Senyawa aktif pada bawang putih (Allium sativum L) a. Organosulfur Terdapat 2 senyawa organosulfur yang penting dalam umbi bawang putih, yaitu asam amino non-volatile γ-glutamil-Salk(en)il-L-sistein, dan allin. Senyawa γ-glutamil-Salk(en)il-L-sistein merupakan senyawa intermediate biosintesis pembentukan allisin, senyawa tersebut terjadi reaksi enzimatis yang akan menghasilkan senyawa turunan yang melalui dua cabang reaksi, yaitu jalur pembentukan thiosulfinat dan s-allil sistein (SAS). Pada Jalur thiosulfinat akan dibentuk menjadi kelompok allil sulfida, dithiin, ajoene, dan senyawa sulfur lain.12
Jalur Pemecahan γ-glutamil-S-alk(en)il- L-sistein.13 bila bawang putih diolah, terdapat enzim yaitu, allinase yang akan mengubah allin menjadi allisin. Allisin secara cepat berubah menjadi bentuk lain seperti diallil sulfida (DAS), diallil disulfida (DADS), diallil trisulfida (DATS), dan adjoene. 13
Reaksi Pembentukan Senyawa Allil Sulfida. 15
b. Senyawa organosulfur larut air Pada bawang putih terdapat senyawa aktif yaitu, senyawa organasulfur yang larut air. Ekstraksi bawang putih dengan air ataupun alkohol mempunyai kandungan utama S-allil-L-sistein yang berasal dari γ-glutamyl-S-allilL-sistein, S- allil-sistein dan trans-S-I-propenyl-L-sistein. Derivat ini stabil dalam keadaan padat ataupun cair, pada kondisi
yang
netral
maupun
asam.
S-allil-sistein
memberikan proteksi terhadap oksidasi, radikal bebas, kanker, dan penyakit kardiovaskuler. S-allil-sistein secara in vitro menunjukkan sifat antioksidan. Sifat ini menunjukkan bahwa standarisasi preparat bawang putih menggunakan S-allil-sistein
sebagai marker kimia
dianggap benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah 13
Gambar 2.3 Reaksi Pembentukan Senyawa Allil Sulfida. 15
a. Senyawa organosulfur larut air Pada bawang putih terdapat senyawa aktif yaitu, senyawa organasulfur yang larut air. Ekstraksi bawang putih dengan air ataupun alkohol mempunyai kandungan utama S-allil-L-sistein yang berasal dari γ-glutamyl-S-allil-L-sistein, Sallil-sistein dan trans-S-I-propenyl-L-sistein. Derivat ini stabil dalam keadaan padat ataupun cair, pada kondisi yang netral maupun asam. S-allil-sistein memberikan proteksi terhadap oksidasi, radikal bebas, kanker, dan penyakit kardiovaskuler. Sallil-sistein secara in vitro menunjukkan sifat antioksidan. Sifat
ini menunjukkan bahwa standarisasi preparat bawang putih menggunakan S-allil- sistein sebagai marker kimia dianggap benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.13