SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan
: Thalasemia
Sasaran
: Orang Tua Anak
Tempat
: Ruang Anak RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG
Tanggal Pelaksanaan
: 22 Maret 2019
Waktu
: 09.00 – 09.30
A. Latar Belakang Talasemia merupakan salah satu jenis anemia hemolitik dan merupakan penyakit keturunan yang diturunkan secara autosomal yang paling banyak dijumpai di Indonesia dan Italia. Enam sampai sepuluh dari setiap 100 orang Indonesia membawa gen penyakit ini. Pada talasemia terjadi kelainan pada gengen yang mengatur pembentukan dari rantai globin sehingga produksinya terganggu. Gangguan dari pembentukan rantai globin ini akan mengakibatkan kerusakan pada sel darah merah yang pada akhirnya akan menimbulkan pecahnya sel darah tersebut. Berdasarkan dasar klasifikasi tersebut, maka terdapat beberapa jenis talasemia, yaitu talasemia alfa, beta, dan delta. Berdasarkan data yang di dapatkan penyakit thalasemia adalah penyakit anak yang banyak di temui saat sekarang ini. Di RSUP. Dr. M. Djamil padang anak yang menderita penyakit thalasemia tahun 2018-2019 yaitu sebanyak 93
orang. Saat dilakukan pengkajian pada orang tua pasien yang menderita penyakit thalasemia 4 dari 6 keluarga pasien mengatakan tidak mengetahui apa itu penyakit thalasemia dan tanda-tanda penyakit thalasemia. Orang tua mengatakan tanda-tanda thalasemia yang di derita anaknya hanya tanda-tanda penyakit biasa, dan hanya membawa anak berobat ke penyakit kampung saja, dan membawa anak ke rumah sakit ketika penyakit anak sudah parah dan harus segera transfusi darah dikarenakan Hb yang sangat rendah < 6 g/dl. Bahkan beberapa orang tua tidak mengetahui bahwa dirinya sendiri menderita penyakit thalasemia dikarenakan tidak terpapar informasi mengenai penyakit thalasemia.
B. Tujuan Instruksional Umum Setelah dilakukan penyuluhan orang tua dapat mengetahui tentang penyakit thalasemia.
C. Tujuan Instruksional Khusus Setelah dilakukan penyuluhan orang tua dapatmengetahui tentang : 1. Orang tua dapat menjelaskan pengertian thalasemia pada anak. 2. Orang tua dapat menjelaskan penyebab thalasemia pada anak 3. Orang tua dapat menjelaskan tanda dan gejala thalasemia pada anak. 4. Orang tua dapat merawat klien yang mengalami thalasemia
D. Kegiatan Penyuluhan a) Topik dan Judul Kegiatan Penyuluhan kesehatan tentang penyakit thalasemia
b) Sasaran Orang Tua yang anaknya dirawat di ruangan anak RSUP.Dr. M. Djamil Padang c) Metode
Ceramah
Diskusi
Tanya Jawab
d) Media
Leaflet
Power Point
e) Waktu dan Tempat
Waktu
: Jumat, 22 Maret 2019
Pukul
: 09.00 – 09.30
Tempat
: RSUP. Dr. M. Djamil Padang
f) Setting Tempat
Keterangan :
: Media : Fasilitator : Peserta Penyuluhan : Presentator : Dokumentasi : Moderator : Observer dan Notulen
: Pembimbing Klinik dan CI
g) Pengorganisasian 1) Penanggung jawab
: Yulinar Agustina
Mengkoordinasi persiapan dan pelaksanaan pertemuan dengan orang tua anak 2) Moderator : Suci Indah Putri a. Membuka acara b. Menyampaikan susunan acara c. Membuat kontrak waktu d. Memimpin jalannya penyuluhan
e. Mengarahkan alur penyuluhan f. Memperkenalkan anggota kelompok dengan klien g. Mengajukan pertanyaan/mengevaluasi peserta penyuluhan h. Menyimpulkan materi tentang penyuluhan i. Menutup acara 3) Presenter: Uci Ramadhani Anwar a. Menyampaikan latar belakang masalah. b. Menyampaikan materi tentang penyakit thalasemia c. menjawab pertanyaan peserta penyuluhan 4) Observer dan Notulen : Medhia Iqlima, Nana Arfi Surya. a. Mengamati proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir. b. Membuat laporan hasil penyuluhan penyakit thalasemia 5) Fasilitator : Muthia Syedza, Silvina Esa Putri, Ranti Anggasari, dan Erni Cahaya Yanti Gea, Tiara Yalita a. Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya penyuluhan. b. Memfasilitasi peserta untuk berperan aktif selama pertemuan. 6) Dokumentasi : Yara Agustin a. Mendokumentasikan acara b. Membuat media utuk penyuluhan
h) Susunan Acara
No 1
2
Waktu
Kegiatan penyuluhan
3 menit
Pembukaan
20 menit
Mengucapkan salam Menjelaskan tujuan pertemuan Menjelaskan susunan acara Membuat kontak waktu Perkenalan mahasiswa dengan peserta Menyebutkan materi yang disampaikan Pelaksanaan
3
7 menit
Kegiatan peserta
Menjawab salam Mendengarkan dan memperhatikan Menyepakati kontrak Berkenalan
Mendengarkan dan memperhatikan
Review pengetahuan tentang penyakit thalasemia Reinforcement positif kepada orang tua pasien Menjelaskan tentang : - Pengertian thalasemia pada anak. - Penyebab thalasemia pada anak - Tanda dan gejala thalasemia pada anak. - Cara merawat klien yang mengalami thalasemi
Menjawab pertanyaan Menerima reinforcement Mendengarkan dan menyimak pembicaraan
Penutup
Meminta orang tua untuk mengulang kembali apa yang disampaikan pembicara, meliputi : - Pengertian thalasemia pada anak. - Penyebab thalasemia pada anak - Tanda dan gejala thalasemia pada anak. - Cara merawat klien yang mengalami thalasemi Membuat kesimpulan Mengucapkan terimakasih atas waktu yang diluangkan, perhatian serta peran aktif pasien selama mengikuti kegiatan penyuluhan
Mendengarkan kesimpulan Mendengarkan dan membalas ucapan terimakasih
i) Evaluasi 1. Struktur
Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan.
Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan.
Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
2. Proses
Semua peserta yang hadir mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
Paling tidak 2 orang peserta yang hadir berperan aktif dalam mengajukan pertanyaan dan mengemukakaan pendapat selama diskusi berlangsung.
Tidak ada peserta yang keluar masuk selama acara berlangsung.
3. Hasil Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan
Orang tua dapat menjelaskan pengertian thalasemia pada anak.
Orang tua dapat menjelaskan penyebab thalasemia pada anak
Orang tua dapat menjelaskan tanda dan gejala thalasemia pada anak.
Orang tua dapat merawat klien yang mengalami thalasemi
Lampiran Materi THALASEMIA A. Pengertian halasemia adalah penyakit anemia hemolitik dimana terjadi kerusakan sel darah merah (eritrosit) sehingga umur eritrosit pendek (kurang dari 100 hari), yang disebabkan oleh defesiensi produksi satu, yang diturunkan dari kedua dan atau lebih dari satu jenis rantai orang tua kepada anakanaknya secara resesif
B. Etiologi Thalasemia adalah faktor genetik (herediter). Thalasemia merupakan penyakit anemia hemolitik dimana terjadi kerusakan sel darah merah didalam pembuluh darah sehingga umur eritrosit menjadi pendek (kurang dari 100 hari). Penyebab kerusakan tersebut karena hemoglobin yang tidak normal (hemoglobinopatia ) dan kelainan hemoglobin ini karena adanya gangguan pembentukan yang disebabkan oleh: -
Gangguan struktural pembentukan hemoglobin (hemoglobin abnormal) misalnya: Pada HBS,HbF, HbD.
-
Gangguan jumlah (salah satu atau beberapa ) rantai globin seperti pada thalasemia.
C. Gambaran Klinis 1. Thalasemia mayor (Thalasemia homozigot)
Anemia berat menjadi nyata pada umur 3 – 6 bulan setelah lahir dan tidak dapat hidup tanpa ditransfusi. Pembesaran hati dan limpa terjadi karena penghancuran sel darah merah berlebihan, haemopoesis ekstra modular dan kelebihan beban besi. Limpa yang membesar meningkatkan kebutuhan darah dengan menambah penghancuran sel darah merah dan pemusatan (pooling) dan dengan menyebabkan pertambahan volume plasma. Perubahan pada tulang karena hiperaktivitas sumsum merah berupa deformitas dan fraktur spontan, terutama kasus yang tidak atau kurang mendapat transfusi darah. Deformitas tulang, disamping mengakibatkan muka mongoloid, dapat menyebabkan pertumbuhan berlebihan tulang prontal dan zigomatin serta maksila. Pertumbuhan gigi biasanya buruk. Gejala lain yang tampak ialah anak lemah, pucat, perkembanga fisik tidak sesuai umur, berat badan kurang, perut membuncit. Jika pasien tidak sering mendapat transfusi darah kulit menjadi kelabu serupa dengan besi akibat penimbunan besi dalam jaringan kulit. 2. Thalasemia intermedia Keadaan klinisnya lebih baik dan gejala lebih ringan dari pada Thalasemia mayor, anemia sedang (hemoglobin 7 – 10,0 g/dl) Gejala: deformitas tulang, hepatomegali dan splenomegali, eritropoesis ekstra medular dan gambaran kelebihan beban besi nampak pada masa dewasa. 3. Thalasemia minor atau troit ( pembawa sifat) Umumnya tidak dijumpai gejala klinis yang khas, ditandai oleh anemia mikrositin, bentuk heterozigot tetapi tanpa anemia atau anemia ringan
D. Perawatan Anak dengan Thalasemia 1. Bantu anak dalam aktivitas sehari-hari yang melebihi toleransi anak 2. Berikan anak aktivitas pengalihan misalnya bermain 3. Berikan anak periode tidur dan istirahat sesuai kondisi dan usia 4. Berikan lingkungan yang menyenangkan, bersih dan rileks pada saat makan misalnya makan ditaman 5. Batasi makan-makanan yang banyak mengandung Fe : seperti bayam, kangkung, pepaya dll 6. Tingkatkan masukan peroral pada anak 7.
Berikan makanan yang bergizi (TKTP)
8. Berikan minuman yang bergizi pada anak misalnya susu 9. Berikan anak porsi makan yang sedikit tapi sering 10. Berika lauk yang bervariasi misalnya: pagi telur siang daging 11. Berikan suplement atau vitamin pada anak 12. Berikan makanan yang disukai anak yang mengandung protein