SATUAN ACARA PENYULUHAN “PROSES PENUAAN PADA LANJUT USIA”
Oleh :
NEFRI ARSHINTA DEWI MUMPUNI PUTRI A. ARIK KURNIAWATI ALIFDA LILIK NUR F. WAHYU PUJI LESTARI
Program Studi S1 Keperawatan FakultasIlmuKesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo 2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik
: Proses penuaan pada lanjut usia
Pokok Pembahasan
:Definisi, proses menua, faktor yang mempengaruhi proses menua, perubahan pada lansia
Sasaran
: Lansia
Tempat
: Karangan, Badegan
Hari/Tanggal
: Sabtu, 21 Oktober 2017
Pukul
: 07.00 – 07.30 WIB
Waktu
: 30 menit
Penyuluh
: Mahasiswa S1 Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Ponorogo
I.
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Pada akhir proses penyuluhan, lansia dapat mengetahui dan memahami tentang proses
penuaan
yang
meliputi
pengertian,
proses
menua,
faktor
mempengaruhi proses menua, dan perubahan pada lansia II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah mengikuti penyuluhan, 30 menit maka diharapkan lansia mampu : Memahami materi dengan cara : a. Menjelaskan pengertian penuaan b. Menjelaskan proses menua c. Menyebutkan faktor yang mempengaruhi proses menua d. Meyebutkan perubahan pada lansia
III. MATERI Terlampir
IV. METODE 1. Ceramah 2. Tanya Jawab
yang
V.
SETTING TEMPAT
Keterangan: : LCD Proyektor : Pemateri/ Penyuluh : Peserta : Moderator : Observer : Fasilitator
VI. PENGORGANISASIAN Mahasiswa S1 Keperawatan FIK Unmuh Ponorogo Moderator
:
Penyaji
:
Fasilitator
:
Observer
:
VII. MEDIA
LCD Proyektor
Laptop
Leaflet
VIII. KEGIATAN PENYULUHAN N O 1.
WAKTU
KEGIATAN
KEGIATAN
MEDIA DAN
PENYULUH
PESERTA
METODE
5
Pembukaan :
Menit
Membuka
Ceramah kegiatan Menjawab
dengan mengucapkan
salam
salam. Menjelaskan
tujuan Mendengarkan Memperhatikan
dari penyuluhan Menyebutkan materi yang akan diberikan 2.
15 Menit
Memperhatikan
Pelaksanaan :
Ceramah
Menjelaskan tentang Memperhatikan
dengan
pengertian
menggunakan
penuaan
media Power
pada lansia Menjelaskan
proses Mendengarkan
Point
menua Menjelaskan yang
faktor
mempengaruhi
penuaan Menjelaskan tentang perubahan
yang
terjadi pada lansia Memberi kesempatan Bertanya kepada peserta untuk
menjawab
bertanya.
pertanyaan
dan
yang diajukan 3.
5 Menit
Evaluasi :
Tanya jawab
Menanyakan kepada Menjawab peserta materi
tentang yang
telah
pertanyaan
diberikan 4.
5
Terminasi :
Ceramah
Menyampaikan
Menit
Mendengarkan Menjawab
Kesimpulan Mengucapkan
salam
salam
penutup
IX. KRITERIA EVALUASI 1. Evaluasi Struktur
Lansia berkumpul di Balai Desa Karangan, Badegan
Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Balai Desa Karangan, Badegan
Kesiapan SAP
Kesiapan media: Leaflet
2. Evaluasi Proses
Lansia antusias terhadap materi penyuluhan
Tidak ada lansia yang meninggalkan tempat saat penyuluhan
Lansia mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
3. Evaluasi Hasil
Lansia mengetahui dan paham tentang pengertian penuaan, proses menua, faktor yang mempengaruhi proses menua, dan perubahan pada lansia.
MATERI PROSES PENUAAN PADA LANSIA
A. Definisi
Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur serta fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas ( termasuk infeksi ) dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Menua adalah suatu proses yang terus menerus berlanjut secara alamiah dan merupakan bagian normal dari masa pertumbuhan dan perkembangan dimana menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Lanjut usia meliputi:
Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.
Lanjut usia (elderly) = antara 60 dan 74 tahun
Lanjut usia tua (old) = antara 75 dan 90 tahun
Usia sangat tua (very old) = diatas 90 tahun
B. Proses Menua Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan. Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memeperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita . Proses menua bukan merupakan suatu penyakit, melainkan suatu masa atau tahap hidup manusia, yaitu; bayi, kanak-kanak, dewasa, tua, dan lanjut usia. Orang mati bukan karena lanjut usia tetapi karena suatu penyakit, atau juga suatu kecacatan. Akan tetapi proses menua dapat menyebabkan berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh. Walaupun demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia. Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa. Misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf, dan jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit. Sebenarnya tidak ada batas yang tegas, pada usia berapa penampilan seseorang mulai menurun. Pada setiap orang, fungsi fisiologis alat tubuhnya sangat berbeda, baik dalam hal pencapaian puncak maupun menurunnya.
C. Faktor yang Mempengaruhi Proses Menua 1. Hereditas atau genetik/keturunan 2. Nutrisi atau makanan 3. Status kesehatan 4. Stress atau banyak pikiran 5. Lingkungan 6. Pengalaman hidup
D. Perubahan yang Terjadi pada Lanjut Usia 1. Perubahan Fisik Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai kesemua sistem organ tubuh, diantaranya sistem pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh, muskuloskeletal, gastrointestinal, genito urinaria, endokrin dan integumen. a. Sistem pernafasan pada lansia. 1) Otot pernafasan kaku dan kehilangan kekuatan, sehingga volume udara inspirasi berkurang, sehingga pernafasan cepat dan dangkal. 2) Penurunan aktivitas silia menyebabkan penurunan reaksi batuk sehingga potensial terjadi penumpukan sekret. 3) Penurunan aktivitas paru ( mengembang & mengempisnya ) sehingga jumlah udara pernafasan yang masuk keparu mengalami penurunan, kalau pada pernafasan yang tenang kira kira 500 ml. 4) Alveoli semakin melebar dan jumlahnya berkurang ( luas permukaan normal 50m²), Ù menyebabkan terganggunya proses difusi. 5) Penurunan oksigen (O2) Arteri menjadi 75 mmHg menggangu prose oksigenasi dari hemoglobin, sehingga O2 tidak terangkut semua kejaringan. 6) CO2 pada arteri tidak berganti sehingga komposisi O2 dalam arteri juga menurun yang lama kelamaan menjadi racun pada tubuh sendiri. 7) kemampuan batuk berkurang, sehingga pengeluaran sekret & corpus alium dari saluran nafas berkurang sehingga potensial terjadinya obstruksi.
b. Sistem persyarafan. 1) Cepatnya menurunkan hubungan persyarafan. 2) Lambat dalam merespon dan waktu untuk berfikir. 3) Mengecilnya syaraf panca indera. 4) Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya syaraf pencium & perasa lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin. c. Penglihatan 1) Kornea lebih berbentuk skeris. 2) Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar. 3) Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa). 4) Meningkatnya ambang pengamatan sinar : daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, susah melihat dalam cahaya gelap. 5) Hilangnya daya akomodasi. 6) Menurunnya lapang pandang & berkurangnya luas pandang. 7) Menurunnya daya membedakan warna biru atau warna hijau pada skala. d. Pendengaran. 1) Presbiakusis (gangguan pada pendengaran) : 2) Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara, antara lain nada nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata kata, 50 % terjadi pada usia diatas umur 65 tahun. 3) Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis. 4) Terjadinya pengumpulan serumen, dapat mengeras karena meningkatnya kreatin. e. Pengecap dan penghidu. 1) Menurunnya kemampuan pengecap. 2) Menurunnya kemampuan penghidu sehingga mengakibatkan selera makan berkurang. f. Peraba. 1) Kemunduran dalam merasakan sakit. 2) Kemunduran dalam merasakan tekanan, panas dan dingin. g. Sistem cardiovaskular lansia
1) Katub jantung menebal dan menjadi kaku. 2) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % pertahun sesudah berumur 20 tahun. Hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya. 3) Kehilangan elastisitas pembuluh darah. 4) Kurangnya efektifitasnya pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur keduduk ( duduk ke berdiri ) bisa menyebabkan
tekanan
darah
menurun
menjadi
65
mmHg
(
mengakibatkan pusing mendadak ). 5) Tekanan darah meningkat akibat meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer (normal ± 170/95 mmHg ). h. Sistem genito urinaria 1) Ginjal, Mengecil dan nephron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal menurun sampai 50 %, penyaringan diglomerulo menurun sampai 50 %, fungsi
tubulus
berkurang
akibatnya
kurangnya
kemampuan
mengkonsentrasi urin, berat jenis urin menurun proteinuria ( biasanya + 1 ) ; BUN meningkat sampai 21 mg % ; nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat. 2) Vesika urinaria / kandung kemih, Otot otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekwensi BAK meningkat, vesika urinaria susah dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga meningkatnya retensi urin. 3) Pembesaran prostat ± 75 % dimulai oleh pria usia diatas 65 tahun. 4) Atropi vulva. 5) Vagina, Selaput menjadi kering, elastisotas jaringan menurun juga permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya lebih alkali terhadap perubahan warna. 6) Daya sexual, Frekwensi sexsual intercouse cendrung menurun tapi kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus. i. Sistem pencernaan
1) Kehilangan gigi, Penyebab utama adanya periodontal disease yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk. 2) Indera pengecap menurun, Adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir, atropi indera pengecap (± 80 %), hilangnya sensitivitas dari syaraf pengecap dilidah terutama rasa manis, asin, asam & pahit. 3) Esofagus melebar. 4) Lambung, rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun ), asam lambung menurun, waktu mengosongkan menurun. 5) Peristaltik lemah & biasanya timbul konstipasi. 6) Fungsi absorbsi melemah ( daya absorbsi terganggu ). 7) Liver ( hati ), Makin mengecil & menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya aliran darah. j. Sistem muskuluskeletal 1) Tulang kehilangan densikusnya, mudah rapuh. 2) Resiko terjadi fraktur. 3) Kyphosis. 4) Persendian besar & menjadi kaku. 5) Pada wanita lansia > resiko fraktur. 6) Pinggang, lutut & jari pergelangan tangan terbatas. 7) Pada diskus intervertebralis menipis dan menjadi pendek ( tinggi badan berkurang ).
DAFTAR PUSTAKA
Anonym. Panduan Gerontologi, Jakarta: EGC
Nugroho, W. 2000. Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta : EGC Pringgoutumo, dkk. 2002. Buku Ajar Patologi 1 (umum), Edisi 1. Jakarta. Sagung Seto. Sutisna Hilawan 1992, Patologi, Jakarta, Bagian Patologi Anatomi FKUI.