ruangan sehingga menghasilkan kualitas pencahayaan pada ruangan yang diinginkan. Dalam sebuah rumah tinggal, sinar matahari ini dapat digunakan sebagai sumber penerangan alami maupun untuk sumber energi. Untuk bangunan yang menghadap ke arah Timur, sebaiknya sinar matahari yang masuk hanya sebatas sinar matahari pukul 09.00 atau sinar matahari dengan sudut sekitar 45°. Lebih dari pukul 10.00, sinar matahari yang masuk ke dalam rumah sebaiknya dihalangi dengan membuat teritisan yang cukup panjang dan mengatur posisi ketinggian jendela terhadap lantai. Posisi ketinggian jendela dan panjang teritisan yang efisien untuk memasukkan sinar matahari sebagai pencahayaan alami yang ideal. Kemudian secara umum, pada sisi Selatan dan Utara rumah sebaiknya dibuatkan jendela semaksimal mungkin, agar cahaya dari terang langit dapat masuk dan menerangi ruangan dalam rumah dengan sempurna. Untuk membuat pencahayaan alami di ruang-ruang yang ada di bagian tengah rumah dan terhimpit di antara ruang-ruang, dapat diterapkan pembuatan perbedaan ketinggian atap. Alternatif lain adalah dengan menggunakan genteng kaca atau atap fiberglass. Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya selain cahaya alami. Pencahayaan buatan sangat diperlukan apabila posisi ruangan sulit dicapai oleh pencahayaan alami atau saat pencahayaan alami tidak mencukupi. 5
Pencahayaan buatan dalam sebuah bangunan biasanya dengan menggunakan bantuan lampu, lilin, oblek ataupun obor. Pencahayaan buatan sangat diperlukan ketika pencahayaan alami tidak berfungsi, seperti pada waktu malam hari. Maka pencahayaan secara buatan yang berfungsi sebagai penerang dalam suatu bangunan. Menurut Darmasetiawan dan Puspakesuma (1-9), dalam merencanakan pencahayaan yang baik, ada 5 kriteria yang harus diperhatikan, yaitu: 1. Kuantitas cahaya (lighting level) atau tingkat kuat penerangan 2. Distribusi kepadatan cahaya (luminance distribution) 3. Pembatasan agar cahaya tidak menyilaukan (limitation of glare) 4. Arah pencahayaan dan pembentukan bayangan (light directionality and shadows) 5. Warna cahaya dan refleksi warna (light colour and colour rendering) 3.2
Fungsi Pencahayaan dalam Ruang Pencahayaan memiliki 3 fungsi utama (Code for Lighting 1) yaitu menjamin keselamatan penggunan interior, memfasilitasi performa visual, dan memperbaiki atmosfer lingkungan visual. Pencahayaan yang baik adalah pencahayaan yang memenuhi 3 kebutuhan dasar manusia yaitu kenyamanan visual, performa visual, dan keamanan (Code for Lighting 28).
3.3
Hasil Observasi Pada rumah tinggal ini sangat memaksimalkan pencahayaan secara alami. Dapat dilihat pada beberapa bagian atapnya menggunakan kaca agar cahaya matahari dapat masuk lebih banyak pada pagi hingga siang hari. Akan tetapi metode ini tidak disarankan dalam daerah yang memiliki iklim tropis karena dapat meningkatkan suhu pada ruangan sehingga ruangan bisa menjadi panas. Pada gambar 3.3.2 cahaya matahari
Gambar 3.3.1 Jendela pada plafond kamar mandi Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 3.3.2 Jendela pada plafond taman di lantai 1 Sumber : Dokumentasi Pribadi 6
langsung sangat diperlukan karena dibawahnya terdapat taman dimana tanamannya memerlukan banyak cahaya matahari. Rumah ini memiliki jendela dengan ukuran yang relatif besar. Bangunan rumah ini menghadap ke timur dan jendela banyak ditempatkan pada sisi timur bangunan sehingga sinar matahari pagi yang masuk kerumah ini cukup banyak. Jendela-jendela pada rumah ini tidak hanya menggunakan satu jenis jendela tapi juga memiliki beberapa jenis jendela yang berbeda
Gambar 3.3.3 Jendela dengan kaca hitam dan 2 daun jendela Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 3.3.4 Jendela dengan kaca hitam dan 3 daun jendela Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 3.3.5 Jendela dengan kaca bening dan 4 daun jendela Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 3.3.6 Jendela dengan kaca bening dan 2 daun jendela Sumber : Dokumentasi Pribadi
7
Selain menggunakan jendela, ventilasi juga bisa digunakan sebagai bukaan tempat masuknya sinar matahari. Ventilasi yang dimaksud adalah ventilasi yang terlepas dari pintu dan jendela. Ventilasi bisa digunakan sebagai tempat masuknya sinar pada ruangan yang memungkinkan menggunakan jendela, misalnya kamar mandi.
Gambar 3.3.7 Ventilasi berbahan tanah liat dan glass box Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 3.3.8 Ventilasi pada dapur berbahan kayu Sumber : Dokumentasi Pribadi
3.4 Perhitungan Cahaya yang Masuk Kapasitas cahaya yang ideal untuk sebuah ruangan di dalam rumah adalah 125 lux sehingga pengguna ruang bisa merasa nyaman. Cahaya yang masuk ke ruangan dapat dihitung dengan dengan perbandingan antara luas ruangan dengan luas jendela kemudian dikali kebutuhan cahaya (1500 lux). Berikut adalah tabel perhitungan cahaya yang masuk ke ruangan yang terdapat di objek yang kami observasi apakah sudah tercukupi atau belum.
Gambar 3.4.1 Ukuran Jendela Sumber : Dokumentasi Pribadi
8
Gambar 3.4.2 Denah Rumah Lantai 1 Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 3.4.3 Denah Rumah Lantai 2 Sumber : Dokumentasi Pribadi
9
Tabel 3.4.1 Perhitungan Masuknya Cahaya ke Ruangan Nama Ruang
Luas Ruang (m²)
Luas Jendela (m²)
Perbandingan Luas
Kamar Tidur 33,28 Utama R. Tamu 26,66
2,995
R. Makan
31,2
3,91
Dapur
20,3
3,995
2,995/33,28 = 0,089 10,45/26,66 = 0,39 3,91/31,2 = 0,125 3,995/20,3 = 0,196 0,39/6,4 = 0,06 10,455/52 = 0,2 2,635/26 = 0,101 2,635/29,12 = 0,09 2,635/22,4 = 0,117
10,45
Kamar Mandi 6.4
0,39
Ruang Keluarga Kamar Tidur Anak 1 Kamar Tidur Anak 2 R. Ibadah
52
10,455
26
2,635
29.12
2,635
22,4
2,635
Kebutuhan Keterangan Cahaya (dikali 1500 lux) 133,5 Tercukupi 588
Tercukupi
188
Tercukupi
295
Tercukupi
91,4 301
Tidak tercukupi Tercukupi
152
Tercukupi
135
Tercukupi
176
Tercukupi
Dari tabel diatas kita dapat mengetahui sebagian besar ruangan di objek yang kami observasi sudah mencukupi kapasitas cahaya ideal. Hanya pada kamar mandi saja yang cahaya kurang sehingga perlu bantuan dari pencahayaan buatan lebih banyak dibanding ruang lainnya.
10
BAB IV KESIMPULAN
4.1
Pengertian Pencahayaan
Dari pembahasan diatas, sistem pencahayaan dapat dibagi menjadi dua berdasarkan sumbernya : - Pencahayaan alami yang sumbernya dari sinar matahari - Pencahayaan buatan yang sumbernya dari lampu atau api
4.2
Fungsi Pencahayaan
Pencahayaan memiliki tiga fungsi utama diantaranya yaitu : 1. menjamin keselamatan penggunan interior, 2. memfasilitasi performa visual, dan 3. memperbaiki atmosfer lingkungan visual.
4.3
Sistem Pencahayaan pada Objek Observasi Sistem pencahayaan alami pada rumah ini banyak memanfaatkan sinar matahari di pagi hari karena rumah ini menghadap ke timur dan bukaan banyak ditempatkan di sisi timur. Ukuran jendela pada rumah ini relatif besar. Pada bagian atap terdapat jendela mati sebagai tempat masuknya cahaya ini juga dapat membantu pencahayaan dalam ruangan. Tetapi, jika diberikan kaca diatap, suhu ruangan bisa meningkat karena metode ini tidak disarankan di daerah tropis seperti di Indonesia. Kapasitas cahaya yang ideal untuk sebuah rumah tinggal adalah 125 lux dan dari objek yang kami observasi kapasitas cahayanya sudah mencukupi. Akan tetapi ada beberapa ruangan yang belum mencukupi kapasitas cahaya yang ideal.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://teknikelektronika.com/jenis-jenis-lampu-listrik-simbol-lampu/
http://sikil-rayapen.blogspot.co.id/2014/09/macam-macam-lampu-listrik-dan-armatur
http://uun-halimah.blogspot.co.id/2007/12/lampu-gantung-perunggu-di-jawa
12