Saya Punya 2.docx

  • Uploaded by: Ade Aulia Maretna
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Saya Punya 2.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,964
  • Pages: 15
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penilaian status gizi merupakan upaya menginterpretasikan semua informasi yang diperoleh melalui penilaian antropometri, konsumsi makanan, biokimia, dan klinik. Informasi ini digunakan untuk menetapkan status kesehatan perorangan atau kelompok penduduk yang dipengaruhi oleh konsumsi dan utilisasi zat gizi. Sistem penilaian status gizi dapat dilakukan dalam bentuk survei, surveilans, atau skrining. Penilaian status gizi perlu dilakukan untuk mengidentifikasikan penyakitpenyakit yang erat kaitannya dengan asupan gizi. Semakin maju ilmu pengetahuan mengenai hubungan antara status gizi dan penyakit, semakin pesat perkembangan ilmu pengetahuan mengenai indicator yang digunakan dalam mengukur tubuh manusia, semakin kuat pula keyakinan tentang perlunya dilakukan penilaian status gizi terhadap masyarakat secara teratur .

B. Tujuan Praktek Penentuan status gizi orang dewasa secara antopometri (WHR, lingkar perutdan tinggi lutut).

1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Gizi Gizi adalah merupakan subtansi organik yang dibutuhkan organisme untuk memulihkan fungsi normal tubuh seperti sistem tubuh, daya tahan tubuh dari virus maupun bakteri serta berperan dalam tubuhan. Gizi berasal dari kata berbahasa arab yaitu gizi yang artinya zat makanan. Dalam bahasa inggris gizi disebut juga dengan nutrisi yang berarti bahan makanan atau suatu zat gizi atau pun dapat diartikan sebagai ilmu gizi.

B. Pengertian Antropometri Antropometri adalah ilmu yang mempelajari berbagai ukuran tubuh manusia. Dalam bidang ilmu gizi digunakan untuk menilai status gizi. Ukuran yang sering digunakan adalah berat badan dan tinggi badan selain itu juga ukuran tubuh lainnya seperti lingkar lapisan lemak bawah kulit,tinggi lutut lingkar perut lingkar pinggul. Ukuran-ukuran antropometri tersebut bisa berdiri sendiri untuk menentukan

status

gizi

disbanding

baku

atau

berupa

imdeks

dengan

membandingkan ukuran lainnya seperti BB/U, BB/BT, TB/U (Sandjaja, 2010). Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi (Supariasi, 2001).

C. Rasio Lingkar Pinggang Dan Panggul(WHR) tidak secara akurat mencerminkan intra abdominal massa lemak. Banyaknya lemak dalam perut menunjukkan ada beberapa perubahan metabolisme, termasuk terhadap insulin dan meningkatnya produksi asam lemak bebas, dibanding dengan banyaknya lemak bawah kulit pada kaki dan tangan. Perubahan metabolisme memberikan gambaran tentang pemeriksaan penyakit yang berhubungan dengan perbedaan distribusi lemak tubuh. Ukuran yang umum digunakan adalah rasio lingkar pinggang-pinggul. Pengukuran lingkar pinggang dan pinggul harus

2

dilakukan oleh tenaga terlatih dan posisi pengukuran harus tepat, karena perbedaan posisi pengukuran harus tepat karena perbedaan posisi pengukuran memberikan hasil yang berbeda. Untuk memperoleh ukuran lingkar pinggang,tentukan terlebih dahulu bagian terbawah lengkung aorta dan Krista iliaka. Lingkar pinggang diukur melalui titik pertengahan antara kedua lengkung ini mengelilingi perut yang sejajar dengan tanah sementara subjek berdiri tegak dengan kaki direnggangkan selebar kira-kira 25-30 cm. sebelum pengukuran dilaksanakan subjek hendaknya berpuasa sepanjang malam. Rasio lingkar pinggang terhadap panggul (wrist-Hip ratio/WHR), pembagian ukuran lingkar pinggang dan panggul ialah cara sederhana dalam penentuan distribusi lemak baik dibawah kulit maupun pada jaringan perempuan. Pengukuran lingkar perut lebih member arti dibandingkan IMT dalam menentukan timbunan lemak didalam rongga perut (obesitas sentral) karena peningkatan timbunan lemak diperut tercemin dari meningkatnya lingkar perut menurut Azrul Azwar (2004) dalam tubuh sehat ideal dari segi kesehatan menyatakan bahwa “pengukuran antropometri lain yang sering digunakan adalah mengukur rasio lingkar perut dan lingkar pinggang (RLPP). Pada wanita RLPP yang disarankan <0,8 sedangkan pada laki-laki <1 penilaian RLPP ini cukup penting karena untuk mengetahui resiko menderita penyakit jantung. Seseorang dengan RLPP > 0,8 pada wanita dan > 1 pada laki-laki mempunyai resiko penderita penyakit jantung lebih besar dari yang RLPP nya dibawah ambang batas”. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Jose Morales (2004) dalam study of abdominal circumference proportions in fetuses with growth disorders menyatakan bahwa “lingkar perut adalah parameter yang paling berkorelasi dengan janin pertumbuhan. Pengukuran lingkar perut terbukti memiliki pertumbuhan dalam diagnosis gangguan pertumbuhan ini adalah parameter ultrasonographical (USG) janin yang terbaik berkorelasi dengan pertumbuhan janin”. Adapun penelitian lain yang menggunakan pengukuran massa ventrikel kiri yaitu menurut W. C. Chumlea (2009) dalam left ventricular mass, abdomeninal

3

circumference and age : the fels longitudinal study menyatakan bahwa “hubungan massa ventrikel kiri dan lingkar perut telah diperiksa hanya beberapa studi telah menggunakan lingkar perut telah sebagai variable kontinyu dan hal itu positif terkait dengan massa ventrikel kiri bahkan dengan adanya obesitas. IMB dan lingkar perut bukan tindakan diagnostik, namun lingkar perut berpotensi dari utilitas klinis yang lebih besar dibandingkan BMI dalam menggambarkan distribusi lemak dan obesitas terkait risiko kesehatan dan beberapa menggapnya sebagai risiko kesehatan yang penting indicator independ dari BMI mengukur massa ventrikel kiri adalah memakan waktu dan mahal intra-abdominal. Penggelembungan rasio pinggang pinggul (pria >1,0 dan wanita >0,85) menandakan penumpukan lemak dalam perut. Resiko yang diakibatkan oleh gumpalan lemak didalam perut memang lebih tinggi dibandingkan timbunan dibawah kulit karena aliran darah di daerah itu lebih tinggi. Pembesaran ukuran mencerminkan perubahan resiko penyakit degeneratif terutama kardiovaskuler meskipun resiko yang kemudian mungkin berlanjut tidak sama pada setiap populasi. Contohnya wanita kulit putih lebih kuat terkait dengan resiko PJK dan DM tipe 2 ketimbang wanita kulit hitam. Oleh karena itu, perlu dikembangkan “ambang batas” ukuran tersebut berdasarkan etnis dan jenis kelamin. Pada studi prospektif menunjukkan bahwa rasio pinggang dan pinggul berhubungan erat dengan penyakit kardiovaskuler. Rata-rata rasio lingkar pinggang dan pinggul penderita penyakit kardiovaskuler dengan orang yang sehat adalah 0,938 dan 0,9251. Menurut A. Miranda Fredriks (2004) dalam Are age references for waist circumference and waits-hip ratio in dutch children useful in clinical practice menyatakan bahwa “WHR adalah ukuran tubuh secara keseluruhan relative distribusi lemak dan telah banyak digunakan pada orang dewasa. Mirip dengan situasi berkaitan dengan lingkar pinggang tidak ada konsesus tentang cut-off batas terbaik untuk WHR dalam satu penelitian disarankan untuk menggunakan rasio tinggi : 0,94 ke >1,0 untuk pria dan >0,80 sampai >0,90 untuk wanita, karena ini dikaitkan dengan peningkatan risiko kardiovaskuler penyakit dan kematian. Pada

4

anak-anak bagaimanapun nilai prognostik WHR tampak rendah dibandingkan kelingkar pinggang dan tinggi lutut.

5

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktek ini adalah : Hari/tgl

: Selasa, 13 Desember 2016

Waktu

: 10 . 15

Tempat

: RPS SMKN 1 Sindue

B. Alat Dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktek ini adalah : 1. Pita lila 2. Buku dan pulpen

C. Prosedur Kerja 1. Tinggi lutut a. Meminta responden duduk dengan salah satu kaki di tekuk sehingga membentuk sudut 90⁰ b. Meminta kaki responden di letakkan diatas alat pengukur tinggi lutut dan pastikan kaki responden membentuk sudut 90⁰ dengan melihat kelurusannya pada alat ukur. c. Dibaca dengan sedikit menjongkok sehingga mata pembaca tepat berada pada angka yang ditunjukkan oleh alat ukur catat tinggi lutut pada skala 0,1 cm terdekat

6

2. WHR a. Lingkar pinggang 1) Meminta responden menggunakan pakaian yang longgar (tidak menekan) sehingga alat ukur dapat diletakkan dengan sempurna sebaiknya pita pengukur tidak berada diatas pakaian yang digunakan 2) Meminta responden berdiri tegak dengan perut dalam keatas rileks 3) Pengukur menghadap kesubjek dan meletakkan alat ukur melingkar pinggang secara horizontal dimana merupakan bagian paling kecil dari tubuh atau pada bagian tulang rusuk paling akhir 4) Mengukur dilakukan diakhir dari ekspresi yang normal dan alat ukur tidak menekan kulit 5) Dibaca dengan teliti hasil pengukuran pada pita hingga 0,1 cm terdekat b. Lingkar panggul 1) Meminta responden menggunakan yang tidak terlalu menekan 2) Meminta responden berdiri tegak dengan kedua lengan berbeda pada kedua sisi tubuh dan kaki rapat 3) Ditetapkan titik ujung lengkung tulang pangkal paha/panggul 4) Ditetapkan titik tengah diantara titik tulang rusuk terakhir titik ujung lengkuk tulang pangkal paha/panggul dan tandai titik tengah tersebut dengan alat tulis 5) Meminta responden untuk berdiri tegak dan bernafas dengan normal (ekspirasi normal)

7

6) Melakukan pengukuran lingkar perut dimulai/diambil dari titik tengah kemudian secara sejajar horizontal melingkar pinggang dan perut kembali menuju titik tengah diawal pengukuran

8

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Adapun hasil pengukuran pada praktikum ini adalah : NO

NAMA

JK UMUR LPI LPA TL

WHR

KET

1.

Hasna

P

24 thn

76

85

46

0,89

Tinggi

2.

Hatia

P

27 thn

27

86

47

0,83

Sedang

3.

Ifa

P

28 thn

86

93

49

0,92

Tinggi

4.

Sukma

P

24 thn

85

98

49

0,86

Tinggi

5.

Mizwar

L

29 thn

90

94

50

0,93

Tinggi

6.

Hafid

L

30 thn

73

88

51

0,82

Tinggi

B. Pembahasan Dari hasil pengukuran diatas diperoleh bahwa Hasna : LPI= 76, LPA= 85, TL= 46 dan WHR= 0,89. Dari hasil WHR tersebut, Hasna memiliki resiko tinggi terkena penyakit kardiovaskuler. Hatia : LPI= 27, LPA= 86, TL=47 dan WHR= 0,83. Dari hasil WHR tersebut, Hatia memiliki resiko sedang terkena penyakit kardiovaskuler. Ifa : LPI= 86, LPA= 93, TL= 49 dan WHR= 0,92. Dari hasil tersebut, Ifa memiliki resiko tinggi terkena penyakit kardiovaskuler. Sukma : LPI= 90, LPA= 94, TL= 49 dan WHR= 0,86. Dari hasil tersebut, Sukma memiliki resiko tinggi terkena penyakit kardiovaskuler. Mizwar : LPI= 90, LPA= 94, TL=50 dan WHR= 0,93. Dari hasil tersebut, Mizwar memiliki resiko tinggi terkena penyakit kardiovaskuler. Hafid : LPI= 73, LPA= 88, TL= 51 dan WHR= 0,82. Dari hasil tersebut, Hafid memiliki resiko tinggi terkena penyakit kardiovaskuler. Penentuan status gizi seseorang dapat diketahui dengan melakukan pengukuran lingkar perut rasio, lingkar pinggang dan lingkar panggul, tinggi

9

lutut. Pengukuran ini juga kita dapat mengetahui tinggi badan responden dan resiko dari penyakit kekurangan energi kronik dan obesitas. Jika seseorang memiliki bentuk atau ukuran tubuh yang berlebihan seperti lingkar pinggang, lingkar panggul, dan tinggi lutut yang besar (obesitas), maka sangat tinggi resiko orang tersebut terkena penyakit kardiovaskuler. Lingkar Dalam memantau resiko kegemukan adalah dengan mengukur lingkar perut ukuran lingkar perut yang baik yaitu tidak lebih dari 90 cm untuk laki-laki tidak lebih dari 80 cm untuk perempuan, pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui penyakit obesitas sentral pada lingkar perut seseorang. Parameter pengukuran yang digunakan adalah lingkar perut, dari hasil pengukuran lingkar perut seseorang yaitu 69 cm, ini menunjukan bahwa seseorang memiliki lingkar perut yang normal dan resiko untuk terkena penyakit obesitas sentral sangat rendah.

10

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa ukuran lingkar perut, dan tinggi lutut saling berkaitan untuk dapat memicu penyakit kardiovaskuler. Penentuan status gizi seseorang dapat diketahui dengan melakukan pengukuran lingkar perut rasio, lingkar pinggang dan lingkar panggul, tinggi lutut. Pengaruh besar lingkar pinggul, lingkar panggul dan tinggi lutut sangat berkaitan. Semakin besar bentuk tubuh kita maka akan semakin besar juga resiko yang dialami.

B. Saran Dengan melakukan aktifitas fisik atau berolahraga yang rutin, jantung kita akan berdenyut lebih cepat maka aliran darah yang kaya akan oksigen keseluruh tubuh juga akan meningkat jumlah kolestrol baik akan meningkat sedangkan kolestrol jahat akan menurun. Selain itu, berolahraga juga membantu kita menurunkan berat badan.

11

DAFTAR PUSTAKA

Azrul Azwar, 2004. Pengantar pendidikan kesehatan. Binarupa: Jakarta Supariasa bakri. B, fajar I, 2001. Penilaian status gizi. EGC: Jakarta Sandjaja, 2010. Antopometri. Erlangga: Jakarta

12

KATA PENGANTAR

Puji syukur terhadap tuhan yang Maha Esa yang telah membantu kami dalam menyelesaikan laporan gizi dasar yang berjudul “Praktek perhitungan status gizi (WHR, lingkar perut, tinggi lutut)”. Dalam laporan ini menjelaskan tentang perhitungan status gizi dengan cara mengukur (WHR, lingkar perut, tinggi lutut). Laporan ini bisa terbentuk karena di bimbing oleh Ibu Diflayanti Rahmatika Skm sebagai guru mata pelajaran gizi dasar. Apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam menyusun laporan ini, harap dimaklumi karena kami juga seorang siswa-siswi yang sedang belajar. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna bagi kami sendiri dan orang lain yang membacanya.

Masaingi, Desember 2016

Penulis

ii 13

DAFTAR ISI

HAL JUDUL

HAL

KATA PENGANTAR ………………………………………………

ii

DAFTAR ISI………………………………………………………….

iii

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG……………………………………….

1

B. TUJUAN PERAKTEK………………………………………

1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN GIZI………………………………………...

2

B. PENGERTIAN ANTROPOMETRI………………………..

2

C. RASIO LINGKAR PINGGANG DAN PINGGUL…..…...

2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT…………………………………...

6

B. ALAT DAN BAHAN………………………………………..

6

C. PROSEDUR KERJA…………………………………….….

6

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL………………………………………………………..

9

B. PEMBAHASAN……………………………………………

10

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN…………………………………………….

12

B. SARAN…….……..…………………………………………

12

DAFTAR PUSTAKA

iii 14

15

Related Documents

Saya Punya 2.docx
June 2020 6
Saya
November 2019 65
Wan Punya
October 2019 38
Punya Yanti.docx
June 2020 24
Punya Ekeuh.docx
April 2020 28
Punya Tiwi.docx
June 2020 23

More Documents from "Rayhan Fadilah"