Setiap Perusahaan Akan Melalui Tahapan.docx

  • Uploaded by: nita
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Setiap Perusahaan Akan Melalui Tahapan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 718
  • Pages: 2
Setiap perusahaan akan melalui tahapan-tahapan siklus hidup selama perusahaan tersebut beroperasi. Siklus hidup perusahaan berturut-turut dimulai dari tahapan permulaan (introduction), partumbuhan (growth), kemapanan (maturity), dan akhirnya mengalami penurunan (decline) (Dickinson, 2011 dan Drake, 2015). Tahapan siklus hidup ini berkaitan langsung dengan pilihan strategi manajemen laba yang diambil manajer. Berdasarkan karakteristik aktivitas bisnis pada berbagai tahapan ini, perusahaan dalam tahap introduction dan growth lebih kecil kecendrungannya untuk melakukan manajemen laba guna menghindari laporan kerugian dikarenakan manajemen dalam tahap ini memiliki sedikit control terhdap pengeluaran dan akrual. Disi lain, pemegang saham lebih mengharapkan perusahaan dalam tahap-tahap ini befokus pada aktivitas-aktivitas inovasi dan pemasaran yang pada akhirnya kurang memacu manajemen untuk melakukan manajemen laba. Perusahaan pada tahap-tahap maturity dan decline sebaliknya memiliki kemampuan maupun intensif untuk melakukan manajemen laba. (Nagar,2017) Penelitian mengenai manajemen laba telah menghasilkan berbagai bukti empiris mengenai perilaku manajemen. Roychowdhury (2006) menemukan bukti yang kuat bahwa manajer melakukan laba berbasis akrual (accroual base earnings management/AEM) atau manajemen ;laba berbasis aktivitas riil (real activities based earning management / REM), atau kombinasi di antara keduanya. AEM berkaitan dengan keleluasaan dalam memanipulasi laba yang dimungkinkan oleh standard akuntansi yang berlaku tanpa memengaruhi arus kas perusahaan. Di sisi lain, REM mengacu kepada pengelolaan laba melalui penetaopan waktu dan strukturisasi dari berbagai pengeluaran terkait aktivitas operasional, investasi, dan pembiayaan yang berdampak langsung pada arus kas perusahaan (Ota, 2014). Gunny (2010) menyatakan REM dapat mengambil salah satu dari bentuk stratategi berikut: mengurangi biaya diskresioner riset dan pengembangan (R&D), mengurangi biaya diskresioner penjualan, umum dan administrative (SGA), penetapan waktu penjualan asset tetap untuk melaporkan keuntungan, serta melaporkan harga pokok penjualan yang lebih rendah melalui peningkatan produksi (overproduction/OP). Bentuk ketiga dari manajemen laba selain AEM dan REM adalah pergeseran klasifikasi (classification shifting/CS) dimana manajer secara oportunistik akan menggeser biaya-biaya dari harga pokok dan biaya operasi ke dalam kategori income-decreasing special items atau income decreasing discontinued operation (fan et al.2010) guna meningkatkan laba operasi atau laba inti. Tidak seperti halnya AEM dan REM, CS tidak berpengaruh terhadap laba secara keseluruhan maupun arus kas. Survey yang dilakukan oleh Graham, Harvey, dan Rajgopal (2005) menemukan bahwa sekitar 80 persen eksekutif melakukan pengurangan pengeluaran diskresioner baik itu dalam riset pengembangan, periklanan serta pemeliharaan dalam upaya mencapai target laba. Hal ini diperkuat oleh Roycowdhury (2006) yang dalam penelitiannya menemukan bahwa manajemen cenderung menghindari melaporkan kerugian melakukan realactivaties earning management. Motivasi di balik praktek ini antara lain untuk memperolehpinjaman tambahan atau mengurangi kemungkinan kebangkrutan, akuisisi atau takeover di samping untuk menghindari pelanggaran kontrak utang dan mempertahankan pekerjaannya. Akhir-akhir ini skandal akuntansi menjadi banyak pembicaraan di kalangan investor dan pengamat keuangan. Kasus manajemen laba di dunia barat antara lain skandal keuangan Enron dan WorldCom. Sejumlah eksekutif Enron terbukti telah melakukan manipulasi pembukuan melalui kantor akuntan public (KAP) Arthur Anderson yang menyebabkan laba Enron meningkat US$1 Miliar. Hal serupa juga terjadi pada WorldCom yang mengaku telah meningkatkan keuntungan sebesar US$3,85 Miliar antara periode Juni 2001 sampai dengan Maret 2002. Kasus di Asia antara lain terjadi pada Kanebo

dan Toshiba di Jepang masing-masing tahun 2005 dan 2015 dimana reaksi direksi mengaku telah menggelumbungkan laba di luar kewajaran (Simbolon, 2015). Di Indonesia, kasus manajemen laba yang menjurus pada fraud terjadi pada PT. Kimia Farma Tbk melakukan peningkatan mark up laporan keuangan (Dewi, 2015). Kasus lain adalah PPT. Lippo Tbk melakukan penerbitan laporan keuangan berbeda 3 versi. Dan yang paling baru yaitu kasus PT Inovisi Infracom (INVS) yang pada semester pertama 2014 mencatat pembayaran gaji pada karyawan Rp1,9 triliun, namun pada kuartal ketiga pembayaran gaji menurun menjadi Rp.59 miliar (www. bareksa.com, 2015). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Leuz, et al. (2003), Indonesia termasuk dalam kelompok Negara dengan perlindungan investor yang lemah. Di Asean sendiri, Indonesia berada pada tingkat pertama yang mempraktikkaan manajemen laba yang paling besar jika dibandingkan dengan Malaysia, Filipina, dan Thailand (Mambraku dan Basuki 2014 dalam Dewi, 2015). Kasus manajemenlaba yang terjadi menyebabkan menurunnya kepercayaan investor terhadap perusahaan. Factor-faktor yang mandorong manajer untuk melakukan manajemen laba baik dengan AEM mapun REM terus menjasi perhatian besarbagi penelitian di bidang akuntansi. Maka dari itu, penelitian ini berusaha untuk memperoleh bukti empiris perilaku manajemen dalam memilih strategi AEM dan REM pada perusahaan manufaktur di Indonesia. Secara spesifik, penelitian ini membahas bagaimana siklus hidup perusahaan mempengaruhi keputusan pemilihan AEM dan REM. Meski telah banyak dilakukan penelitian yang menganalisis puilihan strategi pada masing-masing tahapan kehidupan terkait AEM, REM, dan CS.

Related Documents


More Documents from "Muhammad Ridwan Ardiansyah"

August 2019 43
2013_201317adn(1).docx
April 2020 34
Bab Ii Fix.docx
June 2020 28
Habes Corpus Luis
August 2019 31