M a t a K u l i a h : D O K U M E N TAS I K E P E R A WATAN
MODUL PEMBELAJARAN SISTEM
INFORMASI KESEHATAN DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
Tim Penyusun : Abdul Majid Taqiyuddin Regita Aninda Putri Meriana Sukmawati Titis Pangestuti Miladia Fitriani Eguh Adi Prasetyo Sheren Evariani Yunitasari Khusna Safarina Fauziyah Muhammad Badrudin Ismatul Fikriya Nurul Nada Ani Rizki
Prodi DIII Keperawatan Pekalongan VISI DAN MISI PRODI DIII KEPERAWATAN PEKALONGAN 1
M a t a K u l i a h : D O K U M E N TAS I K E P E R A WATAN
VISI: M e n j a d i k an Prodi K e p e r a w a t an Pekalongan ya n g m e n g h a s i l k a n t e n a g a k e p e r a w a t a n u n g g u l d a l a m k ep e r a w a t an g a w a t d a r u r a t b e r b a s i s k e a r i f a n l o ka l d a n d i a k u i internasional 2025
MISI: 1. Meaksanakan tri dharma perguruan tinggi sesuai perkembangan dan kebutuhan masyarakat berdasarkan sistem penjamin mutu poltekkes kemenkes semarang 2. Melaksanakan, mengembangkan pengelolaan program studi secara terus menerus dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas, berdaya saing tingi dan berbudi pekerti luhur 3. Menghasilkan lulusan D III Keperawatn yang kompeten yang unggul dalam pengelolaan keparawatan kegawat daruratan 4. Mengembangkan jejaring dengan pengguna lulusan, baik berskala lokal, regional, nasional maupun internasional.
SASARAN MUTU: Sarmut I a . Te r w u j u d n y a p e n y e l e n g g a r a a n p e n d i d i k a n s e s u a i standar pelayanan pendidikan (standar ISO 9001:2008) 2
M a t a K u l i a h : D O K U M E N TAS I K E P E R A WATAN
b . Te r s e l e n g g a r a n y a p e n g e m b a n g a n S D M Sarmut II a . Te r l a k s a n a n y a k e g i a t a n p e n e l i t i a n k e s e h a t a n o l e h setiap dosen minimal sekali dalam satu tahun b. Keikutsertaan kegiatan proceeding penelitian baik tingkat nasional minimal setahun sekali c . Te r s e l e n g g a r a n y a s o s i a l i s a s i h a s i l p e n e l i t i a n d a n implementasinya kepada mahasiswa dan masyarakat d . Te r s u s u n n y a r o a d m a p p e n e l i t i a n p r o g r a m s t u d i Sarmut III a . Te r s u s u n n y a r e n c a n a p r o g r a m p e n g a b d i a n k e p a d a masyarakat b . Te r l a k s a n a n y a k e g i a t a n p e n g a b d i a n k e p a d a masyarakat minimal sekali setiap semester c . Te r b a n g u n n y a k e r j a s a m a l i n t a s p r o g r a m d a n s e k t o r a l dalam program pemerintah untuk pembangunan kesehatan masyarakat d. Mengadakan pelatihan workshop terkait hasil penelitian pada kegiatan pengabdian masyarakat Sarmut IV a . Te r c i p t a n y a k e g i a t a n p e m b e l a j a r a n d e n g a n a m a n , tertib, bebas dari suasana keributan / kebisingan b. Meningkatnya motivasi belajar mahasiswa di lingkungan kampus c. Berjalannya kegiatan kemahasiswaan yang dapat meng-akomodir terhadap kreativitas mahasiswa d . Te r s e d i a n y a s i s t e m k e a m a n a n d a n k e s e l a m a t a n b a g i seluruh civitas akademika e . Te r c i p t a n y a p e g a u l a n s o s i a l a k a d e m i k y a n g menyensngkan bagi seluruh civitas akademika. 3
M a t a K u l i a h : D O K U M E N TAS I K E P E R A WATAN
KATA PENGANTAR Alhamdulillah dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Modul Pembelajaran dokumentasi keperawatan telah dapat diselesaikan. Modul pembelajaran ini disusun untuk memfasilitasi pembelajar dalam membantu dan mengarahkan belajar mahasiswa sehingga memiliki kemampuan internal untuk belajar secara mandiri. Modul pembelajaran ini akan mengkondisikan mahasiswa belajar secara mandiri karena dikemas secara interaktif yang didalamnya tersedia alat ukur (soalsoal latihan dan tugas uji kompetensi dan sekaligus ber-feedback langsung terhadap kesalahan yang dijawabkan mahasiswa dan mampu mengoreksi secara cepat berkenaan seberapa tinggi keberhasilan mahasiswa dalam mempelajari unit materi tertentu. Ucapan terima kasih dan penghargaan disampaikan kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan modul ini. Akhirnya, penulis berharap modul pembelajaran ini dapat digunakan untuk mendukung belajar mahasiswa secara optimal dan bagi semua pihak yang membutuhkan. Pekalongan, September 2017 Penulis
DAFTAR ISI Vi s i & M i s i P o l t e k k e s K e m e n k e s S em a r a n g … … … … … . . 4
M a t a K u l i a h : D O K U M E N TAS I K E P E R A WATAN
K a t a P e n g a n t ar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Daftar Isi ................................................................ Ti n j a u a n U m u m M a t a k u l i a h … … … … … … … … … … … … . . M AT E R I I NT I M O D U L … … … … … … … … . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . M O D U L M AT E R I 1 : P R E E KL A M S I A Deskripsi singkat................................................. Tu j u a n / K o m p e t e n s i . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . I n d i k a t or b e l a j a r . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Kegiatan Pembelajaran......................................... Uraian Materi...................................................... Pokok Bahasan & Sub Pokok Bahasan 1 Latihan .......................................................... Rangkuman .......................... .............................. Te s F o m a t i f . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . D a f t a r r ef e r e n s i . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5
M a t a K u l i a h : D O K U M E N TAS I K E P E R A WATAN
TINJAUAN UMUM MK Dokumentasi keperawatan adalah pengumpulan, penyimpanan dan desiminasi informasi guna mempertahankan sejumlah fakta yang penting secara terus – menerus pada suatu waktu, terhadap sejumlah kejadian .Pendapat lain menjelaskan bahwa dokumentasi adalah suatu catatan kegiatan yang dapat d i p e rg u n a k a n untuk mengungkapakn suatu fakta yang aktual dan dapat dipertanggung jawabkan. Dan menurut Setyowaty dan Kemala Rita dijelaskan bahwa dokumentasi keperawatan merupakan bukti pelayanan keperawatan profesional, karena dengan dokumentasi semua aspek baik pengobatan dan perawatan yang dilakukan oleh tim kesehatan tertulis dengan teratur sehingga dapat membuat gambaran kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan. http://pmkes.blogspot.co.id/2010/04/asuhan-keperawatandengan-pre-eklamsia.html h t t p : / / a s k e p j a d i . b l o g s p o t . c o. i d / 2 0 1 3 / 0 9 / a s k e p pre-eklamsia.html
6
M a t a K u l i a h : D O K U M E N TAS I K E P E R A WATAN
MATERI INTI MODUL Sejak ditetapkannya Indonesia Sehat 2010 sebagai visi Kesehatan, maka Indonesia telah menetapkan pembaharuan kebijakan dalam pembangunan kesehatan, yaitu paradigma sehat yang inti pokoknya adalah menekankan pentingnya kesehatan sebagai hak asasi manusia, kesehatan sebagai investasi bangsa dan kesehatan sebagai titik sentral pembangunan nasional. Untuk mendukung keberhasilan pembaharuan kebijakan pembangunan tersebut telah disusun Sistem Kesehatan Nasional yang baru yang mampu menjawab dan merespon berbagai tantangan pembangunan kesehatan masa kini maupun untuk masa mendatang. Penyelenggaraan sistem kesehatan dituangkan dalam berbagai program kesehatan melalui siklus perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta pertanggungjawaban secara sistematis, berjenjang dan berkelanjutan. Dalam kaitannya dengan Sistem Kesehatan ini, maka daerah pun perlu menetapkan sistem kesehatannya sebagai sub sistem dari sitem pemerintahan daerah, yang penyelenggaraannya disesuaikan dengan aspirasi, potensi, serta kebutuhan setempat dengan memperhatikan prioritas pembangunan kesehatan masing-masing.
MODUL MATERI 1 PERSALINAN NORMAL
DESKRIPSI SINGKAT Petunjuk pengisian: Tuliskan gambaran singkat dari pokok bahasan/ materi yang akan disajikan.
7
M a t a K u l i a h : D O K U M E N TAS I K E P E R A WATAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
Petunjuk pengisian: Tuliskan Tujuan Pembelajaran Umum dan Tujuan Pembelajaran Khususnya.
Indikator Pembelajaran
Petunjuk Pengisian: Tuliskan kompetensi yang diharapkan dan indikator ketercapaiannya. Contoh: No 1.
Kompetensi Dasar Menjelaskan konsep dasar persalinan
Indikator a. b. c. d. e. f. g. h. i. j.
Menjelaskan pengertian Meningitis Menjelaskan Etiologi meningitis Menjelaskan Patofisiologi meningitis Menggambarka Patway Keperawatan Meningitis Menjelaskan tandadan gejala meningitis Membuat pengkajian keperawatan Menigitis Mendiagnose kepetawatan Meningitis Membuat tujuan dan intervensi keperawatan meningitis Melaksanakan Implementasi keperawatan meningitis Melaksanakan Evaluasi Keperawatan meningitis
Kegiatan pembelajaran
Petunjuk Pengisian: Tuliskan secara singkat kegiatan dalam pembelajaran (kegiatan pebelajar/dosen & kegiatan pembelajar). Misal: langkah 1 penyiapan proses pembelajaran, langkah kedua 8
M a t a K u l i a h : D O K U M E N TAS I K E P E R A WATAN
pokok bahasan & sub pokok bahasan, langkah ke tiga rangkuman dan evaluasi.
URAIAN MATERI A. Awal Mula Sistem Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan 9
M a t a K u l i a h : D O K U M E N TAS I K E P E R A WATAN
Sejak ditetapkannya Indonesia Sehat 2010 sebagai visi Kesehatan, maka Indonesia telah menetapkan pembaharuan kebijakan dalam pembangunan kesehatan, yaitu paradigma sehat yang inti pokoknya adalah menekankan pentingnya kesehatan sebagai hak asasi manusia, kesehatan sebagai investasi bangsa dan kesehatan sebagai titik sentral pembangunan nasional. Untuk mendukung keberhasilan pembaharuan kebijakan pembangunan tersebut telah disusun Sistem Kesehatan Nasional yang baru yang mampu menjawab dan merespon berbagai tantangan pembangunan kesehatan masa kini maupun untuk masa mendatang. Penyelenggaraan sistem kesehatan dituangkan dalam berbagai program kesehatan melalui siklus perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta pertanggungjawaban secara sistematis, berjenjang dan berkelanjutan. Dalam kaitannya dengan Sistem Kesehatan ini, maka daerah pun perlu menetapkan sistem kesehatannya sebagai sub sistem dari sitem pemerintahan daerah, yang penyelenggaraannya disesuaikan dengan aspirasi, potensi, serta kebutuhan setempat dengan memperhatikan prioritas pembangunan kesehatan masing-masing. Dalam rangka pengendalian sistem kesehatan yang bertujuan untuk memantau dan menilai keberhasilan penyelenggaraan secara berjenjang dan berkelanjutan, digunakan tolok ukur atau indikator pembangunan kesehatan baik tingkat nasional maupun tingkat daerah. Sehubungan dengan hal ini maka perlu dikembangkan sistem informasi kesehatan nasional dan kesehatan daerah yang terpadu yang mampu menghasilkan data/informasi yang akurat, tepat waktu dan lengkap, sehingga mampu menjadi bagian utama dari pengambilan keputusan. Meskipun kebutuhan pada data/informasi yang akurat makin meningkat, namun ternyata sistem informasi yang ada saat ini masih belum dapat menghasilkan data yang akurat, lengkap dan tepat waktu. Berbagai masalah masih dihadapi dalam penyelenggaraan sistem informasi kesehatan, diantaranya adalah belum adanya persepsi yang sama diantara penyelenggara kesehatan terutama pennyelenggara sistem informasi kesehatan tentang Sistem Informasi Kesehatan. Penyelenggaraan sistem informasi kesehatan itu sendiri masih belum dilakukan secara efisien. “Redundant” data, duplikasi kegiatan, tidak efisiennya penggunaan sumber daya masih terjadi. Hal ini karena adanya “overlapping” kegiatan dalam pengumpulan, pengolahan data, disetiap unit kerja baik di tingkat pusat
10
M a t a K u l i a h : D O K U M E N TAS I K E P E R A WATAN
maupun tingkat daerah. Kegiatan pengelolaan data/informasi belum terintegrasi dan terkoordinasi dengan baik. Dengan telah ditetapkannya UU nomor 22 tentang Otonomi Daerah, dimana daerah harus mengembangkan dan melakukan sendiri upaya kesehatan, maka Sistem Informasi Kesehatan di Kabupaten/Kota akan lebih penting peranannya. Sistem ini harus mampu menghasilkan data atau informasi yang memadai untuk menunjang perencanaan, pelaksanaan, pengendalian serta untuk evaluasi berbagai kegiatan kesehatan tingkat kabupaten/kota. Dengan melihat kebutuhan akan pentingnya data yang akurat maka Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan mengupayakan sebuah sistem informasi kesehatan yang terintegrasi dengan semua lini sehingga duplikasi data/informasi ataupun duplikasi kegiatan pengumpulan, pengolahan data baik di Puskesmas, maupun di Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan tidak terjadi lagi. Dimasa depan, Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan seyogyanya bisa memiliki Bankdata yang dapat diakses oleh para pengelola program kesehatan propinsi ataupun pengelola program di tingkat pusat. Dengan demikian, maka pengembangan sistim informasi kesehatan daerah (SIKDA) diharapkan merupakan pengembangan sistem informasi kesehatan yang menyeluruh dan terintegrasi di setiap tingkat administrasi kesehatan, yang akan menghasilkan data/informasi yang akurat yang dapat menunjang Kabupaten Pekalongan Sehat. Pengembangan sistem informasi kesehatan tersebut harus sejalan dengan kebijakan desentralisasi sebagaimana diatur dalam UU nomor 22 tahun 1999, yang antara lain kewenangannya dalam sistem informasi kesehatan adalah dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Pemerintah Kabupaten/Kota melakukan penyelenggaraan sistem informasi kesehatan kabupaten/kota. 2. Pemerintah Propinsi melakukan bimbingan dan pengendalian, dan penyelenggaraan sistem informasi kesehatan propinsi. 3. Pemerintah Pusat membuat kebijakan nasional, bimbingan pengendalian, dan penyelenggraan sistem informasi kesehatan nasional. B. Permasalahan Yang Dihadapi
11
M a t a K u l i a h : D O K U M E N TAS I K E P E R A WATAN
Untuk mewujudkan Sistem Informasi Kesehatan yang diharapkan, sampai saat ini masih dijumpai sejumlah permasalahan yang bersifat klasik antara lain: 1. Sistem Informasi Kesehatan masih terfragmentasi. Seperti telah disebutkan terdahulu bahwa Dinas Kesehatan saat ini mempunyai berbagai Sistem Informasi Kesehatan yang berkembang sejak lama, tetapi satu dengan lain tidak terintegrasi. 2. Kemampuan pemegang program yang dimiliki belum memadai. Walaupun aplikasi telah di kembangkan sejak tahun 2007, tetapi fakta menunjukan bahwa pemegang program SIKDA Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan belum memiliki kemampuan yang memadai khususnya dalam pengembangan Software lanjutan. 3. Pemanfaatan data dan informasi oleh manajemen belum optimal Sistem Infromasi dengan manajemen adalah ibarat sistem saraf dengan jaringan tubuh. Sistem saraf yang baik tidak ada gunanya bila jaringan tubuhnya tidak baik. Selama ini manajemen kesehatan yang dipraktekan khususnya di tingkat operasional tidaklah berjalan dengan baik. Contohnya Puskesmas mengalami kelebihan beban karena adanya keharusan melaksanakan sedemikian banyak program. Akibatnya data dan informasi yang dihasilkan tidak akurat dan “up to date”, karena yang dilakukan adalah sekedar memenuhi tuntutan dari pemegang program tingkat Kabupaten. 4. Pemanfaatan data dan informasi kesehatan oleh masyarakat kurang berkembang. Akibat pengadaan data dan informasi bidang kesehatan yang tidak akurat dan “up to date”, maka respons masyarakat terhadap data dan informasi yang disediakan oleh Dinas Kesehatan sangatlah kurang. 5. Pemanfaatan teknologi telematika belum optimal Hal ini lebih disebabkan karena investasi untuk teknologi telematika yang begitu besar belum dapat dijamin akan menghasilkan manfaat yang sepadan karena faktor SDM yang belum memadai. 6. Dana untuk pengembangan Sistem Informasi Kesehatan terbatas Sadar atau tidak sadar maka Sistem Informasi Kesehatan selain Investasinya memerlukan biaya besar, pemeliharaannya juga memerlukan biaya yang tidak sedikit. Dalam pengalokasian dana saat ini maka biaya pemeliharaan sistem ini tergolong sangat kecil karena masih belum adanya
12
M a t a K u l i a h : D O K U M E N TAS I K E P E R A WATAN
pemahaman yang lebih jauh dari para stakeholder akan pentingnya sebuah system informasi. 7. Kurangnya kesadaran akan pentingnya sebuah data. Tidak di pungkiri bahwa untuk mengelola SIKDA di Puskesmas dalam prosesnya mengajak semua lini pemberi pelayanan untuk ikut langsung dalam system, namun dengan kebiasaan yang kurang memandang pentingnya sebuah data maka banyak user yang enggan untuk melakukannya. 8. Perangkat keras (hardware yang mendukung) Aplikasi SIKDA Kabupaten Pekalongan di buat dengan system On Line untuk mendapatkan data yang real time dan Up to date, semua unit yang ada di dalam Jajaran Dinas Kesehatan di usahakan untuk bisa include dengan SIKDA, sehingga di butuhkan perangkat keras yang mendukung, namun dengan minimnya anggaran yang tersedia unit-unit hardware yang seharusnya diganti hanya bisa di perbaiki dengan system kanibal. 9. Perlunya akan Komitmen bersama. Satu hal yang paling penting adalah sebuah komitmen bersama untuk bisa memajukan SIKDA, komitmen yang dilandasi semangat untuk maju dan saling mendukung yang memungkinkan untuk berkembangnya SIKDA, namun selama ini untuk merubah maindset yang sudah tertanam dalam pengelola di setiap Unit Pelayanan Terpadu (UPT) agar bisa mengkomputerisasikan semua pelaporan secara sistematik sangatlah tidak mudah. C. Visi & Misi Kabupaten Pekalongan Sehat akan tercapai dengan baik apabila didukung oleh tersedianya data dan informasi yang akurat dan disajikan secara cepat dan tepat waktu. Atau dengan kata lain, pencapaian Kabupaten Pekalongan Sehat memerlukan dukungan informasi yang dapat diandalkan (reliable). Atas dasar pertimbangan tersebut, maka Visi Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) Kabupaten Pekalongan adalah INFORMASI KESEHATAN AKURAT 2013 (Accurate Health Information 2013). Untuk dapat mewujudkan Visi tersebut, maka Misi dari pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Daerah Kabupaten Pekalongan adalah: 13
M a t a K u l i a h : D O K U M E N TAS I K E P E R A WATAN
1. Mengembangkan pengelolaan data yang meliputi pengumpulan, penyimpanan, pengolahan, dan analisis data. 2. Mengembangkan pengemasan data dan informasi dalam bentuk BANKDATA, Profil Kesehatan, dan kemasan-kemasan informasi khusus. 3. Mengembangkan jaringan kerjasama pengelolaan data dan informasi kesehatan. 4. Mengembangkan pendayagunaan data dan informasi kesehatan. D. Kebijakan Penyelenggaraan Misi dalam rangka mencapai Visi tersebut di atas perlu memperhatikan rambu-rambu dalam koridor Kebijakan sebagai berikut: 1. SIKDA dikembangkan dalam kerangka desentralisasi untuk mewujudkan Otonomi Daerah di bidang kesehatan guna mencapai Indonesia Sehat pada umumnya dan Kabupaten Pekalongan Sehat pada khususnya. Oleh karena itu, pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Daerah Kabupaten Pekalongan untuk menciptakan kemampuan menyediakan data dan informasi yang diperlukan dalam tujuan mencapai Kabupaten Pekalongan Sehat. 2. SIKDA bukanlah suatu sistem yang berdiri sendiri, melainkan merupakan bagian dari Sistem Kesehatan. Oleh karena itu, Sistem Informasi Kesehatan Daerah merupakan bagian dari Sistem Kesehatan di Dinas Kesehatan dan jajarannya. 3. SIKDA dibangun dari himpunan atau jaringan Sistem-sistem Informasi Kesehatan yang ada di tingkat Puskesmas dan terintegrasi dengan system pelaporan yang ada disetiap program dalam lingkup Kabupaten Pekalongan. 4. Pusat Jaringan dari Sistem Informasi Kesehatan Daerah Kabupaten Pekalongan adalah Dinas Kesehatan. Sedangkan Anggota-anggota Jaringannya adalah: (1) Puskesmas, (2) Puskesmas-puskesmas Pembantu, (2) Pos Kesehatan Desa (PKD), (3) Unit Rawat Inap, (4) Unit Rawat Jalan, (5) Posyandu, (6) Poskestren, (7) Pusling, (8) Dinas kependudukan dan catatan sipil (9) Rumah Sakit.dll. 5. SIKDA yang efektif harus dapat menyediakan data dan informasi yang mendukung proses pengambilan keputusan Kabupaten, maupun di tingkat unit-unit kesehatan. Dengan demikian Sistem Informasi 14
M a t a K u l i a h : D O K U M E N TAS I K E P E R A WATAN
Kesehatan di setiap tingkat/unit harus sesuai dengan struktur manajemen kesehatan yang berlaku di tingkat/unit tersebut. 6. Untuk pencapaian Pekalongan Sehat dilakukan dengan pendekatan multi-sektor dan peningkatan peran masyarakat (termasuk swasta) melalui Forum-forum Kerjasama. Oleh karena itu, pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Daerah Kabupaten Pekalongan harus dilandaskan kepada kebutuhan informasi yang mendukung upaya penting Forum-forum Kerjasama dalam rangka mencapai Kabupaten Pekalongan Sehat (critical success factors). 7. Dalam rangka SIKDA perlu dikembangkan dan dibina aliran data rutin dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan. Tidak semua data yang ada di Puskesmas mengalir ke Dinas Kesehatan dan tidak semua data yang ada di Dinas Kesehatan mengalir ke Dinkes Propinsi atau ke Departemen Kesehatan. Dengan demikian maka aliran data ini akan membentuk pola kerucut (makin ke atas makin sedikit). Untuk itu perlu ditetapkan himpunan data minimal (minimal data set) yang harus mengalir dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kabupaten, Dinkes Propinsi dan seterusnya sampai ke Pusat, dan sistem/mekanisme pencatatan dan pemanfaatan bersama (sharing) data dan informasi yang sesuai. 8. Dalam rangka SIKDA perlu dikembangkan pengamatan (surveilans) terhadap penyakit-penyakit dan gangguan-gangguan kesehatan serta keadaan-keadaan tertentu, seperti misalnya status gizi, kondisi lingkungan, dan persediaan obat. Pengamatan ini dapat dilakukan melalui daerah-daerah tertentu yang ditetapkan sebagai daerah sentinel. Pengembangan ini harus dilakukan dengan koordinasi Pusat Jaringan. 9. Dalam rangka SIKDA, bilamana perlu dapat dikembangkan pencatatan dan pelaporan program-program kesehatan khusus seperti pemberantasan malaria, pemberantasan tuberkulosis, pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat, dan lain-lain. Pengembangan ini harus dilakukan dengan koordinasi Pusat Jaringan. 10. Dalam rangka SIKDA perlu dikembangkan pencatatan dan pelaporan sumber daya dan administrasi kesehatan yang meliputi keuangan, tenaga,peralatan/perbekalan, dan sarana. Pengembangan ini harus dilakukan dengan koordinasi Pusat Jaringan.
15
M a t a K u l i a h : D O K U M E N TAS I K E P E R A WATAN
11. Dalam rangka SIKDA perlu dilaksanakan berbagai cara lain untuk pengumpulan data, yaitu melalui sensus, survei, dan lain-lain, untuk melengkapi data yang terkumpul secara rutin. Sensus, survei, dan lainlain tersebut terutama diselenggarakan di tingkat Pusat, tanpa menutup kemungkinan penyelenggaraannya di tingkat Dinkes Kabupaten dan Puskesmas. Pelaksanaannya dilakukan dengan koordinasi Pusat Jaringan. 12. Dalam rangka SIKDA perlu dikembangkan kerjasama lintas sektor untuk mengupayakan terselenggaranya Registrasi Vital di seluruh wilayah Kabupaten, yang sangat dibutuhkan bagi Statistik Vital Kesehatan. Pengembangan kerjasama ini menjadi kewajiban dari Pusat Jaringan SIKDA. 13. Sistem Informasi Kesehatan yang dikembangkan di setiap tingkat/unit harus dapat menyimpan data yang diperlukan oleh tingkat/unit yang bersangkutan dalam bentuk BANKDATA Kesehatan. Data yang tersimpan tersebut harus diolah secara berkala, paling sedikit setahun sekali, ke dalam bentuk Profil Kesehatan, dan secara sewaktu-waktu sesuai kebutuhan, ke dalam bentuk kemasan-kemasan informasi khusus. Pada saatnya, BANKDATA Kesehatan dan dlain-lain juga harus dapat diakses oleh mereka yang membutuhkan melalui interaksi komputer secara online. Akses ini harus tetap memperhatikan prinsip kerahasiaan yangg berlaku di bidang kesehatan dan kedokteran. 14. Profil Kesehatan diarahkan sebagai sarana untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian Kabupaten Pekalongan Sehat. Dalam rangka desentralisasi kesehatan, Profil Kesehatan diarahkan sebagai sarana perbandingan (benchmarking) antara satu daerah dengan daerah lain. Selain itu, bersama dengan BANKDATA Kesehatan, Profil Kesehatan juga diarahkan sebagai sarana penyedia data dan informasi untuk perencanaan, pengambilan keputusan, dan manajemen kesehatan. Semua data dan informasi, terutama dalam bentuk kemasan-kemasan khusus juga diperuntukkan bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dan masyarakat umum. 15. SIKDA adalah sistem informasi yang berhubungan dengan sistemsistem informasi dari berbagai program kesehatan daerah baik secara lokal puskesmas maupun semua lini unit kesehatan di seluruh
16
M a t a K u l i a h : D O K U M E N TAS I K E P E R A WATAN
Kabupaten Pekalongan dalam rangka kerjasama yang saling menguntungkan. 16. Pengembangan SIKDA dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan kemampuan dan dengan mendayagunakan kemajuan-kemajuan di bidang teknologi informatika. 17. Pengembangan SIKDA dilakukan dengan mengembangkan sumber daya dan infrastruktur informatika, dengan mengutamakan pengembangan sumber daya manusia (SDM). 18. Pengembangan SDM pengelola data dan informasi kesehatan dilaksanakan secara terpadu dengan pengembangan SDM kesehatan pada umumnya serta diarahkan untuk meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan. E. Strategi Strategi Pengembangan SIKDA adalah sebagai berikut: 1. Integrasi sub sistem informasi kesehatan yang ada. 2. Penyelenggaraan pengumpulan dan pemanfaatan bersama (sharing) data dan informasi terintegrasi. 3. Fasilitasi pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA). 4. Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk manajemen. 5. Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk masyarakat. 6. Pengembangan teknologi dan sumber daya informasi. Jadi bisa diambil kesimpulan bahwa Berjalannya sebuah sistem tidak bisa di pisahkan dari peranan para user pengelola SIKDA di tingkat puskesmas dan penekanan maksimal secara kontinyu oleh Kepala Puskesmas kepada semua pengguna Aplikasi, sehingga alir proses sebuah system dapat berjalan dengan baik apabila kesadaran itu telah tertanam dari semua pengguna pelayanan kesehatan
LATIHAN Petunjuk Pengisian: berikan soal latihan untuk memperdalam materi beserta kunci jawabannya atau tugas terstruktur.
17
M a t a K u l i a h : D O K U M E N TAS I K E P E R A WATAN
RANGKUM AN
Preeklampsia (toksemia gravidarum) adalah tekanan darah tinggi yang disertai dengan proteinuria (protein dalam air kemih) atau edema (penimbunan cairan), yang terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama setelah persalinan (Manuaba, 1998).
PENGKAJIAN 1.Identitas a. Identitas Pasien b. Identitas Penanggung Jawab 2.Keluhan Utama 3. Riwayat Kesehatan Sekarang 4.Riwayat Kesehatan Dahulu 5. Riwayat Kesehatan Keluarga 6. Pemeriksaan Fisik a. Pola persepsi dan tata laksana kesehatan b. Pola nutrisi dan metabolik c. Pola eliminasi d. Pola istirahat dan tidur e. Pola aktifitas dan latihan g. Pola sensori dan kognitif h. Pola reproduksi dan seksual i.
Pola hubungan dan peran
18
M a t a K u l i a h : D O K U M E N TAS I K E P E R A WATAN
j.
Pola penanggulangan stress
k. Pola tata nilai dan keyakinan 7. Pemeriksaan a. Keadaan umum b. Pemeriksaan laboratorium c. EEG (Elektro Enchepalografi) e. CT-Scan f. Pemeriksaan neurologis
ANALISA DATA DAN DIAGNOSA
Analisa Data Diagnosa
INTERVENSI
TES FORMATIF Setelah anda membaca seluruh materi kegiatan I dan kegiatan 2. Selanjutnya kerjakan soal berikut ini. Petunjuk Soal : Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu option jawaban yang benar pada lembar jawaban yang telah disediakan!
1.
Seorang perempuan, G1P0-0, UK 39 mgg, datang ke RB. Jam 07. 00 Mengeluh perutnya terasa kenceng-kenceng bertambah sering dan mengeluarkan lendir bercampur darah dari kemaluannya. Hasil pemeriksaan TTV normal, frekuensi his 3x45”, DJJ 130 x/mnt, Penurunan bagian terendah janin 3/5, pembukaan serviks 6 cm, effacement 80%, ketuban utuh, kepala janin H-II+. Apakah diagnosa pada pasien tersebut adalah ? a. Belum Inpartu b. Inpartu Kala III c. Inpartu kala II d. Inpartu Kala I Fase Laten e. Inpartu Kala I fase Aktif 19
M a t a K u l i a h : D O K U M E N TAS I K E P E R A WATAN
2.
Seorang perempuan usia 30 th, GIIIP20002, UK 38 mgg, kontrol ke RS. Bersalin dengan keluhan perut terasa kenceng-kenceng dan gerakan janin berkurang, mengeluaran bercak darah dari kemaluannya, hasil pemeriksaan USG dr. Obgyn yaitu; janin presentasi kepala, terdapat lilitan tali pusat, ketuban cukup, Plasenta menutupi sebagian jalan lahir, sehingga proses persalinan dilakukan secara SC. Apakah jenis persalinan pada kasus tersebut adalah ? a. Persalinan Postdate b. Persalinan Premature c. Persalinan Aterm d. Persalinan Serotinus e. Persalinan Immature 3. Persalinan normal merupakan pengeluaran hasil konsepsi dari uterus melalui jalan lahir yang terjadi melalui suatu proses secara bertahap yaitu: A. Pengeluaran Plasenta B. Observasi C. Pengeluaran Janin D. Pembukaan Serviks Tahapan yang benar dalam persalinan adalah: a. B-C-D-A b. C-D-A-B c. D-A-B-C d. C-B-A-D e. D-C-A-B
DAFTAR PUSTAKA
Gulardi H., Wiknjosastro, dkk., 2008, Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPKKR Johariyah, 2012, Asuhan Kebidanan Persalinan dan BBL : Trans Info Media, Jakarta.
20
M a t a K u l i a h : D O K U M E N TAS I K E P E R A WATAN
Manuaba, Ida Bagus Gde. (2010). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Bidan. Jakarta, EGC. Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obsteril Fisiologi. Jakarta: EGC. Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan Pelayanan Nasional: Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
A. B. C.
GLOSARIUM/SENARAI
Petunjuk Pengisian: Glosarium: daftar kata-kata khusus atau istilah penting Senarai: pustaka pelengkap yang digunakan memperkaya materi.
21